Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Tulisan di Kayu Salib

uyab's picture

Seberapa sering kamu membuka Instagram (memantau instastory, melihat highlights foto temanmu) dalam sehari, dibandingkan membaca dan melihat highlight kisah-kisah menarik di Alkitab? Seberapa dalam kamu mengenal teman-temanmu di dunia maya dibandingkan mengenal Tuhanmu yang rela mati untukmu?

Mungkin ini pertanyaan yang pas bagi saya, sebagai anak millenial yang cenderung menyukai hal serba instan dan terlalu apatis dengan hal-hal yang berat. Saya lebih senang mengenal dunia ini dengan segala kecanggihan yang bisa saya nikmati. Namun, ketika saya mengikuti sebuah seminar apologetika yang dibawakan oleh Pdt Aiter tentang "Misteri Tulisan di Kayu Salib", saya merasa seperti ditampar dengan pertanyaan, "Seberapa besar kamu mengenal Tuhanmu"? Pertanyaan itu sungguh mengusik hati saya. Jadi, selama ini saya hanya sampai pada batas "tahu" tapi tidak "mengenal" secara benar.

Dengan mengikuti seminar ini, saya lebih mengenal Tuhan Yesus tentang tulisan di kayu salib yang tidak pernah saya dengar setiap minggu di gereja dan di tempat lain. Meskipun hanya membahas fakta tulisan kayu salib, namun saya seperti mendapat pesan pribadi dari Tuhan. Kita pasti familiar dengan kalimat "INRI" yang sering kita lihat di lukisan-lukisan, aksesoris, salib gereja dan sebagainya. "INRI" (IESUS, NAZARENUS REX IUDAEORUM) dalam bahasa Indonesia berarti, "Yesus Orang Nazaret Raja Orang Yahudi". Mengapa ditulis demikian? Dalam riwayat hidup Yesus, Yesus lahir di Betlehem dan tumbuh besar di Nazaret, wilayah Galilea. Dalam sejarah bangsa Yahudi, diriwayatkan bahwa seorang pemimpin, nabi, bahkan raja sekalipun, tidak pernah lahir dari wilayah Galilea. Seperti dikatakan dalam Yohanes 7:52 Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea. Oleh karena itu, tulisan tersebut merupakan tulisan yang ditujukan oleh bangsa Yahudi kepada Yesus untuk mengolok-ngolok Yesus, mengejek Yesus, yang menurut mereka hanya sebagai orang gila yang mengaku-ngaku sebagai Raja & Mesias yang akan datang.

Tahukah kamu? Tulisan yang dipaku dalam salib Yesus ditulis dalam tiga bahasa yaitu, bahasa Ibrani (karena orang-orang yahudi berbahasa Ibrani, bahasa Yunani (bagi kaum Yahudi Yunani yang telah disunat menurut tradisi, dan bahasa latin (bagi orang-orang romawi). Galilea adalah wilayah bangsa-bangsa yang majemuk, sehingga memiliki berbagai bahasa yang dipakai untuk berkomunikasi. Selain itu, lokasi Yesus disalib dekat dengan dengan kota, tempat dimana orang lalu-lalang mencari kebutuhannya, sehingga dengan dibuat dalam tiga bahasa, orang-orang dari bangsa lain yang melewati Yesus disalib dapat melihat dan mengerti siapa Yesus, penasaran, lalu saling bertanya, dan akhirnya mereka dapat terpengaruh dengan cerita bangsa yahudi bahwa Yesus adalah raja palsu. Dapat diambil kesimpulan bahwa tulisan tersebut merupakan broadcast massage jaman dulu untuk menyampaikan dan menjawab mengapa Yesus disalib.

Mungkin saya tidak bisa bercerita terlalu banyak, namun saya akan menyampaikan pesan pribadi yang Tuhan Yesus sampaikan. Seharusnya kitalah yang disalib dan dihujat, dihina, diludahi. Namun, Tuhan Yesus menempuh perjalanan yang sangat jauh hanya untuk menggantikan posisi kita tersebut. Bukankah Tuhan sangat baik? Dan sebenarnya tulisan tersebut tidak tertulis dengan kata "INRI", tulisan tersebut tertulis dengan "nama-nama" setiap kita yang percaya kepadanya. Maka, sebagai generasi muda dan sebagai orang Kristen kita harus menghargai salib Yesus dengan sungguh-sungguh. Kita harus menjaga tulisan tersebut dalam hati dan kita nyatakan dalam kehidupan sehari-hari di tengah godaan iblis yang semakin ganas di jaman sekarang ini. Jangan sampai kita terhapus dari tulisan tersebut dengan sia-sia.