Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

2012: Pemuas Mata dan Telinga

Purnawan Kristanto's picture

2012

 

Setelah menonton film 2012 yang menghebohkan itu, saya hanya memberi dua poin positif untuk film ini, yaitu magnitude dan kecanggihan Computer Generated Image. Sisanya? Hollywood banget!
 
Sejujurnya saya tidak terlalu berminat menonton film ini. Apalagi setelah melihat antrean di bioskop XXI yang meliuk-liuk sampai di lapangan parkir, rasanya malas banget untuk bersusah-susah menonton. Namun ketika ada tetangga yang meminta tolong untuk menggandakan kaset DVD film itu [bajakan tentu saja], iseng-iseng saya menonton juga. Biar mirip dengan bioskop, maka saya menyorotkan LCD projector ke tembok dan memasukkan audio ke speaker aktif. Maka jadilah bioskop mini pribadi.
Film ini diawali dengan perjalanan seorang ahli geologi Amerika bernama Adrian Helmsley (diperankan oleh Chiwetel Ejiofor) ke India, tahun 2009. Dia menemui koleganya, bernama Satnam, yang menemukan adanya peningkatan neutrinos dari ledakan matahari yang mengenai bumi. Hal ini menyebabkan kenaikan temperatur bumi.
 
Adrian segera melaporkan kegentingan ini kepada kepala staf di Gedung Putih Carl Anheuser (Oliver Platt), yang kemudian meneruskan kepada presiden Amerika Thomas Wilson (Danny Glover), yang berkulit hitam.
 

2012

 
Pada tahun 2010, presiden AS mengungkapkan situasi ini kepad konferensi tingkat tinggi yang dihadiri oleh para kepala negara. Akhirnya disepakati sebuah kerjasama internasional untuk membuat proyek rahasia penyelamatan ras manusia. Proyek ini membangun bahtera raksasa yang dapat menampung 400.000 orang dari berbagai ras, serta semua jenis binatang [Apakah ini mengingatkan Anda pada kisah bahtera nabi Nuh]. Proyek yang dilakukan di pegunungan Himalaya ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Oleh sebab itu, mereka menjual "tiket tambahan" bagi orang yang bersedia membayar satu miliar euro.
Pada tahun 2012, Jackson Curtis (John Cusack)--seorang penulis di Los Angeles-- mendapat informasi bakal terjadi gempa besar dari seorang penyiar radio yang agak sinting, Charlie Frost. Maka dia memutuskan menyewa pesawat kecil dan menjemput dua anak dan mantan istrinya, Kate (Amanda Peet). Kate sedang berpacaran dengan Gordon, seorang dokter bedah plastik dan pilot plastik. Saat baru saja masuk mobil, gempa besar menggoncang Los Angeles. Maka terjadilah adegan yang menegangkan. Menggunakan mobil limosin yang panjang, Jackson bergegas menuju bandara sementara tanah mulai terbelah dan gedung-gedung tinggi rontok di samping mereka.
 
Mereka sampai di bandara, tapi pilotnya ternyata tewas tertimpa bangunan. Dengan pengalaman yang minim, Gordon terpaksa menerbangkan pesawat kecil itu.  Mereka mendarat di Yellowstone untuk mengajak Charlie Frost menyelamatkan diri, tapi ditolak. Dari Charlie, Jackson mendapat informasi bahwa ada sebuah bahtera sedang dibangun di pegunungan Tibet.
 

2012

 
Mengetahui informasi ini, Jackson memutuskan pergi ke Las Vegas. Dia tahu, di sana ada pesawat Antonov An-225 milik milyuner Rusia yang siap terbang ke Tibet. Keluarga Jackson dan Gordon boleh menumpang dengan syarat Gordon bersedia menjadi ko-pilot pesawat. Pesawat itu kehabisan bahan bakar dan mendarat darurat di pegunungan Tibet.
 
Sementara itu, Gedung Putih memutuskan untuk mengadakan evakuasi. Pesawat kepresidenan Air Force One bersiap untuk membawa kepala negara ke Tibet. Akan tetapi presiden menolak mengungsi. Dia memilih untuk tinggal dan menemani rakyatnya. Sesaat setelah pesawat kepresidenan mengudara, Tsunami menggulung Washington D.C. Tsunami itu melemparkan kapal perang raksasa USS John F. Kennedy menimpa Gedung Putih. Presiden tewas secara heroik. Karena Presiden, Wakil Presiden dan Jurubicara telah tewas, maka Anheuser mengangkat dirinya sendiri sebagai kepala negara sementara.
 
