Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Ada Cinta di Sepotong Tank Top

clara_anita's picture

Kendaraan yang dikemudikan Pak Paulus itu terus meluncur selancar percakapan kami tentang berburu bule dan kelirumologi yang melingkupi ritual satu sura di kebudayaan Jawa hingga tiba di sebuah bangunan gereja mungil nan cantik; GKI Sorogenen (semoga saya tidak salah sebut).  Dua orang pria yang ramah dan bersahabat sudah menunggu di sana; Mas Ari sang raja kopdar, dan Mas Daniel yang hari itu tampil rapi karena baru selesai dan akan mengajar lagi.

Rute selanjutnya adalah mengantar Pak Paulus melihat lukisan; tapi sebelumnya Erick dan Bu Joli sempat mampir membeli serabi. Sayang, pameran baru dimulai pukul lima sore -- yang berarti masih sekitar dua jam dari saat itu. Akhirnya, Bu Joli membawa kami ke Rumah Turi untuk ngobrol dan icip-icip makanan Jepang. Semua memuji sajian yang dihidangkan. Memang Ibu Joli adalah tuan rumah yang amat piawai.

Semarak sore itu bertambah dengan kedatangan Anak Partisa. Akhirnya aku berkesempatan melihat wajah di balik selimut yang gaya tulisannya kukagumi itu. Setelah sempat tersesat, AP dengan sedikit terengah-engah sampai di Rumah Turi dengan mengayuh sepedanya. Wajah di balik selimut itu ternyata milik seorang pemuda berkacamata di pertengahan 20-an, berkulit putih kemerahan. Tubuhnya yang cenderung tinggi dan sedikit kurus benar-benar menipekan seorang pemikir. Tepat seperti dugaanku, sosok itu luar biasa pendiam -- atau mungkin dia tidak sedemikian pendiam. Dia hanya sedang mengembara ke pedalaman-pedalaman Kalimantan dan bermain-main dengan peri-peri di danau Ha'i nan jauh di sana dalam alam pikirnya. Benar-benar sosok penulis sejati yang gemar bermain-main di dunia ide. Tapi secara keseluruhan, AP adalah pribadi yang menarik dan menyenangkan. Sayang, ia harus segera pergi untuk menghadiri kebaktian di gereja.

Erick dan aku pun buru-buru pamit karena tak ingin kemalaman sampai Salatiga. Masih ada satu acara yang menanti di kota yang indah itu. Setelah mengantar Pak Paulus ke rumah, awalnya kami berencana langsung bertolak ke Salatiga, tapi entah bagaimana akhirnya Bu Joli mengajak kami mengunjungi kawasan Lawean yang adalah sentra industri batik. Kami turun dan berkeliling sejenak. Erick sukses mendapatkan beberapa potong pakaian batik untuk di bawa ke ibu kota, sementara aku mengamati dua orang pria yang juga memilah-milah batik. Mas Daniel menyarankan Mas Ari untuk membelikan teman istimewanya sepotong batik. Tiba-tiba saja mereka teringat pada wish-list yang dibuat oleh nona cantik teman spesial Mas Ari itu. Dia ingin sepotong tank top, tapi sayang dia hanya mendapatkan sebuah dompet HP sebagai hadiah Natal. Menurut Mas Daniel, adalah tugas Mas Ari untuk mewujudkan harapan wanita yang memang benar-benar istimewa itu. Sayangnya tidak ada tank top batik di situ.

Aku hanya bisa tersenyum kecil. Cinta memang luar biasa. Ketika cinta itu sudah menemukan sasarannya, maka ia bersedia melakukan apapun demi kebahagiaan orang yang dicintainya itu. Suatu bentuk peniadaan diri yang benar-benar indah. Semoga saja kasih Mas Ari pada Nona Tank Top itu terus tumbuh subur tanpa syarat sehingga tetap indah meski dihadapkan pada rintangan kelak.

Sebelum benar-benar pulang, Bu Joli mengajak kami mencicipi wedhang Ronde. Bila dibandingkan dengan yang biasa kunikmati di Salatiga, yang satu ini rasanya lebih manis dan tidak seberapa pedas tapi sama-sama enak.

Akhirnya Erick dan aku pulang juga setelah diturunkan bu Joli di terminal bus. Bus yang kami tumpangi cukup nyaman meskipun ACnya agak terlalu dingin buatku. Erick adalah teman perjalanan yang menyenangkan. Cukup banyak hal yang kami perbincangkan. Mulai dari kenakalan-kenakalan kami semasa bersekolah hingga kuliah sampai pada topik-topik yang lebih serius semisal pekerjaan kami dan pandangan mengenai beberapa hal. Erick harus turun di bilangan ABC sementara aku turun di Jalan Diponegoro. Sungguh pertemuan yang menyenangkan. Entah kapan lagi kesempatan bertemu itu datang kembali.

clara_anita's picture

pemuda 20-an :) Pengirim :

pemuda 20-an :)
Pengirim : Daniel
Tanggal : Sun, 04 Jan 2009 18:12:25 +0700
Komentar :

Wajah di balik selimut itu ternyata milik seorang pemuda berkacamata di pertengahan 20-an, berkulit putih kemerahan.

wakakaka.... hidung AP pasti lagi kembang kempis setelah bersin2 karena terlalu bangga membaca deskripsi Nita tentang dirinya ini....

aku kasih tahu ya... umur sebenarnya dari AP adalah.... ****.. wah error tuh, nanti aku PM aja ya...



Judul Komentar :

20-an....


memang sih karena


Pengirim :

clara_anita


Tanggal :

Sun, 04 Jan 2009 18:14:10 +0700


Komentar :

20-an....

memang sih karena nggak lihat deket banget ditambah memang mataku sedikit rabun jadi mungkin kerut-kerutnya nggak kebaca ya...

 

Berarti 30-an ya?

 

GBU



Judul Komentar :

Fans Bertemu Sang Idola


Pengirim :

Ari_Thok


Tanggal :

Sun, 04 Jan 2009 22:55:40 +0700


Komentar :

Wah, AP memang hebat, bisa membuat wanita Salatiga ini penasaran bahkan memuja setinggi langit hehe, tampaknya fans bertemu dengan idolanya neh hehe :) Eh iya, walo Clara berpendapat kagum akan AP, tapi ketika kucoba "menggatokkan" ehm .. dia berkilah sudah ada "itu" nya. :p

Waduh, tanktop nya dibahas ik .. kayaknya harus berlama-lama di kampoeng batik, memasuki rumah demi rumah deh biar bisa dapat batik tanktopnya hehe. Wah, siap-siap aja MD diamuk sama miss tanktop neh karena membocorkan cerita orang dalam hehe

*yuk comment jangan hanya ngeblog*



*yuk ngeblog jangan hanya comment*

 



Judul Komentar :

@ari_thok


Pengirim :

noni


Tanggal :

Mon, 05 Jan 2009 10:19:18 +0700


Komentar :

Ari...dah dapet belum tank topnya?

Apa tak bantuin nyari? 

 

Jesus loves Us