Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Di mana Allah ketika saya menikmati? (2)

Baron Arthur's picture

Dikutip sebagian dari buku Mari Menikmati!

1. Mengejar kenikmatan sementara.
Cara pandang yang pertama ini adalah yang umum dan dimiliki oleh setiap manusia sejak manusia jatuh dalam dosa. Kejatuhan manusia di dalam dosa membuat segala kenikmatan, kepuasan dan kebahagiaan menjadi jauh dari manusia. Manusia mengalami penderitaan, kesulitan, kerja menjadi beban dan kadang-kadang dianggap sebagai kutuk. Hubungan antara pria dan wanita, suami-isteri, orang tua dan anak menjadi rusak.  Begitu juga hubungan antar sesama manusia menjadi rusak dan sulit. Terjadi perbedaan bahasa, ras, suku dan kepentingan. Perang, bencana alam dan berbagai musibah tidak pernah berhenti. Begitu juga sakit-penyakit tidak pernah berhenti di dalam hidup manusia. Keinginan manusia ingin lepas dari semuanya dan mendapatkan hidup bahagia yang bisa dinikmati. Hidup hanya sekali, mengapa harus diisi dengan penderitaan dan kesulitan?

Maka dengan pemikirannya manusia mencari jalan keluar dari segala kesulitan ini. Ada yang mencarinya melalui Allah. Banyak orang-orang yang beragama memakai nama Allah dan mencari Allah untuk bisa melepaskan dari kesulitan2 yang ada di dunia ini. Mereka berpikir bahwa kalau ibadah dengan segenap hati maka Allah akan memberikan jalan keluar dari segala kesulitan yang ada dan akan memberikan segala hal yang diinginkan hati mereka. Jika Allah memberikan semua keinginan hati mereka, maka mereka akan bahagia, puas dan menikmati hidup ini. Jadi Allah ada untuk kenikmatan pribadi. Bagaimana kalau Allah tidak memberikan apa yang diinginkan hati mereka? Masihkah mereka beribadah kepada Allah yang mereka percayai? Mungkinkah mereka akan beribadah lebih baik lagi, atau mungkin mencari jalan keluar yang lain?!

Sebagian lagi mencari jalan keluar yang dianggap paling bisa membawa mereka keluar dari segala kesulitan yang ada, UUD (Ujung-Ujungnya Duit). Uang yang banyak dianggap oleh sebagian manusia sebagai jalan keluar dari segala kesulitannya. Karena dengan uang yang banyak, manusia bisa membeli semua kenikmatan sementara yang diinginkannya. Pakaian bermerek, rumah, mobil, villa, perjalanan keliling dunia, berobat ke rumah sakit yang terbaik, pendidikan yang terbaik dan bahkan bisa membeli pasangan hidup!? Apa yang tidak bisa dibeli oleh uang? Apalagi kalau hidup di Indonesia, money speaks louder than everything!? Wow!
Tetapi kenyataannya uang ternyata tidak bisa membeli semuanya. Ketika manusia harus mati, uang tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak peduli uangnya seberapa banyak, tidak akan pernah bisa membuat orang yang mati bangkit kembali. Uang tidak bisa menghalangi bencana-bencana alam dan musibah yang terjadi. Uang hanya bisa meringankan kesulitan yang sudah terjadi tetapi kuasanya tidak sebesar yang dipikirkan manusia. Uang tidak bisa memperbaiki kerusakan relasi yang terjadi di dalam keluarga, antara orang tua dan anak, suami-isteri, ataupun sesama saudara. Justru karena mencari uang dan memperebutkan uang/warisan yang membuat banyak keluarga hancur berantakan. Uang hanya bisa membeli cinta palsu yang akan menghancurkan, tetapi tidak bisa membeli cinta sejati.

Pada akhirnya, ketika uang dan usaha manusia tidak bisa membuat manusia keluar dari kesulitannya, maka sebagian manusia akan bunuh diri dalam kekecewaan atas hidup ini atau kembali kepada Allah, berharap ada jalan keluar dari semua kesulitannya.

