Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Jumlah Gereja dan Pendeta Sekarang ini, Sudah Kebanyakan!

Julius Tarigan's picture
Sekarang ini, jumlah gereja sudah sangat banyak atau, lebih tepatnya, sudah kelewat banyak, atau sudah kebanyakan! Jumlah pendeta (atau yang disebut begitu), tentunya, sudah berkali-kali lipat banyaknya, dari jumlah gereja yang sudah kelewat banyak itu tadi. Mengapa? Sebab, banyak juga pendeta yang tidak atau belum mendirikan/memimpin suatu gereja. Sementara itu, sekolah-sekolah teologia/kependetaan (yang jumlahnya juga sudah sangat banyak sekarang ini) terus saja "memproduksi" para pendeta baru lagi.
 
Menurut saya, keadaan ini tidak baik, tidak sehat dan juga tidak strategis bagi kekristenan. Apakah alasannya saya berkata demikian itu? Berikut ini adalah penjelasan (yang sederhana saja) untuk itu.
  • Tidak baik: Karena dengan demikian, akan sangat sukarlah (bahkan, mustahil) untuk menjaga mutu gereja (dan pendeta) itu sekarang ini.
  • Tidak sehat: Karena keadaan yang demikian itu, mau tak mau, akan menyebabkan kita (gereja-gereja dan para pendeta) menjadi saling bersaing (secara tidak sehat) dan, bahkan saling berebut (untuk tidak mengatakan: bertempur atau berkelahi), dalam menjalankan pelayanan kita. Bukankah "wabah penyakit" yang seperti inilah yang sedang menjangkit di antara kita sekarang ini? Sampai-sampai keadaan yang sangat memalukan ini menjadi tontonan (gratis!) bagi orang luar.
  • Tidak Strategis: Karena dengan terlalu banyaknya gereja (dan pendeta) sekarang ini, hal itu menyebabkan (dengan meminjam bahasa pemasaran) "pasar" menjadi kebanjiran "produk" kita. Itulah mengapa orang-orang menjadi tidak begitu tertarik lagi terhadap "produk" kita. Sebab, dengan keadaan yang digambarkan di atas itu tadi, maka hal itu sama saja kita telah meniadakan rasa "curiosity" di dalam diri mereka terhadap "produk" kita itu.
Lalu, apakah jalan keluarnya? Ayolah, kita kurangi saja sekarang jumlah yang sudah keterlaluan atau kelewatan itu.
 
Saya ungkapkan ini dari hati saya yang terdalam: Saat ini juga, saya mengimbau kepada semua teman-teman yang sudah "kadung" jadi pendeta atau menjadi "full-timer" dalam pelayanan, kalau Anda tidak begitu pasti bahwa Anda benar-benar dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi pendeta atau untuk menjalani pelayan "full-time" tersebut, lepaskan sajalah hal itu!
 
Biarkanlah Tuhan yang berurusan dengan orang-orang tertentu, yang memang dipanggil oleh-Nya untuk menjalankan pelayanan-pelayanan "full-timer" itu.
 
Dan, camkanlah ini: Anda tidak diminta untuk memikul "kuk" buatan Anda sendiri, tetapi yang Yesus katakan adalah: "pikullah kuk yang Kupasang" (Mat 11:29). Jadi, Anda hanya berkewajiban untuk memikul "kuk" yang memang dipasangkan oleh Yesus (kepada Anda) saja. Selanjutnya, mulailah merintis suatu pekerjaan atau profesi yang memang lebih sesuai untuk Anda. Dan, sangat mungkin, dengan peralihan tersebut, Anda justru akan menjadi lebih "produktif" lagi bagi Tuhan (dan bagi "pekerjaan Tuhan" di bumi ini).

Saya menulis begini, karena sudah melakukan dan membuktikan sendiri mengenai hal ini. Selama belasan tahun saya melayani secara "full-timer". Dan, 10 tahun terakhirnya saya menjadi pendeta yang menggembalakan jemaat. Namun demikian, untuk singkatnya, saya sudah melepaskannya pada tahun 2007 yang lampau. Tetapi, saya masih tetap bisa melayani sekarang ini (dan memberikan kontribusi terbaik saya bagi kemajuan kekristenan/Kerajaan Allah di bumi ini). Dan, sungguh, saya jauh lebih merasa lega dan juga lebih produktif lagi sekarang ini. Terpujilah Tuhan! Bagaimana tanggapan Anda?

