Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Iman yang Dewasa dan Iman yang Sempurna

sandiputra's picture
"Iman yang dewasa" oleh gereja kristen biasa dimengerti secara organisasional, sehingga kebanyakan orang kristen mempunyai pemahaman bahwa orang beriman yang sudah bertobat bertahun-tahun dan terlibat dalam pelayanan gereja, dianggap sudah mempunyai iman yang dewasa. Pelayanan yang dimaksud adalah menjadi gembala sidang atau pendeta, majelis gereja, atau paling sedikitnya menjadi guru sekolah minggu. Dengan pemahaman demikian maka mereka sulit menerima pendapat yang berbeda dari pada itu. Bahkan diantaranya ada yang tersinggung bila dikatakan belum dewasa imannya dan membalas mengatai orang itu sebagai "sok" rohani atau merasa lebih rohani dan "sombong rohani" atau merasa diri lebih suci dari orang lain dan "sok" ekslusif atau merasa dirinya lebih tinggi. Dengan demikian maka silang pendapat berkembang menjadi perselisihan pendapat yang justru menunjukkan "ketidakdewasaan iman" mereka. Untuk mencegah silang pendapat itu, gereja kristen harus mempunyai pemahaman yang mendasar tentang "Iman yang dewasa" yang sesuai dengan firman Tuhan dan yang dapat diterima oleh akal sehat,  sehingga bisa di "amini" oleh (semua) orang beriman.  

Secara organisasional, orang yang mempunyai iman yang dewasa sudah pada tempatnya berada dalam pelayanan jemaat, karena dalam pelayanan imannya dimurnikan dan akan menjadi sempurna. Tetapi pemahaman itu tidak bisa diputar-balikan menjadi pemahaman bahwa orang yang melayani berarti sudah mempunyai "iman yang dewasa". Adalah hal yang sulit mengukur kedewasaan iman seseorang yang layak menjadi pelayan jemaat; oleh karena itu jalan terbaik yang bisa dilakukan gereja adalah meniru cara jemaat mula-mula memilih pelayannya yang "penuh Roh dan hikmat" (Kis.6:1-7).

"Penuh Roh" yang dimaksud adalah orang yang dalam dirinya terlihat suatu fenomena atau suatu perbuatan yang dapat dilihat dan yang dapat dinilai oleh orang lain. Fenomena itu dapat berupa karakter yang mencerminkan buah Roh (Gal.5:22-23) dan adanya karunia-karunia Roh yang dipraktekkan orang percaya (1Kor.12:8-10). (baca: Penuh Roh)

Sedangkan yang dimaksud dengan "penuh hikmat" adalah mempunyai karunia hikmat; dan yang dimaksudkan bahwa Stefanus "penuh iman" adalah karunia iman, karena Stefanus telah menghadapi saat "martir" dengan "penuh iman." (Kis.7.54-60)

Tuhan Yesus banyak mengajar dalam perumpamaan, diantaranya adalah perumpamaan tentang pohon ara di kebun anggur, yang selama tiga tahun tidak berbuah sehingga yang empunya kebun menyuruh hambanya menebang pohon ara itu (Luk.13:6-9). Pohon ara yang diceritakan dalam perumpamaan itu menunjuk pada pemimpin yang tidak mempunyai "iman yang dewasa" sebab ia tidak berbuah. Disimpulkan demikian karena pohon ara dewasa tingginya lebih dari lima meter dan terlihat paling menonjol di kebun anggur dengan para-paranya yang setinggi jangkauan orang dewasa (kira-kira dua meter) itu.

Cerita tentang Zakeus yang memanjat pohon ara (Luk.19:1-10) secara tidak langsung memberi petunjuk tentang tinggi pohon ara yang sebenarnya, bila cabang yang cukup besar (yang mampu menopang berat badan zakeus) melampaui tinggi orang dewasa, sewajarnya  tajuk pohon ara itu akan jauh lebih tinggi dari para-para pohon anggur. Kenyataan itu menyerupai keadaan di dalam jemaat, dimana seorang pemimpin jemaat atau gembala sidang jemaat (pendetanya) adalah yang paling menonjol diantara para jemaatnya.



