Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Apa itu autis?

741's picture

Saya sering membaca artikel tentang autis di berbagai sumber. Ada yang berdasar pada pernyataan ilmiah, tapi tidak sedikit pula yang berdasarkan pada pengamatan pribadi yang bersifat sangat subyektif. Yang membuat saya sangat terdorong untuk menuliskan thread ini, adalah berbagai istilah yang diberikan kepada anak-anak yang autis. Sakit autis, cacat mental, goblok, gila, dll. Guys, please . . . kalau asal, jangan usul, kalau usul jangan asal, slogan dari salah satu acara TV ini bisa dipakai di sini. Ijinkan saya untuk memperkaya forum ini, secara khusus topik autisme ini. Karena kebanyakan buku yang saya baca berbahasa Inggris, maka ada istilah-istilah yang saya pakai juga berbahasa Inggris. Bukan mau nyombong atau apa, simply karena saya tidak tahu bahasa Indonesianya.

Autisme adalah ketidakseimbangan gelombang otak. Pernyataan ini akan menyebabkan pertanyaan baru. Apakah gelombang otak itu?

Gelombang otak. Sel-sel otak kita tidak saling bertukar informasi dengan lemparan neurotransmitter, atau dengan bahasa yang lebih sederhana, lemparan listrik. "Kaki" sel otak yang melempar disebut axon, dan "tangan" sel otak yang menangkap disebut dendrite (untuk mencegah kesalahpahaman, tolong jangan berpikir bahwa sel otak kita benar2 memiliki tangan dan kaki, ini hanya untuk mempermudah pemahaman). Axon dan dendrite ini tidak saling menempel, melainkan ada satu jarak yang disebut dengan synapse. Jadi, my friends, kalau ada orang yang bilang bahwa otak kita "ga nyambung", kita ga perlu marah, karena memang demikian. :)

Nah, lemparan-lemparan listrik ini akan menimbulkan "produk sampingan" berupa gelombang otak. Jadi sekali lagi, gelombang otak terjadi karena cara kerja sel-sel otak kita.

Tipe gelombang otak. Saat ini gelombang otak yang dominan ada 5, yaitu delta, theta, alpha, beta, dan gamma. Masing2 gelombang ini berhubungan dengan fungsi otak yang berbeda. Delta adalah gelombang otak yang dominan pada waktu kita tidur. Theta adalah gelombang yang terjadi ketika kita sedang sadar, tapi kurang bisa bereaksi dengan kondisi sekitar (misal ketika kita mengantuk). Alpha adalah gelombang rileks. Beta dan gamma adalah gelombang berpikir. Masalah akan terjadi ketika gelombang2 ini saling bertabrakan. Misalnya saja, karena theta adalah gelombang yang menunjukan sel2 otak yang sedang tidak aktif, maka kalau otak kita menghasilkan theta di dalam kelas atau ketika kita sedang mendengarkan presentasi, membaca, belajar, dll, maka kita akan kurang bisa memahami apa yang sedang dipelajari. Kita perlu otak yang menghasilkan beta pada waktu itu. Sebaliknya, ketika semua orang sedang tidur, dan otak kita banyak menghasilkan beta, maka hanya kita sendiri yang terbangun (mecicil, demikian kata orang jawa). Intinya, gelombang otak kita harus seimbang. Dalam kasus anak-anak yang special needs, saya banyak menjumpai bahwa gelombang theta mereka berlebihan. Oleh karena itu, wajar bila mereka menunjukkan perilaku yang berbeda di dalam kelas bila dibandingkan dengan teman yang lain.

Connectivity. Selain dari masalah gelombang otak tersebut, ada hal lain tentang otak yang meyebabkan perilaku yag berbeda. Jadi begini, permasalahan otak (daam hal ini) secara garis besar bisa dibagi menjadi 2 bagian, yaitu masalah power dan connectivity. Power adalah apa yang sudah disebutkan sebelumnya. Dan power ini berhubungan dengan sel-sel otak itu sendiri. Sedangkan masalah connectivity adalah masalah komunikasi di antara sel-sel otak tersebut. Otak kita dibagi menjadi beberapa bagian yang disebut lobe. Frontal lobes, bagian terbesar dari otak, ada didepan. Parietal lobes, berbatasan dengan frontal lobes, terletak di bagian atas sampai belakang atas. Occipital lobes, berbatasan dengan parietal lobes, terletak di bagian belakang bawah (di atas leher). Temporal lobes, berbatasan dengan frontal, parietal, dan occipital, terletak di bagian samping (di daerah telinga). Masing-masing lobe ini akan dibagi-bagi lagi menjadi beberapa sub bagian. Nah, masalah connectivity ini menyangkut komunikasi di antara sub bagian tersebut, entah dari lobes yang sama ataupun berbeda. Secara gampang, bayangkan bila kita menggunakan telepon. Kalau kita sangat sering telepon dengan si A, maka komunikasi kita dengan si B dan si C akan sangat jarang. Demikian juga dengan otak kita. Kalau terjadi komunikasi yang sangat tinggi di antara sub bagian tertentu, maka sub bagian tersebut akan sedikit melakukan komunikasi dengan sub bagian yang lain. Ini juga akan menyebabkan masalah.

