Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Ajaran Perjanjian Baru (PB)

Dua Saksi Yesus's picture

Ajaran Perjanjian Baru

      
 
 

       Ajaran tentang trinitas di uraikan dengan lebih jelas dalam Perjanjian Baru daripada dalam Perjanjian Lama. Kenyataan ini dapat di buktikan dengan dua cara melalui pernyataan-pernyataan dan kiasan-kiasan umum dan dengan menunjukkan bahwa ada tiga pribadi ke-Allahan yang di akui sebagai Allah.

       I). Pernyataan-pernyataan dan kiasan-kiasan umum

Beberapa kali ketiga pribadi tritunggal di tampilkan bersama dan nampaknya setaraf satu dengan yang lain. Pada saat Yesus di baptis, roh turun keatas-Nya dan suara Allah terdengar dari Sorga serta menyatakan Yesus sebagai Anak yang di kasihiNya (Matius 3 : 16 – 17). Yesus berdoa agar Bapa mengutus seorang Penolong yang lain ( Yohanes 14 : 16. Para murid di tugaskan untuk membaptis orang dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus (Matius 28 : 19). Ketiga pribadi dalam tritunggal itu bergabung bersama-sama dalam pekerjaan Mereka (I Korintus 12 : 4 – 6) ; Efesus 1 : 3 – 14 ; I Petrus 1 : 2;  3 : 18, dan Wahyu 1 : 4 – 5). Lagi pula doa berkat rasuli mempersatukan ketiga oknum tritunggal tersebut ( Korintus 13 : 13) .

       II). Bapa di kenal sebagai Allah. Membaca Perjanjian Baru sepntas kilas akan menunjukkan bahwa Allah Bapa banyak kali di kenal sebagai Allah (Yohanes 6 : 27; Roma 1 : 7; Galatia 1 : 1)

       III). Anak di kenal sebagai Allah. Ajaran tentang keilahian Kristus sangat penting bagi iman Kristen. Yesus adalah manusia yang paling luhur, namun Ia jelas jauh lebih besar daripada manusia biasa. Perjanjian Baru menunjukkan bahwa Dia adalah Allah dengan berbagai cara. 

A. Sifat-sifat ilahi. Kristus memiliki lima sifat yang secara khas dan jels adalah ilahi; kekal, mahahadir mahatahu, mahakuasa, dan tidak berubah.

       1). Yesus itu kekal. Ia sudah ada bukan saja sebelum Yohanes Pembaptis (Yohanes 1 : 15), sebelum Abraham (Yohanes 8 : 58), bahkan sebelum dunia di jadikan (Yohanes 17 : 5, 24), melainkan Dialah “….yang sulung, lebih utama dari segala yang di ciptakan….’ (Kolose 1 : 15), yang sudah ada “ pada mulanya” (Yohanes 1 : 1), dan sebenarnya “sejak dahulu kala” (Mikha 5 : 1), dan mengenai masa depan, Ia tetap ada (Yesaya 9 : 5 – 6, Ibrani 1 : 11- 12, 13 : 8). Hidup yang di berikan Bapa kepadaNya merupakan suatu proses yang kekal (Yohanes 5 : 26). 

       2). Yesus itu mahahadir, Ia berada di sorga sekalipun sedang berada di bumi (Yohanes 3 : 13) dan berada di bumi ketika Ia berada di Sorga (Matius  18 : 20; 28 : 20), Ia memenuhi segala sesuatu (Efesus 1 : 23), 

3). Yesus itu mahatahu. Yesus tahu segala sesuatu  (Yohanes 16 : 30; 21 : 17). Sesungguhnya di dalam Dia “tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan” (Kolose 2 : 3). Beberapa contoh kemahatahuanNya di uraikan dalam kitab-kitab injil. Ia mengetahui apa yang ada di dalam hati manusia (Yohanes 2 : 24 – 25). Ia mengetahui riwayat hidup perempuan Samaria itu (Yohanes 4 : 29), pikiran manusia (Lukas 6 : 8;  11 : 17), waktu dan cara-Nya meninggalkan dunia ini (Matius 16 :  21, Yohanes 12 : 33; 13 : 1), Ia mengenal Bapa dengan sangat akrab dan tak seorang pun yang dapat mengenal Bapa seperti itu (Matius 11 : 27).

