Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Jangan potong gajiku

hiskia22's picture

<p>Mau apalagi.......</p><p>Diterimanya slip gaji yang rutin tiap bulan. Tertera angka rupiah yang tidak terlalu banyak plus catatan dibawahnya potongan tiap bulan. Alhasil....gajinya sangat minim sekali.</p><p>Dengan hati sedih dia pulang ke rumah. Istrinya dengan setia menunggunya dengan senyum bahagia. Senyum itulah yang selalu memberi kedamaian di dalam hatinya.</p><p>Diserahkan slip gaji sekalian gajinya yang minim.</p><p>Istrinya hanya bisa berkata &quot; Yang sabar ya pa.....&quot;</p><p>Dipeluknya istrinya dengan haru ( sedikit menitikkan air mata ).......haru karena istrinya yang tabah menghadapi kenyataan hidup ini.</p><hr /><p>sekitar 2 tahun yang lalu dirinya melamar kerja sebagai satpam di perusahaan besar. Dirinya diterima bekerja dengan gaji yang tidak seberapa besar. kalau dihitung - hitung cukuplah untuk kehidupan selama sebulan. Bayar kontrakkan rumah, kebutuhan rumah tangga ( termasuk biaya anaknya yang baru berumur 2 bulan ) dan juga menabung ( Walaupun tidak banyak )</p><p>Tapi sudah sekitar 1 tahun dia tidak bisa menabung. Dan juga biaya kebutuhan susu untuk anaknya mulai agak dikurangi ( istrinya sudah tidak mengeluarkan ASI&nbsp;lagi ).</p><p>Persaingan pekerjaan membuat gajinya dipotong. Ketika dia jaga malam ada beberapa barang yang hilang digudang. Dia tahu sebenarnya semua itu ulah rekan kerjanya. Tapi dia diam saja. Dia dituduh tidak melaksanakan tugas dengan baik.</p><p>Dan juga si boss begitu dekat dengan rekan kerjanya itu. Semua ucapan rekan kerjanya dianggap sebagai kebenaran 100%. Masih untung dia tidak dipecat. Tetapi sebagai gantinya, tiap bulan gajinya akan dipotong sampai harga barang yang hilang itu terlunasi oleh pemotongan gajinya.</p><p>Dia hanya bisa pasrah.&nbsp;</p><p>Hati kecilnya sering berkata &quot; <u><strong>Jangan potong gajiku</strong></u> &quot;</p><p>Tapi apa mau dikata.......</p><p>Dia masih bersyukur karena ada pekerjaan yang masih dapat dikerjakannya.</p><hr /><p>Satu hal lagi yang sangat dia syukuri ketika membaca Alkitab:</p><p><font color="#0000FF"><em><strong>Ibr. 13:5 &nbsp; &nbsp;Janganlah kamu menjadi hamba uang dan <u><span style="background-color:#FFFF00;">cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.</span> </u>Karena Allah telah berfirman: &quot;</strong></em></font><font color="#0000FF"><u><span style="background-color:#FFFF00;"><em><strong>Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.&quot;</strong></em></span></u></font></p><p>&nbsp;Dengan apa yang menimpa dirinya, dia masih bersyukur karena istrinya dan anaknya tidak pernah kelaparan dan kehausan. Semua itu karena penyertaan Tuhan. Karena cintanya kepada istri dan anaknya, dia rela <u><strong>puasa terpaksa</strong></u>. Asalkan istri dan anaknya tidak kelaparan.</p><p>Air tajin....ya.....anaknya diberi minum air tajin sebagai pengganti susu yang kurang. Air tajin itulah yang diberikan oleh istrinya ketika persediaan susu telah habis.</p><p>Walaupun begitu sering dia berkata dalam hati &quot; <u><strong>Jangan potong gajiku</strong></u> &quot;</p><p>Tapi ucapan itu hanya ada di dalam hati. Tidak pernah terucap sedikitpun di mulutnya...</p><p>GBU</p>

__________________

GBU