Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Diapun bekerja

hiskia22's picture

Dihampirinya warung kopi yang ada di perempatan jalan raya. Dia memesan segelas kopi panas dan mengambil satu pisang goreng yang masih hangat dan memakannya.

Setelah beberapa menit, segelas kopi panas disajikan dihadapannya. Diambilnya segelas kopi panas itu, ditiupnya untuk beberapa saat dan diminumnya dengan nikmat. 

Kemudian diletakkannya kembali.

Matanya memandang kearah traffic light yang ada di perempatan jalan raya itu. Dia melihat seorang lelaki pengemis  menghampiri mobil - mobil yang pada saat itu berhenti karena lampu merah traffic light untuk meminta beberapa receh uang logam

Di dalam hatinya dia sempat mencibir. Masih muda tapi minta - minta. Dasar malas.....Tidak mau bekerja.

Dihabiskannya kopi panas yang sudah dipesannya itu. Kemudian dia membayar semuanya ( Segelas kopi panas dan satu pisang goreng ).

Dengan tenang dia berjalan ke arah bengkel motor tempat dia bekerja. Seperti biasa dia mulai bekerja meperbaiki beberapa motor yang rusak dan beberapa motor yang minta di service.

Tetapi entah kenapa, hari itu bengkel  motor tempat dia bekerja sedang sepi pelanggan. Baru jam 11 siang,sudah tidak ada kerjaan lagi. Biasanya dia bekerja sampai jam 4 sore. Tidak ada berhenti sama sekali. Kecuali jam makan siang, yaitu jam 12.00 sampai jam 13.00

Hari itu lalu lintas amat sangat padat. Dia duduk didepan bengkel motor tempat dia bekerja, mengawasi polisi lalu lintas yang ada dipertigaan jalan di depan bengkel motor tempat dia bekerja. Polisi lalu lintas itu dengan sigap mengatur lalu lintas yang padat agar tetap berjalan normal. Polisi lalu lintas itu tidak menghiraukan teriknya matahari yang membakar tubuhnya. 

Prit...prit....prit....prit......bunyi peluit polisi lalu lintas itu sambil sesekali tangannya terayun mengatur lalu lintas.

Dia berkata dalam hati. Sungguh polisi lalu lintas yang rajin. Tidak peduli panasnya matahari. Tetapi dia tetap setia mengatur lalu lintas.

Dia melihat jam tangannya. Pukul 11.30. Kemudian dia mulai melihat lagi ke jalan di depan bengkel motor tempat dia bekerja.

Eiiiittttttttttttttt.........tunggu dulu.....kemana polisi tadi ? Dia berdiri sejenak. Kapalanya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari polisi yang tadi mengatur lalu lintas. Ternyata dia ada di bawah pohon yang rindang. Sedang berteduh.

Lho...kok berteduh ?....padahal lalu lintas masih ramai.

Yah....mungkin dia capek.

Jam mulai menunjukkan pukul 12.00. Waktu makan siang. Tetapi dia belum merasa lapar. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke warung kopi tadi pagi, tempat di mana dia membeli segelas kopi panas dan pisang goreng hangat.

Diapun mulai berjalan ke warung kopi tersebut.

Setibanya di warung kopi dia memesan segelas teh hangat dan beberapa buah gorengan.

Kembali matanya melihat ke arah traffic light yang ada di perempatan jalan raya. Dan matanya kembali menangkap sesosok lelaki pengemis yang tadi pagi di lihatnya.

Entah kenapa hatinya tergerak untuk mendekati pengemis itu.

Dia berkata kepada ibu warung kopi untuk meletakkan pesanannya di meja. Sementara dia menuju ke arah lelaki pengemis itu.

Diapun memanggil. 

Dia : Mas.....

Pengemis : Ya....ada apa ?

Dia : Boleh bertanya sebentar ?

Pengemis : Boleh.

Dia : Sudah makan ?

Pengemis : Belum. Emangnya kenapa ?

Dia : Ga ada apa - apa.

Pengemis : Kirain mau traktir makan....he...he...he....

Dia : ( Tersenyum )....Sudah dapat uang berapa ?

Pengemis : Masih sedikit . Baru Rp. 30.000 rupiah.

Dia : Lho.....dari tadi pagi baru dapat segitu ?

Pengemis : Iya.....

Dia : trus uangnya buat apa ?

Pengemis : Buat makan.

Dia : Sendiri ?

Pengemis : Enggak. Buat saya, istri dan 1 orang anak.

Dia : Tamatan sekolah apa ?

Pengemis : Hanya sampai kelas 4 SD. SD Negeri 4.

Dia : Punya keahlian ?

Pengemis : Punya.

Dia : Apaan ?

Pengemis : Minta - minta.

Dia : ha...ha...ha.....bisa aja. maksudnya keahlian lain. Selain mengemis.

Pengemis : ga ada. Cuma ini pekerjaan saya.

Dia : terdiam......

Dia tersentuh dengan kata  kata terakhir dari pengemis itu. Cuma ini pekerjaan saya.
 

Dia : Ok mas...ini ada beberapa koin untuk mas. Ambillah. Buat menambah penghasilan anda. Dan jangan lupa makan. Entar sakit.

Pengemis : OK....masih panas....belum sore. Mungkin nanti sampai  sore baru pulang.

Dia : OK....

Dia kembali berjalan ke warung kopi. Duduk dan mulai makan dan minum pesanannya.

Dia merenungi kata - kata pengemis tadi.

Cuma ini pekerjaan saya.

Dia teringat cibiran di dalam hatinya tadi pagi.

Di dalam hatinya dia sempat mencibir. Masih muda tapi minta - minta. Dasar malas.....Tidak mau bekerja.

Dan dia pun teringat juga polisi lalu lintas yang tadi mengatur lalu lintas di jalan raya.

Dia mulai tersenyum. Pengemis itu bukanlah orang yang malas. Pengemis itu  bekerja. Dan pengemis itupun memiliki pekerjaannya sendiri. pengemis itu bergiat di dalam pekerjaannya itu. Walaupun panas terik membakar tubuhnya, pengemis itu  tidak menghiraukannya. Pengemis itu bekerja. Dan pengemis itu memiliki pekerjaannya sendiri.

ternyata polisi lalu lintas dan pengemis sama - sama bekerja di medan yang keras dan panas. Bedanya......yang satu malas.....yang satu bergiat.

Siapakah yang malas ?

Pengemis atau polisi lalu lintas ?

Kebanyakan orang akan berkata pengemis. karena tidak mau bekerja. Cuma bisa minta - minta. 

Tapi di mata dia pengemis itu orang yang rajin. Itulah pekerjaannya.

Dan kembali lagi kesimpulan baru di dapat di dalam dirinya. Polisi lalu lintas yang dilihatnya adalah orang yang malas. Statement nya yang pertama kali ternyata salah

Polisi lalu lintas itu orang yang rajin.

Tetapi kenapa dia meninggalkan medan tugasnya ? Padahal pekerjaannya belum selesai ?

tapi biarlah. Lain orang lain kesimpulan.....

Yang penting dia kenyang setelah memakan beberapa gorengan dan minum segelas teh panas.

GBU

__________________

GBU