Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Adam Yang Menamai binatang

yonanes alpindo's picture

Adam adalah manusia yg diciptakan menurut Gambar dan Rupa Allah. Kejadian Pasal 1 dan 2 menceritakan bagaimana adam diciptakan dan dijadikan beserta kisahnya. Jika ia dijadikan menurut gambar dan rupa Allah bukankah kita dapat melihat persamaan dan perbedaan antara adam sang gambar dan rupa dengan Allah?

Mengamati Kejadian pasal 1 kita memahami suatu perbedaan mendasar, yaitu Allah mencipta dan menjadikan lalu memberi nama pada yg diciptakannya itu:

Kejadian 1:3   Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang  ." Lalu terang  itu jadi.

kejadian 1:4   Allah melihat bahwa terang itu baik,   lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. 

kejadian 1:5   Dan Allah menamai  terang itu siang, dan gelap itu malam.

kejadian 1:6   Berfirmanlah  Allah: "Jadilah cakrawala  di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." 

kejadian 1:7 Maka Allah menjadikan cakrawala   dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya.   Dan jadilah demikian.  

kejadian 1:8 Lalu Allah menamai  cakrawala itu langit.   Jadilah petang dan jadilah pagi,   itulah hari kedua. 

kejadian 1:9 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat,   sehingga kelihatan yang kering. " Dan jadilah demikian. 

kejadian 1:11 Lalu Allah menamai   yang kering itu darat, dan kumpulan air   itu dinamai-Nya laut.  Allah melihat bahwa semuanya itu baik  .   

kejadian 1:11 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda,   tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis   pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah   demikian.

Mengamati ayat2 tersebut diatas kita membaca bhw Allah berfirman "Jadilah terang lalu terang itu jadi", tetapi tidak dicatat bhw Allah tidak membentuk terang!

Namun jika kita membaca di ayat 6 Allah berfirman jadilah cakrawala, lalu Allah Menjadikan/Membentuk cakrawala itu. lalu MENAMAI yg dijadikannya itu

Berfirman adalah cara menyatakan kehendak sang pencipta, jika ia sang pencipta, pastilah IA dapat menciptakan apa saja menurut kehendakNYA. namun demikian mengapa Alkitab mencatat bahwa IA sbg pencipta juga MENJADIKAN/Membentuk YANG IA CIPTAKAN?

ALLAH YG BERFIRMAN,/ALLAH YG MENCIPTA JUGA ALLAH YG MENJADIKAN/ MENAMAI, APAKAH ITU ALLAH YANG SAMA/SATU?

kita harus melanjutkan pembacaan kita.

Jika Sang pencipta adalah Hidup, bukankah Kita patut bertanya Apakah IA dapat dikatakan Pencipta yang baik atau jahat? Sang Pencipta baik! Itulah mengapa IA MENJADIKAN! SUPAYA segala sesuatu itu baik! HANYA YG MAHA BAIK YANG MENJADIKAN segala sesuatu itu baik adanya, Jika sang maha baik menjadikan segalanya menurut kehendakNYA bukankah Ia menginginkan kehormatan dan kemuliaan ketika segala sesuatu yg diciptakan itu DILIHAT Baik adanya? sehingga Kebaikan yg dicipta Dapat KEMBALI PADA-NYA SBG KEBAIKAN/KEMULIA/KEHORMATAN BAGI NAMA-NYA seorang?

Mengapakah Ciptaan memerlukan pujian? Jika IA telah dijadikan baik? bukankah pujian dan hormat adalah hak sang pencipta?

Namun melangkah kepada penciptaan manusia di kejadian 1:26 saya membaca beberapa hal yang tak lazim.

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita   menjadikan manusia     menurut gambar  dan rupa  Kita, supaya mereka berkuasa  atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara   dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 

kejadian 1:27 Maka Allah menciptakan   manusia  itu menurut gambar-Nya,  menurut gambar Allah   diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan   diciptakan-Nya mereka.   Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:   "Beranakcuculah dan bertambah   banyak  ; penuhilah bumi   dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas   ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.  "

Saat mencipta dan menjadikan manusia, Allah tampak berunding, krn ada muncul kata KITA, bukan satu oknum! JELAS disini Ada LEBIH DARI SATU OKNUM. Dengan siapakah IA berkata utk menjadikan manusia menurut gambar dan rupa-NYA?