Sementara itu, di sebuah tempat di Tibet, terjadi kesibukan luar biasa. Ribuan orang bersiap masuk ke kapal yang besar. Tiba-tiba, Satnam menelepon Adrian untuk memberitahu bahwa Tsunami sudah menerjang India. Mendengar kabar ini, Anheuser memerintahkan supaya pintu bahtera segera ditutup meskipun belum semua orang masuk ke dalamnya.
Karena tidak punya tiket, rombongan Jackson menyelinap melalui lubang bahtera yang belum sempat tertutup. Akibatnya, pintu kapal tidak tertutup sempurna. Sementara itu, di dalam kapal, Adrian memprotes keputusan Anheuser yang menutup pintu bahtera dan membiarkan ribuan orang yang masih di luar tewas. Dengan gigih dia mempengaruhi kepala negara lain untuk mendesak Anheuser membuka pintu bahtera itu. Usahanya berhasil. Pintu bahtera dibuka untuk memberi kesempatan ribuan orang masuk ke dalam, sedangkan Tsunami segera menerjang dalam hitungan menit.
Saat Tsunami menerjang, pintu bahtera belum tertutup sempurna. Air menerobos masuk sehingga merendam rombongan Jackson yang masih berjuang masuk ke dalam. Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah rombongan Jakson bisa selamat? Bagaimana pula nasib bahtera Nuh modern ini? Jawabannya ada dalam film ini.
***
Tidak ada yang istimewa dalam cerita film ini. Ramuan Hollywood sangat kental membumbui ini. Ada tokoh hero yang rela mengurbankan diri demi negara, ada pula tokoh heroik bagi keluarga. Dan sama seperti film Hollywood lainnya, tokoh heroik itu adalah orang Amerika. Inilah propaganda gaya Amerika.
 
Jalinan ceritanya sangat sederhana dan konflik antar tokoh yang dibangun terasa hambar dan klise. Emosi penonton tidak ikut larut dalam kesedihan putri presiden saat di dalam pesawat Air Force One dia mengetahui bahwa ayahnya telah tewas. Tokoh dua pemusik yang sedang berlayar dengan kapal pesiar juga terkesan sebagai tempelan saja. Mungkin hanya dipakai sebagai alasan untuk menghadirkan pasar pesiar yang akan diterjang Tsunami.
 
Hubungan antara Jackson dengan Kate (mantan isterinya), dan Gordon (pacar Kate) mengingatkan saya pada pola serupa pada film Twister, yang kebetulan bertema sama yaitu bencana. Penyelesaiannya pun serupa. Pada akhirnya, pasangan yang sempat berpisah ini pun bersatu kembali.
 
Sebagaimana Titanic dan Independence Day, film ini menawarkan aspek kolosal sebagai daya tariknya. Menggunakan kecanggihan komputer, hal tersebut tidak sulit untuk dilakukan. Dalam film ini kita menyaksikan gedung-gedung pencakar langit yang ambruk. Ada jalan layang yang runtuh sehingga mobil-mobil berjatuhan seperti buah mangga yang dirontokkan. Kita juga akan disuguhi gelombang Tsunami raksasa yang membuat kapal perang seperti sendal karet yang sedang mengambang di lautan. Jika Anda penggemar pesawat, maka Anda akan dibuat terkagum-kagum oleh pesawat angkut raksasa Antonov yang legendaris itu. Lihat juga bahtera raksasa yang mengangkut ratusan ribu orang. Film ini memang bertema ukuran yang besar [maginitude].
 
Sementara kehebohan masyarakat tentang teori hari kiamat justru tidak banyak dibahas dalam film ini. Film ini hanya menampilkan teori tentang ledakan matahari yang membuat suhu bumi meningkat. Akan tetapi ada yang janggal soal penyebab terjadinya bencana ini. Dalam film ini ditampilkan gempa bumi yang dashyat, yang kemudian memicu Tsunami. Pertanyaannya, apa hubungan antara peningkatan suhu bumi dengan gempa bumi? Hal ini mengingat bahwa gempa bumi lebih banyak disebabkan oleh aktivitas lempeng bumi. Kejanggalah juga terlihat ketika pesawat Jackson bisa selamat meskipun terbang di bawah guyuran hujan batu lava yang lebat. Keanehan juga muncul ketika Satnam melihat Tsunami dari punggung gunung. Kalau tidak salah [mohon koreksi], jeda antara terjadinya gempa dan munculnya Tsunami tidak lebih dari 15 menit. Orang India mustahil bisa mendaki gunung dalam kurun waktu itu.
 