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

Purnawan Kristanto's picture

Numpang Tanya

 Numpang tanya: Kalau jumlah gereja sudah kebanyakan, jadi berapa rasio jumlah gereja per jemaat yang tepat menurut Anda?

 


 www.purnawan.web.id

__________________

------------

Communicating good news in good ways

Julius Tarigan's picture

@Purnawan: Memang cuma rasa, bukan rasio, Kang!

Dear Purnawan Kristanto

Kalo dicermati, tulisan saya itu memang hanya merupakan cetusan atau ungkapan dari hati, yang lebih bersifat rasa (daripada rasio), Kang (boleh saya memanggil Anda begitu?). Jadi, terus terang, saya memang belum pernah melakukan survey khusus mengenai jumlah gereja (dan pendeta) dan juga membuat hitung2an, berapakah sepatutnya jumlah gereja dibandingkan dengan jumlah jemaat .

Intisari dari apa yang ingin saya ungkapkan dengan tulisan itu hanyalah begini: Dari pengalaman saya di dlm pelayanan dan pergaulan dengan sesama pendeta, saya mendapati jauh lebih banyak mereka itu terjun menjadi pelayan full-time yang sebenarnya tidak memiliki kemampuan/kesanggupan yang cukup memadai untuk melakukan tugas pangglan itu secara baik dan melakukannya dengan tanpa mengharapkan imbalan yang berupa apapun bagi dirinya sendiri . Menurut saya, pelayanan harus dilakukan, selain harus terampil dalam melakukannya, juga (yg sangat penting!) harus bisa melakukannya dengan tanpa pamrih sama sekali. Jika seseorang bisa memenuhi persyaratan itu, berarti dia memang dipanggil Tuhan untuk tugas mulia itu, tetapi kalau tidak bisa, berarti dia tidak dipanggil Tuhan untuk itu.

Maaf, pak Purnawan, saya sudah gak tahan lagi, dengan orang2 yg tidak tulus atau sekedar salah alamat/tempat di dalam pelayanan Kristen. Biarlah orang2 yang benar2 dipanggil oleh Tuhan yang mengemban pelayanan2 di dalam gereja (bukan para petualang, atau yang hanya coba2). Tentunya, saya tidak mungkin membeberkan seterusnya lagi di sini (Saya sdh masuk ke blog pribadi Anda p'Purnawan dan tahu kalo Anda seorang penulis buku. Kalo Anda tertarik, saya akan kirimkan buku2 yg saya tulis kpd Anda).

Demikianlah pak Purnawan, semoga maklum!

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

Godfrey's picture

jadi bingung...

ini komentar julius

Saya ungkapkan ini dari hati saya yang terdalam: Saat ini juga, saya mengimbau kepada semua teman-teman yang sudah "kadung" jadi pendeta atau menjadi "full-timer" dalam pelayanan, kalau Anda tidak begitu pasti bahwa Anda benar-benar dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi pendeta atau untuk menjalani pelayan "full-time" tersebut, lepaskan sajalah hal itu!

komentar saya:

menurut saudara...ada berapa banyak anak Tuhan yg  tahu secara pasti atau bahkan mendengar suara Tuhan dengan jelas secara (bahkan didatangi Tuhan sendiri) bahwa tempat dimana mereka layani sampai saat ini adalah salah sehingga saudara menyarankan mereka untuk melepaskan pelayanan yang sudah mereka tekuni..??

saya justru senang kalau ada semakin banyak anak2 Tuhan yg rindu untuk melayani...bahkan menjadi Fultime dan menjadi Pendeta. dari pada mereka berhenti dari pelayanan mereka, dan menjadi pengangguran yg tidak jelas arahnya. kecuali saudara memberikan solusi bagi mereka satu persatu setelah menyuruh mereka berhenti melayani...

ingat....

I Korintus  15:33
Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.

kalau mereka disuruh berhenti melayani...jadi mau suruh mereka menjadi apa...??

Lagipula...

