Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

My Christmas Journey

Anie's picture

Natal tahun ini benar-benar menyenangkan. Aku mendapat kesempatan untuk melakukan pelayanan keliling bersama dengan keluarga dan beberapa teman dari gereja. Sebenarnya, pelayanan seperti ini bukan hal baru bagiku, tetapi tidak tahu mengapa, setiap kali aku pergi untuk bersaksi, hati ini penuh dengan sukacita, rasanya seperti tidak ada pekerjaan lain yang lebih menyenangkan daripada melayani Tuhan.

Tanggal 23 ada Natal Sekolah Minggu di gereja. Yang menarik di natal ini adalah, adanya drama yang menggunakan bahasa Inggris. Teman ku, Dudy yang mengerjakannya. Inti dari drama Natal ini adalah "Jangan Mencuri". Malamnya, aku dan tim paduan suara di gereja berlatih menyanyi satu lagu "MARI SUKACITA" karena kami diminta untuk mengisi acara Natal Umum di gereja Induk (GKAI Bener Yogyakarta). Tanggal 24, aku dan rombongan paduan suara sukses untuk menyanyikan lagu "MARI SUKACITA", wah senangnya hatiku. Walaupun suaraku tidak fit seperti semula, tapi aku sudah berhasil mengajar teman-teman lain untuk bernyanyi. Tanggal 25, setelah ibadah natal di gereja, kami pergi untuk menghadiri ibadah Natal di dusun Samigaluh, Kulonprogo, Jogjakarta. Tepatnya di pegunungan Menoreh. Tempat ini desa sekali, tidak ada acara yang disusun dengan rapi. Akhirnya tim kami mengambil alih, memang MC tetap dari mereka, tapi kami mencoba mengarahkan acara agar lebih bagus.

Tanggal 26 pagi kami rombongan vocal group berangkat ke Madiun. Supaya irit, makan siang sudah dibawa dari rumah. Kami berhenti di sebuah pom bensin di daerah Ngawi jam 12.30 untuk makan siang. Kemudian kami meneruskan perjalanan, sampai di Gereja Baptis Imanuel Madiun jam 15.00, padahal natal mulai jam 16.00. Rombongan segera mandi, di rumah tetangga dari gereja itu. Kami menyanyi dua pujian. Sayang suaraku sudah benar2 habis, supaya aku tetap berguna, aku tidak ikut menyanyi tetapi worship dance. Setelah selesai ibadah, kami langsung berangkat ke Batu Malang.

Malam itu hujan sangat deras, bahkan jalanan hampir tidak kelihatan, perjalanan jadi sangat lambat. Setelah sampai di perbatasan Kediri dan Jombang, hujan mulai reda. Sebelum masuk kota Batu, ada jalanan yang meliuk-liuk, Pujon nama tempatnya. Disana ada dua teman kami yang mabuk dan muntah-muntah. Satu diantaranya punya penyakit yang parah (tumor otak), Prapti namanya. Kami sangat ketakutan, selang yang dipake Prapti sempat tidak sesuai dengan tempatnya. Kami berdoa dan berdoa, meminta supaya Tuhan menolong Prapti, karena kami sendiri tidak bisa menolong dia. Mujizat itu nyata pada mbak Prapti, dengan berdoa dan memijat-mijat kepalanya, selang itu dapat kembali normal di posisi semula. Puji Tuhan.

Kami sampai di BATU jam dua belas malam, setelah minum teh kami langsung tidur. Paginya, ada ibadah keluarga. Mbak Prapti bersaksi dan kami menyanyi satu pujian. Kemudian, kami pergi ke Malang untuk menyelesaikan beberapa masalah. Malam itu, aku di traktir makan bakso malang, wah enak buanget lho rasanya. Masih terbayang-bayang deh, pengen lagi... :)

Besok paginya, kami pulang ke Jogja, lewat solo dulu untuk ziarah ke kuburan Mama. Kami bersihkan kuburan itu, karena air hujan sudah mengotori batu nisannya. Sampai di Jogja, aku langsung kumpulkan temen2 paduan suara, kami harus berlatih karena besok sore tanggal 29 kami harus menyanyi di Pundong, Bantul. Acara di Bantul juga sangat sederhana, untung kami bawa Keyboard, jadi ada musik yang bisa mengiringi, kalau tidak, pasti suasana kurang menarik. Mikhael cukup cepat menyesuaikan diri dengan pemimpin pujian. Kami menyanyi dua lagu, lagu pertama rada kurang sukses, karena ada kesalahan, tetapi lagu kedua sukses. Pulang dari Natal kami mampir ke rumah Kristin, bertemu keluarganya dan menyanyi lagi satu lagu.

Malam tahun baru, ada acara di gereja. Puji Tuhan ada empat orang baru yang datang ke gereja. Setelah sekian lama berdoa untuk jiwa baru, ternyata Tuhan sudah menjawab. Aku senang sekali, karena Natal tahun ini bener-bener menyanangkan. Acara di gereja sampai jam setengah satu pagi, setelah acara selesai, kami dan rombongan pemuda jalan-jalan sampai jam 3 pagi. Besok paginya, aku dan keluarga masak masakan khas Timor, dan tahun baru ini sangat berkesan bagiku, walaupun mama sudah tidak bersama dengan ku lagi.

Tuhan itu baik, Ia ganti dukacita dengan sukacita. Tahun lalu, di malam tahun baru, tante Tin di Palu menjadi korban bom di pasar Babi. Di hari Paskah tahun 2006, mamaku pergi menghadap Tuhan. Tapi di tahun baru ini ada 4 orang yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Puji Tuhan.

__________________

Tumbuh Bersama, Satu Hati, Memenangkan Jiwa