Jadi kesimpulannya, baik mengenai power ataupun connectivity, semua harus seimbang. Kalau terjadi ketidak seimbangan, maka masalah akan muncul. Demikian sedikit yang bisa saya sampaikan untuk saat ini. Comments?

__________________

Autis bukan penyakit, bukan cacat mental, bukan gila, bukan label. Stop using the word autism for jokes. Emphaty, my friend, emphaty.

Yohanes Paulus's picture

Label

Autis bukan penyakit, bukan cacat mental, bukan gila, bukan label. Stop using the word autism for jokes. Emphaty, my friend, emphaty.

Karena kena penyakit itu bukan autis, cacat mental bukan autis, gila bukan autis. Boleh tidak melabel dengan kata "sakit", "cacat mental", "gila"??


741's picture

Boleh diperjelas maksud Anda,

Boleh diperjelas maksud Anda, Yohanes?

__________________

Autis bukan penyakit, bukan cacat mental, bukan gila, bukan label. Stop using the word autism for jokes. Emphaty, my friend, emphaty.

Yohanes Paulus's picture

@741

Kasus ini mirip dengan seperti pernyataan ini: "Banyak orang dipenjara tanpa diadili atau dibunuh pada tahun 1965-1966, padahal mereka bukan PKI." 

So? Kalo PKI emang kenapa? Tidak dibenarkan memenjara orang tanpa diadili apalagi membunuhnya entah mereka itu PKI atau pun bukan.

Autis bukan penyakit, bukan cacat mental, bukan gila, bukan label. Stop using the word autism for jokes. Emphaty, my friend, emphaty.

Anda menghendaki empati bagi penderita autis. Menurut saya, orang menderita penyakit, orang yang cacat mental dan orang yang gila sama-sama berhak untuk tidak diperlakukan sebagai jokes.


741's picture

Setuju

Kita berada dalam satu kapal, Yohanes. Kalau saya mempelajari dan banyak menangani orang-orang yang cacat mental, gila, atau kekurangan lainnya, maka signature saya akan berbunyi lain.

Di kota tempat saya tinggal, Surabaya, saya pernah membaca di koran Jawa Pos yang memuat kisah tentang seorang selebriti kita. Dan si selebriti tersebut bercerita ttg bagaimana dia "suka autis sendiri" kalau sedang memegang blackberry. Sekalipun salah satu ciri autisme adalah "memiliki dunia sendiri", tapi bukankah ada banyak istilah dalam bahasa Indonesia yang bisa menyatakan apa yang kita maksudkan? Mengapa harus memakai kata yang saya yakin si selebriti tersebut tidak mengerti maksudnya?

Baru saja 2 hari yang lalu, tanggal 22 Maret, seorang ibu bercerita kepada saya bagaimana perjuangannya dalam membela anaknya yang autis, dari . . . suaminya sendiri! Suaminya sendiri berkata untuk memasukkan anak tersebut ke SLB. Dan ketika ibu ini bertanya mengapa harus dimasukkan SLB? Apakah anaknya cacat? Si suami menjawab,"Ya, cacat mental!"

Sekalipun saya sendiri bukanlah ayah yang sempurna, tapi tetap saja saya heran bagaimana bisa seorang ayah berkata demikian tentang anaknya sendiri . . .

Jadi, ya, saya juga setuju dengan Anda, Yohanes!

__________________

Autis bukan penyakit, bukan cacat mental, bukan gila, bukan label. Stop using the word autism for jokes. Emphaty, my friend, emphaty.

lapan's picture

@741, ketidakseimbangan gelombang otak?

Mau nanya nih, ketidakseimbangan gelombang otak itu maksudnya tabrakan gelombang otak?

