Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Cara Pandang

yujaya27's picture

Perikop bacaan minggu ini, “Yesus dielu-elukan di Yerusalem”, adalah salah satu perikop yang tercatat di dalam ke-empat kitab Injil, ini menandakan peristiwa ini sebagai sebuah peristiwa yang sangat penting, atau paling tidak mejadi salah satu peristiwa yang berkesan bagi ke-empat penulis kitab Injil, sehingga dituliskan oleh mereka. Dalam tradisi gereja, peristiwa ini diperingati sebagai Minggu Palem, Seminggu sebelum hari Paskah, atau sering disebut juga sebagai Minggu Sengsara, karena sebagai hari pertama/pembuka menuju hari kesengsaraan Tuhan Yesus.

Bagi orang-orang yang ada di sana ketika peristiwa ini berlangsung, termasuk murid-murid-Nya, menjadi sebuah momen puncak dari keberhasilan pekerjaan Tuhan Yesus, setelah membuat berbagai mukjizat, menyembuhkan banyak orang, hingga membangkitkan Lazarus yang sudah mati beberapa hari. Pada saat itulah Dia disambut dengan begitu gegap gempita dan meriah, dielu-elukan sebagai Raja Israel. Begitupun juga bagi musuh-musuh-Nya, seperti orang-orang Farisi, para tokoh agama lainnya, dan tentu saja termasuk iblis didalamnya. Dengan adanya peristiwa ini, semakin memantapkan hati mereka untuk menghentikan pengaruh Tuhan Yesus, dan mempercepat rencana mereka untuk menyingkirkan-Nya.

Bagi mereka dengan kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib, mereka sudah beroleh kemenangan, padahal sebaliknya, sudah jelas-jelas Tuhan Yesus datang dengan mengendarai seekor keledai (bukan kuda perang), sebagai simbol perdamaian, artinya Tuhan Yesus datang bukan untuk memimpin bangsa itu melakukan peperangan melawan penjajah Romawi, tetapi Ia datang untuk mendamaikan manusia dengan Allah. Seandainya iblis tahu, bahwa Tuhan Yesus harus mati, sebagai korban pendamaian, tentulah dia tidak akan berusaha (sampai merasuki Yudas Iskariot) supaya Yesus dibunuh. Sebaliknya justru harus tetap dibiarkan hidup. Seperti halnya sebuah pertandingan catur (meminjam kalimat PlainBread), kedatangan Tuhan Yesus ke Yerusalem ibaratnya sebuah umpan, dan umpan itu dimakan oleh iblis (musuh-musuh-Nya), di situlah Tuhan Yesus menang, tidak ada yang bisa mengalahkan Sang Raja.

Lalu bagaimana dengan orang-orang yang mengelu-elukan Yesus, termasuk murid-murid-Nya? Mereka pun mempunyai cara pandang yang sama, tidak lebih baik dari musuh-musuh-Nya, bedanya para musuh-Nya ingin menyingkirkan Yesus sebagai pemimpin, sebaliknya mereka ingin menjadikan Yesus sebagai pemimpin (raja Israel) dalam pengertian duniawi. Selama sekitar 3 tahun bersama Yesus, bukan jaminan mereka mengenal Tuhan Yesus, dan memiliki cara pandang yang sama dengan Tuhan Yesus. Jikalau hal ini bisa terjadi dengan para murid-Nya, bagaimanakah dengan Anda? Sudah berapa lamakah Anda mengikut Yesus? Apakah Anda semakin mengenal Dia dan memiliki cara pandang yang sama dengan Tuhan Yesus?

Singapore 29 Maret 2017

Note: Tulisan ini untuk warta jemaat 09 Apr 2017