Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Balada Si Pencari Kursi

cahyadi's picture

Namanya Amat Sura Dipayana tapi orang-orang lebih sering memanggilnya Mat Gentong. Asalnya dari desa. Berbekal keinginan dan hasrat pingin jadi orang kaya, ia nekat berangkat ke kota. Dan, berkat keuletan dan perjuangannya yang tidak kenal lelah, akhirnya ia berhasil mewujudkan impiannya.  Ia kini punya usaha yang maju pesat. Rumahnya besar dan megah bagaikan istana. Mobilnya ada 5, tersimpan dengan rapi di garasinya yang cukup luas. Dan pembantu di rumahnya pun jumlahnya lusinan.

Namun rupanya, semua kekayaan itu telah merubah kepribadian Mat Gentong. Ia yang dulunya dikenal sebagai pria ramah kini telah berubah menjadi orang yang kelewat sombong. Ia tidak mau lagi kumpul-kumpul dengan para tetangga di lingkungan rumahnya. Ia hanya mau kenal dengan orang-orang kaya dan para pejabat tinggi yang dirasanya dapat melancarkan usahanya.

Ada satu obsesi yang kini selalu merasuki pikiran Mat Gentong. Ia pingin sekali menjadi anggota DPR. Kebetulan pertengahan tahun depan, akan ada Pemilihan Umum untuk memilih wakil-wakil rakyat. Dan untuk memenuhi ambisinya, Mat Gentong mulai kasak-kusuk mencari partai.

Setelah mendapatkan partai yang cocok, Mat Gentong segera mengajukan diri untuk menjadi calon legislatif. Dan segera sesudahnya, ia mulai mengatur strategi agar impiannya menjadi anggota legislatif dapat terwujud. Mula-mula ia menjual seluruh mobilnya dan menggadaikan rumahnya sebagai modal. Kemudian mulai  membuat kaos, selebaran, spanduk dan baliho berukuran super besar yang memuat gambar dirinya. Tak puas dengan itu, Mat Gentong juga mulai kumpul-kumpul lagi dengan para tetangganya. Pura-pura menaruh perhatian dengan menggelontorkan banyak uang untuk pembangunan ’ini dan itu’.

Pas musim kampanye tiba, Mat Gentong kelihatan sibuk banget. Siang malam ia mengadakan rapat dengan orang-orang kepercayaannya. Ia pun tak segan-segan memberikan uang kepada setiap orang yang mau memberikan dukungan kepadanya. Mat Gentong juga mulai sering obral janji. Kalau nanti dirinya terpilih sebagai wakil rakyat, ia berjanji akan memperjuangkan pendidikan dan pengobatan gratis bagi rakyat miskin. Ia juga berjanji akan membuka banyak lapangan kerja agar angka pengangguran di negeri ini segera berkurang. Dan ia juga berjanji untuk lebih memperhatikan para petani, nelayan dan para pengusaha kecil agar kesejahteraan hidup mereka semakin meningkat.

Akhirnya, Mat Gentong menjadi anggota DPR. Ia berhasil mendapatkan kursi empuk yang sangat diidam-idamkannya. Namun akibat empuknya kursi yang kini didudukinya, ia menjadi terlena. Ia tidak ingat lagi dengan serangkaian janji yang pernah diucapkannya. Ia malah sibuk mengumpulkan kekayaan agar modalnya bisa balik. Tak segan-segan ia meminta komisi dalam jumlah besar bagi siapa saja yang datang kepadanya untuk persetujuan proyek. Selain itu, Mat Gentong juga mulai melakukan korupsi.

Suatu malam hujan turun begitu deras. Mat Gentong sedang dalam perjalanan menuju ke rumah mengendarai sedan mewah yang barusan dibelinya. Pada suatu kelokan yang agak gelap, tiba-tiba ia berpapasan dengan truk pengangkut pasir. Karena kaget dan kecepatan mobil yang begitu tinggi, Mat Gentong tidak sempat menghindar. Akhirnya kecelakaan itupun terjadi.  Sedan Mat Gentong ringsek tidak berbentuk. Mat Gentong pun langsung tewas di tempat. Segera orang-orang berdatangan. Mereka berusaha mengeluarkan Mat Gentong dari mobil sedan itu. Setelah berhasil, Mat Gentong digeletakkan di jalanan, ditutupi selembar kertas koran bekas yang barusan didapat dari tempat sampah.

Ternyata sedan mewah Mat Gentong tidak dapat menyelamatkan nyawanya. Pun dengan segala kekayaan yang dimilikinya tidak dibawanya serta ketika ia mati. Tragis!!!

