Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Menjadi Tua

Pak Tee's picture

      "Aku kangen!"

      "Kangen siapa, Mas?"

      Biasa...... Mas Wathon sering bicara sendiri tanpa sadar...... kebanyakan berangan-angan, jadi ketika ditanya malah kaget.

      "Eh, kamu! Tidak kok...!"

      "Tidak bagaimana Mas Wathon.....?"

      "Aku cuma ingin...... lagi, merasakan 'wedangan' di warung seperti tempatnya Pak Wongso.... Mendengarkan suara siter...... Berjam-jam meresapi malam..... Melihat penjual tua itu terkantuk-kantuk.........!"

      "Meresapi malam...... istilah apa itu?"

      "Ah..... tak usah dibahas....... pokoknya kamu tahu maksudku.....! Tidak usah kura-kura dalam perahu!"

      "Pak Wongso sudah mati, Mas.....!"

      "Sssst.......! Nekat! Meninggal.........!"

      "Oh ya, wafat maksudku!"

      "Tapi cepat atau lambat, kita pasti ketemu Pak Wongso lagi.....!"

      "Wedangan lagi ya Mas........?"

      "Edaaaaan kamu.....!"

      Aku tertawa.

******

      "Tidak terasa ya Mas....... kita telah jadi tua......!"

      "Ya........, tapi itu baik!"

      "Baik bagaimana tho Mas.......?"

      "Ya........baik! Kita jadi sadar, kalau kita ini sebenarnya lemah dan terbatas......!"

      "Begitu....... baik?"

      "Ya! Kita akan lebih sadar akan kekuasaan Tuhan..... Tuhan mengarahkan kita untuk lebih mendekat kepadaNya, lewat kesadaran akan kelemahan dan keterbatasan kita.....!"

      "Itu kalau yang sadar........! Kalau tua-tua keladi?"

      "Ya udah.......! Ke neraka saja.......!"

      "Jangan begitu Mas Wathon........!"

      "Ya begitu saja!"

******

      Aku suka menggoda Mas Wathon Sulaya, tapi sering aku menemukan kebenaran dari kata-katanya.

      "Mas..... mau kutraktir?"

      "Kemana?"

      "Angkring!"

      "Ke angkring cari apa?"

      "Sego kucing!"

"Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus takut akan Allahmu; Akulah TUHAN" (Imamat 19 : 32).

__________________

Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!