Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Menabur Damai, Mengusir Serigala

Purnawan Kristanto's picture
Ketika melakukan kuliah praktik lapangan semasa menjadi mahasiswa, Pelangi (isteriku sekarang) menempati sebuah rumah secara sendirian. Suatu malam, ada seekor kucing yang mencoba menerobos pagar rumah yang cukup tinggi, tapi gagal. Kucing itu terjepit di sela-sela pagar. Tidak bisa maju, tidak bisa mundur.
Pelangi merasa kasihan, lalu mengulurkan tangan untuk melepaskan kucing dari jepitan pagar. Tiba-tiba kucing itu mencakar tangan Pelangi hingga berdarah. Meski dengan menahan sakit Pelangi berhasil membebaskan kucing itu. Kucing itu pun segera berlari menjauh. Maksud baik tidak selamanya diterima dan dipahami dengan baik.

Pikiran itulah yang tiba-tiba terlintas saat aku berada di atas bis Budiman, dalam perjalanan menuju Tasikmalaya. Misiku ke kota yang terkenal dengan bordirnya itu adalah untuk monitoring pembangunan rumah inti bagi korban gempa. Proyek kemanusiaan ini tidak berjalan mulus. Kami menemui berbagai macam kesulitan, terutama kecurigaan dari pemimpin agama. Akibatnya, proyek ini sempat dihentikan secara paksa oleh massa yang mengatasnamakan kepentingan agama.

***
Sebelum ke Tasikmalaya, aku lebih dulu mengikuti rapat dan siaran di Radio Pelita Kasih yang membuatku begadang sampai fajar. Untunglah rumah mertua di tidak jauh dari studio. Ditambah jalanan yang masih lengang, jarak tempuh hanya sekitar 10 menit. Dengan berjingkat-jingkat aku menyelinap ke pintu dapur yang sengaja tidak dikunci. Namun tak urung membangunkan mama mertua. Setelah bersih-bersih badan, aku merebahkan badan dan larut dalam lelap.
Saat matahari bertengger di puncak kepala, barulah aku terjaga, lalu disambut oleh segelas teh manis plus kue manis. Hmmm....menantu yang sangat beruntung. Mertuaku tidak pernah mempersoalkan gaya hidup "ala wartawan" yang dianut oleh menantunya ini. Yang dimaksud "wartawan" di sini bukan merujuk sebuah profesi jurnalis, melainkan singkatan dari "warga tangi awan" (warga bangun siang). Setelah makan siang, pada pukul tiga sore, aku bersiap-siap menuju ke terminal bis Kampung Rambutan. Aku melanjutkan perjalanan menuju Tasikmalaya.
Diantar oleh pengojek, pak Rizal, kami diguyur gerimis sepanjang perjalanan tanpa mengenakan jas hujan. Cuaca memang sedang aneh. Bulan Juli yang seharusnya memasuki musim kering, namun masih menyimpan hujan. Lebih ganjil lagi, guyuran hujan ini tidak merata. Dalam jarak seratus meter kadang hujan, kadang kering. Mula-mula, saat didera hujan, kami berteduh. Tapi kemudian kami putuskan untuk tetap melanjutkan apa yang terjadi. Toh, kalau pun bajuku kebasahan, aku membawa ganti di dalam ranselku, demikian pikirku.
Sesampai di terminal, aku segera menaiki bis Budiman yang selama enam jam kemudian menghantarkanku ke Tasikmalaya. Sudah cukup larut ketika aku turun di depan masjid agung Rajapolah di bawah gerimis. Aku berteduh di pos tentara sambil menunggu kedatangan Pak Bambang dan pak Agus Joker, yang menjemputku. Aku menumpang menginap di rumah pak lurah Dodi, setelah sekretariat kami ditutup paksa oleh massa yang mengatasnamakan kelompok agama.
 
Core House
Keesokan harinya, dengan diantar oleh pak Dodi, aku mengadakan inspeksi ke lapangan.  Setelah mengerjakan sejak bulan Februari, kami sudah merampungkan 33 dari 36 rumah inti yang kami rencanakan. Mungkin Anda bertanya, apa sih "rumah inti" itu? Rumah inti (core house) adalah adalah sebuah bangunan kecil, berukuran 21 m2 yang dikonstruksi dengan baik sehingga dapat digunakan sebagai tempat berteduh dan memberikan perlindungan yang lebih baik jika terjadi gempa. Disebut "inti" karena bangunan ini dapat dikembangkan lagi sesuai dengan dana yang dimiliki oleh penghuninya.
Proyek ini dikerjakan oleh Derap Kemanusiaan dan Perdamaian [DKP] setelah melihat bahwa penyintas gempa di Jawa Barat banyak yang belum mampu membangun kembali rumah mereka. Meskipun didanai dan dikelola oleh gereja, namun proyek ini bersifat kemanusiaan. Tidak ada muatan penyebaran agama terhadap penerima manfaat.
Tahapan pembangunan fisik sudah dimulai pada hari Senin, [1 Maret 2010] dengan membangun rumah contoh [mock up house]. Rumah contoh ini dibangun di atas lahan milik ibu Opon, seorang janda yang tidak memiliki pekerjaan. Kebutuhan sehari-harinya ditopang oleh anak-anaknya. Dua hari sebelumnya, masyarakat secara bergotong royong membersihkan lokasi dan menggali tanah untuk pondasi.
Dalam pembangunan rumah contoh ini, DKP mendatangkan Alfian yang berpengalaman dalam rekonstruksi di Aceh, paska Tsunami. Alfian ditugasi memberikan petunjuk secara langsung tentang teknis pembuatan rumah yang ramah terhadap gempa. Mengapa disebut "ramah gempa", bukan "tahan gempa"? Kami meyakini belum ada bangunan yang seratus persen tahan gempa yang besar. Untuk itu, kami memilih menggunakan istilah "ramah gempa", yang mengindikasikan rancangan ini cukup aman bagi penghuninya. Pada dasarnya, gempa bumi itu tidak membunuh. Yang mencelakai adalah materi bangunan yang runtuh karena terlalu rapuh. Dengan membangun rumah contoh ini, maka warga dan tukang batu di lokasi dilatih untuk mengenal prinsip-prinsip pembangunan rumah yang baik. Misalnya tentang cara pembuatan pondasi, pemasangan tulang-tulang besi, komposisi campuran semen dan pasir, teknis pengerjaan oleh tukang dsb.
Penerima bantuan ini adalah warga rumahnya mengalami rusak berat atau roboh. Daftar penerima manfaat ditetapkan oleh pemerintah desa. Sebelum pelaksanaan pembangunan fisik, para penerima manfaat berkumpul untuk mendapat penjelasan tentang proyek ini. Pada intinya, proyek ini adalah bertumpu kepada masayarakat sebagai pelaksana utama. Warga penerima manfaat akan mendapat bantuan bahan-bahan bangunan, namun mereka harus menyediakan tenaga tukang dan mengawasi pelaksanannya. Sementara itu, pelaksana proyek akan memberikan pendampingan secara teknis. Setiap rumah ditargetkan selesai dalam 2 minggu.
 
