Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Jejak iman di padang gurun

fredrik's picture

Bagi banyak orang tanggal 30 juli 2003 mungkin hanya hari yang biasa tapi tidak bagiku karna aku ingat saat itu seorang anak kembali pada Bapanya setelah pergi jauh dari rumah dan tersesat di jalan. ya aku mengingat dengan jelas betapa anak itu membuka hatinya dan membiarkan hatinya di penuhi kasih Bapanya dan dia tidak pernah sama lagi.

Sejak saat itu aku memperhatikan perubahan anak itu. ia mulai menyembah Bapanya, mencari wajahNya, merenungkan perkataanNya setiap hari. ya betul setiap hariaku melihatnya mengambil buku tebal yang di sebutnya alkitab dan membacanya penuh minat padahal sebelumnya dia alergi dengan buku itu. aku kadang terbangun dan melihatnya lagi-lagi membaca kitab itu padahal biasanya pada jam itu semua orang tengah tertidur. satu waktu aku melihatnya berdoa menyebut semua nama orang-orang yang di kasihinya bahkan air matanya jatuh waktu ia mendoakan teman-temannya yang belum mengenal kasih Bapanya dan tersesat sama seperti ia dulu. anak itu pernah berkata kalau ia kadang menangis sewaktu berdoa bagi bangsanya indonesia. mungkinkah Tuhan menaruh beban bagi bangsanya di hatinya. ia pernah menanyakan itu padaku.

Kadang aku sulit memahami apa yang di alami anak itu. seingatku anak itu begitu nakalnya, bergaul dengan orang yang salah, minum minuman keras sampai mabuk, ia bahkan pernah pulang dari sekolahnya dalam keadaan teler karena pesta minuman keras di rumah temannya. ia dan kelompoknya sering memalak siswa lain termasuk juga bolos  dan berkelahi. anak itu bahkan tidak pernah menginjak gereja selama hampir 1 tahun. tidak penting katanya.  tapi yang paling aku ingat ia pernah menyangkali imannya di depan orang lain dan tidak mau di sebut kristen. ia pernah membenci yesus karena penyakit yang di alaminya. ia pernah berkata kalau ia akan memukul muka yesus kalau yesus ada di depan matanya saat itu. yesus memang muncul tapi bukan di depannya tapi di hatinya.

aku teringat sewaktu pertama kali anak itu terlibat pelayanan di kampusnya. ia di tugasi mengurusi kabel mic dan sound system bukan di panggung sebagai pemimpin pujian. selesai acara aku melihat anak itu mengurusi kabel yang berserakan. tak ada yang memperhatikannya atau mengatakan terimakasih. tapi aku percaya di dalam hatinya anak itu tidak mempermasalahkannya sama sekali. hatinya lebih di penuhi kegembiraan boleh melayani bersama teman-temannya yang lebih dari dia. belum waktunya saat itu bagi dia melakukan yang besar. Bapanya tahu betul kapan waktu yang tepat untuk memakainya. dan itu memang benar dari hari ke hari aku melihat bagaimana Bapanya mengajarinya banyak hal, mengenal hatiNya, membagi firmanNya dan menunjukkan mujizatNya di hidup anak itu.

Enam tahun lebih berlalu sejak hari itu. dan kau masih terus melihat anak itu belajar mengasihi Bapanya walaupun kadang ia terjatuh dan merasa lemah. aku tidak tahu apa yang di rencanakan Bapanya bagi dia tapi aku percaya itu rencana yang indah. ia hanya harus percaya saja.

Sobat kau mungkin bertanya kenapa aku sangat mengetahui kisah anak itu dan menceritakannya padamu karena  sebenarnya akulah anak itu.

 

Terimakasih Kau menemuiku dan mengajari kalau hidup ini bukan sekedar hidup

www.fredrik-kristen.blogspot.com

isaacadam's picture

  hai kawan! Teruskan

 

hai kawan!

Teruskan melayani Tuhan!

 

Isaac

__________________