Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Surat Ijin Ngebor

Purnomo's picture

        Di sebuah dusun selalu saja setiap kemarau semua sumur penduduknya tak berair sehingga mereka harus berjalan mengambil air dari dusun tetangganya. Sekelompok orang yang kebetulan mengetahuinya menemui Pak Lurah menawarkan bantuan. Mereka akan membuat sumur bor artesis, mendirikan menara air, dan memasang pompa air. Biaya listrik, jaringan pipa ke rumah penduduk, dan perawatan fasilitas itu menjadi tanggung jawab penduduk setempat. Pihak kelurahan menyetujui, Kadus setuju, penduduk dusun menyambut gembira, tetapi tidak dengan 1 orang ini.


        Baginya menerima bantuan dari orang kafir haram hukumnya. Dan kelompok donatur ini memenuhi syarat untuk disebut kafir: Kristen sekaligus Tionghoa. Dia akan mengundang beberapa organisasi untuk menguatkan argumennya dan meminta kelurahan memfasilitasinya dengan meminjamkan balai kelurahan untuk presentasi mereka. Pak Lurah setuju. Pihak donatur juga tidak keberatan karena bagi mereka bantuan diterima ya syukur, tidak diterima ya rapapa lha wong bisa dialihkan ke dusun lain.

        Pertemuan itu dihadiri oleh hampir semua penduduk dusun itu dan Pak Lurah beserta anak buahnya. Satu persatu nara sumber berbicara. Ada yang bersikap tidak memihak, ada yang jelas2 mengharamkannya. Tibalah giliran narasumber terakhir maju ke depan.

        “Saya diundang sebagai wakil KUA,” katanya. “KUA memang singkatan dari Kantor Urusan Agama, tetapi yang diurusinya hanya 1 agama saja, yaitu agama Islam. Walau disebut urusan agama, yang diurusinya hanyalah urusan pernikahan secara Islam saja. Jadi jika saya harus berbicara di sini, saya tidak berani mewakili KUA karena ini bukan kasus pernikahan, tetapi ijinkanlah saya berbicara atas nama pribadi saya.”

        Di bangku belakang ada yang berbisik-bisik kepada tetangganya, “Koncone dewe iki jan gobloke nemen. Apa dia tidak tahu mereka yang datang ke kantor KUA itu untuk mencari surat ijin ngebor, tapi bukan untuk ngebor tanah?”

        Hahahahaha, biar jengkel tapi terhibur juga mendengar mereka berbicara dengan lugu.

        (** ingat peristiwa ini gara2 menghadiri kebaktian peneguhan pernikahan di gereja di siang yg teramat terik tadi)

- gambar dari google sekedar ilustrasi saja.