Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mengelola Perbedaan di Antara Kita (Jawaban Terhadap Rivani)

Julius Tarigan's picture

 

Sejujurnya, saya tidak begitu mengenal Rivani, apa lagi mengenalnya secara pribadi. Pengenalan saya dengannya, sama saja dengan pada umumnya kita yang ada di SS ini, yaitu hanya melalui tulisan-tulisan yang sudah dipostingkan di sini. Terlebih lagi, Rivani rupanya adalah seorang yang masih sangat baru di SS ini (dari data yang tercatat, dia baru sekitar 3 hari yang lalu terdaftar). Karena itu, di sini saya hanya mengangkat jawaban atau tanggapan terhadap 2 (dua) komentar yang diberikannya di dalam sebuah tulisan di blog saya yang belakangan ini, yang berjudul “Pesan Yesus Agar Kita Menjadi Orang yang Cerdik”. Sebenarnya, selain yang dua ini, masih ada beberapa komentarnya lagi di blog saya itu, tetapi yang secara khusus saya jawab hanyalah yang dua ini saja.

Alasan saya mengangkat kedua komentar dan jawabannya ini menjadi sebuah “new thread” adalah karena mempertimbangkan 2 hal yang berikut ini:

1)   

Isinya sangat cocok dengan perkembangan kita di SS sekarang ini. Apa yang tertuang “secara spontan” di sini, ternyata sangat sesuai dengan perkembangan di SS sekarang ini, yang “penduduknya’ lumayan banyak yang sedang “dipusingkan” dengan kenyataan akan perbedaan-perbedaan yang “menganga” di anatara kita. Perbedaan-perbedaan itu tak jarang dirasakan cukup besar atau, bahkan, sudah menyentuh kepada “hal-hal yang prinsip” dalam kekristenan. Jawaban-jawaban yang saya berikan di sana, setelah saya renung-renungkan lagi, saya percaya itu adalah jawaban yang memang kita semua (bukan hanya Rivani) butuhkan sekarang ini. Dan, saya pun meyakini bahwa jawaban-jawaban itu nantinya akan mendatangkan pencerahan bagi kita, khususnya dalam me-manage persolan tentang perbedaan, yang sedang kita hadapi di SS sekarang ini.

2) Banyak juga di antara kita yang belum membacanya. Sangat mungkin banyak orang yang lainnya belum sempat membaca kedua komentar dan jawaban yang diberikan atasnya itu (bisa jadi karena kebetulan belum membaca tulisan saya yang satu itu atau bisa juga karena keberadaannya “terjepit” di tengah-tengah komentar-komentar yang lain, sehingga kurang diperhatikan).

Sekarang, mari segera kita memeriksanya (yang secara keseluruhannya, saya usahakan untuk  tetap mempertahankan sebagaimana adanya saja). Semoga menjadi berkat bagi kita semua.

 

 

Rivani Menulis

Pak julius: tulisan anda sangat baik saya sangat setuju.

(Dikirimkan oleh rivani pada Jum, 2009-12-18 12:43)

-Saya sangat setuju sekali dengan pendapat bapak bahwa kita harus cerdik .

-Saya juga sedang menunggu kontribusi bapak menghadapi ajaran bidat yang nyata2 sudah terlihat sangat jelas di SS.

-Saya sangat berharap bahwa SS berubah dan bernuansa Kristen sejati.

 

JT Menanggapi:

 @Rivani: Belajar menghargai perbedaan!

(Dikirimkan oleh Julius Tarigan pada Jum, 2009-12-18 17:46)

Bro  Rivani, SS ini memang adalah "komunitas blogger Kristen", tapi satu hal Anda harus catat, yaitu gak pake embel2 "sejati". 

Kata "sejati" itu memang sangat singkat dan bisa dengan cepat untuk disebutkan, (mungkin karena itulah juga menjadi terlalu gampang orang2 sekarang ini untuk menyebutkannya!). Padahal, apa yg terkandung di dalam kata yg sangat singkat itu adalah sangat TINGGI, DALAM, LUAS, BESAR, dan juga BERAT! Di dalam satu kelompok/denominasi saja, orang2 yg di dalamnya belum tentu bersetuju mengenai apa atau seperti apakah yg disebut dgn "Kristen sejati" itu. Konon lagi persoalan yg seperti itu mau dipaksakan juga untuk dibawa-bawa ke dalam SS, yg sdh jelas "penduduknya" multi mazhab/aliran/denominasi ini?

Yang bisa kita harapkan di SS ini hanyalah sharing satu dengan yg lain, untuk bisa saling mengenal antara satu dengan yg lainnya dan untuk bisa menghargai keragaman atau perbedaan yg terdapat antara yg satu dgn yg lainnya.

Orang yg tidak menyukai atau tdk bisa menghargai perbedaan, sebaiknya jangan ikutan di SS ini. Sebab, sudah jelas, seperti yg dikatakan tadi, SS ini adalah komunitas Kristen yg bersifat "multi mazhab/aliran/denominasi". Jadi, kalau seseorang tidak mau menerima keragaman dan cenderung hanya mau memaksakan "kebenaran" yg menurut versi dari mazhab/aliran/denominasinya saja, sebaiknya jangan masuk di SS ini. Seharusnya dia cari saja situs2 lainnya, yg memang dibuat khusus untuk kelompok/aliran/denominasi yg dianutnya.

