Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Persembahan karena Takut

Purnawan Kristanto's picture

upeti

Pada karnaval di Klaten, saat peserta sampai di panggung kehormatan, beberapa kontingen menyerahkan bingkisan kepada bupati Klaten. Bentuknya bermacam-macam. Ada berupa keranjang buah, satu bakul jajanan pasar, hasil kerajinan tangan bahkan ada yang menyerahkan seikat besar pete. Yang menyerahkan bingkisan ini kebanyakan berasal dari instansi pemerintah, sekolah dan camat.


Mengapa mereka memberikan bingkisan? Apakah itu ekspresi kecintaan yang tulus mereka kepada pemimpinnya? Saya menduga tidak. Mereka memberikan upeti karena takut. Takut posisi mereka terganggu. Takut dianggap tidak loyal. Takut tidak mendapat promosi jabatan. Takut jadi bahan pergunjingan instansi lain yang memberi bingkisan.

Ada juga kontingen non-pemerintah yang juga memberi bingkisan. Bedanya bingkisan ini tidak dinikmati oleh bupati tetapi dibagikan kepada pengunjung. Sebuah bank berplat merah membawa seikat balon. Di ujung tali balon telah dipasang voucher hadiah. Mereka menyerahkan kepada bupati untuk diterbangkan. Bank perkreditan rakyat juga tak mau kalah. Mereka mengusung segepok bingkisan ke hadapan sang penguasa. Upeti itu kemudian dibagikan dengan cara dilemparkan ke puluhan pengunjung di yang memadati panggung kehormatan. Apakah bingkisan ini dipersembahkan secara tulus? Ho..ho..ho.. tentu saja tidak. Mereka memiliki perhitungan bisnis tersendiri.
****
Dalam refleksi, bukankah saat memberikan persembahan, kadang-kadang saya juga bersikap begitu? Saya memberi persembahan karena takut bila Tuhan tidak "membuka tingkap-tingkap langit." Saya memberi persembahan karena takut dianggap tidak setia kepada Tuhan. Saya memberi persembahan karena takut menjadi bahan pergunjingan orang lain jika tidak memberi persembahan. Saya memberi persembahan juga karena ditakut-taukti oleh majelis gereja yang membacakan ayat nats sebelum liturgi persembahan. Saya memberi persembahan bukan karena saya mencintai Allah.

 

----------------------------

Baca juga:

Karnaval di Sebuah Kabupaten yang Terancam Bangkrut

 

__________________

------------

Communicating good news in good ways