Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kebulatan Tekad

Nasaret's picture

Bulan Juni 1995, Winston Churchill diminta menyampaikan pidato dalam upacara wisuda disebuah perguruan tinggi di Inggris. Fisiknya telah melemah dan harus dipapah menuju podium. Ia berdiri dengan kepala tertunduk dan tangannya terus memegang podium erat-erat pada saat yang tampaknya tidak kunjung berakhir.

Akhirnya, Churchill mengangkat kepalanya yang besar bagai singa itu. Suara yang bertahun-tahun lalu pernah menarik inggris kembali dari tepi kehancuran itu terdengar di muka umum untuk terakhir kalinya dalam sejarah, ”jangan pernah menyerah. Jangan menyerah. Jangan pernah menyerah.”

Kemudian Churchill berbalik dan kembali duduk. Mulanya hadirin duduk terpaku, namun mereka serentak berdiri dan bertepuk tangan bagi beliau. Dalam karier politik Churchill, beliau pernah menghadapi rintangan. Tiga kali beliau dikucilkan, namun akhirnya beliau bertekad terus untuk melangkah dan percaya bahwa akan ada kebaikan yang muncul dalam keadaan yang sulit.

 

Rintangan Churchill, dikuatakan dengan kebulatan tekad, tekad membawa Churchill untuk terus maju dengan berbagai tantangan yang akan dihadapinya.  Saat ini, saya akan bicarakan tentang Kebulatan Tekad. Kisah Musa mengambarkan tentang suatu tugas yang besar, tugas untuk membebaskan orang Israel dari tirani perbudakan. Musa mengahadapi kemelut batin antara melangkah dengan kebulatan tekad dan ragu-ragu akan masa lalunya yakni membunuh orang Mesir. Hal-hal yang luar biasa yang telah dilakukan Allah Israel yang telah dibuat sebagai pertanda Kebulatan Tekad yang harus di laksanakan oleh Musa. Tiga hal sebagai tanda spektakuler, antara lain;  Pertama: Merubah tongkat menjadi ular, Kedua: Tangan menjadi sakit kusta setelah dimasukan kedalam saku dan setrelah dikeluarkan menjadi kusta putih, Ketiga merubah air sungai nil menjadi darah.

Musa sangat ragu dengan keyakinannya, saya melihat keraguan subtansi kebulatan tekad musa bukan pada  3 hal yang dibuat Allah israel kepada Musa, Substansinya terletak pada Keyakinan secara internal yang saya maksudkan adalah Keyakinan untuk menciptakan Kebulatan Tekad.

Bagaimana Membulatkan tekad kita:

1. CIPTAKAN SUBMODALITAS:

Jangan pernah membesarkan masalah kita, jangan pernah membesarkan masalah-masalah kecil dan dijadikan besar. Lihatlah masalah kita, apa yang perlu kita ambil dari semua ini. Pernyataan-pernyataan kita sangat menentukan Kebulatan Tekad  kita, misalnya Submodalitas kita dalam Mentranspormasikan  kata, apa yang perlu kita transpormasikan? Katakanlah begini, semua masalah pasti ada jalan keluarnya, jangan pernah menyerah perkataan Churchill seakan membulatkan Tekad kita.

2. BANGUNGKAN FISIOLOGI /FOKUS KITA:

Berapa banyak masalah yang membuat kita tidak bergairah? Pada waktu Tuhan menyelesaikan  mengatasi masalah kita,  maka kita bisa bergairah di dalam Tuhan. Musa sangat di yakinkan dengan Firman Tuhan, apa yang menguatkan kita? Berapa banyak Fisiologi atau Fokus kita terhambat karena masalah. Padanglah Tuhan, Musa berusaha membangun Kebulatan tekad namun selalu ada keragu-raguan karena Musa berusaha membangun Kebulatan Tekad dengan melihat penolakan-penolakan orang israel. Bandingkan. Keluaraan 3:13 Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? -- apakah yang harus kujawab kepada mereka?"3:14 Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu. Waktu  fisiologi kita diarahkan pada Tuhan Yesus seluruh Keyakinan kita mengalami suatu Transformasi menjadi sebuah Kebulatan Tekad. Ingat,  jangan pernah menyerah, jangan pernah menyerah, ayo bulatkan tekad kita dan majulah terus di Dalam Tuhan.