Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

24 tahun sudah..........

Nray's picture

Hari itu tanggal 05 Januari 1985 kami sepasang anak muda , di hadapan Tuhan dan juga pendeta serta jemaat di gereja  meng ikrarkan sebuah janji nikah. Sebuah janji yang mudah  untuk diucapkan tetapi sangat sulit untuk dijalani.

Ketika kami mengucap janji itu tidak terbayang di pikiran kami bahwa akan ada begitu banyak kesulitan, rintangan, perbedaan yang kelak akan kami hadapi ketika kami menjalaninya.

Tetapi janji itu sudah terucap, dan kami tetap berjanji akan  mempertanggung jawabkan akan apa yang telah di ucapkan di hadapan Tuhan dan jemaatNya.

Kami adalah sepasang suami isteri dari 2 latar belakang yang sangat berbeda. Karena saya adalah seorang anak perempuan yang didik dengan latar belakang budaya jawa karena orang tua saya adalah orang jawa asli sementara suami saya adalah seorang anak yang dibesarkan dengan latar belakang budaya tionghoa bahkan orang tuanya masih beragama budha dengan segala adat istiadatnya.

Tidak terpikir oleh kami berdua dari sebuah latar belakang yang berbeda akan timbul selisih pendapat tentang kebiasaan hidup sehari hari yang seharusnya tidak menjadi masalah tetapi bisa berkembang  menjadi sebuah masalah besar.

Buat kebanyakan orang, katanya sampai dengan 3 tahun pertama perkawinan itu adalah masa bulan madu , masa paling manis untuk di kenang.

Tapi buat kami, masa 5 tahun pertama adalah masa sangat sulit. masa dimana kami masing2 menyesuaikan dengan kebiasaan dan cara hidup dan hal ini tidak jauh dari konflik rumah tangga,

Masa manis awal pernikahan rasanya tidak pernah kami nikmati, janji yang diucapkan pada saat menikah seperti terlupakan.

Rasanya kasih itu menguap entah kemana. kami hanya seperti sebuah robot dalam rumah tangga yang hanya mempunyai kewajiban2 yang harus dikerjakan, mencari nafkah, melayani suami,mengurus anak2 semua sepertinya hambar tanpa kata2 cinta dan kasih sayang.

Masih bersyukur kami masih tetap saling setia. tetapi kehidupan rumah tangga hanya sebuah keharusan.

Tetapi berlalunya waktu ketika masa penyesuaian itu berhasil kami lalui, kami mulai merasakan ada keterikatan antara kami,rasa saling membutuhkan.

Kami mulai menyadari bahwa inilah pilihan hidup kami. membina sebuah rumah tangga. bukan sekedar menjalani rutinitas, tetapi menjalani dengan penuh syukur, dengan kasih sayang, perhatian, cinta dan doa

Anak anak mulai tumbuh,TK - SD - SMP - SMA dan ketika mereka mulai masuk universitas  ada sebuah kebanggaan melihat mereka tumbuh dengan cepat dan kami ternyata berhasil melewati masa masa sulit.

Sekarang  ketika kami memasuki usia pernikahan 24 tahun, cinta kami justru semakin tumbuh. Kami justru semakin kompak, sehati, se visi, sepertinya semua kesulitan sudah pernah kami alami dan kami sudah tahu bagaimana cara mengatasinya. Rasanya segala hal kami ingin lakukan bersama sama.

Ketika kami di tinggal anak2 kuliah keluar kota dan kami hanya tinggal berdua kami justru tidak menjadi bosan meski harus tinggal hanya ber dua.

Ada banyak hal yang sering kami lakukan secara ber sama-sama.

Itulah bukti betapa indahnya sebuah pernikahan yang ketika kita memulainya kita meminta berkat Tuhan terlebih dahulu melalui "Pemberkatan dan Janji Nikah".

Sebuanh kekuatan yang tanpa kita sadari diberikan Tuhan pada saat pernikahan memasuki masa masa sulit.

Tidak ada alasan bahwa "tidak ada kecocokan dalam rumah tangga" apabila kita menjalani nya dengan penuh kesadaran bahwa kita menikah bukan untuk mencari kecocokan tetapi untuk mencari keselarasan hidup.

Yang tidak cocok tidak mungkin dibuat menjadi cocok, tetapi yang bisa kita lakukan adalah mengerti dan mau menerima ketidak cocokan tersebut menjadi sebuah kekayaan pengalaman.

Tahun depan kami memasuki genap 25 tahun, rasanya saya ingin meminta kepada Tuhan agar kami masih diberi umur agar kami boleh merasakan dan melewati. Sepertinya rasa syukur tidak pernah habis2 kami sampaikan kepada Tuhan yang telah begitu setia mendampingi kami menjalani sebuah kehidupan rumah tangga.

Inilah ayat emas kami dalam kehidupan rumah tangga kami :

Yeremia 29.11-12

Sebab Aku mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan sejahtera bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan

 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepadaKU, Aku akan mendengarkan kamu.

SEGALA KEMULIAAN HANYA BAGI DIA