Sekarang ini, jumlah gereja sudah sangat banyak atau, lebih tepatnya, sudah kelewat banyak, atau sudah kebanyakan! Jumlah pendeta (atau yang disebut begitu), tentunya, sudah berkali-kali lipat banyaknya, dari jumlah gereja yang sudah kelewat banyak itu tadi. Mengapa? Sebab, banyak juga pendeta yang tidak atau belum mendirikan/memimpin suatu gereja. Sementara itu, sekolah-sekolah teologia/kependetaan (yang jumlahnya juga sudah sangat banyak sekarang ini) terus saja "memproduksi" para pendeta baru lagi.

ini kan menurut anda...bukan menurut orang banyak. apakah kekristenan yang ada di Indonesia saja sudah menjadi mayoritas atas bangsa ini..?? gereja yg teraniaya BANYAK...bahkan kalau saja SKB2 Mentri sampai gool di terapkan...

saya sangat bersyukur kalau samapi saat ini sekolah2 alkitab masih terus eksis mencetak hamba2 Tuhan untuk siap terjun di dalam pelayanan...dengan demikian injil kerajaan Allah akan lebih mudah tersiar sampai pelosok daerah.saya justru sedih dan marah apabila gereja di perlakukan tidak adil/ditutup secara paksa dengan main hakim sendiri, bahkan salah satu contoh yg masih hangat kita saksikan di media televisi...salah satu sekolah alkitab harus pindah sana sini...bahkah tempat mereka belajar terakhir (disalah satu gedung yg tidak terpakai) itu pun di bongkar secara paksa !!!

( atau...jangan-jangan...anda adalah salah satu orang yang merumusi SKB2 mentri...?? )

Lagian pengalaman saudara...kan berbeda dengan pengalaman orang banyak....keberhasilan saudara...belum tentu bisa menjadi jawaban bagi orang banyak...

 

Julius Tarigan's picture

@Godfrey: Jangan cepat2 marah, bung!

Pertama-tama, tolong Anda baca dulu jawaban yg baru saya tujukan kepada pak Purnawan di atas.

Begini bung, saya faham dengan kegelisahan Anda dan keinginan Anda bahwa lebih banyak lagi gereja dan pendeta, justru itu lebih baik untuk negeri Indonesia ang mayorias non Kristen ini. Tetapi, saya sedang menembak sasaran yang berbeda, bung! Saya sedang melawan trend yg gak sehat di dalam kekristenan sekarang ini, yaitu terlalu mudahnya orang menjadi pendeta dan ujuk-ujuk membuat gereja yg baru. Padahal, kalo diperiksa, kebanyakannya mereka yg menjalankannya, sebenarnya masih jau dari mumpuni untuk melakukan pekerjaan yang begitu mulia (dan gak main-main) itu!

Seperti bung Godfrey, saya sendiri pun sangat menginginkan gereja atau kekristen akan berjaya di negeri ini. Tetapi, hal itu hanyalah akan tinggal sebagai keinginan (atau impian) belaka, jika saja gereja2 yang ada sekarang ini tidak direformasi. Gereja dan Kekristenan menjadi lemah, jika orang2 yg memegang kendali kepemimpinan adalah para petualang (yang haus akan uang dan/ atau kekuasaan) dan orang2 yang "salah tempat" (yg sebenarnya lebih cocok/produktif kalo mereka berkarier di tempat lain, tetapi karena ketidak tauannya, akhirnya tetap "nonggok" atau jadi "pengangguran terselubung" di gereja/pelayanan).

Jadi, saya harap, tolonglah bung Godfrey tidak menjadi salah faham dengan maksud saya pada tulisan saya itu. Begitu aja dulu ya bung, salam damai sejahtera!

 

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

Purnomo's picture

Rasanya seperti minum seliter spiritus

Baca blognya hai-hai kepala rasanya kliyengan, tetapi masih bisa mikir 'dikit. Baca blog ini rasanya seperti mabok spiritus. Otak saya hang. Bengong aja. Ndak ngeh babar blas!  Ya nasib kalo ndak pernah belajar teologi tingkat tinggi.

Julius Tarigan's picture

@Purnomo: Kalo udah waras....

Dear Purnomo,

Saya gak panjang2 mas, kalo udah waras dari "mabok spiritus"-nya, tolong dibaca aja jawaban yg saya tujukan kepada pak Purnomo dan bung Godfrey di atas ya, mas!

Semoga mas Purnomo pun bisa memahami! GBU.

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

smile's picture

Purnomo dan Julius

 Purnomo :Baca blognya hai-hai kepala rasanya kliyengan, tetapi masih bisa mikir 'dikit. Baca blog ini rasanya seperti mabok spiritus. Otak saya hang. Bengong aja. Ndak ngeh babar blas! Ya nasib kalo ndak pernah belajar teologi tingkat tinggi.