Kendala dan Rumor
Pengadaan material bangunan ternyata cukup sulit. Ini berbeda dengan kondisi di Jawa Tengah, yang dapat meminta bahan material kapan saja karena stoknya sudah ada. Di wilayah Ciamis ini, pasir yang berkualitas standar sangat sulit didapatkan. Kebanyakan yang tersedia adalah pasir yang bercampur lumpur. Lokasi penambangan pasir juga hanya ada satu. Untuk mendapatkan pasir yang berkualitas standar dan tidak bercampur lumpur, mereka harus mengeruk lapisan pasir yang lebih dalam. Itu saja jumlahnya sangat terbatas. Dalam sehari hanya bisa didapatkan dua rit pasir. Itu pun harus "rebutan" dengan pihak lain.
Kendala lainnya terletak pada pengenalan teknik yang baru. Dalam proyek ini Alfian memperkenalkan teknik perangkaian besi yang berbeda dengan teknik yang digunakan oleh tukang setempat. Ternyata untuk mengubah kebiasaan ini tidak mudah. Meski sudah diberi instruksi, namun tidak dikerjakan dengan benar. Namun hal ini tidak menjadi persoalan serius. "Justru di sini seni dan tantangannya," kata Alfian,"Saya lebih senang kalau ada orang yang menerima pengetahuan baru dengan susah karena nanti justru akan lebih bertahan lebih lama dibanding dengan orang yang menerimanya begitu saja."
Kendala yang paling berat adalah resistensi dari pemimpin agama setempat. Pada awal proyek, muncul kecurigaan dari pemuka agama bahwa proyek ini dapat "merusak akidah." Namun dengan pendekatan persuasif, akhirnya pemuka agama itu mulai melundak. Mereka bisa menerima keberadaan proyek ini dan berjanji mengirimkan beberapa pemuda untuk bergotongroyong membersihkan lokasi pembangunan.
DKP membagi pembangunan rumah dalam tiga tahap. Dalam setiap tahap dibangun 12 rumah. Tahap I dan Tahap II berlangsung sesuai dengan rencana. Namun di akhir tahap II, beredar rumor tak sedap yang memojokkan keberadaan proyek.
Ada isu yang merebak bahwa GKI sebagai pelaksana proyek ini telah membeli sebidang tanah di sekitar lokasi pembangunan rumah. Menurut isu tersebut, GKI akan mendirikan gedung gereja di atasnya. Untuk melaksanakan misi itu, maka GKI telah membaptis, 10 warga penerima manfaat. Daftar nama-nama orang tersebut ditulis di selembar kertas dengan latarbelakang gambar salib. Dikesankan seolah-olah daftar nama ini dikeluarkan oleh GKI. Namun pembuat selebaran ini membuat kesalahan mendasar karena dia menggunakan salib gereja Katolik (dengan patung Yesus).
Isu lain mengabarkan salah satu petugas pelaksana kami yang ada lapangan telah menikahi menikahi warga setempat dan membuat isterinya itu pindah agama. Bentuk rumah yang dibangun juga dipersoalkan. Menurut rumor, desain rumah bantuan sengaja dibuat mirip dengan gereja. Lalu, DKP juga diisukan mewajibkan penerima manfaat untuk memasang salib di rumah mereka. Tuduhan itu masih berlanjut. DKP dikabarkan mengklaim telah membangun gedung sekolah agama. Hal ini dibuktikan dengan foto gedung (yang hampir roboh), yang memang kami pasang di internet.
Isu ini rupanya ditanggapi dengan serius oleh pihak yang sejak semula memang telah mempersoalkan proyek ini. Di awal proyek mereka sudah bisa menerima penjelasan ini, namun dengan merebaknya isu itu menggerakkan mereka untuk mengambil tindakan. Untuk itu mereka mengundang pertemuan petugas pelaksana kami untuk mengadakan "dialog." Namun yang dimaksud "dialog"ini adalah mendengarkan pembacaan tuntutan dengan dikelilingi ratusan orang berwajah tidak ramah yang meneriakan nama Tuhan. Mereka menuntut agar kami menghentikan proyek, menutup sekretariat proyek dan meninggalkan desa malam itu juga. Di bawah tekanan psikis seperti itu, tidak ada jalan lain bagi petugas kami di lapangan untuk meneken surat tuntutan itu.
Situasi saat itu memang sangat emosional. Warga yang menerima bantuan tidak bisa menerima tuntutan dan bersiap untuk melakukan aksi pembalasan. Karena sangat mungkin pecah konflik horizontal, maka kami memutuskan untuk melakukan cooling down lebih dulu. Semua aktivitas di lapangan dihentikan sambil melakukan konsolidasi dan komunikasi.
Sehubungan dengan rumor ini, maka pak Tatang [nama samaran], pemuka masyarkat memberikan bantahan dan penjelasan di rumah ibadah desa, yang dihadiri para pemuka agama dan pejabat pemerintah. Pak Tatang membantah bahwa GKI telah membeli tanah di desa. "Proses membeli tanah itu tidak semudah itu," kata pak Tatang, "lagipula jika GKI ingin membangun gereja, tentu mereka tidak akan membangun di sini. Mereka akan mendirikan gereja yang ada orang kristennya."
Soal pembaptisan, pak Tatang menyatakan selebaran yang beredar itu tidak mungkin dibuat oleh GKI. Selain keliru dalam mencantumkan jenis salib, nama yang tercantum dalam selebaran itu salah. Dalam selebaran disebutkan salah satu orang yang dibaptis adalah pak Tatang, namun namanya ditulis dengan nama yang hanya diketahui oleh warga desa setempat. "Orang-orang di GKI tidak mungkin menuliskan nama ini karena mereka tidak pernah tahu nama saya yang ini," jelas pak Tatang. Kesimpulannya, selebaran itu palsu dan dibuat oleh orang yang tahu seluk-beluk lokasi pembangunan.
Soal pernikahan petugas lapangan dan isu pindah agama itu hanya isapan jempol. Untuk lebih meyakinkan, maka pak Tatang bersama dengan semua penerima manfaat bersumpah menggunakan kitab suci mereka. Tentang pemasangan salib, para penuduh dipersilahkan mengecek sendiri ke setiap rumah penerima bantuan. "Silakan tanya sendiri pada setiap warga apakah mereka diwajibkan memasang salib. Saya tidak pernah mengarahkan mereka untuk memberikan jawaban tertentu. Tanya saja mereka sendiri," kata pak Tatang dengan berapi-api.

