Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Menantang Maut

Purnawan Kristanto's picture

Dalam perjalanan pulang dari lereng gunung Merapi, saya menjumpai aksi anak-anak sekolah yang cukup membahayakan. Waktu itu bertepatan

dengan jam pulang anak-anak SMP Kemalang Klaten. Murid-murid yang rumahnya dekat dengan sekolah, mereka pulang dengan berjalan kaki atau naik sepeda beramai-ramai. Sedangkan yang jaraknya cukup jauh harus menunggu angkutan pedesaan berupa minibus.

Begitu minibus itu datang,mereka segera berebutan naik. Ada yang masuk ke dalam bus, tapi ada pula yang langsung memanjat ke atap mobil. Ketika bagian dalam sudah terisi penuh, maka beberapa anak laki-laki terpaksa bergelayutan di pintu bis.

Ketika semua sudah naik, maka sopir bus segera menginjak gas menyusuri jalan pedesaan yang sempit dan berlubang di sana-sini. Bus berjalan terseok-seok karena sarat oleh muatan. Menyaksikan pemandangan ini saya segera menyambar kamera video saya untuk merekam peristiwa itu.

Saat melewati tikungan, bis itu berjalan sangat miring sehingga kaki penumpang yang bergelayutan hampir menyentuh tanah. Aksi yang cukup mendebarkan adalah ketika bus itu menyalip truk pengangkut pasir. Jika sang sopir tidak bisa mengukur lebar bus ditambah penumpang yang bergelayutan itu, maka dapat dipastikan anak-anak sekolah itu akan berbenturan dengan bak truk.

Kondisi jalan di kecamatan Kemalang juga sangat buruk. Banyak lobang yang menganga di sepanjang. Ini akibat banyaknya truk pengangkut pasir yang melintasi daerah itu. Ini adalah salah satu berkah dari gunung Merapi, yaitu pasir terbaik untuk proyek pembangunan gedung. Namun bagi sebagian masyarakat yang lain, hal ini juga menjadi musibah karena jalan aspal menuju gunung Merapi menjadi rusak. Bagi anak-anak sekolah yang terbiasa duduk di atap bus, mereka harus menanggung risiko kondisi jalan yang rusak ini. Bayangkan jika bus itu melintasi lobang yang cukup dalam dengan kecepatan tinggi. Jika tidak siap dan berpegangan dengan kuat maka mereka akan terlempar dari atap mobil, terbanting ke atas aspal da mungkin terlindas mobil di belakangnya.

Situasi seperti ini sebenarnya bukan peristiwa yang baru saya. Lebih dari duapuluh tahun yang lalu, ketika masih SMA, saya pun menghadapi kondisi seperti itu. Setiap pulang dari sekolah, saya juga harus bergelayutan seperti itu. Waktu itu, saya tidak punya rasa takut sama sekali melakukan itu walaupu bus berjalan dengan kecepatan tinggi. Sekarang, ketika melihat hal yang sama, entah mengapa timbul perasaan ngeri. Saya merenung, darah muda kadang dapat membuat kita bertindak gegabah, tanpa memperhitungkan keselamatan jiwa.

Peristiwa ini juga membuat saya berpikir bahwa selama 20 tahun ini tidak ada kemajuan yang berarti di bidang transportasi. Pemerintah tidak peduli dengan pembangunan transportasi massal yang handal, aman dan murah. Pemerintah memilih menyerahkannya pada pihak swasta yang hanya memikirkan meraup untung sebesar-besarnya dengan mengabaikan keselamatan penumpangnya.

****

Rekaman video tersebut saya kirimkan ke Metro TV dan ditayangkan pada program Iwitness, 3 Nopember 2008, pukul 17.30. Pihak Metro TV memilih Video saya ini sebagai "Video This Week". Ini adalah video kedua yang ditayangkan Metro. Video yang pertama adalah tentang belalang goreng di Gunungkidul.

Untuk melihat video "Menantang Maut" dapat dilihat pada situs beoscope.

__________________

------------

Communicating good news in good ways

jofie's picture

Saya juga pernah melihat

Saya juga pernah melihatnya pak, beberapa anak smp yang lompat keatas truk ber bak terbuka padahal truk tersebut dalam keadaan berjalan cukup cepat.
Anak2 smp itu bahkan berlomba siapa duluan yang dapat sampai keatas truk, saya yang melihat saja sampai merasa ngeri bagaimana kalau pegangan mereka terlepas dan jatuh tepat dibawah ban truk..
Saya setuju dengan pendapat bapak bahwa itu smua terjadi karena kurangnya transportasi yg murah dan handal..
Ang Che Chen's picture

itu yang bikin seru

waktu masih sd dan smp saya juga sering lakukan hal yg sama untuk mebuktikan 'kejantanan'  anak anak remaja laki laki..

waktu itu emosi lebih dominan dibanding rasio sih..

nah kalo dah bisa naik itu ada kepuasan tersendiri

jofie's picture

@Ang che chen

Salam kenal pak,

Membaca komen bapak diatas saya menyimpulkan bahwa bapak semasa sd smp pasti seorang anak yang bandel & bengal he.. he.. he..
Tapi betul jg kata bapak, mungkin anak2 itu melakukan hal2 berbahaya tersebut bukan karena tidak ada uang untuk naik kendaraan umum yg aman tetapi cuma karena ingin dianggap jantan..
joli's picture

harga sebuah nyawa..

He... he... jadi ingat juga.. waktu KKn di  Batuwarno Wonogiri, kalau mau ke "kota" Batu kecamatan-nya yang berjarak mungkin 20 km an, aku juga bergelantungan di pintu angkot .. wah.. tahu nggak waktu pertama kali melakukannya.. takut.. tapi dah kepalang tanggung.. sudah naik dan sudah terlanjur tergantung di pintu.. tangan dan lengan puegel pol.. tapi nggak berani melepas.. wis.. wis..  kalau bayangin lagi heran kok dulu mau ya begitu.. kok nggak nunggu angkot berikutnya aja.. dasar..

Juga ingat waktu SD di Nganjuk.. setiap kali truk tebu lewat .. kami anak2  berebut lari ngikutin truk dan cepet-cepetan ngganduli tebu dan menarik-narik tebu tersebut.. wah itu kegiatan paling bahaya yang pernah aku lakukan waktu kecil.. kalau bayangkan lagi.. dan seandainya itu dilakukan oleh anak-ku,  aku  pasti akan ngamuk.. karean sangat berbahaya.. hanya untuk sebatang tebu.

Anak-anak..  dunia anak-anak.. tidak tahu bahaya..

Namun kalau itu sampai sekarang masih dilakukan oleh orang-orang dewasa,  bergelantungan di atap bus, atap kereta, .. ya memang karena kepepet.. karena  tidak ada angkutan lain dan duit terbatas.. sungguh ternyata harga sebuah nyawa di negara ini sangat....

Purnawan Kristanto's picture

@Joli:Lebih Dramatis

Cik Joli,

Ayah saya punya pengalaman lebih dramatis lagi. Waktu anak-anak, ayah saya menemukan sebutir peluru yang masih aktif. Dasar anak-anak yang ingin tahu banyak hal, maka dia menjepit peluru itu dengan tang, lalu membakarnya di atas api.
Tanpa dinyana-nyana, peluru itu meledak..doooorrrr!!! Proyektil peluru melesat di bawah pantat ayah saya. Untunglah, tidak ada satu luka gores pun terjadi pada ayah saya. Kalau nggak, mungkin tidak ada manusia yang bernama Purnawan Kristanto.

 

__________________

------------

Communicating good news in good ways