Kalau iya, berarti autis memang bukan penyakit, tapi lebih ke suatu keadaan, soalnya bisa terjadi sama siapapun. Siapa sih yang gak pernah ngantuk di kelas? Hehehehe (kalo ada diem-diem aja :p)

Hanya saja, yang menyebabkan tabrakan tersebut apa ya? Gimana bedakannya antara sekedar lagi ngantuk atau autis?

Selama ini gw selalu menganggap autis adalah penyakit. Tapi itu cuman menyimpulkan dari "apa kata orang", gw sendiri belum pernah mencari tau apa itu autis. Karena signature anda menyatakan autis bukan penyakit, lalu gw pun pergi ke wikipedia.

Dan setelah gw melihat wikipedia:

Autism is a disorder of neural development characterized by impaired social interaction and communication, and by restricted and repetitive behavior.

Disorder itu kan gangguan berarti ada yang salah berarti penyakit?

Gw juga liat ada yang seperti anda, maksudnya dalam hal memandang autism:

The autism rights movement is based on a belief that autism is a different way of being and not a disorder to be cured. In contrast, many parents argue for a cure.

Soal ayah itu, mungkin kata-katanya emang harsh. Tapi coba bayangkan kalau dia menyadari (dan bukan cuman dia) kalau anaknya berbeda dari anak lain. Dan pengertian autisme yang seperti di wiki, ada gangguan, berarti ada yang salah, berarti penyakit/cacat. Di mana gangguannya? Di otak. Makanya dia bilang cacat mental. Kenapa kata-kata itu bisa keluar dari mulutnya? Mungkin dia kecewa, mungkin dia marah, mungkin dia memang ga peduli. Tapi bukan ga bisa dimengerti hehehe

Dan soal signature anda, walaupun anda bilang dalam kasus lain, signature anda akan beda, tetap saja signature anda seakan2 bilang "silahkan gunakan kata-kata lain (camen, gila, sakit) sebagai jokes, yang penting jangan gunakan kata autis, soalnya autis bukan penyakit". Karena itu Yohanes Paulus bilang dalam komen sebelumnya, mereka juga punya hak untuk gak dijadikan jokes.

__________________

imprisoned by words...

Yohanes Paulus's picture

Film Autis: I am Sam

Saya tidak nanggapi lebih lanjut, sebab dalam cultural politics seperti gerakan perempuan, minoritas dll yang terjadi kemudian cenderung jadi semacam rame-rame poisoning the wells, hehehe.

 

Ini ada filmnya, kita tonton dulu aja.

I am Sam 2001

http://www.youtube.com/watch?v=QnZ0VGBjCPA&feature=related

lapan's picture

@Yohanes Paulus, meracuni sumur

Wah, lagi-lagi fallacy =p

Tapi masi gak ngerti apa hubungannya cultural politics dengan pertanyaan gw? Atau mungkin hubungannya cultural politics dengan signature 741 dan "protes"mu + pertanyaan gw? Apa yang gak ditanggapi? Bingung nih arahnya ke mana heheheh

 

__________________

imprisoned by words...

Yohanes Paulus's picture

@lapan

Maksudnya, saya nggak menanggapi 741 lebih lanjut karena ia sedang semangat-semangatnya "meluruskan persepsi orang tentang autisme."

Padahal persepsi manusia memang twisted. Jadi perlu kehati-hatian supaya tidak jadi poisoning the well. 

 

 

741's picture

Film

I am Sam cukup bagus sebagai hiburan, demikian juga dengan Rain Man. Tapi film yang berbasis kisah nyata berjudul "Temple Grandin". Dia, Temple Grandin, adalah seorang high functioned autistic.

__________________

Autis bukan penyakit, bukan cacat mental, bukan gila, bukan label. Stop using the word autism for jokes. Emphaty, my friend, emphaty.

741's picture

Gelombang otak

Lapan, terima kasih untuk pertanyaannya.

Mengenai ketidak seimbangan gelombang otak, yang terjadi bukan tabrakan. Seringkali orang bertanya, gelombang mana yang baik? Jawabannya adalah semua gelombang otak itu baik, asal terjadi pada kondisi yang diperlukan. Harus diingat, bahwa gelombang otak adalah produk dari kerja otak. Kalau otak sedang berpikir, maka beta yang akan dihasilkan. Kalau mengantuk, theta yang dihasilkan. Namun demikian, bukan berarti bahwa kalau sedang berpikir, maka otak akan hanya menghasilkan beta saja. Otak akan selalu menghasilkan semua gelombang otak tersebut. Yang dominan saat berpikir adalah beta, begitu. Nah, kalau beta tidak dominan saat sedang berpikir, maka masalah akan timbul.