Ayat 27 tampak kurang klop dengan ayat 26 karena perundingan KITA tadi adalah MENJADIKAN manusia menurut gambar dan rupaNya, mengapa ayat 27 justru mengatakan Allah MENCIPTAKAN manusia menurut gambar dan RupaNya? LALU MENGAPA ALLAH TIDAK MEMBERI NAMA PADA MANUSIA/CIPTAANNYA ITU?

Jelas ayat 26 adalah penciptaan manusia dan sampai pasal 1 dari kitab kejadian ini Allah tidak menjadikan manusia! PENCIPTAAN DAN PENJADIAN/PEMBENTUKAN adalah 2 hal yg berbeda yg dikerjakan oleh Kita atau 2 OKNUM berbeda namun setara karena kedua-duanya adalah Allah!

jika kita tidak menemukan penjadian/Pembentukan manusia di pasal 1 kita dapat menemukannya dipasal 2

Kejadian 2:6 Tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu--

Kejadian 2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk   manusia   itu dari debu  tanah  dan menghembuskan nafas   hidup   ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk   yang hidup  .

jika di pasal 1 kita menjumpai Allah sang pencipta, namun di pasal 2 ini kita membaca bahwa yang membentuk manusia adalah Tuhan Allah.

Jadi kita menarik garis  bahwa kata Kita di pasal 1:26 merupakan pernyataan dari Allah dan Tuhan Allah. Siapakah Allah dan Tuhan Allah? blog ini tidak membahas mengenai dua sebutan pencipta ini. kita sedang mengamati mengapa Allah tidak memberi nama pada yang telah dijadikan dan diciptakannya ini.

Walau sudah dicipta dan dijadikan/dibentuk namun baik Allah dan Tuhan Allah tidak memberi nama pada manusia itu. jika kejadian 1:27 menyatakan ALlah mencipta manusia HANYA menurut gambarNYA, bukankah kita dapat menarik kesimpulan bahwa Rupa manusia adalah DEBU tanah di pasal 2:7

Gambar didipta sedang Rupa dijadikan. lalu kenapa tak dinamai. kita akan lihat tingkah manusia alias si adam.

kejadian 2:19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan  dan segala burung di udara.  Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan   manusia itu kepada tiap-tiap makhluk   yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.

kejadian 2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong   yang sepadan dengan dia.

Tuhan ALlah sang Allah Pembentuk membawa segala makhluk hidup yang dijadikannya yaitu ternak, burung diudara dan binatang hutan untuk menamainya, karena seperti nama yang diberikan manusia itu makhluk itu nanti namanya. jika nama saya matahari bukankah saya bersinar, ada dilangit dan lain sebagainya? karena saya melihat matahari dan MEMPELAJARINYA. Kalau nama saya bodrex bukankah saya adalah obat pusing? karena saya mengalami pusing dan mungkin terlalu banyak bergaul dengan orang2 yang bikin saya pusing?

memberi nama adalah proses adam belajar dari segala ternak dan binatang yang dijadikan Tuhan Allah.

jika demikan bukankah nama2 itu perlu melintasi waktu pembelajaran sehingga dilihat tingkahnya, diamati polahnya dan diberikan namanya sehingga kita mengertinya?

bukankah pembentukan memerlukan waktu? itulah rupaNYA. lalu jika kita berpikir lebih jauh bukankah Tuhan ALlah pun belum memberi nama pada manusia? bukankah IA ingin melihat manusia itu?sehingga ia dapat memutuskan namanya?

lalu bagaimana dengan nama2 yang ditulis dikitab kehidupan? masih terlalu dini saya rasa mengatakan bahwa semua itu telah ditetapkan tanpa proses waktu. saya rasa Tuhan Allah ingin melihatnya dahulu.Namun ingat diatas bahwa segala sesuatu telah DICIPTAKAN oleh Allah dan Allah telah berhenti dari proses penciptaan alias beristirahat namun Tuhan Allah masih menjadikan.

namun saya berkesimpulan Nama menentukan apa yg Ia pantas terima! karena memang demikanlah kelihatannya ia alias nama itu

semisal saya bilang babi lu! anda akan marah bukan? karena babi jorok, kembali kekubangan yang kotor dan bau dlsb...tapi memang itu yang pantas bagi babi krn kita melihat babi yang jorok. itulah nama babi!

__________________

Hidup bagai buku yang indah namun tak berarti bagi yang tak dapat membacanya.