Photobucket

 
Soal foto sekolah agama yang dipasang di internet, pak Tatang menjelaskan bahwa foto tersebut adalah hasil survey. "Yang namanya survei itu adalah mengumpulkan data sebanyak-banyaknya. Mereka memotret kerusakan-kerusakan akibat gempa. Kebetulan sekolah itu juga mengalami kerusakan. Jadi GKI tidak ada niat untuk mengklaim sekolah itu sebagai hasil pekerjaan mereka."
Soal desain rumah, pak Tatang menilai itu tidak mirip dengan gereja. "Tuduhan itu hanya asal-asalan dan dibuat oleh orang yang sakit hati," jawab pak Tatang. Setelah mendengar penjelasan dari pak Tatang, semua pihak menjadi paham duduk persoalannya. "Kalau begitu, maka proyek ini harus dilanjutkan," kata salah satu pemuka agama dari kabupaten, "bahkan kita harus datang pada acara penutupan nanti untuk mengucapkan terimakasih."
Setelah mendapat penjelasan langsung, akhirnya orang-orang yang keberatan dengan proyek itu [sekali lagi] bisa memahami dan mempersilahkan kami untuk melanjutkan tahap terakhir.
Dampak dan Refleksi
Meskipun proyek ini belum selesai, namun dampak dari kegiatan ini sudah mulai dirasakan. Bagi warga desa, proyek ini membangkitkan kesadaran baru tentang keberadaan umat Kristen. Kehadiran gereja atau umat Kristen dalam proyek ini telah membuka hubungan baru yang bernuansa persahabatan dan perdamaian, sehingga dapat mengikis kecurigaan dan kebencian. Masyarakat mulai terbuka terhadap kehadiran umat agama lain. Mereka juga mendapat pengetahuan baru di bidang teknis bangunan yang ramah terhadap gempa. Sedangkan bagi DKP, proyek ini memberikan pelajaran berharga dalam pengorganisasian masyarakat dan menata hubungan antar lembaga.
Keterlibatan dalam proyek ini membuatku dapat menghayati sabda Yesus:“Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala." Yang dimaksud "serigala" di sini bukan dalam bentuk kelompok agama lain, melainkan berupa sebuah situasi yang menciptakan ketakutan, teror, kecemasan, dan kekhawatiran:
 
1. Serigala Kemiskinan
Sebagian besar warga desa berada dalam derajat perekonomian pra-sejahtera, atau lebih lugasnya warga yang miskin. Tanah pertanian yang kering hanya dapat dimanfaatkan sekali dalam setahun. Setelah itu, mereka bekerja serabutan. Karena didesak oleh berbagai kebutuhan hidup, sebagian besar warga terjerat utang pada rentenir dengan bunga yang sangat tinggi. Beberapa warga pernah memiliki usaha pembuatan kasur, namun terhenti total sejak dilanda gempa.
 
2. Serigala Kebodohan
Karena miskin, maka warga tidak mendapatkan pendidikan yang memadai. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang terbatas, maka mereka juga kesulitan untuk melepaskan diri dari kemiskinan. Ini adalah sebuah lingkaran setan: Kemiskinan melestarikan kebodohan, dan kebodohan menghambat warga lepas dari kemiskinan.
 
3. Serigala Ketergantungan
Karena dua situasi di atas, maka warga sangat tergantung pada pemuka agama dan tokoh masyarakat dalam pembentukan opini dan pengambilan keputusan. Mereka mendapatkan informasi dari para pemuka pendapat (opinion leader), yang telah terlebih dahulu menyaring informasi dari luar. Akibatnya, sikap dan perilaku warga mudah sekali disetir dan dikendalikan oleh pemuka masyarakat.
 
4. Serigala Prasangka
Selama bertahun-tahun telah terbentuk prasangka-prasangka antar agama, yang dibangun berdasarkan pandangan strereotype. Akibatnya, muncul kecurigaan, permusuhan dan cenderung menutup diri. Kehadiran kelompok agama liyan dianggap sebagai potensi ancaman.
 
5. Serigala Patriarkat
Akar dari semua relasi kuasa yang timpang ini adalah budaya patriarkat yang masih mengurat akar di dalam masyarakat
****
Untuk menghadapi "serigala" ini, maka Yesus memesankan supaya kita "cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.”  Dengan melibatkan diri dalam aksi kemanusiaan, maka kami berharap dapat menabur benih-benih perdamaian dan sikap inklusif. Dengan berinteraksi bersama-sama di dalam kerja-kerja kemanusiaan ini, maka serigala-serigala prasangka itu dapat diusir jauh-jauh. "Sekarang mata saya terbuka," kata pak Tatang, pemuka desa setempat, "ternyata saya memiliki saudara-saudara di tempat jauh."
 

 

Potensi Ekonomi Warga

 Photobucket

 

Photobucket

 

Video Profil Derap Kemanusiaan dan Perdamaian

Video Klip Core House

Video Proyek Core House Tahap III

Video Proyek Core House Tahap II

 

__________________

------------

Communicating good news in good ways

Rusdy's picture

Parabola Aqua

Itu di foto albumnya ada foto parabola pakai botol Aqua yah pak Pur? Kreatip amat!

Purnawan Kristanto's picture

Mengamankan

Sebenarnya itu untuk "mengamankan" penangkap sinyal (apa sih namanya?) yang ada pada parabola supaya tidak kehujanan.

__________________

------------

Communicating good news in good ways

Purnawan Kristanto's picture

Catatan Tambahan: Pada awal

Catatan Tambahan: Pada awal proyek, para penentang melarang kami mempublikasikan proyek ini, termasuk di internet. Akan tetapi kami tidak menuruti keinginan mereka sebab kami juga harus mempertanggungjawabkan proyek ini ke publik, terutama ke jemaat yang telah menyokong dan memberi persembahan dalam proyek ini.

Maka mereka berganti strategi. Mereka  rajin sekali mencari informasi di internet tentang proyek ini yang kami publikasikan, untuk mencari celah-celah kelemahannya. Bahkan kalau perlu memelintir dan menafsirkan sesuai dengan kehendak mereka.