       Memang ada beberapa pernyataan Yesus yang seakan-akan menunjukkan bahwa Ia tidak mahatahu. Yesus tidak mengetahui saat Ia akan datang untuk kedua kalinya (Markus 13 : 32), Ia merasa heran atas ketidakpercayaan orang Israel (Markus 6 : 6). Dan tercatat juga pula bahwa Ia mendekati sebatang pohon ara dengan harapan untuk mendapatkan buah ara pada pohon itu (Markus 11 : 13). Sekalipun demikian,haruslah di ingat bahwa pada masa Ia merendahkan diriNya , Yesus tidak memakai sifat-sifat ilahiNya sekehendak hatiNya. Allah Bapa tidak mengizinkanNya memakai kemahatahuanNya dalam kasus-kasus tersebut.

       4. Yesus itu mahakuasa (Yohanes 5 : 19).   Dialah Allah yang perkasa (Yesaya 9 : 5), Ia “menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan”(Ibrani 1 : 3) dan juga segala kuasa telah di serahkan kepadaNya (Matius 28 : 18), Ia berkuasa atas setan-setan (Markus 5 : 11 – 15), penyakit (Lukas4 : 38 – 41), kematian (Matius 9 : 18 – 25; Lukas 7 : 12 – 16; Yohanes 11 : 38 - 44 ), unsur-unsur alamiah. (Matius 21 : 19 ; Yohanes 2 : 3 – 11), termasuk segala sesuatu (Matius 28 : 18). Selama melayani di bumi, Kristus tunduk kepada kehendak Allah dan sekalipun di lakukan dengan kuasa Roh, namun mukjizat-mukjizatNya itu di anggap sebagai bukti-bukti keilahianNya (Yohanes 5 : 36; 10 : 25, 38; 20 : 30 – 31), Yesus sendiri mengatakan, “Aku berkata kepadamu sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diriNya sendiri. Jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya, sebab apa yang di kerjakan Bapa itu juga yang di kerjakan Anak” (Yohanes 5 : 19). 

       5. Yesus tidak berubah (Ibrani 1 : 12; 13 : 8). Hal ini berlaku bagi semua rencana, janji, serta diriNya sendiri. Namun kenyataan ini tidak mencegah kemungkinan bahwa Ia dapat memberikan beberapa manifestasi lainnya, ataupun membatasi beberapa perintah dan tujuanNya kepada masa dan orang tertentu saja.

B. Jabatan-jabatan ilahi. Yesus adalah pencipta (Yohanes 1 : 3 ; Kolose 1 : 16; Ibrani 1 : 10), serta penopang segala sesuatu yang ada (Kolose 1 : 17; Ibrani 1 : 3). Tidak ada hal yang kebetulan ataupun hukum alam yang menciptakan alam semesta atau menopang alam semesta. Pekerjaan tersebut adalah pekerjaan ilahi (II Petrus 3 : 5 – 7).

       C. Hak-hak istimewa Allah. Kristus mengampuni dosa (Matius 9 : 2, 6; Lukas 7 : 47 – 48). Tidak ada satu muridpun yang berani mengatakan bahwa ia memiliki wewenang ini. Ia akan membangkitkan orang mati pada hari kebangkitan. Kebangkitan ini akan berbeda sifatnya dengan kebangkitan tiga orang mati yang di lakukanNya ketika Ia di bumi (Lukas 7 : 12 – 16; Markus 5 : 35 – 43; Yohanes 11 : 38 – 44). Di masa yang akan datang, semua orang kudusNya akan di bangkitkan, mereka akan di bangkitkan dari tubuh yang busuk dan dari kematian, mereka akan bangkit dan takkan mati lagi. Dan mereka akan di bangkitkan oleh kuasa yang ada di dalam Kristus dan bukan oleh kuasa Roh Kudus. Dan akhirnya, Ia akan menghakimi (Yohanes 5 : 22), orang-orang percaya (Roma 14 : 10; II Korintus 5 :10), binatang itu beserta para pengikutnya (Wahyu 19 : 15, 19 – 20) dan bangsa-bangsa (Matius 25 : 31 – 32; Kisah 17 : 31), Iblis (Kejadian 3 : 15) dan orang fasik yang sudah mati (Kisah Para Rasul 10 : 42; II Timotius 4:1;I Petrus 4:5).

       D. Ia di samakan denganYehova dari Perjanjian Lama. Apa yang dalam Perjanjian Lama di katakan mengenai Yehova juga di katakan mengenai Kristus dalam Perjanjian Baru.Ia adalah pencipta (Mazmur102 : 26 -28; Ibrani  1 : 10 – 12), di lihat oleh Yesaya (Yesaya 6 : 1 – 4; Yohanes 12 : 41), akan di dahului oleh seorang pelopor (Yesaya  40 : 3; Matius 3 : 3), mendisiplinkan umatNya (Bilangan 21 : 6 – 7; I Korintus 10 : 9), harus di pandang sebagi Yang Mahakudus (Yesaya 8 : 13; I Petrus 3 : 15), menguasai tawanan (Mazmur 68 : 19; Efesus 4 : 8) dan menjadi sasaran iman (Yoel 2 : 32, Roma 10 : 9, 13).