Memang begitulah, film ini memang hanya untuk memuaskan mata dan telinga. Kesampingkanlah soal logika dan jadikan film ini sebagai hiburan saja. Maka ketika muncul prakarsa pihak tertentu untuk mengeluarkan fatwa yang melarang menonton film ini, menurut saya, rasanya terlalu berlebihan. Film ini tidak berbicara tentang hari kiamat dalam perspektif keagamaan. Film ini justru mengajak kita untuk melakukan persiapan menghadapi bencana. Sadarilah, kita ini hidup di negeri yang menjadi "supermarket bencana." [Purnawan Kristanto, relawan tim tanggap bencana]

 


Catatan khusus untuk SS:

Film ini sempat menjadi bahan perbincangan umum karena ada pihak tertentu yang berniat mengeluarkan fatwa haram menonton film. Pihak yang berniat melarang ini merasa khawatir film ini menyesatkan dan membuat umat percaya bahwa tahun 2012 akan benar-benar terjadi kiamat.

Pihak yang tidak berniat melarang ini sesungguhnya meremehkan dan melecehkan daya kritis masyarakat. Mereka mungkin menganggap masyarakat itu seperti kambing congek yang menurut dituntun kemana saja. Mereka mengganggap diri paling tahu dan menguasai kaidah-kaidah agama sehingga merasa punyak "hak" untuk melindungi masyarakat dari yang dianggap sesat.

Bukankah hal serupa juga mulai menggejala di SS akhir-akhir ini. Ada pihak tertentu yang merasa gerah dan marah atas tulisan-tulisan yang ada di pasar Klewer. Mereka bahkan menuduh dengan memukul rata bahwa semua tulisan di SS ini sesat dan hanya berupa sampah.  Sang penuduh ini khawatir bahwa tulisan di sini dapat "menyesatkan orang-orang Kristen."

Sekarang coba bandingkan antara sikap penggagas fatwa haram film 2012 dengan penuduh bahwa tulisan-tulisan di SS ini berisi ajaran-ajaran sesat. Adakah kemiripan di antara keduanya?

 

__________________

------------

Communicating good news in good ways

Daniel's picture

made in china

moral cerita ini?

"made in china is the best"

hehehe.... :)

Purnawan Kristanto's picture

best and cheapest

 He..he..he.. "The best and cheapest"

 


 www.purnawan.web.id

__________________

------------

Communicating good news in good ways

Daniel's picture

bener

wakakaka... bener.. bener.. :)

Viesnu's picture

pengalaman

sebenernya mengapa di pilih china, itu karena keterlibatan orang Indonesia juga loh, cuma orang Indonesianya ga lulus casting makanya ga jadi di sorot kamera, nah menurut orang Indonesia tsb, orang cina sudah pengalaman menghadapi banjir besar  di sini he.he...

Lovepeace..uenak..

__________________

Lovepeace..uenak..

hai hai's picture

@Mas Wawan, Aji Saipi Angin

Sementara kehebohan masyarakat tentang teori hari kiamat justru tidak banyak dibahas dalam film ini. Film ini hanya menampilkan teori tentang ledakan matahari yang membuat suhu bumi meningkat. Akan tetapi ada yang janggal soal penyebab terjadinya bencana ini. Dalam film ini ditampilkan gempa bumi yang dashyat, yang kemudian memicu Tsunami. Pertanyaannya, apa hubungan antara peningkatan suhu bumi dengan gempa bumi? Hal ini mengingat bahwa gempa bumi lebih banyak disebabkan oleh aktivitas lempeng bumi. Kejanggalah juga terlihat ketika pesawat Jackson bisa selamat meskipun terbang di bawah guyuran hujan batu lava yang lebat. Keanehan juga muncul ketika Satnam melihat Tsunami dari punggung gunung. Kalau tidak salah [mohon koreksi], jeda antara terjadinya gempa dan munculnya Tsunami tidak lebih dari 15 menit. Orang India mustahil bisa mendaki gunung dalam kurun waktu itu.

apa hubungan antara peningkatan suhu bumi dengan gempa bumi?

