Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mendengar Nasehat

Adama Sihite's picture

(Amsal 12:15)

Ada orang yang gampang sekali menerima nasehat atau masukan dari orang lain, tetapi ada orang yang amat susah mendengarkan nasehat atau masukan dari orang lain apalagi untuk menerimanya dan melakukannya. Tipe orang yang pertama mudah untuk menerima masukan dari orang lain saat melakukan satu pekerjaan atau apapun itu. Ia akan memperhatikan apa yang dikatakan orang lain, terutama yang lebih tua dan yang dianggapnya lebih bijak dari dirinya. Lalu masukan dan nasehat itu ia timbang-timbang di dalam hati dan pikirannya. Tentu saja di dalam proses ini, bila orang ini juga bijaksana, ia tidak langsung menerima  segala masukan dan nasehat yang diterimanya. Ia timbang-timbang dan pilah-pilah lalu ambil apa yang baik dan yang memang berguna untuk dirinya. Sebaliknya ada orang yang gampang sekali menerima nasehat dan masukan, tetapi akhirnya ia bingung hendak melakukan yang mana. Ia menjadi gampang bimbang dan ragu. Terlihat ia tidak percaya diri dan menelan bulat-bulat nasehat dan masukan orang lain sementara semuanya itu belum tentuk berguna buat dirinya. Bahkan tidak jarang menjerumuskan dirinya pada situasi sulit.

Sementara itu ada orang yang amat sulit menerima nasehat dan masukan. Biasanya orang semacam ini terlalu percaya diri dan merasa diri tidak perlu bantuan orang lain. Ia bisa semua dan semua ia bisa. Orang semacam ini kadang merasa paling bisa, paling bijak, paling pintar dan tidak mau terima kenyataan ada orang lain yang lebih bijaksana dari dirinya.


Penulis Amsal menuliskan, “Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak.” Sederhananya arti kalimat tersebut adalah sepintar-pintarnya seseorang, ada waktu dan saatnya ia harus mendengarkan perkataan orang lain dan menimbang-nimbang untuk menerimanya bagi kebaikannya dirinya sendiri. Tidak ada salahnya untuk membuka diri pada nasehat yang baik. Hal ini adalah tindakan bijaksana. Sebaliknya, hanya orang bodohlah yang merasa pandangannya paling benar, paling bijak dan paling canggih. Orang bodohlah yang tidak mau mendengar nasehat, apalagi bila nasehat itu memang baik. Tetapi bodoh juga orang yang tidak punya pendirian dan gampang terombang-ambing oleh perkataan orang lain yang dikiranya nasehat padahal justru merupakan jebakan yang menjerumuskan dirinya pada situasi yang tidak baik.


Jadi, bijak-bijaklah dengan nasehat dan masukan yang kita dengar dan terima dari orang lain. (Pdt. Adama)

 

 

 

__________________

Adama

adamasihite.blogspot.com