Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

BERGAUL ITU MUDAH – 4 – Showing Interest

Purnomo's picture

               Sebuah panti asuhan yang tidak di bawah organisasi gerejaku membuat sumur bor dalam karena air pdam kadang-kadang saja mengalir. Tidak ada masalah dengan uang karena banyak yang berdonasi sehingga rencana pembiayaan tertutup. Sewaktu aku ke sana pengurus memberitahu anggaran yang dibuatnya salah karena biaya pembelian mesin pompa yang ditulisnya untuk sumur dangkal, bukan yang dalam yang jauh lebih mahal. Mencari tambahan donasi sudah tidak ada waktu lagi karena besok pompa itu sudah harus dipasang.

                 Di depan pengurus itu aku menelepon seorang anggota gerejaku menanyakan apakah dia bisa mencarikan pompa dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

                 “Bisa,” jawabnya.
                  Aku menjelaskan panti tidak punya uang kontan sehingga aku berharap dia menjadi penjaminnya selama belum dibayar.
                 “Tidak masalah. Besok barangnya aku antar ke panti,” jawabnya.
                 “Beres,” kataku kepada pengurus panti.
                 “Terima kasih,” katanya, “nanti kalau panti tidak bisa bayar aku kontak kamu lagi.”
                 “Enak aja. Kalau tidak bisa bayar temanku akan datang mengambil kembali pompa itu. Kamu ‘kan tahu siapa yang aku telepon tadi. Penatua gerejaku yang paling galak.”
                 “Aku juga kenal dia. Biar mulutnya galak tapi hatinya baik kok.”

                   Bergaul juga jadi enak bila ada kepedulian di dalamnya, tidak just say hello saja. Kepedulian ini bisa berbentuk melibatkan diri dalam aktivitas bersamanya, memainkan peranan yang bermanfaat baginya, memberi bantuan pada saat dia membutuhkannya.

                   Tetapi kepedulian ini tidak muncul dalam semalam. Dia harus dimulai dengan “showing interest” ketika kita berkomunikasi dengannya. Sewaktu berbicara dengannya, walau topiknya ringan, fokuskan perhatian Anda pada suasana pembicaraan, topik pembicaraan, dan kehangatan dialog. Caranya?

                 (a) mengajukan pertanyaan 5W1H (what, where, who, why, when, how).
                 (b) mendengarkannya, baru kemudian mengemukakan pendapat Anda tanpa memaksakan.
                 (c) tidak memonopoli pembicaraan yang membuat dia menjadi pendengar saja.

                    Dalam upaya “showing interest” usahakanlah untuk tidak merespon dering hape Anda. Karena begitu Anda meresponnya, lawan bicara tahu Anda tidak “showing interest” kepadanya.

                    Tentunya Anda tak perlu sewot bila lawan bicara Andalah yang melakukannya karena TUHAN saja tidak marah melihat mereka yang diajak-Nya berkomunikasi dalam ibadah Minggu sedang sibuk memainkan jemari di atas hape. Maklumilah, orang-orang super sibuk menyebut itu multi-tasking – beberapa kegiatan dikerjakan berbarengan.

** gambar diambil dengan google sekedar ilustrasi.