Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mahakuat (Gali Kata Alkitab dalam Tinjauan Tulisan Ibrani Kuno)

Hery Setyo Adi's picture

Mahakuat

Kata “mahakuat” merupakan padanan dari kata Ibrani ’abir (disusun dari huruf-huruf dan tanda bunyi Ibrani: Alef-Qames-Bet-Hiriq Yod-Resh). Kata ’abir tersebut diturunkan dari akar kata induk BR (Bet-Resh). Akar kata induk BR ini antara lain juga menurunkan kata ’eber (Alef-Sere-Bet-Segol-Resh), yang diterjemahkan dengan kata “sayap” (LAI). Memang ada hubungan makna dalam bahasa Ibrani kuno antara kata “mahakuat” dan “sayap” tersebut.

Pada awal perkembangan tulisan Ibrani, huruf Bet adalah sebuah gambar tenda yang juga berarti  keluarga yang tinggal di dalam tenda itu. Sedangkan huruf Resh adalah sebuah gambar kepala. Gabungan dua gambar tersebut berarti “keluarga kepala.”

Apa maksudnya? Makna “keluarga kepala” tidak berhubungan dengan orang dalam status sosialnya, seperti sebuah keluarga yang melahirkan para pemimpin, melainkan berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan keluarga biji-bijian seperti gandum dan jelai memiliki sebuah tandan butir di pucuk tangkai yang disebut “kepala” (berupa butiran-butiran gandum).  Kepala-kepala atau butiran gandum tersebut menjadi makanan manusia atau pun ternak.

Lalu, apa hubungan “keluarga kepala” tersebut dengan kata “mahakuat”? Orang Ibani menghubungkan antara biji-bijian yang dimakan burung dengan kekuatan sayapnya. Burung, yang diberi makan biji-bijian itu, menjadi kuat untuk terbang jauh dengan sayapnya.  

Suatu kali saya dan anak lelaki saya yang masih berusia tiga setengah tahun berjalan turun naik bukit yang tidak jauh dari tempat tinggal kami. Daerah tersebut merupakan adalah wilayah pertanian yang berbukit-bukit penghasil sayur-mayur. Di pinggiran petak-petak sawah dan kebun terkadang ada lereng-lereng terjal yang ditumbuhi pepohonan yang tinggi dan semak-semak. Satu dua burung elang yang besar kadang terlihat terbang melintas di atas daerah seperti ini. Kata anak saya, “Itu burung besar terbang, Pa. Burung apa, Pa? Sayapnya diam, tapi nggak jatuh ya, Pa.”

Akhirnya, saya pun memperhatikan burung itu. Ia terbang menawan tanpa menggerakkan sayapnya ke arah kami. Sayapnya begitu kuat. Ia mampu menjaga keseimbangan yang sempurna ketika berkelak-kelok di udara. Hanya satu dua kali, kami lihat, ia mengepakkan sayapnya. Saat terbang naik melintasi ketinggian awan pun, ia hanya mengembangkan sayapnya. Luar biasa kekuatan sayapnya!

Orang Ibrani memang  menggambarkan makna “mahakuat” itu  antara lain seperti kuatnya sayap burung. Ia sangat kuat membawa tubuhnya terbang tinggi dan jauh. Jadi makna kata “mahakuat” berhubungan dekat dengan kata “sayap”.

Kata ’abir , yang secara harfiah berarti “keluarga kepala” dan diterjemahkan “mahakuat”, berkaitan erat dengan dampak memakan tumbuh-tumbuhan berbiji yang menjadikan seseorang atau sesuatu menjadi sangat kuat. Begitulah cara orang Ibrani menggambarkan ide abstraknya dengan sesuatu yang kongkret.

Tuhan Mahakuat

Yesaya 1:24 menjelaskan Tuhan semesta alam, “Yang Mahakuat.” Edisi Gali Kata Alkitab sebelumnya telah membahas makna “semesta alam” yang dalam tinjauan tulisan Ibrani kuno berarti “sisi tenda” dan bermakna pelindung yang kuat dan setia. Tuhan adalah pelindung yang kuat dan setia.

Di ayat tersebut nabi Yesaya tidak cukup menjelaskan bahwa Tuhan itu pelindung yang kuat dan setia, tapi ia tambahkan bahwa kekuatanNya itu bersifat “mahakuat”. Kekuatan Tuhan bukanlah kekuatan biasa seperti kekuatan yang dimiliki manusia atau binatang yang terkuat sekalipun. Dia Mahakuat! KekuatanNya tidak ada bandingnya.

Implikasi

Umat Tuhan mestinya hidup bergantung kepada Tuhan yang Mahakuat itu. Betapa rapuhnya manusia tanpa perlindunganNya. Sakit-penyakit, krisis ekonomi, salah manajemen, salah meletakkan dasar identitas diri, permusuhan dan persaingan, egoisme, dan lain-lain merupakan ancaman yang dapat menggerogoti kekuatan fisik dan mental manusia. Bukankah kita memang rentan dengan masalah-masalah itu?

Nabi Yesaya memberitahu kita tentang orang yang menanti-nantikan Tuhan, yaitu orang yang percaya dan menggantungkan hidup kepadaNya. Katanya: “tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (Yesaya 40:31).

Jangan merasa lemah, sebab Tuhan yang Mahakuat itu memberi kekuatan baru kepada Saya dan Anda!

(Artikel ini ditulis oleh Hery Setyo Adi  yang menggunakan berbagai sumber sebagai bahan

rujukan)