Ada dua jenis orang yang mengejar kenikmatan sementara ini. Pertama, orang-orang yang menginginkan semuanya terjadi dengan instan. Orang-orang seperti ini ingin dengan cepat mendapatkan kesuksesan, kebahagiaan dan kenikmatan di dunia ini. Sebagian akhirnya menghalalkan segala cara, yang penting kaya, sukses, sehat, bahagia dan puas. Tidak peduli jalan seperti apa yang ditempuh, siapapun bisa dikorbankan termasuk keluarga sendiri. Orang-orang seperti ini sering menjadi penipu-penipu yang ulung. Menipu diri sendiri dan menipu orang lain. Tetapi juga mungkin menjadi korban penipuan.
Yang sakit ingin cepat sembuh pergi ke dokter langsung disuntikkan antibiotik yang keras dan sembuh dalam satu hari. Ingin cepat menyelesaikan masalahnya dengan menipu diri sendiri dan ditipu oleh dokter yang mendapatkan keuntungan besar.
Kalau tidak sembuh-sembuh dari penyakit akut, maka banyak yang mencari mujizat kesembuhan atau pergi ke paranormal yang bisa menyembuhkan. Yang penting cepat sembuh dan bebas dari penderitaan.
Semakin ingin mengejar kenikmatan, maka hidupnya akan semakin menderita untuk mendapatkan semuanya. Dan bahkan hidupnya tidak akan pernah puas dengan segala kenikmatan yang diperolehnya. Banyak orang yang ingin mengejar kenikmatan sementara secara instan justru membuat hidupnya lebih sulit dan menderita dibandingkan sebelumnya, meskipun kelihatannya mereka bisa mendapatkan dan memiliki apa yang mereka inginkan. Contohnya: banyak anak-anak muda yang ingin menjadi artis dan orang terkenal, karena berpikir bahwa hidupnya mungkin akan lebih enak. Ternyata, sesudah menjadi terkenal, tidak ada privacy lagi, terus-menerus digosipin dan dikejar wartawan. Gaya hidup menjadi berubah, tidak bisa memakai dan mempergunakan barang-barang yang murah dan hanya bisa pergi ke tempat-tempat tertentu. Banyak artis dan orang terkenal yang disangka bahagia ternyata jauh dari bahagia.

Yang kedua, adalah orang yang mengerti bahwa mendapatkan kesuksesan, kebahagian dan kenikmatan harus melalui kerja keras. Orang-orang seperti ini mengisi masa mudanya dengan penderitaan dan kesulitan. Sebagian dari mereka ada yang tetap miskin, sakit dan mati sebelum mendapatkan segala keinginan hatinya, sementara sebagian lagi mendapatkan apa yang menjadi keinginan hatinya. Di antara mereka yang tetap miskin dan hidup dalam kesulitan ataupun sakit, ada yang kecewa dan bunuh diri karena melihat kejamnya hidup ini. Ada yang kecewa terhadap Tuhan, kecewa terhadap nasibnya yang kurang beruntung selama hidup di dunia ini, dan akhirnya mengakhiri hidupnya di dunia ini.
Sementara mereka yang dari kerja kerasnya berhasil mendapatkan apa yang diinginkan hatinya puas dan bangga dengan segala yang dikerjakannya. Sayang sekali banyak dari orang-orang yang sudah melalui kesulitan ini kurang bisa menikmati segala hal yang sudah didapatkannya. Mengapa? Karena banyak orang yang dari tidak memiliki apa-apa hidup dengan minim, berhemat dan melatih disiplin untuk dirinya. Kebiasaan ini dibawa terus sampai tua. Banyak yang dari orang-orang hemat menjadi pelit. Terus menumpuk hartanya dan jarang mempergunakan dan menikmatinya. Kenikmatannya justru di dalam bagaimana mereka bisa mendapatkan lebih banyak lagi. Sementara mereka tetap berusaha hidup sederhana, kecuali di dalam peristiwa-peristiwa tertentu. Siapa yang menikmati apa yang mereka dapatkan? Anak2 dan isteri2 mereka yang bukan hanya menikmati tetapi juga menghabiskannya.
Meskipun demikian, ada juga yang benar-benar bisa menikmati segala kerja keras dan puas dengan apa yang dicapainya. Mereka bisa menikmatinya karena mereka memiliki cara pandang yang berbeda.

Dikutip sebagian dari buku Mari Menikmati!
__________________

 

http://roielministry.blogspot.com/ (blog mirror)