Pada kesempatan lain Tuhan Yesus mengutuk pohon yang ditemuinya dipinggir jalan tetapi tidak berbuah, sehingga pohon ara itu seketika menjadi kering dan mati (Mat.21:18-22). Yang dilakukan Tuhan Yesus itu dinilai manusia sebagai perbuatan yang tercela, karena Tuhan Yesus dianggap sebagai seorang yang emosional dan tidak bijak. Mereka menilai bahwa gara-gara Ia lapar tetapi tidak menemukan buah ara padanya menjadi marah dan mengutuknya. Dari pihak Tuhan Yesus sendiri hal itu dilakukan sebagai tindakan simbolis bagi murid-muridNya dan orang beriman; bahwa apa yang dikatakan dan diajarkanNya adalah firman yang mempunyai kuasa terhadap seluruh makhluk, baik yang ada dalam alam natural maupun dalam alam supranatural, karena Ia sebelumnya mengetahui, yang juga telah diketahui umum, bahwa pohon ara itu telah tiga tahun (enam kali musim) tidak berbuah. Oleh karena itu setiap orang beriman yang tidak berbuah akan mengalami nasib yang sama seperti pohon ara yang dikutukNya itu, ia akan menjadi kering dan mati yang pada hari terakhir nanti akan dimusnahkan dalam api neraka yang kekal.

Jadi pohon ara dalam kedua perikop diatas jelas berbicara tentang seorang pemimpin atau hamba Tuhan yang tidak berbuah imannya. Rasul Paulus menyebut buah iman itu "buah Roh," karena dalam perumpamaan Tuhan Yesus, hati manusia disamakan dengan tanah. Ada tanah yang baik, tetapi ada tanah yang dipenuhi dengan semak-duri dan ada tanah yang berbatu-batu (Mrk.4:1-20). Benih yang jatuh pada tanah yang baik, masing-masing menghasilkan buah yang tidak sama banyak, yang menggambarkan benih firman yang tumbuh di hati orang-orang beriman yang berpikiran rohani tetapi masing-masing benih benih akan menghasilkan buah yang banyaknya tergantung pada cara ia merespon firman yang diterimanya. Ada yang merespon dengan sepenuh hati sehingga ia mau menyerahkan seluruh hidupnya, masa depannya, dan cita-citanya demi Kerajaan Allah. Orang yang beriman demikian adalah orang yang dikaruniai sehingga menjawab firman Tuhan dengan sepenuh hatinya, mau menyerahkan hidupnya seutuhnya bagi Tuhan dalam arti rela hidup membujang seumur hidupnya atau tidak kawin demi Kerajaan Allah (Mat.19:1-12).

Orang beriman yang mau menyerahkan hidupnya seutuhnya bagi Kerajaan Allah mempunyai kwalitas yang sama dengan orang yang menyerahkan nyawanya sebagai "martir;" bedanya adalah ia masih harus hidup secara jasmani tetapi ia harus mati dalam daging seumur hidupnya sampai ia dipanggil Tuhan. Ia tidak lagi memikirkan dirinya sendiri, melainkan Tuhan saja yang ada dalam hatinya. Ia masih hidup tetapi yang hidup bukan dirinya lagi melainkan Yesus Kristus yang ada dalamnya (Gal.14:15-21). Sedangkan orang yang mengalami "martir", saat itu juga hidupnya sudah berakhir dan ia mati demi imannya sebagai pahlawan iman. 


Dan tanah yang menghasilkan buah lebih sedikit adalah hati orang-orang yang dikaruniai untuk mengerti perkataan firman Allah, namun tidak sanggup melakukannya, atau mengerti tetapi tidak mau melakukannya. Orang yang mempunyai hati demikian lebih memilih untuk kawin dan hidup membina keluarga sebagaimana orang-orang lain yang tidak mengerti perkataan firman Allah. Mereka tidak bisa menghargai karunia yang diberikan Tuhan kepadanya sehingga memilih untuk kawin; oleh karena itu imannya tidak akan tumbuh sampai maksimal dan menghasilkan buah yang penuh, sebab sebagian besar waktu, tenaga, pikiran, dan hidup mereka akan tersita untuk mengurus keluarga dan anak-anaknya (1Kor.7:17-40).