E. Nama-nama Yesus yang menyatakan keilahian.

       1. Yesus memakai beberapa kiasan yang menyiratkan sifat adikodrati . Misalnya, Yesus mengatakan, “Akulah roti yang telah turun dari Sorga “(Yohanes 6 : 41. 50), “Akulah pintu; “barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat” (Yohanes 14: 6), “Akulah jalan dan kebenaran dandan hidup, tidak ada seorangpun yang datan kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14 : 6), “Akulah pokok Anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan  Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15 : 5). Ia juga memakai beberapa nama bagi diriNya yang menyiratkan keilahian, misalnya, “Alfa dan Omega, Yang pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir” (Wahyu 22 : 13), “kebangkitan dan hidup” (Yohanes 11 : 25) dan “Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah” (Wahyu 3 : 14). Lagi pula , Yesus mengatakan “sebelum Abraham jadi, Aku telah Ada” (Yohanes 8 : 58). 

       2.  Ia di sebut Immanuel, Matius secara jelas sekali menerangkan Yesaya 7 : 14 kepad Yesus (Matius 1 : 22 – 23). Ia lahir dari seorang perawan dan di beri nama Immanuel, yamg artinya Allah menyertai kita. Di Perjanjian Baru nama ini hanya muncul sekali dalam Matius, walaupun konsep Allah menyertai kita itu ada juga dalam kitab lain (Yohanes 1 : 14, Wahyu 21 : 3), 

       3. Istilah “Firman”(Logos) di pakai untuk menekankan keilahianNya (Yohanes 1 : 1 – 14; Wahyu 19 : 13). Sekalipun istilah ini agaknya pertama kali di pakai oleh Heraklitus dengan arti akal manusia, dan kemudian di ambil alih oleh Plato dan kaum Stoa, serta akhirnya di terima dalam teologi Yahudi oleh Philio, jelas bahwa Yohanes sama sekali tidak mengacu ke sumber-sumber ini ketika memakai istilah logos. Pasti ia mengambilnya dari Perjanjian Lama dari personifikasi kebijaksanaan dan istilah Ibrani memra, lalu mengisinya dengan konsep Kristus tentang keilahian. 

       4. Nama yang di senangi oleh Yesus sendiri adalah Anak Manusia. Dalam setiap hal, kecuali satu (Kisah Para Rasul 7 : 56), Yesus sendiri yang menggunakan istilah ini untuk menyebut diriNya di Perjanjian Baru. Istilah ini tidak selalu menunjuk kepada keilahian seperti dalam Matius 8 : 20; 11 : 18 – 19; 17 : 12) dan Lukas 9 : 44, namun seringkali istilah ini menunjuk kepada keilahian. Misalnya sebagai Anak Manusia Ia berkuasa di bumi mengampuni dosa (Matius 9 : 6), menafsirkan hukum sabat (Matius 12 : 8, dan menghakimi (Yohanes 5 : 27). Sebagai Anak Manusia Ia menyerahkan nyawaNya sebagai tebusan untuk banyak orang (Matius 20 : 28), mengutus malaikat-malaikatNya mengumpulkan lalang (Matius 13 : 41), akan duduk di takhta kemulian (Matius 19 : 28; 25 : 31), dan sebagai Anak Manusia Ia akan datang lagi (Matius 24 : 44; 26 : 64). Ketika Yesus menyatakan bahwa Ia adalah Anak Manusia yang di sebut dalam kitab Daniel, yang akan dating dengan kuasa yang besar, imam besar menuduhnya sebagai penghujat (Matius 26 : 63 – 64; Daniel 7 : 13). 

       5. Kristus di sebut Tuhan. Dalam Perjanjian Baru istilah bahas Yunani untuk Tuhan di pakai dengan empat cara. Istilah itu di pakai untuk menunjuk kepada Allah Bapa (Matius 4 : 7; 11 : 25; Lukas 2 : 29; Kisah Para Rasul 17 : 24; Roma 4 : 8; II Korintus 6 : 17 – 18; Wahyu 4 : 8), untuk menunjukkan rasa hormat (Matius 13 : 27; 21 : 29; 27 : 63; Lukas 13 : 8; Yohanes 12 : 21). Sebagai nama untuk seorang majikan atau pemilik (Matius 20 : 8; Lukas 12 : 46; Yohanes 15 :15), dan sebagai sebutan bagi Kristus (Matius 7 : 22; 8 : 2; 14 : 28; Markus 7 :28

). Gelar “Tuhan” yang sering di pakai untuk Yesus merupakan terjemahan dari nama Ibrani Yehova. Jadi Kristus di samakan dengan Yehova dari Perjanjian Lama.

