Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Gambar-Gambar

Pak Tee's picture

Dalam perjalanan, hujan turun. Deras. Di emper toko beberapa orang berteduh. Tak ada jas hujan. Menunggu hujan reda. Lama. Berjam-jam. Adakah sesuatu untuk membunuh waktu menunggu?

***

Hujan jatuh disertai angin. Menyebabkan pohon-pohon kecil menari: Ke kiri ke kanan, ke kiri ke kanan. Aku menunggumu. Tapi kau tak datang. Kopi dan ketela goreng. Masih panas. Angan-angan menyergap. Mungkin saja saat ini kau sedang merapatkan selimutmu.

***

Saat kanak-kanak, aku selalu berpikir bahwa Tuhan sedang menangis ketika hujan tiba. Sungguhkah kita telah jauh berdosa?

***

Hujan selalu mengingatkan aku kepadamu. Kekasihku. Seseorang yang sangat kucintai. Sayang kau tak pernah tahu, karena aku tak pernah mengatakannya kepadamu. Dalam hujan kugandeng tanganmu. Dan kau pun bertanya, “Dingin?” Tak pernah kuberitahukan hatiku. Aku gemetar bukan karena dingin hujan.

***

Waktu melompat-lompat. Suatu hari di masa bocahku, di bawah hujan aku bertelanjang dada. Berlari mencariMu. Di tanah lapang aku pun berteriak, “Tuhan….! Dimanakah Kau….?” Kilat membelah langit. Bunyi guruh mengagetkan sekaligus menakutkan. “Adakah Engkau menjawabku?”

***

Rasanya masih mengantuk. Hujan seharian. Tidur seharian. Selimut tebal. Udara dingin. Malam turun. Si pemalas ini bersyukur, Tuhan masih member i kenikmatan.

***

Hujan belum juga reda. Kita bisa mengisi teka-teki silang atau main catur. Duduk di angkringan lor stasiun tugu. Pesan kopi jos. Merapatkan jaket. Obrolan ringan khas pengangguran. Tawa di antaranya. Menghangatkan jiwa.

***

Menikmati puisi. Bahasa yang sederhana, makna yang dalam. Tentang kehidupan. Tentang rama-rama yang menabrak kaca karena ada cahaya di luar. Tentang perahu dengan pendayungnya. Tentang perasaan kita ketika kita berjalan di belakang jenasah…. Hujan selalu menuliskan cerita. Tentang dongeng masa lalu kita.

***

Hujan sudah berhenti. Aku pun berhenti menulis.

__________________

Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!