Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Cara bersaksi Yesus dan Bapa di Sorga

hiskia22's picture

Ketika Yesus bersaksi, Dia memuliakan Bapa di Sorga :

1. Matius 16 : 17

16:17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. 

 

2. Yohanes 6 : 38 

6:38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. 

 

3. Yohanes 7 : 16

7:16 Jawab Yesus kepada mereka: "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. 

 

4. Yohanes 7 : 29

7:29 Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku." 

 

Dari kesaksian Yesus, maka kita lihat secara jelas bahwa Yesus lebih mengutamakan Bapa daripada diri - Nya sendiri.

Mari kita lihat kesaksian Bapa di Sorga yang memuliakan Yesus :

1. Matius 3 : 17

3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

 

2. Matius 17 : 5

17:5 Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." 

 

Bapa memuliakan Anak, dan Anak memuliakan Bapa.
 

Cara bersaksi inilah yang harus kita tiru. Yaitu memuliakan Allah. Seberapa banyak dari kita yang ketika bersaksi lebih menonjolkan diri pribadi daripada Allah yang bekerja di dalam kita ?

Hindarilah keinginan untuk memberikan kesaksian yang lebih menonjolkan diri pribadi. Walaupun kata - kata disusun serapi dan seindah mungkin, tetapi Allah lebih tahu hati kita. Bukan kata - kata.

Saya beri contoh :

1. Ada orang bersaksi bahwa dia dipercayakan Tuhan untuk melayani 20 orang yang rumah tangganya hancur. Dia sering mendoakan mereka. Dan Ke - 20 orang itu keluarganya dipulihkan.

Yang bisa kita lihat memang kesaksian yang luar biasa. Tetapi ada unsur kesombongan. Bahwa dia lebih dipercaya oleh Tuhan. Dan hebatnya lagi ketika mendoakan, 20 orang itu keluarganya dipulihkan.

2. Kesaksian tentang mendoakan orang. 

3. Dan masih banyak kesaksian yang sebenarnya ingin memperlihatkan ke - aku-an diri sendiri daripada Allah.

Karena itu, ketika bersaksi, berdoa dulu agar kesaksian kita bisa menjadi berkat. Bukan kesombongan yang timbul. 

GBU

__________________

GBU

b1ntang's picture

Salam mas Hiskia Saya agak

Salam mas Hiskia

Saya agak bingung dengan cara bersaksi yang benar. Ada rekan gereja saya yang kalau ngumpul2 selalu bercerita pengalamannya mendapat keajaiban dari Tuhan. Salah satunya, sewaktu dia berdoa malam, selama 2 malam dia melihat cahaya terang disertai suara gemerincing, yang dia yakini itu adalah kunjungan Tuhan.

Saya takjub mendengarnya, tapi ada rekan lain yang timbul iri hati. Koq dia terus yang mengalami kejadian2 ajaib, yang lain ndak. Rekan yang iri hati ini, akhirnya berselisih dgn dia.

Nah, dari kejadian ini, saya jadi berpikir. Kalau saya yang mengalami kejadian ini, pasti saya juga ndak tahan utk menceritakannya pada teman2 lain. Tapi efeknya kog menjadi perselisihan.

 

hiskia22's picture

@b 1 ntang

Wah...kalau menurut saya itu ndak perlu terjadi. Sesama anak Tuhan dilarang saling mendahului...he...he...he...

Salam Kenal juga @ b 1 ntang

Pertama - tama kita perlu tahu tujuan kita bersaksi. Yang jelas mengacu kepada Kis 1 : 8

1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." 

Coba lihat tulisan yang saya blog hitam...kita bersaksi tentang Yesus. Tentang Kelahiran - Nya...tentang kehidupan - Nya...tentang kematian - Nya...dan tentang kebangkitan - Nya.
 

Sebenarnya itulah yang harus kita ceritakan. Kepada siapa ? Tentu saja kepada orang - orang yang belum pernah menerima kabar keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus.

Kalau toh ada ruang kesaksian di setiap ibadah...itu menurut saya hanya sharing. Menceritakan kebaikan Tuhan di dalam kehidupan kita. Bagaimana pemeliharaan Tuhan di dalam hidup kita. Tetapi yang perlu kita pahami yaitu motivasi dari kita sharing di ruang kesaksian tiap ibadah itu apa ?

Apabila motivasinya benar - benar untuk memuliakan Tuhan dan untuk memberkati jemaat lain, itu bagi saya no problem. Tapi kalau motivasinya untuk mencari hormat sendiri, itulah yang berbahaya. Di mata manusia ok...tapi di mata Tuhan bisa berbahaya.

Coba lihat bagaimana Yesus bersaksi tentang Bapa. Dia tidak mencari hormat bagi diri - Nya sendiri. Bahkan dengan kesaksian - Nya itu banyak orang akan merendahkan Yesus. Menganggap bahwa Yesus itu lebih rendah dari Bapa ( Yang seharusnya Yesus itu sehakekat dengan Bapa )

Untuk teman @b 1 ntang yang bersaksi bahwa dia mendapat penglihatan, itu sebenarnya hak dia untuk menceritakannya. Kita tidak perlu iri. Seandainya kesaksiannya benar, no problem. Kalau tidak benar, itu urusannya sendiri dengan Tuhan. Kita tidak perlu iri. Tidak perlu seperti teman @b 1 ntang yang iri.

Ok...?

Mungkin jawaban saya ngalor - ngidul ya....he...he...he...semoga bisa memberkati...

GBU

__________________

GBU

b1ntang's picture

Terima kasih untuk

Terima kasih untuk penjelasannya. Saya jadi ndak ragu lagi bersaksi atas kebaikan Tuhan dalam hidup saya, tapi tentunya dengan motivasi memuliakan nama Tuhan.

Mas, bisa tolong jelaskan pemahaman firman Tuhan di Lukas 5:12-14. Kenapa Yesus melarang orang sakit kusta yg telah sembuh utk menceritakan kepada orang lain, dan menyuruhnya menemui imam utk memberi persembahan.

Apakah Yesus melarang orang sakit kusta itu utk bersaksi?

GBU

hiskia22's picture

@b 1 ntang

Mungkin bisa di klik di sini.

Singkatnya...mujizat bukanlah bentuk kesaksian yang efektif. Karena itu menjadikan motivasi orang yang mendengarnya akan mengikut Yesus karena ingin melihat / mengalami mujizat itu sendiri.

GBU

__________________

GBU

kardi's picture

@hiskia22 ego kita waktu bersaksi

@hiskia22  terima kasih atas tulisannya tentang bersaksi,saya jadi ingat ketika saya pertama bersaksi dalam komsel, dengan suara yang tergagap saya berkata-kata tentang pertolongan Tuhan dlm pekerjaan saya, tapi anak saya protes, katanya sombong, omongannya tinggi, mungkin ga masuk logikanya. Memang apa yang saya saksikan itu diluar daya pikir saya, dan kadang emosi dan ego saya muncul. Disinilah yang diingatkan hiskia 22 bahwa hanya untuk kemuliaanNya saja semuanya dilakukan. Ok, selamat bersaksi dan menjadi saksi-saksi yang hidup, dan berkenan kepadaNya.