Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Anak kecil

victorc's picture
 "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga." - Mat. 18:3

Shalom, selamat pagi saudaraku. Pagi ini (22/11) dari sebuah chatting dengan seorang teman SD,* kami jadi berdiskusi singkat tentang puisi gaya Jepang (haiku). Lalu saya tergerak untuk belajar menulis sebuah haiku singkat begini:

Katak

Ada katak
Melompat ke dalam air
Plung!

Memang haiku itu sederhana, namun di balik kesederhanaan itu memuat makna yang mendalam: yaitu menghargai hal-hal kecil di sekitar kita. Bahasa kerennya: God of small things...
Lebih dari itu, haiku memiliki ciri khas: makin singkat makin bagus.(1)  Menurut saya, haiku biasanya juga menginspirasikan ketenangan, mirip seperti kesan yang kita peroleh ketika melihat atau berada dalam sebuah taman gaya Jepang. Begitu tenang dan menghanyutkan, menyatu dengan alam. Di situlah seninya.
Dulu saya juga menyukai novel-novel gaya Jepang, karena juga digarap dengan gaya puitis seperti haiku. Salah satunya adalah novel berjudul : Duabelas pasang mata (Nijushi no Hitomi) karya Sakae Tsuboi.(2) Novel itu dulu saya pinjam dari seorang hamba Tuhan. Kisahnya tentang reuni kecil dua belas orang yang dulunya teman sekelas waktu SD. Penuturannya sederhana namun memikat.

Reuni
Omong-omong tentang novel tersebut, kira-kira sebulan lalu kami juga baru reuni teman-teman SD. Meskipun yang hadir tidak sampai 12 orang seperti dalam novel jepang tersebut, namun selama lebih kurang 18 jam, kami semua sungguh menikmati setiap menitnya. Bisa bercanda, ledek-meledek dsb seperti ketika dulu masih SD. 
Acara dimulai sore hari di salah satu villa di Batu. Acara berjalan lancar, meskipun ada gangguan teknis yaitu video klip yang kami buat ternyata tidak mau diputar. Jadi terpaksa saya buat video klip baru dari foto-foto yang ada, akhirnya jadi juga walau agak ngebut membuatnya.
Selanjutnya ada acara karaoke, dan saya juga ikut menyumbang beberapa lagu dari Julio Iglesias, Bee Gees, Iwan Fals, sampai Ermi Kullit. Lalu kami keluar rumah bersama-sama cari wedang jahe dan coklat panas. Paginya kami berkunjung ke Museum Angkot, dan asyik selfie sampai "mblenger" kata orang jawa. Setelah itu kami kembali ke villa, makan siang, lalu acara ditutup dengan minum es krim di sebuah kafe, sebelum meninggalkan kota Batu. Terus selfie lagi...
Setelah itu kami berpisah, dan pulang ke rumah masing-masing. 
Namun seminggu atau dua minggu setelah acara tersebut, kami masih asyik membicarakan reuni tersebut di grup WA. Sungguh sangat berkesan.

Kesan
Demikianlah sekelumit kisah kami reuni kecil untuk teman-teman SD. Agak mirip dengan kisah dalam novel 12 pasang mata, setidaknya demikian di benak saya. 
Yang terpenting, kami belajar menghayati betapa indahnya persahabatan jika kita mau kembali menjadi anak kecil. Tidak meributkan persoalan-persoalan orang dewasa seperti bagaimana perusahaan saya bisa besar, atau bagaimana partai saya bisa besar, atau bagaimana calon saya bisa menang di pilkada tahun depan, dst. Kita semua orang dewasa perlu belajar memahami bahwa semua itu memang baik, namun mungkin bukan itu yang paling dirindukan Tuhan. Yang paling dirindukan Tuhan adalah agar kita semua dapat tetap saling bersahabat dan bercanda di tengah pelbagai perbedaan. Seperti sekelompok anak kecil. (3)
Itulah kunci sebenarnya untuk masuk ke dalam kerajaan surga.

Versi 1.0: 22 november 2016, pk. 8:05
VC

*Note: trimakasih buat Ika. Artikel ini ditulis untuk semua teman SD, SMP dan SMA.

Referensi:
(1) http://id.m.wikihow.com/Menulis-Puisi-Haiku
(2) http://rifqa-faa.blogspot.co.id/2014/07/novel-dua-belas-pasang-mata.html
(3) http://www.yesayaedys.com/2016/08/menjadi-seperti-anak-kecil.html
__________________

Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)

"we were born of the Light"

Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:

http://bit.ly/ApocalypseTV

visit also:

http://sttsati.academia.edu/VChristianto


http://bit.ly/infobatique