Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Ketakutan karena sering gagal dalam usaha

Rudy Dwiantoro's picture

Pagi bacaan cukup berkesan,

pengkotbah, bacaan yang cukup mengagetkan pada akhirnya, 
awalnya berisi mengenai kesia-siaan. Seperti summary dari semua jalan hidup.
Bahwa hidup adalah sia-sia saja, tanpa adanya Anuegerah Tuhan, kebahagiaan adalah menikmati hasil kerja yang diberikan oleh Tuhan.
Dari awal membaca, tidak banyak menyentuh hati, hanya mengingatkan, seperti membaca nasehat nasehat, dalam hati juga mengomentari 'iya.. iya... itulah.. emang gitu ya...'
seperti mendengar nasehat dari para orang tua yang sering didengar. Kita manggut-manggut, iya ya... bener... bener...
Tetapi pada bagian akhir, di pasal 11, barulah pengalaman masa lalu diingatkan dan bener-bener seperti memberi jawaban dan semangat atas apa yang selama ini saya pertanyakan, complain, ketakutan.

Bertahun-tahun lalu, kami mencoba untuk usaha ini itu, selalu saja tidak berhasil, bahkan pernah gagal disaat barusan memulai, atau juga karena tidak bisa memulai, tidak bisa menjalankan, apa yang dirintis, apa yang diharapkan bisa menjadi sumber income, menghilang seperti kena angin lalu. Kegagalan kegagaln yang bukan membuat makin bersemangat untuk memulai yang baru, tapi makin mematikan semagat, membuat ketakutan makin besar, menambah anggapan anggapan yang membuat hati minder,

'ah memang bukan bidang kamu,'
'kamu kurang ulet...,baru gagal gitu aja... udah kapok'
'cara kamu salah, mestinya bukan gitu,... mestinya begini begini'
'itu belum pas waktunya... coba kalau sekarang pasti bisa...'
'kamu udah abis banyak uang, dan belum bisa balikin semuanya, apa mau habiskan uang lagi ?'
'rejeki orang lain-lain, waktunya juga mungkin belum pas...'
'cari yang aman aja, ikuti tawaran yang ada, walau nilainya kecil.. siapa tahu jadi besar nantinya...'
'udah jadi pegawe disana aja, udah pasti incomenya,.....daripada ga jelas terus gini...'

banyak kata-kata negatif seperti itu yang menghakimi, dan membebani apa aja yang akan dikerjakan.
Ketakutan untuk gagal, banyak faktor yang dipikirkan,
apakah waktunya pas, apakah saya bisa, apakah berani, apakah ini itu yang selalu membuat kuatir akan kegagalan yang berulang. seringkali lebih memikirkan kegagalan daripada kemungkinan untuk berhasil.

Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai.
6  Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.

Bacaan di pengkotbah, cukup menguatkan saya, bahwa sia-sia memperhatikan angin dan awan saat akan menabur, sehingga tidak akan pernah memulai untuk menanam.
Seperti halnya saya, selalu kuatir ini itu, kuatir gagal, sehingga saya tidak pernah memulai untuk mengerjakan hal hal yang bisa saya kerjakan.

Saya juga diingatkan hal lain, di
Markus 4:26-29
26  Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,
27  lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.
28  Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
29  Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."

bahwa apa yang kita kerjakan kembali ke tangan Tuhan, Tuhan sendiri yang membuatnya berhasil, bukan karena usaha manusia maka akan ada panen, keberhasilan, Tuhan yang memberikannya kepada kita.

9  Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah?
13  Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.

bagi orang yang membaca tulisan saya ini, bila mungkin pernah mengalami hal gagal dalam banyak hal, yang membuat minder, takut memulai hal baru. semoga bisa mendapat hal apa yang saya dapatkan hari ini. Memang ini baru awal, dan trigger yang menyadarkan saya, bahwa tidak perlu takut untuk memulai suatu hal baru, suatu usaha baru, menjalankan ide yang ada, dan menghapus semua ketakutan akan angin dan awan yang tidak jelas.
Semua hukum alam memang tetap berlaku, tapi lebih dari itu semua ada di tangan Tuhan, Anugerah Tuhan yang memberikannya kepada kita untuk menikmati hasil jerih payah kerja kita.