Smile :Hai Pur,...makanya belajar, sebelum belajar itu dilarang.....Daripada jelas jelas mengaku anda punya nasib jelek ga belajar teologia. Hai Hai saja belajar teologia sendiri, kok....

tips buat anda ( Purnomo ): kalo mau belajar teologia tingkat tinggi, belajarnya make lift, kelantai 101 di Menara kembar Petronas.....pasti anda menjadi pelajar tingkat tinggi,..hehehehihihi.....

Untuk Julis :

Hai Bro,...Tulisan anda menggambarkan hati anda, yang sangat terganggu dengan para pendeta dengan para gerejanya...

Pendeta semakin banyak semakin baik,.....jadi yang menerima kabar baik makin banyak,...biar saja, pendeta asal jadi terbentuk, mereka akan tanggung sendiri akibatnya,...Yang Jelas, kesesatan itu pasti ada,....dan memang harus ada...itulah gunanya pendeta yang Qualified dan tidak.(jangan main main sama Tuhan.....main main sama orang no problem,....)

Jika pendetanya sesat dan aneh, bukankah  ada anda yang akan berteriak keras melawannya? Semoga saya pun bisa seperti anda,...

Ngomong ngomong soal menjadi sama dan sempurna seperti Allah, pendeta saja banyak yang jauh dari target, apalgi umat....

Makanya jangan berhenti menjadi OPOSISI..karena sebuah gereja tanpa pengkritik, akan menjadi sebuah lingkungan yang tidak tahu akan kesalahan nya.Buktinya sudah jelas,...ada anda, ada Hai Hai...dan masih banyak yang lain yang akan tidak tinggal diam untuk melawan yang tidak benar....hehehehihihi..lagi.

Kalo selalu dilihat manusia manusia aneh dalam gereja, mungkin saya juga tidak mau menyentuh dan alergi dengan yang namanya gereja,...tapi,..yang kita cari Tuhan,...Tuhan Yesus yang sangat kita cintai,..bener ga?

TP, meminjam istilah anda,...

Semoga Bermanfaat Walau Tak Sependapat

Bro Julius,..tetaplah menulis,...namanya juga manusia, ada yang pro dan kontra,..yang jelas, mereka yang tidak sependapat, mungkin tidak pernah mengalami dengan apa yang anda alami,...hehehehihihi

 

Best Regards..

Smile


 

 

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

Julius Tarigan's picture

@Smile: Thanks banget!

Dear Smile,

Thanks banget ya Smile, buat pengertian dan dukungannya!

Sebagai orang Kristen, kita semua pasti menginginkan supaya gereja dan kekristenan bangkit, maju, dan berjaya di negeri Indonesia, bahkan di seluruh dunia ini. Tetapi, tidak banya orang yang tahu bahwa untuk bisa tercapainya hal itu, orang2 yang "main-main dengan Tuhan" dan (saya tambahin dikit Smile) orang-orang yang "main-main dengan pelayanan" haruslah dibersihkan dulu. Dan, untuk itu, gereja-gereja sekarang ini harus direformasi!

Salam REFORMASI!

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

Godfrey's picture

@Julius : Pemikiran yang bagus...tetapi... ....

sebelumnya saya minta maaf kalau kata-kata yang saya pakai dianggap marah-marah oleh saudara julius, lain orang lain gaya, lain bahasa, lain adat... oleh sebab itu saya minta maaf.

saya menulis tidak dengan sedang marah-marah seperti yg anda utarakan, tetapi seperti diatas...yaa itulah gaya saya...anda pun  juga harus bisa menerimanya. oke...

menanggapi komentar saudara :

menurut saya...masalah bapak dengan melihat org2 seperti itu (Dari pengalaman saya di dlm pelayanan dan pergaulan dengan sesama pendeta, saya mendapati jauh lebih banyak mereka itu terjun menjadi pelayan full-time yang sebenarnya tidak memiliki kemampuan/kesanggupan yang cukup memadai untuk melakukan tugas pangglan itu secara baik dan melakukannya dengan tanpa mengharapkan imbalan yang berupa apapun bagi dirinya sendiri . Menurut saya, pelayanan harus dilakukan, selain harus terampil dalam melakukannya, juga (yg sangat penting!) harus bisa melakukannya dengan tanpa pamrih sama sekali. Jika seseorang bisa memenuhi persyaratan itu, berarti dia memang dipanggil Tuhan untuk tugas mulia itu, tetapi kalau tidak bisa, berarti dia tidak dipanggil Tuhan untuk itu.)