Benih firman yang tercecer dipinggir jalan, yang menunjuk pada hati orang-orang yang masih berpikir secara duniawi. Diantara benih firman itu ada yang tumbuh tetapi sebentar saja kemudian layu dan mati, yang menunjuk pada hati orang yang menjadi percaya tetapi tidak sempat tumbuh dengan baik dan imannya mati. Dan diantara benih firman yang tercecer itu banyak yang dimakan burung, yang menunjuk pada orang-orang yang tidak percaya atas pemberitaan Injil Tuhan dan tidak memperoleh keselamatan yang datang dari Tuhan Yesus Kristus.

Dengan demikian maka "Iman yang dewasa" dapat dimengerti sebagai benih firman yang tumbuh dan menjadi dewasa, ciri-cirinya adalah imannya menghasilkan "buah Roh" seperti yang dikatakan oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat kristen di Galatia (Gal.5:16-26), dimana orang beriman yang menghasilkan "buah Roh" adalah orang beriman yang mempunyai: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.

Seorang yang mempunyai Kasih maka : Ia harus orang yang sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak megahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu (1Kor.13:4-7).

Seorang yang mempunyai sukacita, adalah orang yang menjalani hidup dengan hati yang gembira, bergairah, peramah dan murah senyum, dimana ia menjalani hidupnya tanpa merasa mempunyai beban yang sangat berat.

Seorang yang mempunyai damai sejahtera , adalah orang yang selalu bersyukur atas apa yang diperolehnya sebagai berkat dari Tuhan, tidak ambisius, tidak serakah, dan jiwanya selalu dalam keadaan tenang .

Seorang yang mempunyai kesabaran adalah orang yang selalu dapat menunggu segala sesuatu, dapat mengerti kelemahan orang lain dan mempunyai persediaan maaf yang tidak terbatas.

Seorang yang mempunyai kemurahan adalah orang yang selalu mau memberi kepada orang lain, baik waktu, harta benda, maupun hidupnya sekalipun.

Seorang yang mempunyai kebaikan adalah orang yang selalu melakukan segala sesuatu demi kepentingan orang lain.

Seorang yang mempunyai kesetiaan adalah orang yang tidak mudah berubah pikiran dan melakukan segala sesuatu sesuai dengan apa yang dipikirkan dan yang telah diucapkannya.

Seorang yang mempunyai kelemahlembutan adalah orang yang memperlakukan orang lain dengan penuh kasih dan perhatian.

Seorang yang mempunyai penguasaan diri adalah orang yang dapat menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, serta tidak melakukan segala sesuatu yang dibenci Tuhan.

Jadi seorang beriman yang mempunyai "Iman yang dewasa" seharusnya adalah seorang yang telah mempunyai "buah Roh" dalam kesaksian hidupnya, yang dapat dirasakan secara subyektif oleh dirinya sendiri, maupun secara obyektif oleh orang lain; yang melihat bahwa hidup orang beriman itu dipenuhi dengan : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (baca: Buah Roh bagian 1-3).

Iman Yang Sempurna

Orang pada umumnya berpendapat bahwa "Adalah mustahil orang dapat menjadi sempurna, karena manusia dilahirkan dengan mengenakan tubuh jasmani, yang terbentuk dari darah dan daging. Sedangkan daging adalah sumber dari nafsu manusia yang menyebabkannya cenderung berbuat dosa, sehingga adalah masuk akal apabila manusia tak dapat terlepas dari dosa." Tetapi Tuhan Yesus Kristus mengajarkan bahwa "Manusia harus menjadi sempurna agar menjadi anak-anak Allah dan hidup kekal di sorga, karena Allah Bapa adalah sempurna adanya" (Mat.5:43-48). Dengan demikian pendapat manusia adalah pemahaman yang salah, dan lebih menjadi kalimat pemaaf bagi orang yang berbuat dosa; seperti yang sering dikatakan oleh orang-orang yang tidak beriman bahwa "Tidak ada manusia yang sempurna, karena manusia adalah tempatnya salah dan dosa." Pernyataan itu secara tidak langsung memberi pengakuan kepada Tuhan Yesus Kristus bahwa semua yang dikatakan dan diajarkanNya bukan berasal dari manusia, karena yang diajarkanNya jauh mengatasi hikmat manusia (Yes.55:9).