------------------------------------
Pengkotbah 11:
1  Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu.
2  Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi.
3  Bila awan-awan sarat mengandung hujan, maka hujan itu dicurahkannya ke atas bumi; dan bila pohon tumbang ke selatan atau ke utara, di tempat pohon itu jatuh, di situ ia tinggal terletak.
Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai.
5  Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu.
6  Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.
7  Terang itu menyenangkan dan melihat matahari itu baik bagi mata;
8  oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan.
9  Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!
10  Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.



 
sandman's picture

@Rudy Sampai saat ini

Saya sangat bingung dengan kitab pengkotbah ini, banyak nasihat yang baik, tapi yang membuat "mangkel" banyak di akhiri oleh kesia-sian atau kata lainnya "semuanya sia-sia" . Menurut anda harus bagaimana kita menyikapi nasihat nasihat yang ada di pengkotbah ini?

 

 

Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.

__________________

Rudy Dwiantoro's picture

akhirnya sia-sia

 

Hello Pak..

bagi saya, kitab P ini seperti summary, seperti orang yang sudah tua, dan mereview akhir hidupnya. Kalau kita ketemu orang-orang tua, memang seperti tidak lagi bernafsu untuk punya ini itu, makan ini itu, bagi dia sudah lewati banyak hal,

Tetapi bagi saya, mengartikan bahwa di masa kita menunggu mati, nunggu dipanggil pulang Tuhan, kita tidak boleh mengisi dengan sembarangan. Karena yang kita harus hadapi adalah pengadilan diluar sana,

diluar yang dibawah 'matahari' yang tidak sia-sia, jadi mesti prepare, selama masih dibawah matahari ini kita mikirin untuk yang tidak dibawah matahari sana (saat mati....)

 

 

kasjim's picture

@Rudy & Sandman : memang sia sia

kegagalan bagi sebagian orang merupakan cambuk yg membuatnya semakin tertantang utk mencoba dan mencoba lagi.

kegagalan yg berulang kali bagi sebagian orang lagi merupakan racun yg perlahan lahan mematikan semangat hidup.

Bagi saya pribadi, kegagalan dan kepahitan adalah makanan dan minuman yg setiap hari saya santap dan teguk, shg mengaburkan tujuan hidup yg sesungguhnya, membuat mata ini apatis dlm memandang segala sesuatu.

Tiada yg indah dan menyenangkan dibawah matahari ini, yg ada hanya kekecewaan dan kepahitan..

salam

 

semua sia-sia

__________________

semua sia-sia

Waskita's picture

Masih jauh dari mimpi

Saya sendiri sedang jatuh bangun memulai usaha baru. Setiap kali dihitung untung rugi ujung-ujungnya pasti pesimis yang ada, sebab masih jauh dari cukup. Tapi yang saya tahu saya harus terus bertekun dan berusaha. Ibarat menabur tidak bisa langsung menuai bukan? saya sedang menunggu musim panen. Toh sampai saat ini saya masih bisa hidup. cukup makan, ada tempat buat berteduh, bisa membayar pajak tanpa berhutang apapun. Bukti Tuhan masih memelihara.

Yang saya tahu saya harus bekerja, sebab itu yang dikatakan guru sekolah minggu saya. bekerjalah supaya kamu bisa mendapat hak untuk makan.

Walau hati kecil ini ingin bisa lebih dan banyak sekali target keinginan yang ingin dicapai dan dimiliki. Tapi untuk saat ini cuma bisa mencukupkan diri dengan yg ada dulu. mungkin belum waktunya. Sebeb saya tahu dibalik setiap berkat, ada tanggung jawab dan beban yang harus dipikul.

__________________

kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini

hai hai's picture

@Waskita, Jebulnya

Mas waskita, nggak pernah nongol, jebulnya lagi merintis usaha baru tho?

Keren Oi!

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak