Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Bahasa Roh

Ulah's picture

Bermula dari Bahasa Roh, kemudian timbul diskusi yang panjang. Alasan diskusi itu tak lain adalah mencari kebenaran. Masalahnya adalah setiap keyakinan memiliki kebenaran masing-masing. Ada yang menyatakan sangat mendukung, mendukung, mendukung dengan syarat, bahkan ada yang tidak mendukung. Mengapa mereka memiliki sikap seperti itu?
Pertama, latar belakang budaya yang dimilikinya. Setiap orang memiliki latar budaya yang membentuk dirinya masing-masing. Ada yang percaya segala sesuatu yang ada walaupun tidak masuk dalam logika (supranatural). Namun juga ada yang menyatakan segala sesuatu harus masuk akal. Semua bermula dari latar belakang budaya yang dimilikinya. Contoh sederhana adalah semua orang setuju jika 2+2=4, bahkan akan mengatakan sesat, bodoh, dungu, dan salah jika ada yang mengatakan 2+2=20. Karena kita semua sepakat dan diajar untuk menyatakan bahwa 2+2=4. Kita dikatakan aneh bila kita memberikan hasil selain 4.
Kedua, latar belakang keimanan yang dimiliki. Ini semua permula dari bentukan doktrin gereja yang dimilikinya. Hal ini tentunya berlaku pada kehidupan berjemaat. Ketika kita berada di lingkungan jemaat yang menganggap ”aneh” bahasa roh, jika kita berbahasa roh akan dikatakan aneh, sehingga cenderung untuk tidak menggunakan karunia tersebut. Sebaliknya juga bila dalam lingkungan yang menge”depan”kan bahasa roh dalam ibadahnya, jika kita tidak berbahasa roh akan di”asumsi”kan belum lahir baru.

Iman masing-masing orang merupakan kunci dalam memahami perbedaan-perbedaan yang ada.  Tentunya didukung pula dengan sikap tidak menghakimi dengan menyatakan bahwa orang lain salah dan sesat. Jika kita yakin dengan bahasa roh kita dibenarkan, yakinilah itu tanpa menyatakan orang yang tidak berbahasa roh sebagai orang benar.  Sebaliknya, jika kita tidak dapat menerima bahasa "roh" sebagai bagian dari keyakinan atau iman, janganlah menyatakan orang yang berbahasa "roh" terlalu mengada-ada. Cukup banyak yang harus dicermati seperti referensi yang digunakan, dasar pemikiran dan keyakinan yang dimiliki, termasuk keyakinan kapan awal mula bahasa roh tersebut terjadi merupakan bagian kecil yang perlu diperhatikan.  Sekali lagi  Bahasa roh adalah karunia yang diberikan oleh pemberi karunia kepada siapa saja yang memerlukannya.

-Gbu-