Saya hanya memasang tulisan ini di dua tempat. Di Facebook dan di SS. Pada facebook, saya mengatur privasi supaya tulisan hanya bisa dibaca oleh Kristen saja. Sementara itu pemasangan di SS ini adalah untuk memancing orang-orang itu supaya masuk ke pasar ini. Dengan begitu, mereka akan membaca tulisan-tulisan lainnya di SS ini. Semoga Roh Kudus menjamah saat mereka kesasar masuk pasar yang hiruk-pikuk ini.

__________________

------------

Communicating good news in good ways

dennis santoso a.k.a nis's picture

weleh2

wah bisa2 ss down lagi nih kena ddos.... wawan harus nraktir si frozen juga tuh ntar :-)

Purnawan Kristanto's picture

Aku pun sempat berpikir

Aku pun sempat berpikir demikian. Soalnya servernya down sesaat setelah aku mengunggah tulisan ini.

__________________

------------

Communicating good news in good ways

minie's picture

@Purnawan Kristanto

Saya tidak bermaksud kurang setuju atau gimana pak Pur, hanya saja ada yang membuat saya sedikit penasaran.

Kalau tujuannya hanya sekedar "menolong," kenapa tidak menolong yang seiman terlebih dahulu, baru kemudian kalau memang ada lebihnya boleh disalurkan ke yang lain?

Saya lupa2 ingat, apakah memang ada ayatnya mengenai menolong sesama jemaat terlebih dahulu?

Purnawan Kristanto's picture

Mengapa Tidak Membangun Rumah Orang Kristen?

Pertanyaanmu persis yang diajukan oleh orang-orang yang nggak suka itu: Mengapa harus membangun rumah di wilayah yang 100% non-Kristen? Mengapa tidak membangun rumah orang Kristen saja?

“Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” (Gal 6:10)

Jawaban kami:  Kebetulan tidak ada rumah orang Kristen yang ambruk.

***

Itu bukan karena mukjizat, melainkan karena jumlah orang Kristen di sana hanya sedikit. Jadi propbabilitasnya sangat kecil. Lagipula, rumah orang Kristen biasanya dibangun dengan kokoh, sehingga tingkat kerusakannya ringan.

Gempa di Klaten meruntuhkan puluhan ribu rumah, tapi yang menimpa rumah orang Kristen kurang dari ratusan. Apakah ini mukjizat? Dari 2400 rumah yang kami bangun kembali di Klaten, tak ada satu pun rumah untuk jemaat GKI Klaten. Mengapa? Karena rumah jemaat tidak ada yang rusak.

Selain itu dalam aksi kemanusiaan itu tidak ada diskriminasi berdasarkan agama. Bencana alam itu tidak mengenal agama. Bencana akan mengenai orang yang dalam situasi rapuh, entah dia Islam, Kristen atau ateis.

__________________

------------

Communicating good news in good ways

minie's picture

Thanks Pak Pur buat jawabannya

Terima kasih sebelumnya untuk jawaban dan ayatnya yang memang saya lupa-lupa ingat pernah membaca, yang ternyata benar dari Alkitab. 


Purnawan:

Pertanyaanmu persis yang diajukan oleh orang-orang yang nggak suka itu: Mengapa harus membangun rumah di wilayah yang 100% non-Kristen? Mengapa tidak membangun rumah orang Kristen saja?

Minie:

Maafkan saya kalau memang persis pertanyaannya. Hanya saja saya tidak merasa suka ataupun tidak sama sekali, kan tidak ada hubungannya dengan saya sama sekali? 

Seperti kata saya sebelumnya, "Saya tidak bermaksud kurang setuju atau gimana pak Pur, hanya saja ada yang membuat saya sedikit penasaran." Saya kurang setuju juga kalau anda langsung menggolongkan penanya seperti orang-orang yang anda maksudkan diatas. Selain itu saya tidak akan bertanya kalau memang tidak suka, tapi saya akan berbuat "sesuatu" yang menurut hemat saya lebih efektif daripada hanya sekedar bertanya.

Latar belakang saya bertanya, selain karena memang lupa ayatnya benar ada atau tidak, karena saya juga sering melihat praktek "menolong" berlebihan dengan tujuan bukan sekedar menolong. Praktek menolong yang sangat NAIF ini, bukan saja tidak mencapai sasaran tujuannya, malah menjadi olok-olokan oleh yang ditolong. Beberapa "korban" bahkan sengaja minta tolong karena tahu kita paling sering "menolong" dengan membabi buta dan naif. 

Tentunya kalau tujuannya menolong seperti yang anda lakukan, tidak masalah akan siapa yang ditolong dan responnya bagi ke-Kristenan. Yang saya penasaran adalah yang memiliki tujuan dan latar belakang "tidak sekedar menolong." Saya rasa anda juga tahu berapa besar bantuan dari "luar" buat gempa di Aceh, dan bagaimana paham yang dianut bahkan tidak bergeming, malah ada kamp pelatihan untuk kegiatan teror. 

Kalau memang mau mengusir "serigala," tentunya kita harus bebas dari "serigala" yang sama, seperti kenaifan dan kedunguan. Saya pernah melihat gereja saya memberi bantuan yang luar biasa besar, akan tetapi disaat bersamaan saya juga melihat anggota jemaat gereja ada yang masih hidup dalam kesusahan luar biasa. Tentu saja anggota gereja itu tidak pernah teriak-teriak minta tolong atau mengadukan nasibnya kepada gereja.

Sekali lagi terima kasih untuk ayatnya pak Pur, Tuhan Yesus menyertai dan memberkati pelayanan anda.

Salam

“Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” (Gal 6:10)

Purnawan Kristanto's picture

Minie, Santai Aja

Minie:

Maafkan saya kalau memang persis pertanyaannya. Hanya saja saya tidak merasa suka ataupun tidak sama sekali, kan tidak ada hubungannya dengan saya sama sekali?

Wawan:

It is ok. Tak perlu meminta maaf.  Saya membalasnya dengan perasaan santai kok.

Minie:

Saya kurang setuju juga kalau anda langsung menggolongkan penanya seperti orang-orang yang anda maksudkan diatas.

Wawan:

Saya tidak menggolongkan Anda kepada kelompok tertentu, tapi memberitahu bahwa sebelum Anda menanyakan ini, saya sudah menerima pertanyaan serupa 4 bulan yang lalu. Maka saya mengulangi jawaban yang sama.

Minie:

 

Praktek menolong yang sangat NAIF ini, bukan saja tidak mencapai sasaran tujuannya, malah menjadi olok-olokan oleh yang ditolong. Beberapa "korban" bahkan sengaja minta tolong karena tahu kita paling sering "menolong" dengan membabi buta dan naif. 