Sanghyang Antaboga alias Sang Hyang Anantaboga alias Sang Hyang Basuki alias Sang Hyang Nagasesa tinggal di Kahyangan Saptapratala bersama istrinya dewi supreti. Saptapratala artinya lapisan ke 7 dasar bumi. Sanghyang Antaboga adalah seekor naga namun dia mampu menjelma menjadi apa saja dengan merapal Aji Kawastram.

Ketika suhu bumi memanas, Kahyangan Saptapratala pun ketiban pulung. Pada tahun 2012 PLN Indonesia benar-benar kacau itu sebabnya listrik pun mati giliran. Suatu hari Saptapratala pun kebagian giliran mati lisrik. Karena listrik mati maka semua AC di Saptapratala pun tidak berfungsi. Karena panas yang tak tertahankan maka Sanghyang Antaboga pun merapal aji Kawastram dan kembali ke wujud aslinya, seekor naga raksasa dan mengamuk abis-abisan.

Mas wawan, itulah hubungan antara peningkatan suhu bumi dengan gempa bumi.

Kejanggalah juga terlihat ketika pesawat Jackson bisa selamat meskipun terbang di bawah guyuran hujan batu lava yang lebat.

Jackson adalah juara bertahan 12 tahun berturut-turut untuk permainan game online Star Wars. Karena sudah terbiasa menghindari meteor ketika bermain game Starwars, maka menghindari  guyuran hujan batu lava yang lebat bukan masalah besar bginya.

Keanehan juga muncul ketika Satnam melihat Tsunami dari punggung gunung.

Ms Wawan, hal itu nggak aneh karena Satnam adalah anggota jemaat gereja MUKJIZAT di Magelang. Jangankan melihat tsunami dari punggung gunung, melihat tsunami dari dada gunung pun dia bisa. Itulah yang disebut mujizat bukan? Tidak ada yang mustahil bagi mereka yang PERCAYA.

Kalau tidak salah [mohon koreksi], jeda antara terjadinya gempa dan munculnya Tsunami tidak lebih dari 15 menit. Orang India mustahil bisa mendaki gunung dalam kurun waktu itu.

Menurut BMG, setelah gempa besar, tsunami bisa terjadi paling cepat 15 menit hingga paling lama 3 jam kemudian.

Menurut Bolywood salah satu cara untuk memperlambat Tsunami adalah dengan memasang tiang-tiang. Ketika melihat tiang, tsunami India akan menyanyi, menari lalu memeluk tiang. Setelah bosan dia baru menyerang lagi. Mas wawan, Itulah yang terjadi. Itu sebabnya orang-orang India sempat mendaki gunung. Di samping itu, orang-orang India juga memakai sepatu merek BAJAJ yang memungkinkan mereka berlari kencang.

Sebenarnya bukan orang India saja yang selamat. Yang paling banyak selamat adalah orang-orang Indonesia karena merekalah yang pertama kali memasuki bahtera tanpa memerlukan ticket. Mereka cukup merapal ajian Saipi Angin yang diceritakan Daud Tony.

Bukankah Daud Tony sudah melupakan semua manteranya? Memang benr dia bersaksi demikian. Namun suatu hari terjadi mujizat. Gara-gara tulisan hai hai maka Daud Tony jdi nggak laku begitupun buku-bukunya. Dalam kondisi stress itulah tiba-tiba dia ingat kembali mantera-manteranya. itu sebabnya dia lalu menulis buku berjudul Aji Saipi Angin yang laris manis.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Purnawan Kristanto's picture

Wong uedan!

 Ha...ha...ha... dasar wong ueedan!!!

Tapi benar juga. Nanti kalau benar-benar ada bahtera modern, maka sebagian besar penumpangnya adalah orang Indonesia. Soalnya banyak yang sudah berpengalaman jadi penumpang gelap.

Tapi kalo bahtera itu dibangun di Indonesia, maka dipastikan begitu disergap Tsunami langsung tenggelam. Soalnya menggunakan bahan-bahan yang di bawah standard spesifikasi. Saat sudah jadi, sekrup-sekrupnya banyak dicolongi kayak jembatan Suramadu

 


 www.purnawan.web.id

__________________

------------

Communicating good news in good ways