Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

FACEBOOK (bisa) MEMBUNUHMU

Purnomo's picture

Ketika seseorang di gerejaku masuk nominasi calon Pengurus Remaja, aku terkejut. Dia memang aktif di gereja, juga di pesbuk. Hanya saja karakternya di duta dan dumay bertolak belakang. Di dumay dia gemar mengaplot humor-humor cabul.


               (1) Ketika seseorang di gerejaku masuk nominasi calon Pengurus Remaja, aku terkejut. Dia memang aktif di gereja, juga di pesbuk. Hanya saja karakternya di duta dan dumay bertolak belakang. Di dumay dia gemar mengaplot humor-humor cabul walau beberapa remaja gereja yang jadi friendnya sudah sering mengritisinya. Aku print humor-humornya dan aku berikan kepada penatua yg mengurusi Remaja unt menjadi bahan pertimbangan. Dia batal dicalonkan.

               (2) Dia anggota gerejaku dan sedang jadi calon pendeta di kota lain. Sebelumnya dia capen di gerejaku, tapi gagal. Seorang teman memberitahuku bahwa di pesbuk dia membuat sebuah grup rahasia di mana dia menjelek-jelekkan bahkan melecehkan pengurus-pengurus gerejaku dengan kata-kata yang tidak pantas ditulis oleh seorang Kristen. Aku sedih sekali. Almarhum ayahnya temanku. Hampir 3 tahun dia meninggalkan kuliah teologi padahal tinggal membuat skripsi saja. Dia lebih suka berdagang. Aku ikut mendorongnya untuk menyelesaikan kuliahnya, bahkan ikut membantunya mengumpulkan bahan skripsinya.

            Suatu hari Minggu dia hadir di gerejaku bersama ibunya. Selesai ibadah aku menemuinya dan langsung menyemprotnya.
            "Kamu ini sudah sarjana teologi tetapi kok ya masih goblok banget. Kamu kira kalau grup pesbukmu sudah dilabel rahasia tidak bisa bocor? Apalagi kalau membernya sudah 128 orang. Aku tidak jadi membermu, tetapi bisa masuk ke dalamnya. Kamu ini calon pendeta, tidak pantas melecehkan orang-orang di sini hanya karena sakit hati. Apa jadinya kalau majelis gereja tempat kamu dicalonkan jadi pendeta membaca makian-makianmu itu? Sebetulnya kamu ini niat jadi pendeta atau tidak? Aku minta rapat pleno majelis di sini unt membahas kritikanmu itu, karena beberapa penatua di sini terlibat di dalamnya."

            "Lalu respon majelis di sini apa Oom?"
            "Mereka bilang, ternyata mereka tidak salah membatalkan pencalonanmu di sini. Karaktermu  jelek dan pesbukmu itu jadi buktinya. Rasanya aku ingin meninju mukamu," kataku geram di depan mamanya.
            Kemudian aku dengar dia tidak lulus dalam ujian kependetaannya. Nilainya jelek di penggembalaan. Bisa saja dia tidak bisa menjawab pertanyaan "bila Sdr sudah menjadi pendeta, apa yang Sdr lakukan apabila ada anggota gereja Sdr menjelek-jelekkan gereja ini atau diri Sdr lewat pesbuk?" karena seorang pengujinya datang dari gerejaku dan melihat isi grupnya ditayangkan dalam rapat pleno majelis.

            Sekarang dia sudah jadi pendeta di kota lain. Sayang, karena terlalu jauh jaraknya aku tidak bisa menghadiri acaranya. Tetapi aku senang dia sudah merubah karakternya.

*** Pesbuk mau dianggap dunia kayal atau dunia nyata tergantung bagaimana kita mempergunakannya.

                                       (09.08.2014)

Andy Ryanto's picture

Tidak ada pesbuk

Om, mungkin sulit dipercaya kalau saya tidak pernah punya account pesbuk.  Hari gini...tidak ada pesbuk...apa kata dunia.  Ketemu orang asing di tempat asing, saya dikira berbohong, atau sombong, waktu dibilang tidak punya pesbuk.  Tetapi itulah kenyataannya. Ntah kenapa sudah sejak dari awal rasanya tidak 'srek' dengan medsos-medsos seperti itu, termasuk tuiter.  Seingatku satu-satunya medsos yang pernah saya miliki adalah almarhum friendster.  Mungkin karena saya banyak dosa tersembunyi, takut ketahuan seperti calon pendeta anak teman om itu.  Jika dapat digolongkan ke medsos, mungkin yang saya miliki cuma BBM, itupun karena tuntutan pekerjaan, juga ada ada account YM tapi sudah jarang dibuka.