Tentunya kalau tujuannya menolong seperti yang anda lakukan, tidak masalah akan siapa yang ditolong dan responnya bagi ke-Kristenan. Yang saya penasaran adalah yang memiliki tujuan dan latar belakang "tidak sekedar menolong." Saya rasa anda juga tahu berapa besar bantuan dari "luar" buat gempa di Aceh, dan bagaimana paham yang dianut bahkan tidak bergeming, malah ada kamp pelatihan untuk kegiatan teror. 

Kalau memang mau mengusir "serigala," tentunya kita harus bebas dari "serigala" yang sama, seperti kenaifan dan kedunguan. Saya pernah melihat gereja saya memberi bantuan yang luar biasa besar, akan tetapi disaat bersamaan saya juga melihat anggota jemaat gereja ada yang masih hidup dalam kesusahan luar biasa. Tentu saja anggota gereja itu tidak pernah teriak-teriak minta tolong atau mengadukan nasibnya kepada gereja.

 

Wawan:

Pengalaman di lapangan memang menunjukkan bahwa ada gereja yang tidak bijak dalam kegiatan kemanusiaan. Sesaat setelah gempa di Yogyakarta, beredar SMS yang isinya kira-kira seperti ini:: "Halelluya, tembok Yerikho sudah dirobohkan Tuhan. Penguasa Laut Selatan dikalahkan. Ini adalah waktu Tuaian besar."

Setelah itu, mereka mengadakan KKR di lokasi bencana dengan dalih Trauma Healing. Bantuan-bantuan makanan juga diselipi traktat penginjilan.  Gereja-gereja yang seperti ini justru menjadi bantu sandungan bagi orang Kristen yang memang murni bermisi kemanusiaan. Lebih lanjut, silakan baca NONPROLETISI

Ternyata perbedaan ini memang berakar dari padardigma aliran gereja tentang pertumbuhan gereja vs pembangunan jemaat. Paradigma pertumbuhan jemaat dipelopori oleh Rick Warren dkk di AS, dengan metode penginjilan sebagai senjata andalan. Indikator keberhasilannya tentu saja jumlah anggota jemaat.

Sementara itu di Belanda dikembangkan paradigma pembangunan jemaat yang memiliki misi untuk menghadirkan kerajaan Allah di muka bumi. Untuk itu, gereja memperlangkapi jemaat sebagai tubuh Kristus untuk melakukan berabagi pelayanan yang menghadirkan shallom Allah di bumi. Paradigma inilah yang dianut oleh gereja Protestan dan Katolik.


Minie:

Kalau memang mau mengusir "serigala," tentunya kita harus bebas dari "serigala" yang sama, seperti kenaifan dan kedunguan.

Wawan: Saya sangat setuju. Gereja perlu mencerdaskan umatnya supaya mereka dapat membaca tanda-tanda zaman. Bagi beberapa aliran gereja, tindakan ini dipandang sebagai sikap mengandalkan akal budi dan tidak bergantung pada Allah. Silakan saja beranggapan begitu. Namun pada kenyataannya, ada banyak seperangkat ilmu-ilmu pengetahuan yang bermanfaat dalam pelayanan. Sebagai comtoh, dalam tanggap bencana ada yang disebut metode  Sphere. Ini adalah metode penghitungan jumlah bantuan yang cukup untuk korban bencana, tidak lebih dan tidak kurang.

Misalnya begini: Dalam sebuah tenda pengungsian ada 30 laki-laki dewasa, 36 perempuan dewasa, dan 23 anak-anak. Maka perlu dihutung kebutuhan kalori tiap orang dalam satu hari, dikalikan jumlah pengungsi, dikalikan jumlah hari, maka ditemukan angka berapa kilogram beras yang dibutuhkan mereka dalam satu minggu. Angka seperti ini tidak akan didapat hanya dengan doa dan puasa.

Termasuk juga separangkat alat analisis sosial yang dapat digunakan untuk mengurai berbagai persoalan dalam amsyarakat (yang dalam hal ini dikiaskan sebagai "srigala")

Minie:

" Saya rasa anda juga tahu berapa besar bantuan dari "luar" buat gempa di Aceh, dan bagaimana paham yang dianut bahkan tidak bergeming, malah ada kamp pelatihan untuk kegiatan teror.

Wawan:

Berdasarkan informasi dari teman-teman LSM yang bekerja di Aceh, ada perubahan luarbiasa yang terjadi di sana. Kita yang ada di luar Aceh hanya mengandalkan informasi dari media yang sangat bias. Ada berkah di balik bencana yang meluluhlantakkan wilayah di Aceh. Mereka dapat membangun "langit baru dan bumi baru."

__________________

------------

Communicating good news in good ways

Miyabi's picture

@minie: kamu harus memberi mereka makan

Ada tertulis: kamu harus memberi mereka makannnnn.

Kamu ya kamu.

 

__________________

".... ...."

minie's picture

@Miyabi, makannn sate?

maaf miya, tapi aku ga seberapa ngerti maksud kamu diatas dan hubungannya dengan koment saya.

Miyabi's picture

@Minie: Murid Yesus memberi makan 5000 orang

Mulanya kan para murid punya ide agar orang-orang yg sangat banyak itu pergi ke kampung-kampung untuk membeli makanan.Namun Yesus menjawab bahwa para muridlah yang harus memberi makan orang banyak itu.

Jadi ketika di hadapan kita ada banyak orang kelaparan, perintah Yesus cukup jelas: kamu harus memberi mereka makan.

Begitupula dengan Purnawan Kristanto dan kawan-kawan.Mereka melihat orang kesusahan. Lalu mereka menolong.Trus minie menanyakan mengapa tidak menolong yang seiman dulu, baru kemudian menolong orang lain.

Kasusnya sekarang adalah: ada kesusahan besar menimpa banyak orang di depan mata. Itu sebabnya penulis blog ini dan kawan-kawan bergerak menolong.

Mengutamakan sodara seiman dulu? Boleh aja, tapi saya nggak setuju sebab saya membaca surat paulus "dalam terang" keempat kitab injil hehehe. Hierarkis? ya iyalah. Luther aja membaca Alkitab secara herarkis, membaca alkitab dalam terang Surat Roma dan Surat Ibrani.

Saya setuju kata Plainbread, bahwa  Paulus menulis terlalu banyak. hihihi.

 

 

 

__________________

".... ...."

