Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Menjadi Sama

clara_anita's picture

Sewaktu duduk di sekolah menengah, saya mengenal seorang gadis. Secara fisik dia tidak cantik, tapi juga tidak buruk. Dia juga tak pernah terlihat ingin dikenal, tapi ia begitu terkenal. Mengapa? Mungkin karena dia memang "istimewa"

Saat teman-teman seusianya berbincang tentang mode terbaru atau cowok ganteng di kelas sebelah, dia memilih merenung di sudut perpustakaan kecil sekolah yang letaknya agak terpencil. Saat guru di kelasnya menerangkan pelajaran, dia terlihat mendengarkan, tetapi ia sudah membaca entah berapa puluh halaman ke depan. Saat sang guru memberikan kesempatan bertanya, ia selalu saja punya pertanyaan yang bisa membuat sang guru kelimpungan dan ujung-ujungnya mengecap si gadis "istimewa" ini sebagai pengetes sang guru karena merasa otoritas dan kapabilitasnya dilecehkan. Saat ada kebijakan sekolah yang tidak disetujuinya, gadis usia 12 tahun ini bisa memimpin demo meminta kebijakan itu dibatalkan.......Nilai-nilainya tak pernah bervariasi dari 8 dan 9 (kecuali pelajaran olah raga).

Tapi, meskipun semua orang mengenal gadis ini, mereka memperlakukannya seolah ia adalah makhluk dari planet lain. Si gadis pun bingung. Ia nyaris tak dapat memahami mengapa tidak ada orang yang bisa memahaminya. Ia tak mau disebut jenius, ataupun pemimpin revolusioner........... ia hanya ingin disebut MANUSIA.

Dan akhirnya si gadis pun membuat keputusan "besar". Ia tak ingin jadi wonder woman, ia hanya ingin menjadi "sama" dengan teman-teman sebayanya. Dan itulah yang ia coba.

Tapi meskipun ia mencoba memahami dan berpikir sama seperti teman-temannya. Meskipun ia dengan sengaja tidak menjawab soal tes dengan benar. Meskipun ia mencoba merasakan yang namanya membolos dan melompat pagar sekolah. Meskipun ia telah mencoba menjadi SAMA. Ia tidak pula merasakan kedamaian yang diingininya. Ia jadi malah merasa asing dengan dirinya sendiri.

Untung si gadis menyadari hal itu....... Kalau tidak entah berapa hal istimewa yang hanya dimilikinya hilang begitu saja hanya untuk menjadi SAMA.

Baru-baru ini saya bertanya pada si gadis, apakah ia masih ingin menjadi sama? Dan ia menjawab tidak, karena sekarang ia telah belajar menghargai dirinya apa adanya.

Hari ini saya kembali ke ruang kelas saya. Ada berpuluh anak-anak di sana, dan saya berjanji pada diri saya untuk menghargai keberagaman mereka dan mengajak mereka menghargai keunikan orang lain. Harapan saya, tidak ada satupun dari "anak-anak" saya yang rela mengorbankan sesuatu yang berharga hanya untuk menjadi SAMA.

Pengunjung's picture

good

good
Eudice's picture

Janji Clara

Janji Anda indah Clara Anita, kiranya tercapai apa yang menjadi kerinduanmu. Dengan memperlakukan, menghargai, dan menerima anak didik Anda seperti adanya mereka. Sehingga anak-anak bisa bertumbuh dengan keunikan masing-masing. Mewarnai hidup seperti rencana-Nya bagi hidup mereka. Tuhan memberkatimu Clara!
__________________

"kita berbeda dalam semua kecuali dalam CINTA"