Saya tentunya bukan bermaksud mengusir siapa pun dari SS ini (kalau pun saya mau begitu, saya kan bukan orang yg memiliki otoritas utk melakukan itu!). Jadi, kalau Anda sudah memutuskan untuk (tetap) bergabung di SS ini, maka bertindaklah dengan kesadaran bahwa di sini Anda tidak boleh terlalu membawa-bawa "kebenaran" yg khas, yang terdapat di dalam aliran/denominasi Anda.

Meskipun demikian, tidak ada salahnya juga kalau Anda ingin mempromosikan "kebenaran" khas dari aliran/denominasi Anda itu. Tetapi, lakukanlah itu dengan cara2 orang yg bijaksana, yaitu dengan mengikuti cara/teknik2 berpromosi yg baik dan efektif. Untuk itulah Anda tidak akan menggunakan cara2 yg arogan, kata2 kasar/kotor, dsb. Sebab, jika Anda melakukan yg seperti itu, hal itu justru akan menjadi promosi yg negatif/buruk bagi "produk" yg ingin Anda tawarkan itu.

Bro Rivani, jangan percaya kalau ada orang2 tertentu yg sedang menguasai SS sekarang ini (sekalipun orang yg Anda duga itu memiliki HIT atau point terbesar/terbanyak saat ini atau "banyak pendukung"-nya saat ini). Sebab, sesungguhnya orang banyak (Purnawan: silent majority) itulah yg tetap menjadi penentu atau sebagai "juri", yang menilai tulisan mana dan pribadi yg mana, yg memang memberikan hal-hal yang baik dan berguna di SS ini.

Karena itu, berkiprahlah terus di SS ini dengan menyadari bahwa "para juri" itu, dgn tdk henti-hentinya, akan terus memberikan penilaian mereka terhadap Anda, melalui tulisan2 Anda yg di muat/diposting di SS ini.

Begitu saja bro, thanks ya, untuk comment-nya di sini!

 

Rivani Menulis:

julius: ok

(Dikirimkan oleh rivani pada Sab, 2009-12-19 00:18)

-ada satu pertanyaan: mereka yang menyatakan diri kristen tapi menyatakan keilahian Kristus di ciptakan, apakah termasuk kristen..?

-mereka yang adalah mormonisme apakah orang kristen?

 

JT Menanggapi:

@Rivani: Beda jauh dan beda dekat

(Dikirimkan oleh Julius Tarigan pada Sab, 2009-12-19 10:49)

Sebagaimana manusia itu amat sangat banyak ragamnya, demikian pula kekristenan itu (atau, sedikitnya, yg ngaku Kristen) amat banyaklah juga ragamnya. Dan, sudah menjadi kecenderungan kita manusia juga untuk merasa lebih suka/senang/kerasan/aman, jika gabung dengan orang2 yg sangat mirip atau banyak kesamaannya dengan kita. Tetapi, jika kita ingin maju (gak stagnan pada suatu limit) dan menjadi orang yg memiliki wawasan yg luas, maka kita harus membuka pergaulan kita hingga dengan mereka2 yg memiliki begitu banyak perbedaan dengan kita (kita harus pushing to the limit atau, bahkan, crossing the limit).

Tentunya, untuk itu kita harus berani membayar harganya! Kita memang sedang memasuki area yg berbahaya di sini. Yaitu bahaya bisa kehilangan pendirian atau jati diri kita sendiri. Tetapi, itulah harga, yg kita semua harus membayarnya, demi sebuah kedewasaan. Bukankah begitu? Pertanyaanya: beranikah Anda untuk menjadi dewasa?

Tetapi, apakah itu berarti kita harus menyimpan "kebenaran" yg kita yakini, demi untuk "menjaga hati" dari orang2 yg berbeda dgn kita itu? Tidak perlu begitu. Setiap pergaulan tentu saja tak dapat dihindarkan untuk saling berbagi. Yang penting adalah kita harus pintar2 dalam membagikan "kebenaran" yg kita "miliki" itu. Jangan dengan "norak" dan jangan terkesan arogan atau memaksakan. Lakukanlah hal itu dengan "sehalus" mungkin. Semakin dia tidak merasa bahwa dia telah menerima "kebenaran" itu dari kita, itu semakin bagus. (karena, yg penting itu kan, bukanlah dia tahu/sadari bahwa hal itu telah dia terima dari kita, tetapi yg penting ialah fakta bahwa "kebenaran" tersebut sudah diterima olehnya. Bukankah begitu?).

Berdebat sampai ngotot-ngotot-an bukanlah cara yg efektif (dan juga udah gak zamannya lagi sekarang ini!). Usahakanlah dengan cara2 yg "halus" dan "manis".

Tetapi, ingatlah bahwa Andapun harus tetap TULUS. Jadi, pergaulan Anda dgn mereka bukanlah semata-mata merupakan cara yg LICIK, yg Anda tempuh untuk "memenangkan" mereka. Kalau Anda tidak TULUS dlm pergaulan itu, mereka pasti akan bisa merasakannya juga (cepat atau lambat).

Jadi, bergaul sajalah dengan TULUS dengan SEMUA orang. Dan, karena yg namanya bergaul itu mau tidak mau pasti akan ada pertukaran informasi (termasuk mengenai nilai2 atau "kebenaran"), maka "kebenaran" yg ada pada Anda itu pasti akan "menemukan jalannya" untuk "berpindah" dari Anda kepada mereka, tanpa harus terlalu direncanakan/diatur atau direkayasa. Biarkanlah itu mengalir secara "alami".

Karena itu, jangan pernah mau menjadi "robot-robot penginjilan". Tetaplah menjadi MANUSIA!

 

 

 

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~