PlainBread's picture

Ada namaku disebut

Emang gue pernah bilang ya kalo Paulus menulis terlalu banyak? :D

 

Walaupun gak ada aturan seperti di agama sebelah, tapi gue lebih menganggap surat2 di luar 4 injil (surat2 yang ditujukan ke jemaat2 tertentu seperti Korintus atau Galatia), sifatnya seperti "hadis" alias di bawah 4 injil tersebut. Prinsipnya ya seperti yang elu bilang, pake hirarki. Istilah lainnya: "Kalo terkesan bertentangan isi ke-4 injil, berarti yang lebih berkuasa adalah isi dari ke-4 injil."

Coba tanya si Minnie itu ayatnya ada di mana, jangan2 gak ada di kitab suci orang kristen (hahaha). Ada kok, tapi masalahnya gue juga lupa. Setau gue yang nulis soal mendahulukan saudara seiman itu bukan Paulus, tapi Yohanes (atau Yakobus?). Cmiiw.

minie's picture

@Miyabi dan Plainbread

Ada ternyata ayatnya, thanks buat pak Pur yang udah menolong menemukan ayatnya hehehe

 Menurut saya, banyak ayat penting yang justru diabaikan oleh jemaat sekarang ini, mulai dari harus waspada Nabi Palsu, memberitahu jemaat mengenai kegiatan Nabi Palsu, sampai peringatan Yesus agar jemaat jangan menjadi DUNGU dan NAIF!

Miyabi's picture

@Minie: Belain nabi palsu

Katolik, Pentakosta, Advent, Karismatik dan Protestan punya doktrin berbeda soal Alkitab, itu sebabnya pemahaman yang didapat berbeda. Agak susah untuk bilang sesuatu itu "Nggak sesuai Alkitab". Yang jadi masalah itu doktrin tentang Alkitabnya yang beda.

Ada yang hierarkis, ada yang sama rata sama rasa. Ada yang historis, ada yang ahistoris, dan malah ada yang anakronistik hahahaha.

Kita nggak bisa ngeributin kenapa sayur asem nggak pake santan dan kenapa sayur lodeh nggak pake asam. Sayur lodeh dan sayur asem itu beda doktrin. Walaupun isinya beda beda tipis.

__________________

".... ...."

minie's picture

@Miya, silahkan bela Nabi Palsu

Tapi argumennya jgn pake sayur asem dan lodeh, ngga ngerti aku

Coba jelasin pake bahasa yg umum, klo perlu pake contoh, misalnya Kiem yg ada di SS.

Miyabi's picture

@minie: asumsi

Yang saya mau bilang adalah kamu dan Kiem ataupun TonyPaulo punya doktrin yang beda tentang Alkitab.

Sebelum berdiskusi ke isi Alkitab, sebaiknya kalian lebih dulu berdiskusi soal pandangan kalian tentang Alkitab. Asumsi-asumsi tentang Alkitabnya itu lho yg musti dibahas dulu.

Sebenarnya soal sayur lodeh dan sayur asem itu pas banget untuk jadi analogi. Tapi kamunya nggak ngerti sih....

 

 

__________________

".... ...."

bygrace's picture

@miyabi, doktrin Alkitab

Asumsi-asumsi tentang Alkitabnya itu lho yg musti dibahas dulu.

Setuju.Lanjutkan.

So, where is part 2 ?

Miyabi's picture

@bygrace: part 2 masih lama

kayaknya masih lama deh. Saya baru menemukan beberapa saja. Mungkin untuk pont kedelapan  akan berbunyi:

8. Teks Alkitab berbahasa Yunani paling tua berasal dari abad ke-4, sementara Vulgate diterjemahkan dari Old Latin, yang digunakan di Ritus Barat sejak abad pertama Masehi. Jadi meskipun semangat menggunakan bahasa Yunani perlu dihargai, namun kita musti ingat bahwa para Bapa Gereja menggunakan Old Latin, dan banyak bagian teks Old Latin yang tidak sama dengan versi Yunani yang lebih baru itu. Misalnya ayat penting pendukung Trinitas justru ada di Old Latin dan tidak ada di codex Yunani. Tentu kita harapkan temuan codex Yunani yg lebih Tua.

*numpang OOT ya mas Wawan :|

__________________

".... ...."

PlainBread's picture

@Minie Setengah Surat

Oh iya ya udah dikasih sama Purnawan. Thank you.

 

Buat saya surat2 di luar 4 injil adalah surat2 yang sangat susah dipahami. Kenapa? Karena surat2 tersebut adalah jawaban dari surat2 yang dikirimkan jemaat2 atau jawaban dari keluhan2 yang disampaikan mereka kepada rasul2. Permasalahannya kita gak pernah baca surat2 mereka tersebut / gak dilampirkan di dalam alkitab sehingga ketika kita membaca suatu surat, kita hanya bisa menduga2 kenapa isinya ditulis seperti itu. Padahal menurut pendapat saya, banyak hal di dalam surat2 yang dari rasul2 kepada jemaat2 tersebut, bersifat SITUASIONAL alias jawaban menurut konflik atau masalah yang terjadi di jemaat tersebut.

Misalnya ayat2 ini:

Gal 1:6 Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,

Ini gak diterangkan, kenapa Paulus heran. Injil yang lain yang bikin jemaat di Galatia berbalik itu injil apa? 

atau ini:

1 Kor 1:10 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.

Kecil sekali kemungkinannya Paulus tiba2 kasih nasihat kalo gak ada masalah yang terjadi dalam jemaat di Korintus. Sampe bawa2 nama Tuhan lagi.

 

Buat saya surat2 kepada jemaat tertentu seperti 1/2 surat, yang merupakan jawaban dari beberapa rasul seperti Paulus atau Petrus kepada jemaat2 tertentu. Seandainya saja surat2 yang dikirimkan jemaat2 kepada mereka juga turut dilampirkan, mungkin akan lebih mudah dalam memahami tulisan2 mereka.

 

 

Isi alkitab jangan dijadiin mantra atau jimat, sehingga bisa ada ayat2 emas padahal setiap sikon memiliki pemecahan yang sering kali berbeda. Hampir gak ada yang namanya jawaban "one answer fits all."

Misalnya: Kapan kita menyambut tamu dengan baik, kapan kita harus menutup pintu buat mereka. Kalo pake ayat emas, yang ada mau tamu yang datang baik2 atau tamu yang datang dengan maksud jahat kita terima aja dengan pintu terbuka lebar. Padahal Yesus aja mesti kabur beberapa kali untuk menghindari keroyokan massa.

Atau misalnya lagi: Kapan kita mesti memberi, kapan kita mesti tidak memberi. Kalo pake ayat emas, seperti yang saya sering liat, akhirnya ada saja orang2 kristen yang memberi terus menerus sampe duitnya habis.