__________________

Autis bukan penyakit, bukan cacat mental, bukan gila, bukan label. Stop using the word autism for jokes. Emphaty, my friend, emphaty.

lapan's picture

@741, tidak seimbang

741, terima kasih untuk jawabannya.

Jadi yang dimaksud tidak seimbang gelombang otaknya itu apa ya?

Masalah akan terjadi ketika gelombang2 ini saling bertabrakan. Misalnya saja, karena theta adalah gelombang yang menunjukan sel2 otak yang sedang tidak aktif, maka kalau otak kita menghasilkan theta di dalam kelas atau ketika kita sedang mendengarkan presentasi, membaca, belajar, dll, maka kita akan kurang bisa memahami apa yang sedang dipelajari. Kita perlu otak yang menghasilkan beta pada waktu itu. Sebaliknya, ketika semua orang sedang tidur, dan otak kita banyak menghasilkan beta, maka hanya kita sendiri yang terbangun (mecicil, demikian kata orang jawa). Intinya, gelombang otak kita harus seimbang.

Yg gw bold itu yang bikin gw kira tidak seimbang = tabrakan. Gmn bedainnya antara ketidakseimbangan gelombang yang bisa terjadi pada siapa saja (seperti contoh yang anda kasih) dengan ketidakseimbangan gelombang yang ada pada anak-anak autis (atau anak-anak di sekolah SLB)?

Masih gak ngerti hehe

 

__________________

imprisoned by words...

741's picture

Brainmapping

Oh, saya baru mengerti ternyata yang menjadi masalah adalah tulisan saya sendiri . . . lol. Terima kasih atas ketajaman Anda.

Anda benar dalam mengatakan bahwa ketidak seimbangan itu bisa terjadi pada semua orang. Untuk membedakannya, yang paling tepat menurut saya adalah melakukan apa yang disebut dengan brainmapping. Yaitu merekam kegiatan otaknya, untuk menemukan gelombang otak yang "abnormal". Bahasa gaulnya, EEG. Kalau masih ga ngerti, monggo . . .

__________________

Autis bukan penyakit, bukan cacat mental, bukan gila, bukan label. Stop using the word autism for jokes. Emphaty, my friend, emphaty.

Purnomo's picture

@741: lanjutkan!

Anda seorang guru atau pengajar? Anda memberi paparan yang mudah saya mengerti padahal biasanya saya alergi dengan istilah-istilah gelombang otak.

Rasanya paparan Anda belum selesai. Please, dilanjutkan, terutama bagaimana orang tua penderita harus bersikap dalam membimbing anaknya.

Salam.

741's picture

Terima Kasih

Salam juga, Purnomo

Terima kasih untuk dukungan yang diberikan!

Secara profesi, saya bukan guru, juga bukan dokter. Alasan mengapa Anda bisa memahami tulisan saya, mungkin karena saya hanya salah satu dari sekian banyak "kawulo alit", sehingga tulisan saya jadi terlihat mudah dipahami.

Apa yang saya tulis memang masih belum selesai, dan saya lanjutkan dalam thread lain. Ini karena kalau saya lanjutkan di sini, saya khawatir akan membuat cepat bosan karena terlalu panjang.

Sekali lagi, terima kasih atas dukungan dan komennya!

__________________

Autis bukan penyakit, bukan cacat mental, bukan gila, bukan label. Stop using the word autism for jokes. Emphaty, my friend, emphaty.

Yenti's picture

autis VS hiperaktif

Salam kenal. Udah lama saya ngak masuk ke sabdaspace..masuk2 ternyata ada pembahasan autis. Mau tanya..sebenarnya apa ada perbedaan antara autis dan hiperaktif?? Kebetulan , di sekolah minggu dimana saya berada..ada beberapa anak yang hiperaktif/ autis ( saya kurang tahu..soalnya banyak yang menyamakan kedua istilah ini ).

Dan hal ini juga terjadi pada satu teman yang sebelumnya anaknya dimasukkan ke sekolah biasa, tetapi si guru ngak bisa mengkontrol anak tersebut, karena menurut guru , anak tersebut sangat nakal, ngak bisa diam. Di sekolah minggu,anak tersebut dianggap pembuat onar, akhirnya karena ribut antara GSM dan orang tua, mereka memutuskan untuk pindah gereja , dimana si anak lebih bisa diterima oleh GSM yang baru.

ditunggu jawabannya. Sekalian untuk lebih mengerti atau mungkin mengajak mereka berkomunikasi.