Seorang yang sudah mencapai "Iman yang dewasa" selanjutnya akan sampai pada "Iman Yang sempurna," ketika mengalami "Pengangkatan tubuhnya ke sorga." Tuhan Yesus Kristus dalam Injil telah mengajarkan dua jalan untuk memperoleh "Iman yang sempurna," yaitu: Yang pertama lewat "martir*" (Mat.5:11-12) seperti yang dialami Yohanes Pembaptis (Mat.14:6-12), Yesus Kristus (Mat.27:45-56), Stefanus (Kis.7:54-60), rasul Yakobus (Kis.12:1-2), rasul Petrus, rasul Paulus, rasul-rasul yang lain, dan banyak lagi orang-orang beriman yang menjadi martir dari generasi-generasi selanjutnya sampai kedatangan Tuhan Yesus kembali ke Bumi untuk (Why.20:1-6).  Dan yang ke dua lewat "Pengangkatan tubuhnya ke sorga" seperti yang di alami oleh Musa (Ul.34:1-12), Elia (2Raj.2:1-11), dan Tuhan Yesus Kristus setelah kebangkitanNya (Luk.24:50-53).
*baca: Pahlawan-Pahlawan Iman Tuhan Yesus Kristus (1-14)

Musa mengalami "Pengangkatan tubuh ke sorga" adalah kesimpulan yang diambil dari pernyataan bahwa "kuburnya tidak diketahui sampai hari ini." Dan dalam kesempatan Tuhan Yesus dipermuliakan di bukit Zaitun, Ia ditemui oleh Musa dan Elia (Mat.17:1-13). Nabi Elia diketahui telah mengalami "Pengangkatan tubuhnya ke sorga" dengan disaksikan oleh Elisa (2Raj.2:1-11). Dari kesaksian Elisa itu maka menjadi masuk akal bila kemudian Musa di sejajarkan dengan Elia dan Tuhan Yesus Kristus, yang telah mengalami "Pengangkatan ke sorga." Pertimbangan lain adalah karena Musa tidak menjadi "martir" maka untuk bisa sejajar dengan Elia dan Tuhan Yesus kemungkinannya hanya ada satu, yaitu Musa mengalami "Pengangkatan tubuh ke sorga." Disamping itu alasan yang lain adalah bahwa tidak ada manusia yang tahu kubur Musa, keterangan ini memperkuat argumen bahwa Musa telah diangkat ke sorga tetapi tidak seorang pun yang menyaksikannya, sebagaimana yang di alami oleh Elia yang disaksikan Elisa muridnya; dan Tuhan Yesus yang disaksikan oleh murid-muridNya. Apabila Musa tidak mengalami "Pengangkatan tubuhnya ke sorga" maka ia tidak mungkin dapat bersama-sama dengan Elia menemui Tuhan Yesus Kristus.
"Pengangkatan tubuh ke sorga" yang akan dialami oleh orang-orang beriman yang sempurna, adalah diubahkannya tubuh jasmani yang tidak sempurna dengan tubuh kemuliaan yang sempurna. Pada saat tubuh jasmani orang beriman diubah maka semua pakaian dan benda yang dikenakan pada tubuh jasmaninya akan terlepas dengan sendirinya dalam keadaan masih dipakai atau terkancing. Sedangkan orang beriman yang mengalami "martir" akan mengenakan tubuh kemuliaan pada saat dibangkitkan dari kubur pada kedatangan kembali Tuhan Yesus ke Bumi (Why.20:1-6).