       6). Kristus di namakan Anak Allah. Gelar ini secara penuh tidak pernah di pakai oleh Yesus untuk diriNya dalam Injil-Injil Sinoptis, tetapi dalam Injil Yohanes satu kali hal itu di lakukanNya (Yohanes 10 : 36), bagaimanapun juga, istilah ini di pakai untuk Yesus Kristus oleh orang lain, dan Ia menerima sedemikian sehingga menegasklan bahwa Ia benar-benar Anak Allah. Pernyataan Yesus bahwa Ia Anak Allah jelas di maksudkan untuk menunjuk kepada keilahian.

       7). Yesus di sebut Allah sebanyak beberapa kali dalam Perjanjian Baru. Dalam Yohanes 1 : 1 penekanannya sangat kuat dalam bahasa Yunani. Ayat itu berbunyi : “dan Firman itu adalah Allah” ketiadaan kata sandang sebelum istilah theos menunjukkan bahwa Allah dalam kalimat ini berfungsi sebagai predikat. Yang di pertanyakan dalam ayat itu bukan siapa Allah itu, tetapi siapa Logos. Ia bukan saja Anak yang tunggal, tetapi juga Allah yang tunggal (Yohanes 1 : 18).

F). beberapa hubungan membuktikan keilahian Yesus Kristus. Bapa dan Anak di sejajarkan satu sama lain dan dengan Roh Kudus dalam formula baptisan (Matius 28 : 19). Apapun yang di miliki oleh Bapa juga di miliki oleh Kristus (Yohanes 16 : 15; 17 : 10).

       G). Penyembahan yang di nyatakan kepada dan di terima oleh Yesus Kristus  (Matius 14 : 33; 28 : 9; Lukas 5 : 8; I Korintus 1 : 2). Karena Perjanjian Lama (Keluaran 34 : 14) dan Kristus sendiri (Matius 4 : 10) menyatakan bahwa hanya Allah saja yang patut di sembah, dank arena manusia biasa dan malaikat tidak bersedia di sembah (Kisah Para Rasul 10 : 25 – 26; Wahyu 19 : 10; 22 : 8 – 9), jadi bilamana Kristus menerima penyembahan jila Dia bukan Allah maka itu berarti Ia menghujat. Apalagi Alkitab tidak saja memberi tahu bahwa Yesus di sembah, tetapi bahkan menyuruh kita menyembah Dia (Yohanes  5 : 23; Ibrani 1 : 6). Jika Kristus bukan Allah, Dia adalah seorang penipu atau seorang yang menipu dirinya sendiri, dan bila benar bahwa Ia bukan Allah maka Ia seorang yang tidak baik.

       H). Kesadaran dan tuntutan Kristus sendiri merupakan bukti bahwa Ia adalah Allah. Ketika berusia dua belas tahun Yesus sudah menyadari tuntutan-tuntutan BapaNya atas diriNya (Lukas 2 : 49). Pada saat di baptis kedudukanNya sebagai Anak di teguhkan (Matius 3 : 17). Ketika berkhotbah di bukit Yesus mengemukakan pendirian yang menentang sikap nenek moyang orang Yahudi (Matius 5 :21 – 28, 33-36). Ketika mengutus para murid, Ia memberi mereka kuasa untuk mengadakan mukjizat (Matius 10 : 1, 8; Lukas 10 : 9, 19). Yesus menegaskan bahwa Ia sudah ada sejak dahulu kala (Yohanes 8 : 58; 17 : 5) serta menuntut agar doa di panjatkan dalam namaNya (Yohanes 16 : 23 – 24). Ia menyatakan bahwa diriNya satu dengan Bapa (Yohanes 10 : 30; 14 : 9; 17 : 11) dan Ia juga menyatakan bahwa Ia adalah Anak Allah (Yohanes 10 : 36).

       IV). Roh Kudus di kenal sebagai Allah.

A). Roh Kudus berkepribadian. Sebelum dapat di tunjukkan bahwa Roh Kudus itu Allah, harus di tetapkan dulu bahwa Ia berkepribadian dan bukan sekedar pengaruh atau kuasa ilahi. Penetapan ini di laksanakan seperti berikut :

1). Kata ganti orang di pakai untuk menunjuk kepada Dia. Sekalipun istilah Yunani untuk roh itu netral, dalam Yohanes 14 : 26 dan 16 : 13 – 14 Yesus memakai kata ganti orang demonstrative”Dia” dalam bentuk maskulin untuk Roh Kudus.

