Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

GUNA MENGAKU DOSA

erick's picture

GUNA MENGAKU DOSA

Bagian IV
Markus 2 :1-12

“Hai anakku, dosa-dosamu telah diampuni!”

Hanya Yesus yang mengucapkan kalimat ini. Yesus mengucapkannya di depan banyak orang. Yesus mengucapkan ini ketika banyak orang mengharapkan mukziat kesembuhan, kesembuhan dari teman yang mereka cintai yang pada saat itu sedang sakit, dan tak mungkin datang pada Yesus karena kelumpuhannya.

Ada 4 orang teman bersusah payah menggotong tilam dimana diatasnya terbaring seorang teman dalam keaadan sakit. Mereka memiliki keinginan agar teman mereka sembuh. Kekompakkan 4 orang ini menuntut hal lebih. Tidak hanya mereka harus mengangkat temannya itu bersama tilamnya, mereka bersusah payah mengangkat tilam tersebut melalui kerumunan. Bukankah lebih mudah satu orang saja menggendong dia? Empat orang sahabat ini berembuk sampai harus membukan langit-langit “rumah” agar Yesus yang sedang mudik itu mau melakukan mukziat kesembuhan untuk teman sekampungnya.

“Hai anakku, dosa-dosamu telah diampuni!” Putra Allah datang kedunia, pertama-tama bukan untuk menyembuhkan sakit penyakit. Camkan ini wahai mereka yang datang pada Yesus semata-mata untuk mencari kesembuhan! Camkan ini wahai gereja-gereja yang mencari jemaat melalui program-progaram pemasaran dari mukziat kesembuhan! Putera Allah datang ke dunia untuk menyembuhkan dan menghidupkan kembali hati manusia yang sakit karena dosa dan berbalik melakukan kehendak Allah.
 

“Hai anakku, dosa-dosamu telah diampuni!” Ketika Yesus berseru bertobatlah, Ia sendiri yang menerima pertobatan yang dilakukan manusia. Ia mengatakan “Hai anakku, dosa-dosamu telah diampuni!”

“Hai anakku, dosa-dosamu telah diampuni!” berarti Yesus mengampuni dosa. Kepada siapa kita mengaku dosa? Kepada dia yang mengampuni dosa. Anak manusia yang memiliki kuasa mengampuni dosa ialah Yesus. Sehingga kepada Yesuslah kita mengaku dosa. Hanya Yesus yang berani mengucapkan kalimat indah ini. “Hai anakku, dosa-dosamu telah diampuni!”


Mengaku dosa ala Judas dan Petrus

Ada yang lucu dari apa yang dilakukan Judas dan Petrus ketika mereka mengakui dosa mereka.

  • Judas pergi kepada imam-imam, lalu bersaksi bahwa Yesus tidak bersalah, kemudian mengembalikan uang yang diterimanya, meminta supaya Yesus dibebaskan kembali.
  • Petrus menangis tersedu-sedan.

Ini  dua contoh pengakuan dosa dari 2 murid Yesus.
Mengaku dosa itu penting sekali. Akuilah dosa- dosa kepada Yesus, dan mintalah Ia menghapus dosa-dosamu. Lakukanlah ini, doa pengakuan dosa kepada Yesus. Yesus mampu menghapus dosa.
 

Ada yang mengingat potongan doa pengakuan ini? “Aku mengaku kepada Allah yang mahakuasa dan kepada saudara sekalian, bahwa aku telah berdosa dengan pikiran, perkataan, perbuatan dan kelalaian.”

 

__________________

Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)

kardi's picture

@erick ngaku dosa, supaya tidak menghalangi berkat

@erick, tulisan yang menarik, saya mau tambahkan saja, bahwa guna mengaku dosa, supaya berkat Tuhan mengalir, tidak terhalang oleh dosa.

1Yoh1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Ams 10:6Berkat ada di atas kepala orang benar, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman

Dari firman Tuhan diatas, jelaslah bahwa kita menjadi orang benar, yang dibenarkan oleh penyucian dosa kita oleh darah Yesus yang tercurah diatas kayu salib dan oleh bilur-bilurnya mendapat kesembuhan. Dan berkat Tuhan akan mengalir setelah semua dosa yang tersingkap, yang diakui di hadapan Tuhan dan sesama untuk minta pengampunannya.

Mujizat kesembuhan itu ada dalam kehendak Tuhan sendiri, tidaklah mungkin untuk diinterupsi oleh hamba Tuhan, hamba Tuhan itu hanya sebagai media, perantara saja. Jadi sah-sah saja(alkitabiah lah) bila dalam kebaktian ada call altar untuk orang-orang yang sakit, kemudian ada pengurapan minyak bahkan sekarang banyak KKR penyembuhan. Bukankah Tuhan Yesus datang untuk orang yang sakit ? Baik sakit jasmani maupun rohani.