 

dennis santoso a.k.a nis's picture

"kesejahteraanmu adalah bualanku"

udah liat ini? :-)

Mikhael Romario's picture

nomer

kenapa nomernya 69 yah?

 

Damai Kristus

__________________

Damai Kristus

Purnawan Kristanto's picture

Dear cahyadi, Itu kisah

Dear cahyadi,

Itu kisah nyata atau fiksi? Tragis amat!!

 


“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang berkomentar kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.”

Wawan

 

__________________

------------

Communicating good news in good ways

cahyadi's picture

hanya rekaan kok...

Ini hanya cerita rekaan saya saja kok Pak...

pasikomsi's picture

Mat Gentong iku Opo ne Kang Yadi yo ?

Sopo iku kang sing jenenge Mat Gentong kui ? ko podo karo jenenge kanca ku sing ning desa Plaosan kidul Purworejo,tragis tenan nasib pe cak...

Iya begitulah ,potret perjalanan anak manusia ,yang lupa diri,dan memang banyak manusia yang seperti itu,lupa kacang pada kulitnya ,bahasa jawanya gimana ya kang ? kurangnya pendekatan kepada sang pencipta,kurangnya melihat siapa kita pada waktu yang lalu?, dan karena siapa kita sampai bisa begini?

Saya pernah  juga mengalami Kesombongan seorang teman baik ku,kalau ini benar kisah nyata,mas Pur...Aku punya teman benar-benar satu kamar waktu masih mahasiswa,sakit,dan pahit getir nya hidup diperantauan sudah sama-sama mengalami.

dalam perjalanan waktu,dan sudah lama sekali tiada berita,.suatu ketika aku dapat kabar dia sudah jadi orang,( berarti..kalau belum sukses belum jadi orang ya?...) ya pokoknya dia mendapat Jabatan yang cukup baik di sebuah  Perusahaan Ansuransi pemerintah...

karena kata teman-teman ,dia baik , dan dia tetap ramah, wong namanya teman ..akupun pergi sowan,mengunjungi Teman ku yang sudah jadi Bos ini,maksud hati ingin membuat kejutan jadi kedatanganku tidak kuberi tahu sebelunya..singkat cerita ,Tiba di depan ruangannya,sekretarisnya menyodorkan buku daftar tamu ,untuk menuliskan nama yang ingin bertamu.akupun menulis nama ku sengaja ku tambahin dengan nama gelar ku yang sering dipanggilkan nya dulu waktu masih sama-sama kos,agar dia semakin antusias ketemu dengan ku.waktu itu aku cuma sendirian di ruang tunggu tamu itu. kira-kira 5 menit menunggu,ada tamu juga yang ingin bertamu dan menuliskan namanya ,tak lama kemudian ada lagi tamu,seperti kami berdua, wah hebat juga ini teman ku,banyak tamunya..syukurlah,berarti   Temanku orang penting dikantor ini,gumam ku dalam hati. tak lama kemudian sekretarisnya menjumpai kami di ruang tamu,pak ini.....silahkan masuk..lalu orang yang datang sesudah aku tadi bergegas masuk...ada kira-kira 20 menit menunggu,aku sudah mulai gelisah,ya mungkin tamu yang mendahului aku tadi urusan yang sangat penting pikir ku..tak lama pintu di buka orang itu keluar,sekretarisnya kemudian  datang lagi ke ruang tunggu memanggil tamu selanjutnya..Pak..ini..silahkan masuk,`lho..kok bukan namaku ? ' sebentar mbak,ujarku menyela,'kan saya tadi, sudah lebih dulu,datang dan menulis di buku tamu ko,ini sampai dua kali saya dilewati..orang yang baru dipanggil, dasar tak punya etiket,main masuk saja tanpa ada reaksi..kemudian sekretarisnya menjawab.ini bukan saya yang menentukan bapak,beliau yang memilih dan menentukan.Aku terhenyak mendengar nya,dan hatiku panas..jengkel. .kheki.diperlakukan seperti itu,oleh temanku ,sahabatku,

baik deh mbak.coba sini buku tamunya, lalu saya tulis besar-besar, hei..Dul.. Aku datang kesini,bukan mau minta duit mu,bukan mau minta tolong,aku kesini karena ku kira kamu masih teman ku yang dulu,ternyata aku salah kamu bukan teman yang kukenal dahulu.

langsung aku bergegas menuju ruang Lift,meninggalkan kantor tersebut.

