Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

DI CHINA ; SALJU TIDAK HANYA BERWARNA PUTIH

ABC Tirai Bambu's picture


DI CHINA ; SALJU TIDAK HANYA BERWARNA PUTIH

 

       Salju itu putih dan bersih itulah yang akan muncul dalam pikiran orang normal apabila mendengar tentang salju atau bahkan ketika melihat salju turun dengan indahnya. Jika saya katakan bahwa salju itu berwarna kuning atau merah atau hijau bahkan warna hitam maka kebanyakan orang akan menganggap saya tidak pernah melihat salju. Lebih parah lagi mungkin orang akan mengatakan bahwa saya termasuk terbelakang dalam pengetahuan. Sayapun akan mengatakan bahwa orang yang mengatakan bahwa salju itu berwarna kuning adalah orang yang tidak tahu apa itu salju.

Konsep bahwa salju itu putih dan bersih itu juga yang ada dalam pikiran saya. Konsep demikian berubah ketika saya membaca Cong Ming Hu Ke Tang yang ditulis dan diterbitkan oleh Beijing Baihua Caiyin, sebuah penerbit yang mencetak Koran Pengetahuan untuk anak sekolah dasar sampai sekolah menengah yang wajib dibaca oleh kebanyakan sekolah di negeri China. Pada edisi Guo Nian 2006 menegaskan bahwa di China selain salju yang berwarna putih pernah turun salju berwarna lain yakni ;

Salju Kuning : 12 Maret 1668 di daerah Mian Yang Propinsi Hubei turun salju berwarna kuning dengan lebatnya sehingga seluruh daerah pada hari itu berubah menjadi kuning.

Salju HItam : beberapa hari di bulan oktober 1371 di daerah Ma Cheng Propinsi Hubei turun salju yang berwarna hitam dan pada saat itu semua orang ketakutan karena mengira bahwa itu salju yang beracun.

Salju Hijau : bulan februari 1906 di daerah Dong Bei turun sedikit salju yang berwarna Hijau setelah ada angin lesus. Salju berwarna hijau pada tahun yang sama juga turun di Kutub Utara dan menutupi sebuah pulau kecil sehingga semua nya berubah menjadi hijau.

Salju Merah ; Pada tanggal 2 Mei 1980 di daerah Inner Mongolia dekat perbatasan dengan Mongolia untuk ketiga kalinya turun salju berwarna merah. Dua kali sebelumnya tidak dicatat dengan pasti. Dan pada tahun yang sama satu kali turun salju berwarna merah di Mongolia.

Mengapa salju bisa berwarna-warna sedemikian rupa? Menurut ilmuwan china itu diperkirakan salah satunya berasal dari tumbuh-tumbuhan alga (zao lei) yang berkembang pesat, lalu satu ketika datang angin topan yang sangat kencang sampai membawa tumbuh-tumbuhan alga ke ruang kosong di udara lalu pada saat yang hampir bersamaan,  salju mulai turun dari atas sehingga percampuran keduanya dalam waktu 10-30 menit bisa merubah warna salju dari putih ke berbagai warna. Tentu saja salju berwarna adalah salju yang terkontaminasi dan memiliki pengaruh yang tidak baik bagi kesehatan khususnya pernafasan dan paru-paru.

       Waktu membaca pengetahuan tersebut di kota kami masih turun salju dengan lebatnya. Dalam hati saya berangan-angan bahwa salju yang turun akan berwarna hijau sehingga menyegarkan pemandangan. Saya membayangkan jika salju yang di kiri saya itu berwarna hijau, dan yang di sebelah kanan rumah itu berwarna merah, lalu di depan rumah berwarna kuning, dan di belakang rumah berwarna biru, serta di kejauhan berwarna ungu. Wah pasti indah sekali dan mungkin jauh lebih indah dari pelangi. Salju jika datang silih berganti warnanya tentulah sangat indah di pemandangan mata. Tetapi secara esensi selain selain warna aslinya, yakni putih,  salju yang berwarna lain punya dampak yang tidak baik bagi kesehatan tubuh. Karena kendatipun indah dalam pemandangan tapi sesungguhnya salju berwarna-warni itu telah tercemar dan berbahaya.