Dengan demikian maka peristiwa "Pengangkatan tubuh ke sorga" terjadi  dalam tiga keadaan, yaitu:
 

1. Diangkat ke sorga dengan tidak disaksikan orang lain.


Mereka adalah orang-orang yang mengalami pengangkatan pada kedatangan kembali Tuhan Yesus ke Bumi, dan orang-orang yang sempurna pada masa Kerajaan Seribu Tahun Damai. Pada saat itu akan banyak terjadi orang-orang yang menghilang dari keberadaannya di Bumi, dan tidak diketahui oleh orang umum kemana mereka pergi. Mereka hanya menemukan pakaian dan benda-benda yang biasa dikenakan oleh orang kudus itu teronggok ditempatnya. Kejadian ini terjadi persis seperti yang terjadi pada saat Yesus Kristus bangkit dari kuburNya (Yoh.20:1-10).


Yoh.20:1-10. Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan. Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati. Lalu pulanglah kedua murid itu ke rumah.


2. Diangkat ke sorga dengan disaksikan oleh satu orang saja.


Keadaan demikian yang akan dialami oleh orang-orang kudus pada saat kedatangan kembali Yesus ke Bumi, mereka sedang bersama dengan seseorang; baik sedang berada dalam rumah, dalam kantor, dalam perjalanan, atau di kebun, dan di tempat-tempat pribadi lainnya; sehingga orang yang bersamanya melihat ia terangkat ke langit (Luk.17:21-37). Peristiwa seperti ini yang terjadi pada Elia dan Elisa (2Raj.2:1-11).


Luk.17:21-37. Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang,Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut. Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini. Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuhdemikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya. Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." (Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.) Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."


Dalam kalimat "Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya" berlaku bagi orang beriman yang mengalami "martir" dan orang beriman yang "menyerahkan hidupnya seutuhnya bagi Kerajaan Allah."


Dalam kalimat "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar" menunjuk pada peristiwa pengangkatan orang-orang kudus yang menjadi sempurna saat kedatangan kembali Tuhan Yesus Kristus ke Bumi. Orang-orang beriman yang sempurna terangkat ke sorga dan bertemu dengan Tuhan Yesus Kristus di udara menyambut kedatanganNya. Jumlah mereka sangat banyak (Why.14:1-5), berasal dari seluruh penjuru Bumi yang berkumpul menjadi satu dengan Tuhan Yesus Kristus di awan-awan.


Why.14:1-5. Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu. Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.


Seratus empatpuluh empat ribu dalam kalimat "Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya," berarti "sangat banyak" yang disimpulkan dari hitungan 144.000 = 12 x 12 x 1000 = genap x genap x banyak sekali.

 

 


"Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." (Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.) Kalimat ini menunjuk pada keadaan dimana dua orang sedang bersama-sama kemudian salah seorang diantaranya mengalami "Pengangkatan tubuhnya ke sorga" dengan disaksikan oleh orang yang sedang bersamanya itu.


Dalam kalimat "Ada dua orang di atas satu tempat tidur (mias klines), yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." adalah menunjuk pada dua orang pria yang sedang bercakap-cakap sebagaimana dalam kebudayaan Yunani pada saat itu, dimana dua orang pria sering bercakap-cakap atau berdiskusi sambil menikmati suguhan buah-buahan, makanan, dan minuman anggur. Dan mereka masing-masing berbaring di atas "satu tempat tidur kecil"  atau mias klines.  mias adalah kata bilangan bentuk genetif berjenis kelamin feminin, yang berarti "satu"; dan klines, kata benda tunggal bentuk genetif berjenis kelamin feminin. Menurut kamus bahasa Yunani-Indonesia kata klinees (f) berarti: tempat tidur; balai-balai (tempat makan); usungan; ranjang orang sakit (Why.2:22). Dalam kaitannya dengan kalimat di atas maka arti kata balai-balai (tempat makan) adalah arti yang paling sesuai; sehingga kalimat di atas lebih tepat bila diterjemahkan dengan kalimat "Dua orang yang masing-masing di atas satu balai-balai, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." 