 

Sehubungan dengan ayat mengasihi sodara seiman duluan, yah itu kembali ke si pelaku. Apakah dengan Purnawan dan teman2nya menolong orang2 non-kristen, itu bisa diartikan bahwa mereka gak menolong kawan2 seiman? Apakah kalo kita melihat orang sedang minum, bisa kita simpulkan bahwa dia hari itu gak makan alias cuma minum saja? Saya rasa kita tahu jawabannya.

bintang seven's picture

@pur

serigala emang buas, ternyata setelah dilukis pak pur ada 5 jenis dan emang pada buas, mengakar dalam masyarakat dan menggerogotinya.

sepertinya pemuka agama, adalah serigala jenis 4 dan 5 yg membuat sekat dan perbedaan antara agama, gw beda dg loe, alkitab beda dg quran, lalu mulai mengatakan kita yg terbaik, yg satu kafir yg lain kapur, dan kita dengar tiap hari di kotbah mereka.

pak klo domba diutus ke tengah serigala, hati2 dimangsa, gak takut pak pur?

__________________

orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.

lapan's picture

@bintang7 ya ga donk

Kan ada yang lebih kuat dr serigala. ^_^ 

__________________

imprisoned by words...

bintang seven's picture

@lapan, seram

lapan, agak heran juga gw Tuhan ngelukisin kita spt domba yg diutus ketengah srigala, klo KPAI atau komisi perlindungan anak indonesia baca, pasti bilang Tuhan itu agak kejam ama anak2nya. ampe skrng gw agak kurang tenang dg ilustrasi Tuhan ini, pasti ada makna yg dalam disini, jadi domba di kandang, dikasih makan ama gembala emang enak, tp klo diutus ke tengah srigala? agak seram, kayak ngasih makan srigala dg daging domba yg udah digemukin ya,...heheh....jgn2 Tuhan mengasihi srigala, dg mengutus kita, alias memberi makan srigala dg domba2NYA. seram bukan?

__________________

orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.

Miyabi's picture

@B7: mari memberi daging ke serigala

Mari bermain metafora.

Yesus adalah gembala, dan murid Yesus adalah domba-domba. Yesus mengutus murid-muridnya. Bukan para penonton yg ribuan orang itu lho yaa.

Domba diutus ke tengah serigala. Serigala doyan daging. Jadi domba-domba akan dimangsa oleh serigala. Apanya yang dimangsa oleh serigala? Mimpinya, semangatnya, cita-citanya, rohnya, jiwanya? Nggak. Serigala cuma memangsa dagingnya. (Ga tau kalo anjing. mungkin tulangnya juga hehehe).

Jadi ketika murid Yesus pergi diutus ke tengah serigala, yang dicabik-cabik adalah dagingnya. Hehehe nggak masalah kan daging kita dikoyak-koyak jadi mangsa serigala? Kan Alkitab bilang daging tidak berguna.

Justru dengan pergi menyerahkan daging kita ke serigala, kita malah bisa turut ambil bagian dalam penderitaan Kristus, yang dulu juga pernah dikoyak sampai mati di kayu salib.

Itu sebabnya sampai sekarang ini ada banyak murid Yesus yang jadi hobi menyerahkan dagingnya ke serigala.... karena dikoyak-koyak itu enak gia :D

 

__________________

".... ...."

lapan's picture

hmmmhhhh

i smell an m... 

__________________

imprisoned by words...

Miyabi's picture

m?

Itu sebabnya menderita untuk Kristus itu karunia.

Dunia nggak memahaminya, malah dikira m.....

__________________

".... ...."

lapan's picture

wakakakakakak

Miya tau M tu apaan? :p

abis bilang "enak gila" wkwkwkwk

__________________

imprisoned by words...

teograce's picture

m adalah...

jadi kepo.. apa sih m? menstruasi? wkakakakaka... :p

__________________

-Faith is trusting God, though you see impossibility-

lapan's picture

=))

aduh grace... asli ngakak aku...

m itu.. masokis :p

kok bisa nyasar ke m yang itu.

=))

aduh

wakakakkaa like dulu ah :p 

 

btw.. maap ngejunk. stop mpe sini deh >_<

__________________

imprisoned by words...

bintang seven's picture

@miyabi

hihih mia bernadette, untung cuma ngajakin main metafora, klo main poker, modal lg cekak nih,chipnya jg lg abis hahahah....

metafora gw mungkin agak kacau, tolong dibenerin.

ayam ketemu domba, mungkin bisa akrab, kerbau ketemu domba mungkin bisa nyari rumput bareng, babi ketemu domba mungkin bisa saling menyapa "assalammualaikum", tp serigala ketemu domba, serigala ngences. cuma serigala yg merespon negatif, kenapa? itu yg gw belum tau.

gw rasa serigala adalah jenis orang tertentu, yg spesifik dimaksud oleh Yesus, yg buas, galak, suka bekerja dimalam hari, mencari mangsa dll. klo orang berdosa yg kembali kedosa lama spt babi, perasaan gw serigala adalah lambang para pengajar2 agama palsu yg kata2nya manis tp hatinya serigala.

serigala juga berupa daging, sama seperti domba, tp mereka lebih kuat secara fisik alias powerful alias berkuasa. penguasa agama, penguasa peradilan yg membengkokkan kebenaran dg menggunakan kuasa mereka adalah serigala.

diutus adalah soal tugas, soal membawa misi, kita gak diutus ketengah babi, tp serigala, meski mereka berkuasa di pemerintahan tp kita membawa kuasa terang dari Bapa segala roh. tugas domba bukan membunuh serigala tp menunjukkan dan membungkam tipu muslihat serigala.

metafora gw kacau bukan?

 

__________________

orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.

Miyabi's picture

b7: serigala makan daging

Boleh juga kalau serigala itu sebagai orang tertentu " yg buas, galak, suka bekerja dimalam hari, mencari mangsa dll".

Yang diincar mereka apa? Kalau manusia memburu gajah, yang diincar adalah gadingnya. Serigala memburu domba untuk makan dagingnya.

Jadi yang dimakan oleh para serigala alias orang tertentu adalah daging saya dan kita semua. Kenapa daging? Ya karena mereka serigala. Apa yang terjadi kalau daging kita dimangsa serigala.

Kan darah dan daging tidak berguna. JAdi biarin aja daging kita dan darah kita jadi incaran mereka. Saya melihatnya seperti metafor emas, kayu  dan jerami yang diuji dengan api.

Menurut saya, apa yang ditempuh oleh Purnawan Kristanto cs adalah langkah yang sudah sangat maju dalam kekristenan. Mereka berhadap-hadapan dengan serigala. DI sini pekerjaan mereka diuji. Kalau memang emas, tentu akan murni dan mulia. Kalau jerami atau kayu ya akan hangus terbakar.