       Harapan untuk melihat salju yang berwarna-warni nampaknya mewakili sifat saya dan juga mungkin Anda, bahwa kita senang melihat dan dipengaruhi serta ditaklukkan oleh sesuatu yang fenomenal, yang nampak indah di mata, yang nampak hebat dalam pemikiran dan pemandangan, bahkan yang nampaknya kudus dalam tindakkannya. Tetapi sesungguhnya salju yang berwarna itu beracun dan merusak kesehatan.

       Di dunia kekristenan nampak sekali warna-warni yang sungguh menarik pemandangan dan mengesankan hati. Sejak jaman kisah rasulpun mulai nampak warna-warninya. Indah memang jika itu dirangkai oleh tangan Pencipta. Namun seringkali karena kekuatan pengaruh pikiran, kata-kata, musik, uang dan berbagai fenomena lainnya, kita sering tidak lagi jernih berpikir dan mudah sekali ikut arus. Tidak jarang khotbah sudah terkontaminasi oleh ambisi dan tujuan-tujuan untuk mementingkan diri sendiri. Perbedaan harus tetap dihormati dan dihargai. Perbedan juga mungkin sekali diperlukan untuk mengasah kekurangan-kekurangan kita. Namun jika perbedaan itu hanya sekedar indah seperti salju yang berwarna-warni tersebut, maka hal tersebut perlu dicermati dan dikaji ulang. Karena sesungguhnya hanya salju yang berwarna putih  yang bersih dan aman untuk kesehatan.

       Apapun warna kekristenan seseorang, jika itu baik tentu akan berdampak baik untuk penganutnya dan untuk orang-orang disekitar penganut itu sendiri dan di dunia sekitarnya. Menurut saya hal yang paling penting adalah apakah hidup kita mengalami perubahan untuk semakin menyerupai  Kristus. Esensi ajaran Alkitab yang berpusat pada Kristus dan karya-Nya serta panggilan setiap orang percaya untuk menjadi serupa dengan Kristus sering sengaja tidak ditonjolkan. Esensi ajaran Alkitab digantikan dengan ajaran-ajaran yang nampaknya Alkitabiah namun sebenarnya telah menyimpang pada focus yang lain yakni bagaimana hidup sukses dan mendapat harta lebih banyak lagi., Jika itu terjadi karena orang salah mengajar maka sebaiknya para pengajar dan pengkhotbah belajar terlebih dahulu baru mengajar. Namun yang sangat dikawatirkan adalah bahwa itu semua sudah dikemas sedemikian rupa seindah salju-salju yang berwarna-warni tersebut namun sebenarnya itu mencelakakan iman pendengarnya.

       Seperti saya yang mudah terkesima oleh salju-salju yang berwarna-warni, terkesima oleh hal-hal yang nampaknya luar biasa namun sebenarnya tak bermakna. Seperti saya yang mudah terkesima oleh popolaritas seorang pengkhotbah dan pengajar padahal hidup mereka dan juga saya sebagai pendengar tidak diubah untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus. Saya ingin mengajak Anda untuk selalu melihat salju yang putih. Gimana caranya? Mari kita selidiki diri kita sendiri apakah ajaran yang kita terima membawa kita berubah untuk semakin serupa dengan Kristus atau tidak. 

Salam

Hendra Rey

ketika minus 12 dan salju lebat

Yenti's picture

Benar..fenomena

Fenomena emang lebih menarik bagi manusia yang hidup pada masa sekarang ini. Bukan khotbah pendeta terkenal yang mengubah kita, bukan betapa seringnya kita pergi ke gereja yang mengubah kita, bukan pula betapa seringnya kita membaca "buku teologi dengan bahasa yang tingkat tinggi" yang mengubah kita. Tetapi hanya karena Tuhanlah dan ketaatan /kerendahan hati untuk selalu bertelut di kaki Tuhan yang membuat kita menjadi seperti gambar dan rupa Kristus. Pengalaman sejati/rohani berjalan bersama Tuhan, itulah yang membuat kita punya kepekaan rohani di dalam hidup ini, baik untuk ajaran yang kita terima ataupun tindakan dalam hidup kita.