741's picture

Perbedaan

Hi Yenti, salam kenal juga. Pertama saya ingin mengangkat topi buat Anda yang memiliki hati untuk anak-anak Sekolah Minggu Anda.

Autisme adalah spektrum, jadi bukan hanya satu kondisi saja. Ada sangat banyak spektrum yang termasuk dalam kategori autisme. Salah satu definisi autisme, mungkin bisa dilihat pada reply yang ditulis oleh Lapan. Hiperaktif, atau hiper, atau ADHD (Attention Deficit and Hyperactivity Disorder), secara definitif berbeda dengan autis. Tapi dalam ICD (International Statistical Classification of Diseases) atau DSM (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorders), mereka masuk dalam kategori yang sama dengan autism. Jadi untuk menjawab pertanyaan Anda, autism itu sama atau berbeda dengan hiper, saya akan menjawab bahwa mereka berbeda tapi BBT (beda beda tipis). Demikian menurut saya. FYI, ICD adalah standar milik WHO dan banyak digunakan di Eropa, sedangkan DSM adalah made in USA dan digunakan di, tentu saja, USA. ADHD adalah istilah yang terdapat pada DSM, sedangkan ICD menyebutnya dengan Hyper Kinetic Disorder (HKD), hanya beda nama. ADHD adalah salah satu dari spektrum ADD (Attention Deficit Disorder). Dan ADHD sendiri memiliki 11 spektrum. Manifestasi dari ADHD ada yang bersifat hyper (sangat aktif), tapi ada juga yang bersifat hypo (sangat diam).

Namun demikian, kita tidak perlu mempermasalahkan istilah. Inilah yang saya maksud dengan label pada signature saya. Sebenarnya, tujuan pengklasifikasian yang sedemikian rumit tersebut adalah untuk membuat persepsi yang sama tentang kondisi tertentu. Jadi, kalau ada orang di Afrika yang disebut ADHD type 1, misalnya, maka kalau orang tersebut pergi ke Amerika atau ke Inggris atau ke Indonesia, para praktisi yang memakai standar yang sama akan langsung mengetahui apa yang dialami oleh orang yang bersangkutan tanpa memerlukan tes ini dan itu. Tapi pada prakteknya, kebanyakan orang malah menjadi sibuk berdebat tentang type berapa kondisi yang dialami oleh orang tertentu dan melupakan hal yang lebih perlu, yaitu jalan keluarnya. Lagipula, hampir bisa dipastikan bahwa tidak ada seorangpun yang mengalami hanya satu kondisi saja. Ada ciri2 dari klasifikasi lain yang juga terlihat pada orang tersebut.

Sebenarnya tidak mudah untuk menyebut seseorang sebagai ADHD atau autis. Untuk bisa menyebut orang tertentu sebagai ADHD sesuai dengan standar DSM, maka seorang ahli harus mengikuti sertifikasi untuk menafsirkan DSM. Kalau salah tafsir, bisa berbahaya. Pada tahun 2010, Michigan State University mengadakan riset yang dipimpin oleh Todd Elder. Laporan yang mereka keluarkan (dimuat di Journal of Health Economics) cukup "menyeramkan". Laporan tersebut mengatakan bahwa ada 900.000 anak TK di Amrik sana yang salah didiagnosa sebagai ADHD. Akibatnya, anak-anak ini diberi Ritalin. Padahal, masalah yang sesungguhnya, mereka hanya memiliki usia yang paling muda di kelasnya. Jadi mereka berusia 5 tahun, sedangkan teman2 lainnya berusia 6 tahun. Artinya, dalam setahun, sebanyak USD 320 juta - USD 500 juta dibelanjakan (untuk membeli Ritalin) untuk sesuatu yang sebenarnya bukan. Saya bisa mengirimkan artikelnya bila Anda mau.

