Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Self Dialog (Chapter-1)

Veritas's picture

A : Myself

B : Myself

A : Adakah engkau melihat kondisi dunia ini? Banyak hal yang aku tidak mengerti yang hendak aku diskusikan dengan engkau

B : Hal apakah yang hendak engkau diskusikan?

A : Aku melihat dibawah langit banyak sekali penderitaan manusia terutama terkait perang. Tidak kah engkau melihat peperangan di TIMUR TENGAH? ISIS yang seenaknya membantai manusia-manusia, YAMAN yang sekarang bertempur dengan Arab Saudi. Belum lagi peperangan yang terjadi sebelumnya di tingkat yang lebih luas seperti perang dunia dan perang antar kerajaan zaman dahulu kala. Menjadi pertanyaan, bagaimana posisi TUHAN pada saat kejadian tersebut? (kesal bercampur bingung)

B : Apakah engkau bertanya kepada TUHAN atau kepada saya?

A : Sebenarnya aku bertanya kepada TUHAN tetapi sepertinya DIA terlalu sibuk dengan diriNya dan tidak pernah merespon pertanyaanku. Jadi jika engkau punya kebijaksanaan mungkin engkau bisa membantuku mendapat informasi terkait hal tersebut?

B : ummm, karena saya bukan TUHAN saya tidak punya informasi terkait posisi TUHAN disetiap kejadian tersebut. Tetapi ada beberapa hal yang saya bisa uraikan untuk mungkin membantumu menebak posisi TUHAN :)

A : Cukup menarik. Silahkan uraikan saya sudah tidak sabar menunggu.

B : Engkau sudah mengatakan mereka menderita. Dan ini sebuah state yang logis. Dan kalau pun kita konfirmasi ke mereka yang terkena dampak peperangan, pasti jawaban logis nya adalah mereka memang menderita. Sekarang mari kita lihat bagian penderitaan lain selain perang. Saya ingin membawa kamu ke sebuah rumah sakit di negara maju dimana ada seorang Ibu yang melahirkan seorang anak Cacat buta yang menderita kanker sumsum tulang. Bagaimana pandanganmu tentang ibu dan anak itu serta keluarganya? Apakah menurutmu mereka menderita juga?

A : ummm, jelas mereka menderita. 

B : Dimana kira2 posisi TUHAN pada proses pertumbuhan janin dikandungan ibu tersebut?

A : ummm, Sepertinya itu sudah menjadi sebuah sistem Alam dimana Allah tidak akan melakukan intervensi. Bisa jadi secara genetika benih laki-laki tersebut tidak bagus. Jadi ada alasan biologi di sebuah sistem di alam semesta ini yang mungkin tidak akan diintervensi oleh TUHAN.

B : Sepertinya engkau membuat sebuah penilaian yang tidak seimbang. Mengapa engkau tidak menyatakan juga bahwa peperangan adalah sebuah proses biologi atau pun psikologi yang terjadi disebuah sistem di alam semesta yang mungkin tidak akan diintervensi oleh TUHAN?

A : Tapi ada beberapa kisah peperangan di sejarah bangsa Israel dimana TUHAN melakukan intervensi, seperti Kejatuhan Yericho, Kisah Goliat dan Daud, Simson, dll.

B : Ingat, bahwa banyak juga kisah kelahiran bayi di sejarah Israel atas intervensi oleh TUHAN, seperti Hana dan Samuel, Elisabeth dan Johanes Pembaptis, Sarah dan Ishak.

A : Saya belum puas dengan jawaban seperti itu. Pasti ada sesuatu yang tersembunyi sehingga hal2 tersebut mendapatkan pembiaran oleh TUHAN.

B : Saya ingat kisah Hawa digoda oleh Ular. Apakah engkau punya pendapat mengenai posisi TUHAN di kisah tersebut?

A : TUHAN menetapkan aturan dan hukuman. Manusia punya hak dan kewajiban. Hak yang tak terbatas serta kewajiban yang terbatas. Hak tak terbatas disini tidak hanya menyangkut nilai-nilai positif saja tetapi juga nilai-nilai negatif seperti melawan TUHAN. Dan TUHAN memberikan hak tersebut seluas luasnya.