 

Jadi dalam hal ini terjadi kesalahan pada orang yang memahami kalimat itu sebagai " Sepasang suami-istri yang tidur dalam satu tempat tidur (ranjang), yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan."


Dalam kalimat "Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." adalah menunjuk pada kebiasaan adat yahudi dimana orang perempuan yang ada dalam keluarga mempunyai kewajiban melakukan tugas mengilang pada tiap pagi, biasanya dua orang perempuan itu adalah anak menantu perempuan dan mertua perempuannya, atau anak perempuan dan ibunya.


Dalam kalimat "Ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." adalah dua orang laki-laki yang bertugas bekerja di ladang, mereka adalah anak laki-laki dan ayahnya; atau menantu dan mertua, atau dua pekerja upahan, atau yang empunya tanah dan seorang pekerja upahan.


3. Diangkat ke sorga dengan disaksikan oleh banyak orang.


Keadaan ini hanya terjadi pada "Dua Saksi Allah" yang mempunyai tugas seperti Yohanes Pembaptis pada kelahiran Yesus ke Bumi. Mereka akan tampil dengan kuasa seperti yang dimiliki Musa dan Elia, dengan tugas meluruskan jalan bagi kedatangan kembali Tuhan Yesus ke Bumi (Why.11:1-14). Ia akan melakukan perbuatan-perbuatan mukjizat, bahkan yang lebih besar dari pada yang dilakukan Tuhan Yesus dahulu (Yoh.14:12-14). Mereka akan menjadi "martir" dan pada hari yang ke tiga akan dibangkitkan dan mengalami "pengangkatan tubuhnya ke sorga," seperti yang di alami Tuhan Yesus Kristus, sebagai kesaksian akan kebenaran Injil Keselamatan Tuhan. Tetapi kali ini kebangkitan dan pengangkatan tubuhnya ke sorga disaksikan oleh orang banyak dan seluruh penjuru dunia juga bisa melihatnya secara lewat siaran televisi secara langsung dan juga media-media sosial.


Why.11:1-14. Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya. Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya." Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Kusupaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya. Mereka adalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu. Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya. Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh merekaDan mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan. Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak memperbolehkan mayat mereka dikuburkan. Dan mereka yang diam di atas bumi bergembira dan bersukacita atas mereka itu dan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi. Tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka, sehingga mereka bangkit dan semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takutDan orang-orang itu mendengar suatu suara yang nyaring dari sorga berkata kepada mereka: "Naiklah ke mari!" Lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka. Pada saat itu terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan sepersepuluh bagian dari kota itu rubuh, dan tujuh ribu orang mati oleh gempa bumi itu dan orang-orang lain sangat ketakutan, lalu memuliakan Allah yang di sorga. Celaka yang kedua sudah lewat: lihatlah, celaka yang ketiga segera menyusul. 


Yoh.14:12-14. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."


Dari semua uraian di atas maka dapat ditarik satu kesimpulan bahwa Tuhan Yesus tidak hanya mengajarkan tentang kesempurnaan tetapi ia juga telah menggenapinya; mulai dari martir, dibangkitkan dengan tubuh kemuliaan, sampai pengangkatan tubuhnya ke sorga. Pada saat kebangkitan, tubuh jasmaniNya diubahkan menjadi tubuh kemuliaan yang sempurna yang terbebas dari dimensi ruang dan waktu; yang mampu keluar-masuk dari dunia natural ke dunia supranatural dan sebaliknya, seperti yang dicatat oleh dokter Lukas dalam laporannya kepada Theofilus, yang sudah menjadi percaya kepada Tuhan Yesus Kristus (Kis.1:1-5). Kejadian seperti itu yang dilihat dalam mimpi Yakub (Kej.28:12).

 

Kis.1:1-5. Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya. Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapayang -- demikian kata-Nya -- "telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."


Kej.28:12. Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. 

__________________

Hal Kerajaan Allah seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu. Mat.13:45-46

Kejarlah Kasih's picture

diangkat = mati

diangkat = mati, pengangkatan adalah kematian alias meninggalkan dunia ini..

__________________

Kejarlah kasih, follow the way of love.

http://kejarlahkasih.wordpress.com