Mengenai sekolah minggu, pertama yang harus diperhatikan adalah apakah GSM ybs memiliki pengetahuan yang cukup mengenai anak-anak ini. Mereka adalah anak-anak yang memiiki "dunia sendiri". Untuk mengontrol anak-anak pada umumnya saja sudah cukup susah. Tanpa pengetahuan yang cukup, maka masalah yang sama akan terulang kembali. Saya pernah bertemu dengan seorang high functioned autistic dan dia menceritakan masa sekolahnya dulu. Ketika teman2 yang lain sibuk mencatat perkataan guru, dia sibuk menggambar. Ya, menggambar dalam arti yang sebenarnya. Dia suka mobil, dan itulah yang dia gambar. Bagi temannya, itu adalah mobil biasa. Tapi bagi dia, itu adalah catatannya. Bagaimana belajarnya? Dia INGAT apa yang dikatakan gurunya pada waktu dia menggambar ban. Dia juga INGAT apa yang dikatakan gurunya pada waktu dia menggambar pintu, dan seterusnya. Guru yang tidak mengerti orang seperti ini akan dengan sangat mudah menghukum dia karena tidak memperhatikan pelajaran. Padahal dia memperhatikan pelajaran, hanya saja dengan cara yang berbeda. (Minta maaf, saya tidak menanyakan ketika ulangan, dia menjawab soal-soal tes dengan tulisan atau dengan gambar ban, pintu, dll)

Dalam buku ADD: The 20 Hour Solution, Siegfried Othmer menceritakan tentang anaknya yang mungkin, sekali lagi mungkin, sama dengan anak yang Anda sebutkan. Jadi dalam setahun anak ini sudah pindah sekolah 3 kali. Penyebabnya, dia adalah biang onar di sekolahnya. Bila dia berjalan ke depan, maka tangannya akan selalu menemukan sasaran untuk dipukul, kotak pensil dan benda lain untuk dijatuhkan, dan lain-lain. Sampai pada akhirnya Pak Othmer ini menemukan bahwa anaknya mengalami gangguan pada temporal lobe sebelah kiri. Setelah melakukan terapi yang diperlukan, anaknya sudah tidak iseng lagi. Sekalian saya lanjutkan saja, pada akhirnya, anak tersebut meninggal di kamar asrama di Universitasnya karena dia juga mengidap epilepsi. Jadi epilepsinya kumat di malam hari, tanpa ada pertolongan. Dan paginya dia ditemukan sudah tidak bernyawa lagi.

Kembali ke topik semula, jadi untuk berkomunikasi dengan mereka, kita harus terlebih dahulu memahami mereka. Apa yang mereka suka? Apa yang mereka takutkan? Kadang-kadang mereka suka ataupun takut dengan sesuatu yang sebenarnya tidak masuk akal bagi kita. Tapi ya mereka memang begitu, kita yang harus mengalah.

Demikian yang bisa saya sampaikan, Yenti, kalau masih tidak jelas, please feel absolutely free untuk comment lagi. Salam saya bagi rekan-rekan GSM Anda.

__________________

Autis bukan penyakit, bukan cacat mental, bukan gila, bukan label. Stop using the word autism for jokes. Emphaty, my friend, emphaty.

Yenti's picture

autis VS hiperaktif

Salam kenal. Udah lama saya ngak masuk ke sabdaspace..masuk2 ternyata ada pembahasan autis. Mau tanya..sebenarnya apa ada perbedaan antara autis dan hiperaktif?? Kebetulan , di sekolah minggu dimana saya berada..ada beberapa anak yang hiperaktif/ autis ( saya kurang tahu..soalnya banyak yang menyamakan kedua istilah ini ).

Dan hal ini juga terjadi pada satu teman yang sebelumnya anaknya dimasukkan ke sekolah biasa, tetapi si guru ngak bisa mengkontrol anak tersebut, karena menurut guru , anak tersebut sangat nakal, ngak bisa diam. Di sekolah minggu,anak tersebut dianggap pembuat onar, akhirnya karena ribut antara GSM dan orang tua, mereka memutuskan untuk pindah gereja , dimana si anak lebih bisa diterima oleh GSM yang baru.

ditunggu jawabannya. Sekalian untuk lebih mengerti atau mungkin mengajak mereka berkomunikasi.

Yenti's picture

thx u

thx u buat penjelasannya..emang pengetahuan ADHD ngak banyak...dulu, emang pernah dibentuk SM khusus untuk ADHD...tapi ngak tahu gimana..akhirnya digabung lagi dengan yang biasa. Masalahnya : Semua guru dan mungkin termasuk pembina dan pengurus yang lain, tidak tahu sama sekali soal ADHD... Untuk mencari info ADHD di internet pun ngak gampang...karena infonya hanya sedikit juga:)