B : Tepat sekali. Sekarang saya analogikan memakan buah sebagai peperangan dan menahan diri dari memakan buah sebagai perdamaian. Dan disini TUHAN memberikan hak tak terbatas untuk memilih nilai-nilai positif dan nilai-nilai negatif. Ada hal menarik tentang intervensi TUHAN seperti yang engkau uraikan di kisah Yericho, Goliat, Simson dll. Menariknya adalah saat kita membawa kisah tersebut ke kisah kejatuhan manusia, disitu TUHAN melakukan intervensi bukan pada saat pengambilan keputusan tetapi pada saat keputusan sudah diambil. TUHAN membuat pakaian ADAM dan HAWA supaya mereka tidak telanjang. Ketika bangsa Israel memutuskan untuk berperang, maka keputusan itu tidak diintervensi, tetapi intervensi terjadi setelah keputusan diambil, seperti tembok runtuh, Goliat kena batu dll.

A : Lalu bagaimana bentuk intervensi TUHAN terhadap peperangan yang terjadi seperti ISIS, PD 1-2, ?

B : Untuk kasus tersebut saya tidak bisa tahu apa bentuk intervensi TUHAN ketika keputusan peperangan sudah diambil. Mungkin saja TUHAN menggerakkan Sekutu?

A : Namun saya tetap tidak mengerti mengapa harus banyak Korban dan TUHAN seperti mendiamkan korban-korban tersebut.

B : Engkau berpikir seolah olah TUHAN itu manusia yang mengerti baik dan jahat yang terbatas. Tidak ada yang pernah menjadi penasehat TUHAN, artinya tidak ada yang memiliki pengetahuan seperti TUHAN. Engkau seolah ingin mengajari TUHAN bagaimana mengatur dunia yang dia ciptakan :).  Ketika TUHAN berkata bahwa engkau tidak memiliki kuasa menambah sehasta Jalan Hidupmu, lalu mengapa Engkau masih mempertanyakan kebijaksanaan TUHAN dan Pengetahuan TUHAN? Bertanya itu baik, namun ada batas dimana kita tidak sanggup menembus pengetahuan tersebut karena TUHAN tidak memberi akses bagi kita untuk mengerti. Kita hanya diberi akses untuk mengerti sebatas pengertian bahwa tidak ada yang memiliki pengetahuan seperti TUHAN.

Ketika peperangan memakan korban, yang merasakan kesedihan bukanlah korban yang mati/tewas/meninggal, tetapi mereka yang memiliki kekerabatan dengan korban tersebut. Korban sendiri tidak merasakan lagi karena memang sudah mati. Menurutku, TUHAN tidak bersedih terhadap korban meninggal/mati, sebab TUHAN bisa dengan mudah membangkitkan mereka semua. TUHAN sedih dengan kelakuan manusia yang jahat. Dan sejak awal dunia, TUHAN selalu sedih dengan kejahatan manusia. Tentang nyawa manusia, sangatlah mudah mengembalikannya. Engkau mungkin tahu kisah tulang belulang yang dibangkitkan oleh TUHAN di kitab Yehezkiel? Semudah itu lah nyawa manusia bisa dikembalikan.  Engkau mungkin bertanya, apakah TUHAN tidak memperhatikan kesedihan manusia? Di dalam kisah yang tertulis di ALKITAB, TUHAN hanya sedih terhadap kejahatan manusia. Ada satu kisah menarik didalam Alkitab ketika YESUS menangis. Pertanyaannya adalah, YESUS menangis karena ikut merasakan kesedihan Maria atau Yesus sedih terhadap kejahatan Maria ?

A : ummmm... Ya, saya mengetahui satu hal bahwa pengetahuan saya tidak akan bisa menyelami pengetahuan TUHAN. Saya jadi mengerti bahwa hanya satu yang membuat TUHAN sedih yaitu Kejahatan kita. Nyawa adalah perkara mudah bagi TUHAN, namun kejahatan yang dihasilkan oleh keputusan manusia yang salah, sangatlah berbeda.

__________________

Quid Est Veritas Kata seorang bajingan bernama PILATUS

http://www.facebook.com/veritasq

jesusfreaks's picture

Allahu Akbar

I guess Tuhan terlalu amat teramat sangat besar untuk kita kenal dan pahami. Yes lo benar, kecuali Dia gak sibuk dan ngomong langsung soal pertanyaan lo. And gw yakin jawabannya pun akan berbeda beda walaupun yang lo tanyakan sesuatu yang sama. Bwi hi hi hi Allahu Akbar

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-