Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Politik Kita

king heart's picture

Hari hari ini kita disuguhi banyak iklan iklan politik berisi janji janji. Dikarenakan persaingan yang sengit antar caleg dan partai maka seperti pengulangan dari pemilu pemilu sebelumnya janji janji manis bertebaran di mana mana. Hasil akhirnya pun nyaris sama ketika yang dipilih terpilih, para pemilih merasa ditinggalkan alias dibohongi. Janji tinggal janji. Herannya kejadian tersebut tidak banyak berubah dari pemilu ke pemilu, dan lebih heran lagi "si korban" pun mengulangi "kebodohannya". Kabar baiknya, saya pun sadar diri termasuk golongan orang orang "bodoh" ini, kata banyak orang ini termasuk keledai yang jatuh ke lubang yang sama berulang kali.

Politik itu kotor, itu sering didengungkan banyak orang. Sekalipun begitu orang berebutan memasukinya dikarenakan berlimpah ruahnya kesempatan untuk menjadi kaya, atau menjadi lebih kaya, menyangkut prestise serta ambisi pribadi lainnya. Pertanyaan besarnya sudah tahu politik kotor mengapa banyak yang tetap ingin memasukinya? Ingin mengubah keadaan itu, itu salah satu alasan yang dikemukakan. Yang lain, ingin belajar, katanya. Belajar kok di tempat kotor, belajar menjadi penjahat? Banyak cerita bahkan nyata sekali bahwa ada yang mulanya berangkat dari idealisme tinggi ingin mengubah hal yang buruk, begitu di dalam pun tak ubahnya tikus tikus serakah lainnya. Ada pula yang benar benar berusaha bersih mempertahankan idealisme akhirnya tidak tahan dan pergi, ataupun jika bertahan tidak menghasilkan apa apa dan mengubah apa apa.

Adalah Pdt Dr Benyamin Intan yang mengatakan,"Politik itu suci!". Barangkali bisa banyak suara bermunculan menentang itu. Kalimat itu bukan ditujukan untuk mengajak lembaga Kristen atau gereja untuk masuk politik praktis. Bukan, bukan itu dan itu juga bukan dalam rangka mengomentari seorang anak Pdt terkenal yang menjual gambar orang tuanya guna mendukungnya menjadi anggota legislatif. Manusia seharusnya dan semestinya merespon amanat Tuhan untuk memenuhi dan memelihara bumi (Kejadian 1:28) termasuk di dalamnya berperan di dalam perpolitikan.

Politik itu suci, namun karena orang baik dan jujur tidak mau memasukinya, orang yang bengkok hatilah yang memasuki dan menjadikan politik itu kelihatan kotor atau bahkan menjadi kotor. Sudah menjadi sangat telanjang dan memiriskan atau mungkin memuakkan bagaimana tingkah laku para politisi negara kita. Menghujat ketika menjadi lawan,namun bisa berbalik memuji setinggi langit ketika karena sesuatu hal menjadi kawan. Kejadian itu bisa terbalik dari memuji menjadi menghujat. Maka pameo, tiada lawan dan kawan yang abadi di dalam politik, menjadi ayat ayat suci pembenar tindakan tersebut. Politik dagang sapi, menjadi komoditas penting mendekati garis akhir. Perkoncoan, persengkongkolan, entah apalagi istilah lain menjadi warna warna lain yang malah menghitamkan warna politik kita.

Jadi barangkali dan seandainya, anda orang baik, jujur dan berkemampuan mengapa menahan diri memasuki dunia politik. Jika tidak masa depan bangsa ini masih suram. Para anasir jahat akan menggangsir negara ini demi kepentingannya sendiri beserta kroninya. Ketika dikatakan golongan kelas menengah Indonesia merupakan populasi terbesar dinegara ini maka golongan kelas menengah yang mayoritas terdidik dengan baik akan menjadi tulang punggung negara ini mulai sekarang. Jika mereka ini dengan sadar dan dilandasi niat baik dan kejujuran untuk berbakti kepada nusa bangsa, salah satunya adalah terjun ke dunia politik. saya yakin masa depan yang gilang gemilang terbuka bagi bangsa ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

__________________

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?