Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

IMAN DAN KEPINTARAN

petrus f. setiadarma's picture

IMAN DAN KEPINTARAN

 

1. Relasi Iman dan Kepintaran

Bagaimanakah relasi yang benar antara iman dan
kepintaran (kepandaian)? Untuk bisa menjawab pertanyaan ini, beberapa prinsip
di bawah ini perlu dipahami dengan baik:

 

(1) Beriman kepada Allah, berarti beriman pula kepada
Alkitab, yaitu firman-Nya yang merupakan wahyu khusus Allah kepada kita tentang
Diri-Nya.

(2) Alkitab menyatakan bahwa kepada manusia Allah
memberikan “mandat budaya” untuk memenuhi bumi ciptaan-Nya dan menaklukkan
segenap alam semesta (kej. 1:28).

(3) Dalam rangka melaksanakan tugas itu Allah memberikan
kemampuan kepada manusia berupa akal budi, sehingga manusia dapat menghasilkan
berbagai penemuan yang menakjubkan, misalnya:

 

Kej. 2:20 – taxonomi Adam dalam ilmu
zoologi

Kej. 4:20-22 – Yabal menjadi pelopor real
estate dan peternakan; Yubal menjadi pelopor dalam musik dan industri hiburan;
Tubal-Kain menjadi pelopor dalam teknik industri.

 

(4) Namun, karena manusia jatuh ke dalam dosa, maka
terjadilah kerusakan total dalam akal budi manusia, dimana mereka mencapai
prestasi bukan untuk memuliakan Tuhan, melainkan memuliakan dirinya sendiri
(peristiwa Menara Babel dalam Kej. 11:1-9).

(5) Dengan demikian diperlukan adanya pemulihan dan
pembaharuan terhadap motivasi kepandaian manusia melalui karya penebusan Yesus
Kristus (Efs. 4:23).

 

Dengan demikian, relasi antara
iman dan kepandaian adalah relasi yang saling melengkapi, yang menyeimbangkan
kehidupan kita. Sekalipun demikian, Alkitab berkata bahwa bukan kepandaian yang
mengalahkan dunia, melainkan iman kita (1 Yoh. 5:4). Itu berarti bahwa
bagaimanapun juga iman memiliki nilai lebih di hadapan Allah dibandingkan
kepandaian manusia (bdk. Daniel).

 

  1. Ciri-ciri
    Kepintaran yang Alkitabiah

Sebagai mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di
Perguruan Tinggi di mana Tuhan telah menempatkan kita, maka kita dituntut untuk
memberdayakan akal budi dan potensi yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita
seoptimal mungkin. Untuk itu perlu diperhatikan ciri-ciri kepandaian yang
berkenan di hati Allah sebagaimana berikut ini:

 

(1) Permulaan dari kepandaian kita adalah takut akan TUHAN (Amsal
1:7)
.

(2) Penggunaan kepandaian itu harus sesuai dengan
kehendak-Nya, yaitu dalam kebenaran dan kekudusan (Kol. 3:17).

(3) Tujuan penggunaan kepandaian itu adalah untuk kemuliaan
Tuhan dan kesejahteraan umat manusia (Kej. 12:3).

(4) Argumentasi dengan kebenaran Allah harus berakhir
dengan penundukan akan budi kepada ketaatan total kepada kehendak-Nya (2
Kor. 10:5)
.

(5) Prestasi yang berhasil dicapai oleh kepandaian kita
adalah semata-mata karena anugerah Tuhan, sehingga kita memiliki kerendahan
hati dengan tetap mengakui kedahsayatan Tuhan (2 Kor. 3:5b; Roma 11:33-36).

pdt. drs. petrus f. setiadarma, mdiv.

sujinto's picture

salam perkenalan

Dear P` Petrus, Shalom dalam kasih Yesus Kristus. Sungguh bersyukur adanya bahwa kehidupan ini suatu anugrah yang luar biasa telah Allah berikan kepada saya. Saya mau bersyukur lagi kepada Tuhan Yesus dan Firman-Nya yang hidup telah menjernihkan mata hati dan daya pikir saya kearah yang benar sesuai dengan kehendakNya. Saya benar-benar bersyukur dan mendapat berkat atas artikel bapak dalam membaca dan menelaah lebih dalam lagi arti hidup yang sebenarnya apa yang Tuhan mau perbuat dalam hidup saya ini yang serba kekurangan ini. Saya hanya memohon kepada Tuhan Yesus mampukan saya dalam menjalankan hidup ini di dalam peperangan segala bidang, sehingga ada kasih yang mengalir didalam diri saya amin Salam kenal dan Tuhan berkati Pak Petrus semoga kami-kami ini haus dan lapar akan firman Tuhan yang hidup, melalui Pak Petrus dapat dijernih lagi arti sebenarnya amin GBU for of us