2). Roh Kudus di namakan penolong (Penghibur). Istilah ini mengungkapkan kepribadian bila di gunakan untuk Kristus maka hal yang sama berlaku untuk Roh Kudus.

3). Beberapa ciri khas kepribadian di kaitkan dengan Roh Kudus. Ia memiliki tiga unsur utama kepribadian : akal (I Korintus 2 : 11), Perasaan (Roma 8 : 27; 15 : 30), dan kehendak (I Korintus 12 : 11).

       4). Roh Kudus melakukan tindakan-tindakan yang menunjukkan bahwa Ia berkepribadian. Ia mengadakan kelahiran kembali (Yohanes 3 : 5), mengajar (Yohanes 14 : 26), bersaksi (Yohanes 15 : 26), menginsafkan akan dosa (Yohanes 16 : 8 – 11), menuntun ke dalam kebenaran (Yohanes 16 : 13), memuliakan Kristus (Yohanes 16 : 14), memanggil orang ke dalam pelayanan (Kisah Para Rasul 13 : 2), berbicara (Kisah Para Rasul 13 : 2; Wahyu 2 : 7), mengarahkan pelayanan seseorang (Kisah Para Rasul 16 : 6), memanjatkan doa syafaat (Roma 8 : 26), menyelidiki segala sesuatu (I Korintus 12 : 11).

5). Roh Kudus berhubungan dengan Allah Bapa dan Allah Anak sebagai Pribadi. Hal ini terlihat dari formula baptisan (Matius 28 : 19), dalam tugasNya sebagai pembina gereja (I Korintus 12 : 4 – 6).

       6). Roh Kudus sensitif terhadap perlakuan pribadi. Ia dapat di cobia (Kisah Para Rasul 5 : 9), di dustai (Kisah Para Rasul 5 : 3), di dukakan (Efesus 4 : 30; Yesaya 63 : 10), di tentang (Kisah Para Rasul 7 : 51), di hina (Ibrani 10 : 29), dan di hujat (Matius 12 : 31-32).

7). DiriNya di bedakan dari kuasaNya (Kisah Para Rasul 10 : 38; Roma 15 : 13; I Korintus 2 : 4). Semua ini membuktikan bahwa Roh Kudus itu berkepribadian, dan bukan sekedar pengaruh.

B). Dia itu Allah. Namun Dia bukan sekedar berkepribadian. Ia juga Allah. Kenyataan ini dapat di tunjukkan dalam beberapa cara :

1). Sifat-sifat Allah juga di milikiNya. Dia itu kekal (Ibrani 9 : 14, mahatahu (I Korintus 2:10-11; Yohanes 14:26; 16:12-13), mahakuasa (Lukas 1:35), mahahadir (Mazmur 139 :7-10).

2). Pekerjaan-pekerjaan ilahi di lakukan olehNya, misalnya penciptaan (Kejadian 1:2; Ayub 33:4; Mazmur 104:30), kelahiran kembali (Yohanes 3:5), pengilhaman Alkitab (II Petrus 1:21), dan pembangkitan orang mati (Roma 8:11).

       3). HubunganNya dengan Allah Bapa dan Allah Anak bukan saja membuktikan bahwa Dia berkerpribadian tetapi juga keilahianNya, seperti halnya dalam formula baptisan dan pembinaan gereja.

4). Sabda dan karya Roh di anggap sebagai sabda dan karya Allah (Yesaya 6:9-10)

5). Akhirnya Roh Kudus sendiri secara tegas di sebut Allah (Kisah Para Rasul 5:3-4; II Korintus 3:17-18). Beberapa nama ilahi juga di berikan kepadaNya (Keluaran 17:7). Semua ayat ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu setara dengan Allah Bapa dan Allah Anak, dan bahwa Ia adalah Allah.

       Kekristenan ortodoks senantiasa berkeyakinan bahwa Roh Kudus adalah Allah. Konsili Konstantinopel (tahun 381) mengesahkan ajaran ini, sebagaimana hanya Konsili Nicea (tahun 325), menjelaskan ajaran tentang keilahian Kristus. Kedua Konsili ini di anggap sebagai dua sidang utama gereja yang paling awal.

Sebagaimana Yesus Kristus itu Anak Allah, demikian pula Roh Kudus adalah Allah.