Daging dan darah dimangsa serigala. DI sini kita diuji dan ditempa. Apakah kita kristen gampangan atau memang murid Yesus yang tangguh.

INi yg saya maksud dengan memberi daging kita untuk dimangsa.

__________________

".... ...."

bintang seven's picture

miyabi

aku mengutus kamu sperti domba ke tengah serigala. apakah domba diutus utk dicobai? supaya tahu bhw kita kristen gampangan atau murid yg tangguh?

"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala x  yang buas.

gw rada kurang mengerti kenapa daging kita dibiarkan dimangsa? daging Yesus gak cukup? kita perlu meneladani Yesus ttg daging yg dimangsa? mati thd daging itu utk Yesus, bukan krn dimangsa serigala, apa gak mengenaskan Yesus menyuruh kita mematikan daging dg jalan memberi kepada serigala? suatu metafora yg mengenaskan.

mungkin maksud domba ke tengah serigala, cuma supaya kita waspada. bukan mengorbankan daging. kata2 Yesus agak seram, mencium suatu bahaya atau hal2 yg seram bukankah kita perlu waspada?

__________________

orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.

Miyabi's picture

@b7 pura2 ngga ngerti

Kayaknya kamu cuma pura2 ga ngerti maksud saya.

Kalaupun saya setengah berbusa ngasi penjelasan, paling2 cuma dianggap omong kosong dari cara pandang yg mengenaskan.

__________________

".... ...."

bintang seven's picture

hihihi

baru tau kamu klo ngasi penjelasan mulutnya ampe berbusa ya? klo sering ngasih penjelasan, bisa buka cucian motor tuh.

gw nangkep kok maksud lo miyabi yg bukan ozawa. cuma masalahnya disini, apa benar maksudnya, gembala itu sengaja menguji domba yg diutusnya utk dimakan dagingnya, supaya rohnya tambah kuat dan setia pada gembala?

ketika mengatakan perumpamaan, Yesus ingin kita menangkapnya maksudNYA, ketika IA berbicara gandum dan ilalang, ia tak ingin kita menjadi petani gandum yg sukses, lebih dari itu IA ingin kita menangkap Maksud dari perumpamaanNYA. dari generasi ke generasi sampai selamanya, IA ingin kita mengerti perkataanNYA.

tidak pernah ada GEMBALA YG BAIK yg mengutus domba ke tengah serigala didalam dunia peternakan. apakah mungkin Yesus, melakukan hal yg keji sedemikan? gw rasa domba merujuk pada murid, dan srigala pd guru2 palsu. jadi disini bukan soal daging atau aniaya thd daging dan darah kita, tp soal berhati2 thd pengajaran palsu.

hihihihi kok gw menggurui miyabi yg dr jepang itu ya? sorry ya miyabi, seharusnya gw yg berguru ama loe.tp sekali2 gak papa lah, anggap aja diskon. moga2 gw salah ya guru.

__________________

orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.

momo's picture

m...?

m itu apaan miya?Sealed

Miyabi's picture

M

EMber
__________________

".... ...."

Purnawan Kristanto's picture

@ B7

Kita meluruskan persepsi tentang domba. Kebanyakan orang membayangkan domba itu adalah binatang yang dungu, lemah, dan mudah dicelakai.

Akan tetapi Alkitab tidak menggabarkan begitu.  Menurut alkitab.sabda.org, domba iiu digambarkan sebagai binatang yang:
1. Cerdik.
      Yoh 10:4,5
2. Tangkas.
      Mazm 114:4,6
3. Beranak banyak.
      Mazm 107:41; 144:13; Kid 4:2; Yeh 36:37

Untuk menghindari bahaya, maka mereka tinggal dalam kawanan . Di dalam kawanan ini, para domba:

1 Dijaga oleh anggota keluarga.
     Kej 29:6; Kel 2:16; 1Sam 16:11
2 Dijaga oleh gembala-gembala.
    Yes 61:5
3 Dijaga oleh anjing.
    Ayub 30:1
4 Dipelihara di dalam kandang.
     1 Sam 24:4; Yoh 10:1
5 Dihantar ke tempat yang banyak rumputnya.
    Mazm 23:2
6 Makan di gunung-gunung.
    Kel 3:1; Yeh 34:6,13
7 Makan di lembah.
     Yes 65:10
8 Diberi air tiap-tiap hari.
   Kej 29:8-10; Kel 2:16,17
9 Beristirahat waktu tengah hari.
    Mazm 23:2; Kid 1:7
10 Mengikuti gembala.
    Yoh 10:4,27
11 Tidak mau mengikut orang asing.
    Yoh 10:5

__________________

------------

Communicating good news in good ways

bintang seven's picture

@pur

diutus pasti krn alasan tertentu ya pak, biasanya membawa misi, klo diutus kepada burung atau kerbau, masih agak mending. tp ini serigala yg mempunyai sifat sbb:

  1. 1. Sifatnya loba. Kej 49:27
     
  2. 2. Terutama buas waktu malam ketika mencari mangsa. Yer 5:6; Hab 1:8
     
  3. 3. Membinasakan kawanan domba. Yoh 10:12
     
  4. 4. Melukiskan:
    1. 4.1 Orang-orang fasik. Mat 10:16; Luk 10:3
       
    2. 4.2 Pemerintah yang lalim. Yeh 22:27; Zef 3:3
       
    3. 4.3 Nabi-nabi palsu. Mat 7:15; Kis 20:29
       
    4. 4.4 Iblis. Yoh 10:12
       
    5. 4.5 Suku Benyamin. Kej 49:27
       
    6. 4.6 Musuh yang bengis. Yer 5:6; Hab 1:8
       
    7. 4.7 (Menjinakkan - ) perubahan yang disebabkan karena pertobatan. Yes 11:6; 65:25
       
 

secerdik dan setangkas apapun domba, ngliat serigala ngences apa gak kabur ya pak? terus hub.nya dg amal bakti kita dan kegiatan charity itu, bukankah charity itu cuma menunjukkan kita ini 'domba', kita baik, tulus dll, tp tidak menjadikan serigala  berubah menjadi domba?

__________________

orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.

Mey Weh's picture

Mas pur...yg no.3

Mas pur...di poin yg no
3.Dijaga oleh anjing
ayub 30:1

poin ini jd kurang pas mas kalo dilihat dari segi debat nya ko hai vs pniel cs,karena ko hai2 yg mengibaratkan dirinya sentinel (anjing penjaga) bukti nya masih diseruduk oleh kawanan domba2...gimana tuh jadi nya? :D

sory OOT...he he he he