Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Ketetapan (Gali Kata Alkitab dalam Tinjauan Tulisan Ibrani Kuno)

Hery Setyo Adi's picture

Kata “ketetapan” merupakan padanan dari kata khoq (disusun dari huruf-huruf dan tanda bunyi Ibrani: Khet-Holem-Qof), yang berasal dari akar-kata induk Kh-Q (Khet-Qof). Pada awalnya huruf Ibrani bukan semata-mata sebagai lambang bunyi. Huruf-huruf tersebut merupakan sebuah gambar suatu benda. Setiap huruf melambangkan suatu ide tertentu menurut budaya dan pikiran orang Ibrani kuno.

Huruf Khet adalah sebuah gambar dinding tenda dan melambangkan ide “pemisahan.” Sedangkan huruf Qof adalah gambar matahari di ufuk timur atau barat yang melambangkan ide “datang bersama-sama”. Gabungan dua gambar tersebut berarti “pemisahan dan datang bersama-sama”.

Apa hubungan antara makna “pemisahan dan datang bersama-sama” dengan kata khoq (ketetapan)? Orang-orang atau kelompok masyarakat memiliki kebiasaan atau adat-istiadat masing-masing. Mereka yang tercakup dalam kelompok itulah yang menetapkan suatu kebiasaan atau adat-istiadatnya. Dampaknya, sekelompok orang dengan suatu kebiasaan atau adat-istiadat tertentu akan terpisah dengan kelompok lain. Mereka secara bersama-sama memasuki suatu kebiasaan atau adat-istiadat yang baru.

Hal di atas juga nampak dalam perilaku masyarakat dewasa ini.  Sekelompok anak-anak muda mengembangkan kebiasaan atau adat-istiadat tertentu yang berbeda dengan budaya umum masyarakatnya, maka mereka otomatis terpisah dengan masyarakatnya itu.

Kata “ketetapan” (khoq) bagi orang Ibrani berkaitan dengan pemisahan suatu masyarakat dan datang bersama-sama ke dalam kebiasaan atau adat-istiadat yang baru atau berbeda dari masyarakat lainnya. Tuhan memberikan ketetapan bagi umatNya berarti Tuhan melakukan pemisahan terhadap umatNya dari masyarakat lain. UmatNya datang bersama-sama ke dalam kebiasaan atau adat-istiadat yang baru atau yang berbeda dari masyarakat lainnya.

Ketetapan Sepuluh Perintah Tuhan

Tuhan telah menetapkan sepuluh perintahNya kepada bangsa Israel sebelum bangsa itu memasuki tanah yang dijanjikan Tuhan, yaitu Kanaan. ”…Dengarlah, hai orang Israel, ketetapan dan peraturan, yang pada hari ini kuperdengarkan kepadamu, supaya kamu mempelajarinya dan melakukannya dengan setia” (Ulangan 5:1).

“Ketetapan” yang diperdengarkan Tuhan, yakni kesepuluh perintah Tuhan itu (ayat 7-21), bertujuan untuk pemisahan Israel. Mereka harus mempelajari dan melakukannya dengan setia. Sebab, kesepuluh perintah itu harus menjadi kebiasaan atau adat-istiadat yang baru bagi Israel. Tanpa kesepuluh perintah itu, Israel tidak terpisah dari masyarakat atau bangsa lain.

Kebiasaan atau adat-istiadat yang baru itu ditetapkan Tuhan sendiri. Hal pertama berkenaan dengan hubungan manusia dengan pribadi Tuhan (perintah 1-4) dan hal kedua berkenaan dengan hubungan manusia dengan sesamanya (perintah 5-10).

Implikasi

Sebagaimana Tuhan telah menetapkan firmanNya bagi Israel supaya terjadi pemisahan dengan bangsa-bangsa lain, begitu juga Tuhan telah memberikan firmanNya bagi umatNya, yaitu orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus pada zaman  Perjanjian Baru ini. Firman Tuhan seharusnya menjadi kebiasaan dan adat-istiadat bagi orang Kristen. Bukan kebiasaan dan adat-istiadat yang menjadi Firman Tuhan bagi mereka!

(Artikel ini ditulis oleh Hery Setyo Adi  yang menggunakan berbagai sumber sebagai bahan rujukan)