di dalam lift ,aku berharap semoga suatu saat nanti,temanku itu,dapat berubah,entah kapan tapi pasti..karaena kesombongan dan kekayaan tidak ada apa-apanya ketika kesusahan menimpa diri se seorang.. 

glory glory 2 the Lord

now and 4 ever

Purnawan Kristanto's picture

3 "kesalahan" pasikomsi

Dear Pasikomsi,

Saya mencoba menempatkan diri pada sudut pandang teman Anda. Menurut saya, Anda telah melakukan tiga kesalahan:

1. Anda tidak membuat janjian dulu. Dengan membuat janjian ketemu dulu, maka Anda sebenarnya sedang menghormati tuan rumah. Bayangkan kalau jadwal sang tuan rumah sangat padat, kemudian ada orang yang datang tuba-tiba karena merasa sudah merasa dekat. Itu akan mengacaukan rencana kerja hari itu. Bisa jadi sang tuan rumah harus menjadwal ulang agenda kerja hari itu.

2, Anda berkunjung sebagai seorang teman ke tempat kerjanya dan pada jam kerja. Kalau kedatangan Anda tidak dalam rangka urusan dinas atau bisnis, sebaiknya Anda datang ke rumahnya atau menemui dia di luar jam kerja. Misalnya janjian pada jam istirahat.

3. Urusan Anda tidak masuk dalam prioritas kerjanya. Siapa tahu, pada hari itu ada tamu-tamu yang mendesak dan harus segera ditemui. Kalau Anda memiliki urusan yang lebih penting dan lebih mendesak daripada dengan tamu-tamu yang lain, maka sang tuan rumah mungkin akan memprioritaskan Anda.

Cobalah untuk berempati terhadapteman Anda. Dia bisa mencapai jabatan atau posisi itu dengan kerja keras. Ada harga yang harus dibayar. Termasuk dikira banyak orang sudah lupa dengan teman-teman yang lama.

 

 


“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang berkomentar kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.”

Wawan

 

__________________

------------

Communicating good news in good ways

pasikomsi's picture

"Pur K" sudut pandang tidak absolut menjadi pembenaran!!

It,s Ok, anda menemukan 3 kesalahan saya,dari sudut pandang teman saya,yang sepaham dengan anda. appriciate untuk mu.

Karena ketika saya,pernah juga memegang jabatan seperti jabatan teman saya tersebut pada perusahaan berbeda,saya melakukannya  jauh berbeda,Saya keluar dulu sebentar,saya temui,teman saya tersebut dengan sambutan yang hangat,lalu saya katakan saya sedang banyak tamu,nanti habis ini dan itu kita bebas bercerita..ok...beres,,nice..meeting..saya sangat menghargai kedatangan teman lama saya itu walau pun dia datang ke kantor saya tanpa warning ataupun pemberitahuan sebelumnya..itulah cara saya,dan beberapa temanku lainnya.

 

glory glory 2 the lord

now and 4 ever

Purnawan Kristanto's picture

Lebih baik

Yang Anda lakukan sudah tepat dan lebih baik daripada teman Anda. Salut

 


“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang berkomentar kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.”

Wawan

 

__________________

------------

Communicating good news in good ways

ebed_adonai's picture

@purnawan & pasikomsi: share sedikit...

Jadi menarik, menyimak diskusinya mas Wawan dan tulang Pasikomsi, hehe...

Saya mau numpang share sedikit nih,

Beberapa waktu lalu, saya ketemu seorang teman SMA yang sudah lama sekali tidak pernah bertemu, di sebuah situs persahabatan. Walau masih tergolong muda, dia sekarang sudah Ph. D., dan mengajar di ITB. Dia tergolong teman akrab saya dulu. Kami sama-sama penggemar dunia balap motor dunia (GrandPrix 500, sekarang MotoGP). Saya pernah sekali menyenggolnya di situs pertemanan itu. Dia membalas, walau hanya dengan sepotong kalimat pendek. Saya coba "pancing" lagi dengan mengirimkan email dan nomor ponsel saya. Tidak ada respon. Sampai hari ini.

Lalu ada lagi seorang teman SMA saya, yang dulunya teman satu band dengan saya. Sama seperti di atas, ketemunya juga lewat sebuah situs persahabatan. Sepertinya dia sekarang bekerja di Pertamina. Kalau yang ini agak berbeda. Awalnya dia begitu antusias menyambut saya. Namun lambat laun saya juga seperti tidak digubris lagi, tanpa alasan yang jelas.

Jujur, pertama saya merasa agak kecewa juga dengan hal itu. Saya pernah berpikir, apakah mereka merasa tidak ada gunanya berteman dengan seseorang yang hanya menjadi seorang guru SD, di kota kecil pula? Bisa ya, bisa pula tidak. Namun yang jelas, saya selalu berusaha berpikiran positif. Teman (-teman) yang sombong, kacang lupa kulit, dan yang sejenisnya, memang ada, dan itu adalah kenyataan yang harus kita terima. Namun pertanyaan besarnya adalah, apakah kedua teman saya di atas itu MEMANG SOMBONG? Apa tidak ada hal-hal lain lagi di balik "kesunyian" mereka itu? Terpisah oleh jarak yang jauh, dan hanya bertemu di dunia maya, siapa yang bisa tahu persis apa yang sedang dialami oleh teman kita di seberang sana. Sedang sakitkah? Sedang sibukkah? Sedang depresikah? Macam-macam.

Jadi teringat dengan diri sendiri. Kebanyakan waktu saya berselancar di SS ini adalah saat saya sedang mengerjakan objekan mengetik saya. Karena itu, sering saya lalai dalam merespon setiap input yang datang ke saya. Belum lagi kalau koneksi TEL******SH saya ngadat. Sudah. Boro-boro membalas, kadang logoff pun tidak sempat.

Shalom!

(...shema'an qoli, adonai...)

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

Purnawan Kristanto's picture

Tipe Watak

Saya menduga watak atau temperamen seseorang mempengaruhi dalam caranya membangun relasi dengan orang lain. Orang yang Sanguin, seperti saya, cenderung akan menerima dan mencari persahabatan.Kalau ada email atau SMS yang masuk, selalu dijawabnya.

Tapi ada juga orang yang bertipe Flegmatis. Dia cenderung menutup diri dan pilih-pilih teman. Sementara orang yang Kolerik cendrung berbicara blak-blakan dan to the poiint. Dia tidak suka berbelit-belit. Kalau sedang sibuk, maka dia akan terus terang berkata, "Saya sedang sibuk. Jangan ganggu saya." Sikap ini jika dilakukan terhadap orang yang Melankolis akan menimbulkan sakit hati. Dia akan bertanya dalam hati, "Apa salahku sehingga dia tidak mau membalas sapaanku?"

Minggu lalu, saya lihat status FB mantan bos saya sedang on-line. Dia baru saja menjalani operasi di Singapura. Maka, saya sapa: "Apa kabar, pak? Sudah sembuh?". Dia hanya menjawab singkat "Ya", kemudian "Off line." Kalau saya orang yang bertipe Melankolik maka saya bisa sakit hati mendapat tanggapan seperti itu. Tapi saya kemudian ingat, bos saya bertipe Kolerik. Dengan mengubah status offline, dia mengirim pesan tersirat, "Stay back! Leave me alone." Maka saya bisa memahaminya.

Kenalilah tipe watak Anda dan tipe watak teman Anda. Ini sedikit banyak bisa membantu dalam kebrkomunikasi.

 


“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang berkomentar kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.”

Wawan

 

__________________

------------

Communicating good news in good ways

hai hai's picture

@Pasikomsi, Ha ha ha ha ha ...

Pasikomsi, setahu saya buku tamu di perusahaan bukan buku pendaftaran seperti di tempat praktek dokter di mana yang daftar duluan masuk duluan.

Menurut saya, anda datang kepada teman itu denganr rasa MINDER dan PRASANGKA jelek serta GILA hormat. Bila tidak, anda pasti akan sabar menunggu dan tidak sembarangan menuduh teman anda itu. Anda sama sekali tidak tahu APA yang sebenarnya terjadi pada teman anda itu. Apakah dia menunda pertemuan dengan anda karena SOMBONG atau karena tamu yang lainnya memang terlalu penting untuk ditunda pertemuannya atau DIA ingin mengejutkan anda, misalnya dengan menyuruh stafnya pergi membeli makanan dan minuman untuk menyambut anda dengan istimewa.

Tindakan anda ketika menduduki jabatan yang sama, keluar menyambut teman anda lalu memberitahu dia betapa sibuknya anda, juga bisa ditafsirkan sebagai prilaku sombong oleh sebagian orang.

Saya percaya semua kenalan yang saya anggap teman. Sebagai teman, bila mereka berlaku sombong, saya akan menegurnya. Apabila saya ada di posisi anda, saya akan menunggu, menunggu sampai jam kantor berakhir bila perlu bahkan menunggu sampai dia mengusir saya. Dengan menulis apa yang anda tulis, bukankah anda sedang MENYOMBONG?

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak