Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Bom Di Malam Natal, Kisah Sang Pahlawan Kemanusiaan

julian's picture
Bacaan Nats: Matius 16:24-27; 2 Timotius 2:11-13

 

Ungkapan "kehidupan dan kematian di tangan Tuhan" adalah benar, sebab kehidupan dan kematian seseorang tentu terjadi karena seizin Tuhan. Tidak ada seorang pun yang bisa hidup atau mati bila tidak diizinkan dan dikehendaki Tuhan (Ay 1:21).

Tentu ada kematian yang tidak dikehendaki oleh Tuhan namun diizinkanNya terjadi, misal bunuh diri. Pembunuhan terhadap diri sendiri ini merupakan bentuk tindakan yang durhaka, karena sebagai bentuk penolakan seseorang atau manusia atas karunia kehidupan yang diberikan Tuhan kepadanya.

 

Baca juga: MENGALAMI TUNTUNAN TUHAN

Hidup ini berharga karena pemberian Tuhan dan kematian yang benar adalah membiarkan maut atau kematian itu terjadi dengan sendirinya sesuai dengan kehendak Tuhan, bukan dengan cara bunuh diri.

Berbeda dengan yang dilakukan oleh Riyanto. Pria kelahiran Kediri, 23 November 1975 ini adalah salah satu dari keempat anggota Barisan Anshor Serbaguna (Banser) Mojokerto, yang ditugaskan oleh GP Ansor Mojokerto untuk membantu polisi mengamankan perayaan malam Natal di gereja Eben Haezer Mojokerto, pada tanggal 24 Desember 2000 silam.

Semula ibadah di Malam Natal itu berlangsung dengan khusyuk, namun hanya berjalan sebentar saja.

Sekitar pukul 20.30 WIB, seorang jemaat menaruh curiga pada sebuah bingkisan yang tergeletak di depan pintu masuk gereja, tanpa ada pemiliknya.

Riyanto pun sigap, ia memberanikan diri membuka bingkisan itu dan membongkarnya di hadapan petugas pengamanan lainnya, termasuk di antaranya seorang polisi sektor setempat yang juga berjaga di malam itu.

Di dalam bingkisan itu tampak menjulur sepasang kabel yang tiba-tiba memunculkan percikan api, ternyata itu bom.

Riyanto langsung berteriak, "Tiaraaaapp!"...

Baca selengkapnya: klik disini