 

bersambung ke Serangan Terhadap Trinitas

__________________

Jika Tuhan Yesus di pihakku siapa lawanku? tidak ada !

hai hai's picture

@Dua Saksi Yesus, Silahkan Introspeksi

Ajaran Perjanjian Baru

Dua Saksi Yesus

http://mcpds.blogspot.com/2008_02_01_archive.html

 

Ajaran tentang trinitas di uraikan dengan lebih jelas dalam Perjanjian Baru daripada dalam Perjanjian Lama. Kenyataan ini dapat di buktikan dengan dua cara melalui pernyataan-pernyataan dan kiasan-kiasan umum dan dengan menunjukkan bahwa ada tiga pribadi ke-Allahan yang di akui sebagai Allah.

Ajaran tentang Allah Tritunggal diuraikan dengan lebih jelas dalam Perjanjian Baru daripada Perjanjian Lama. Realita ini dapat dibuktikan dengan dua cara: melalui pernyataan-pernyataan dan kiasan-kiasan umum dan dengan menunjukkan bahwa ada tiga pribadi ke-Allahan yang diakui sebagai Allah.

I). Pernyataan-pernyataan dan kiasan-kiasan umum

Beberapa kali ketiga pribadi tritunggal di tampilkan bersama dan nampaknya setaraf satu dengan yang lain.

Pada saat Yesus di baptis, roh turun keatas-Nya dan suara Allah terdengar dari Sorga serta menyatakan Yesus sebagai Anak yang di kasihiNya (Matius 3 : 16 – 17).

Yesus berdoa agar Bapa mengutus seorang Penolong yang lain ( Yohanes 14 : 16. Para murid di tugaskan untuk membaptis orang dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus (Matius 28 : 19).

 Ketiga pribadi dalam tritunggal itu bergabung bersama-sama dalam pekerjaan Mereka (I Korintus 12 : 4 – 6) ; Efesus 1 : 3 – 14 ; I Petrus 1 : 2;  3 : 18, dan Wahyu 1 : 4 – 5).

 Lagi pula doa berkat rasuli mempersatukan ketiga oknum tritunggal tersebut ( Korintus 13 : 13) .

 

 

Pernyataan dan Kiasan Umum (tampak tiga pribadi Allah Tritunggal ditampilkan bersama

 

pada saat Yesus dibaptis, Roh Kudus turun ke atas-Nya dan suara Allah Bapa terdengar dari sorga serta menyatakan Yesus sebagai Anak yang dikasihi-Nya, Matius 3:16-17),

 

Yesus berdoa agar Bapa mengutus seorang Penolong yang lain (Yohanes 14:16, 17, 26 yaitu Roh Kudus).

 

 

 

Ketiga pribadi dalam Tritunggal itu bergabung bersama-sama dalam melaksanakan pekerjaan Mereka (I Kor 12:4-6, Efesus 1:3-14, I Pet 1:2, 3:18 dan Wahyu 1:4-5).

 

 

Lagipula, doa berkat rasuli mempersatukan ketiga oknum tritunggal itu (II Korintus 13:13).

II). Bapa di kenal sebagai Allah. Membaca Perjanjian Baru sepntas kilas akan menunjukkan bahwa Allah Bapa banyak kali di kenal sebagai Allah (Yohanes 6 : 27; Roma 1 : 7; Galatia 1 : 1)

Bapa dikenal sebagai Allah (Yoh 6:27, Roma 1:7, Galatia 1:1). Semua Bidat tidak meragukan hal ini, apalagi mereka yang berpegang hanya kepada PL.

III). Anak di kenal sebagai Allah. Ajaran tentang keilahian Kristus sangat penting bagi iman Kristen. Yesus adalah manusia yang paling luhur, namun Ia jelas jauh lebih besar daripada manusia biasa. Perjanjian Baru menunjukkan bahwa Dia adalah Allah dengan berbagai cara.

 

Anak dikenal sebagai Allah

(Matius 16:15, 22:42, Yoh 1:15, 17:5,24, Kolose 1:15, Yohanes 1:1 bandingkan dengan I Yohanes 1:1), Mikha 5:1, Yesaya 9:5-6, Ibrani 1:11-12, 13:8, Yohanes 5:26, 1:4, 3:13, Matius 18:20,28:20, Efesus 1:23, Yohanes 16:30, 21:17, Kolose 2:3, Yohanes 2:24-25, Yohanes 4:29, Lukas 6:8, 11:17, Matius 16:21, Yohanes 12:33, 13:1, 6:70-71, Matius 24:25, 11:27 Yesus mengenal Bapa dengan sangat akrab dan tak seorang pun yang dapat mengenal Bapa seperti itu.

 

http://aksibali.blogspot.com/2007/03/hubungan-bapa-dan-anak-dalam-peristiwa.html

A. Sifat-sifat ilahi.

Kristus memiliki lima sifat yang secara khas dan jels adalah ilahi; kekal, mahahadir mahatahu, mahakuasa, dan tidak berubah.

 

 

Kristus sebagai Anak memiliki beberapa sifat yang secara khas dan jelas adalah: kekal, mahahadir, mahakuasa, mahatahu, mahakasih dan tidak berubah.

 

1). Yesus itu kekal. Ia sudah ada bukan saja sebelum Yohanes Pembaptis (Yohanes 1 : 15), sebelum Abraham (Yohanes 8 : 58), bahkan sebelum dunia di jadikan (Yohanes 17 : 5, 24), melainkan Dialah “….yang sulung, lebih utama dari segala yang di ciptakan….’ (Kolose 1 : 15), yang sudah ada “ pada mulanya” (Yohanes 1 : 1), dan sebenarnya “sejak dahulu kala” (Mikha 5 : 1), dan mengenai masa depan, Ia tetap ada (Yesaya 9 : 5 – 6, Ibrani 1 : 11- 12, 13 : 8). Hidup yang di berikan Bapa kepadaNya merupakan suatu proses yang kekal (Yohanes 5 : 26).

 

 

2). Yesus itu mahahadir, Ia berada di sorga sekalipun sedang berada di bumi (Yohanes 3 : 13) dan berada di bumi ketika Ia berada di Sorga (Matius  18 : 20; 28 : 20), Ia memenuhi segala sesuatu (Efesus 1 : 23),

 

 

3). Yesus itu mahatahu. Yesus tahu segala sesuatu  (Yohanes 16 : 30; 21 : 17). Sesungguhnya di dalam Dia “tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan” (Kolose 2 : 3). Beberapa contoh kemahatahuanNya di uraikan dalam kitab-kitab injil. Ia mengetahui apa yang ada di dalam hati manusia (Yohanes 2 : 24 – 25). Ia mengetahui riwayat hidup perempuan Samaria itu (Yohanes 4 : 29), pikiran manusia (Lukas 6 : 8;  11 : 17), waktu dan cara-Nya meninggalkan dunia ini (Matius 16 :  21, Yohanes 12 : 33; 13 : 1), Ia mengenal Bapa dengan sangat akrab dan tak seorang pun yang dapat mengenal Bapa seperti itu (Matius 11 : 27).

 

 

 

http://www.kabarindonesia.com/beritaprint.php?id=20080123112623

Memang ada beberapa pernyataan Yesus yang seakan-akan menunjukkan bahwa Ia tidak mahatahu.

 Yesus tidak mengetahui saat Ia akan datang untuk kedua kalinya (Markus 13:32), Ia merasa heran atas ketidakpercayaan orang Israel (Markus 6:6). Dan tercatat juga pula bahwa Ia mendekati sebatang pohon ara dengan harapan untuk mendapatkan buah ara pada pohon itu (Markus 11:13).

 Sekalipun demikian,haruslah di ingat bahwa pada masa Ia merendahkan diriNya , Yesus tidak memakai sifat-sifat ilahiNya sekehendak hatiNya. Allah Bapa tidak mengizinkanNya memakai kemahatahuanNya dalam kasus-kasus tersebut.

 

Memang harus diakui bahwa ada pernyataan Yesus yang seakan-akan menujukkan bahwa Ia tidak mahatahu.

 

Yesus tidak mengetahui saat ia akan datang untuk kedua kalinya (Markus 13:32); Ia merasa heran atas ketidakpercayaan orang Israel (Markus 6:6), dan tercatat pula Ia mendekati sebatang pohon ara dengan harapan untuk mendapatkan buah ara pada pohon itu (Markus 11:13).

 

 

 

Sekalipun demikian, haruslah diingat bahwa pada masa Yesus merendahkan diri-Nya, Yesus tidak memakai sifat-sifat ilahi-Nya sekehendak hati-Nya, Allah Bapa tidak mengizinkan-Nya memakai kemahatahuan-Nya dalam kasus-kasus tersebut.

 

 

Pastilah, sekarang Yesus tahu saat kedatangan-Nya untuk kedua kalinya. Roh Kudus adalah Allah, Yohanes 14:26, 16:13-14 kata ganti DIA dalam bentuk maskulin untuk Roh Kudus, Yoh 14:16,26, 15:26, 16:17, Roh Kudus memiliki tiga unsur utama kepribadian: Akal (I Kor 2:11), Perasaan (Roma 8:27; 15:30) dan Kehendak (I Kor 12:11)

Dua saksi Yesus, Apakah anda sudah mencantumkan "sumber pustaka" ini di dalam DAFTAR sumber PUSTAKA anda?

