Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Pus Kecil

clara_anita's picture

Kucing jantan belang tiga itu entah berasal dari mana. Yang pasti setiap sore dia selalu apel di belakang pintu dapur sambil mengeong manja, dan selalu saja berhasil meruntuhkan hatiku untuk memberikan sepotong ikan asin ataupun sedikit nasi. Setelah kenyang ia pun menggosok-gosokkan tubuhnya di kakiku. Bila aku terpaksa pulang agak malam, si belang tiga terkadang telah menunggu di mulut gang sambil mengeong manja dan kemudian mengekor di belakangku padahal aku bukan tuannya.

Meskipun tak suka kucing, ibu dan adik-adikku dengan amat pengertiannya membiarkan aku "memelihara" si kucing liar itu dan memanggilnya "Pus Kecil". Sampai suatu hari mereka menyampaikan berita duka bahwa si belang mati karena "tak sengaja" menyantap makanan yang telah diberi racun tikus oleh tetanggaku. Mau tak mau kuikhlaskan kepergian peliharaan tak resmiku itu.

Kepergian si belang membawaku pada pemahaman yang lebih dalam pada pengkhotbah 3: 5 yang berbunyi ". . .ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk." Ia datang tiba-tiba dan "menyediakan" dirinya untuk kudekap. Namun saat aku sudah merasa bahwa ia adalah bagian dari hidupku, ia harus pergi.

Ternyata dalam hidup, tidak semua hal indah yang disediakan TUHAN dapat kita miliki selamanya. Terkadang ia bak bintang jatuh yang berpendar indah dan kilaunya hanya dapat kita pandang sejenak untuk kemudian hilang. Karenanya, keindahan itu harus dinikmati selagi bisa untuk disimpan dalam kenangan. Peluklah selagi dapat dipeluk; namun saat ia pergi jangan menyesal karena ia tak dapat lagi dipeluk. Syukuri saja karena paling tidak keindahan itu pernah mewarnai hidup.

Si belang memang telah pergi dan tak dapat lagi kudekap atau kubelai. Namun ia tidak pergi begitu saja. Ia pernah mengubah hari-hariku menjadi lebih cerah, meski hanya sesaat. Aku tidak tahu apakah ada surga untuk binatang. Kalau iya, mungkin sekarang ia sedang bermain-main di surga dengan riangnya sambil mengeong mesra memuji nama-Nya. Semoga saja aku benar.

Salatiga
Juni 2008

 

pyokonna's picture

jadi inget yang di rumah

embem pipinya, endut perutnya, klo jalan goyang-goyang kakinya, suaranya miyu-miyu-miyu
__________________

We can do no great things; only small things with great love -- Mother Theresa

clara_anita's picture

Mbak Pyo: siapa namanya?

Duh siapa namanya? pasti lucu ya . . . :)
gkmin's picture

Relakan apa yang sudah tidak dapat dipertahankan

Kepergian "sesuatu" kadang menimbulkan rasa "gimana" gitu... lebih dari 10 tahun yang lalu, saya menonton film "Heaven and Earth" (kalau gak salah judulnya demikian), satu kalimat yang saya ingat sampai sekarang... "relakan apa yang sudah tidak dapat dipertahankan" Kadang saya pakai kalimat itu untuk "menghibur" rekan-rekan...dan mereka bertanya "apa termasuk keperawanan / keperjakaan?".. ha ha ha... kalau yang itu saya nggak komentar... tetapi jelas, kalimat itu membuat saya bisa rela "kehilangan" orang-orang yang saya sayangi, termasuk dulu pernah kehilangan pacar, teman dekat dan lain-lain, karena pergi ke pelukan tangan - tangan lain (ada juga yang pergi ke pelukan Tuhan di surga...)

gkmin.net -salatiga-jawa tengah

__________________

gkmin.net -salatiga-jawa tengah