Anda tidak bisa membersihkan lantai dengan sapu bersih. Ingatlah kalimat-kalimat anda ini:

Adalah bagus menyukai firman Tuhan, namun perlu di ingat, jika hanya sekedar suka firman Tuhan tanpa di lengkapi dengan pengetahuan tentang cara memahami firman Tuhan maka hal itu akan sangat berbahaya karena bisa jadi seperti IBLIS yang juga menyukai firman Tuhan tetapi tidak di lengkapi dengan cara pemahaman firman Tuhan yang benar, (ingat sewaktu IBLIS MENCOBAI TUHAN YESUS, ia mengutip setidaknya dua ayat firman Tuhan dari alkitab, namun salah dalam pemahamannya !

Bila tahu katakan tahu. Bila tidak tahu katakan tidak tahu. Itulah TAHU.

Belajar tanpa berpikir, sia-sia. Berpikir tanpa belajar, BERBAHAYA.

Saya sudah melakukan kewajiban saya sebagai sesama blogger, MENUNJUKKAN dan MEMBUKTIKAN kesalahan anda. Semoga anda menyadari kesalahan anda ini dan tidak mengulanginya lagi di masa yang akan datang.

Tidak ada jalan pintas. Anda harus belajar baik-baik lalu menulis dengan CARA yang benar. Bila hendak menegakkan ajaran yang benar, lakukanlah dengan CARA yang benar.

 

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

sandiputra's picture

@Dua Saksi Yesus

3). Yesus itu mahatahu. Yesus tahu segala sesuatu (Yohanes 16 : 30; 21 : 17). Sesungguhnya di dalam Dia “tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan” (Kolose 2 : 3). Beberapa contoh kemahatahuanNya di uraikan dalam kitab-kitab injil. Ia mengetahui apa yang ada di dalam hati manusia (Yohanes 2 : 24 – 25). Ia mengetahui riwayat hidup perempuan Samaria itu (Yohanes 4 : 29), pikiran manusia (Lukas 6 : 8; 11 : 17), waktu dan cara-Nya meninggalkan dunia ini (Matius 16 : 21, Yohanes 12 : 33; 13 : 1), Ia mengenal Bapa dengan sangat akrab dan tak seorang pun yang dapat mengenal Bapa seperti itu (Matius 11 : 27).

Memang ada beberapa pernyataan Yesus yang seakan-akan menunjukkan bahwa Ia tidak mahatahu. Yesus tidak mengetahui saat Ia akan datang untuk kedua kalinya (Markus 13 : 32), Ia merasa heran atas ketidakpercayaan orang Israel (Markus 6 : 6). Dan tercatat juga pula bahwa Ia mendekati sebatang pohon ara dengan harapan untuk mendapatkan buah ara pada pohon itu (Markus 11 : 13). Sekalipun demikian,haruslah di ingat bahwa pada masa Ia merendahkan diriNya , Yesus tidak memakai sifat-sifat ilahiNya sekehendak hatiNya. Allah Bapa tidak mengizinkanNya memakai kemahatahuanNya dalam kasus-kasus tersebut.

Bagian ini lemah...dan berkesan  kamu hendak membela Tuhan Yesus...disatu sisi mengatakan Yesus maha tahu...tapi disisi yang lain Injil bersaksi Yesus tidak maha tahu...lalu kamu bikin pernyataan untuk membelaNya...ahhh...itu perbuatan bodoh (setidaknya menurut saya)...bagaimana kita manusia yang rendah...mau membela Tuhan yang maha tinggi?...Tuhan Yesus tidak membutuhkan pembelaan...Tuhan bisa membela diriNya sendiri...bahkan Ia tidak perlu membela diri...karena Ia adalah 'KEBENARAN' itu sendiri...

Menurut saya...Tuhan Yesus mengatakan tidak tahu...karena benar-benar tidak tahu...titik...tidak menggunakan alasan ini atau itu...bukankah Tuhan mengatakan: "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat." (Mat.5:37)

Mengenai Yesus tidak tahu...bisa marah...bisa menangis...mengalami gentar...itulah manusiawi...karena Ia benar-benar menjadi manusia seperti kita yang menggunakan tubuh dari darah, daging dan tulang...bukan sedang berpura-pura...Ia tidak ber pura-pura tidak tahu, padahal sebenarnya tahu...bila marah, Ia marah seperti kita sedang benar-benar marah ...bila menangis, Ia menangis seperti kita sedang benar-benar menangis...bila Ia gentar, Ia juga hatiNya gentar seperti kita sedang benar-benar gentar...GBU

__________________

Hal Kerajaan Allah seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu. Mat.13:45-46