*)solusi yg bapak katakan dari awal adalah salah kalau hanya suruh mereka berhenti dari profesinya/ pelayanannya tanpa ada jalan keluar...coba baca komentar bapak yg awal...terus kalau sudah "dianjurkan berhenti dari pelayanan...mereka mau bapak suruh jadi apa...??" pernakah bapak langsung menegur mereka dan memberikan solusi buat mereka seperti yg bpk alami..?? (saya menulis begini, karena sudah melakukan dan membuktikan sendiri mengenai hal ini. Selama belasan tahun saya melayani secara "full-timer". Dan, 10 tahun terakhirnya saya menjadi pendeta yang menggembalakan jemaat. Namun demikian, untuk singkatnya, saya sudah melepaskannya pada tahun 2007 yang lampau. Tetapi, saya masih tetap bisa melayani sekarang ini (dan memberikan kontribusi terbaik saya bagi kemajuan kekristenan/Kerajaan Allah di bumi ini). Dan, sungguh, saya jauh lebih merasa lega dan juga lebih produktif lagi sekarang ini.) semuanya tidak semudah membalik telapak tgn pak...

samapi hari ini, saya adalah org yg terus memberikan anak2 Tuhan untuk giat melayani dengan apa yg mereka bisa lakukan buat Tuhan, bukan suruh mereka berhenti. apalagi buat mereka yg sudah fulltime,yg notaben kehidupan keluarga mereka sudah bergantung dari hasil pelayanan tersebut.

(saya mendapati jauh lebih banyak mereka itu terjun menjadi pelayan full-time yang sebenarnya tidak memiliki kemampuan/kesanggupan yang cukup memadai untuk melakukan tugas pangglan itu secara baik dan melakukannya dengan tanpa mengharapkan imbalan yang berupa apapun bagi dirinya sendiri . Menurut saya, pelayanan harus dilakukan, selain harus terampil dalam melakukannya, juga (yg sangat penting!) harus bisa melakukannya dengan tanpa pamrih sama sekali. Jika seseorang bisa memenuhi persyaratan itu, berarti dia memang dipanggil Tuhan untuk tugas mulia itu, tetapi kalau tidak bisa, berarti dia tidak dipanggil Tuhan untuk itu.) saya mau bertanya kepada bpk... "apakah ada org yg mau melayani mati2an di gereja, apalagi dgn status fulltime tanpa mendapat bayaran, rela melayani siang dan malam, tanpa dikasih tempat tinggal(pastori) alias ngontrak bayar sendiri,melayani jemaat biaya sendiri, melayani disekertariat tanpa dpt upah, dll...?? ada tidak...??" tolong kasih tau ke saya kalau ada orangnya yg mau dengan sukarela kyk begitu...wah ...itu "orang yg lahir dengan mujizat" di hari gini...

bapak tentu tau apa yg tertulis didalam  matius 20, bahwa org yg bekerja layak mendapat upah...

*)Sebagai orang Kristen, kita semua pasti menginginkan supaya gereja dan kekristenan bangkit, maju, dan berjaya di negeri Indonesia, bahkan di seluruh dunia ini. Tetapi, tidak banya orang yang tahu bahwa untuk bisa tercapainya hal itu, orang2 yang "main-main dengan Tuhan" dan (saya tambahin dikit Smile) orang-orang yang "main-main dengan pelayanan" haruslah dibersihkan dulu. Dan, untuk itu, gereja-gereja sekarang ini harus direformasi!

pertanyaan saya....apakah bapak Tuhan...???

saya memang tidak sepintar bapak,tetapi setau saya...alkitab tidak pernah menyarankan orang untuk berhenti melayani pak. terlepas dari pengalaman bpk bertemu org2 kristen yg asal2an/pendeta2 asal2an yg melayani dgn motivasi yg salah.... buat saya...hal itu bukanlah urusan bapak....mereka berurusan dengan Tuhan...cepat atau lambat !!! toh ilalang dan gandung tumbuh sama2...toh kambing dan domba...makan rumput sama2... buat kita sendiri....JANGAN PERNAH MENJADI HAKIM ATAS ORANG LAIN KALAU KITA TIDAK MAU DIHAKIMI !!! apa yg menurut bpk salah...belum tetntu menurut Tuhan salah, apalagi bpk dengan gagahnya...maaf  "seperti ksatria yang kesiangan", yang mau memberantas orang2 yg salah melayani "menurut pandangan bpk lho"...    (orang-orang yang "main-main dengan pelayanan" haruslah dibersihkan dulu. Dan, untuk itu, gereja-gereja sekarang ini harus direformasi!!

di indonesia ini terlalu byk org yg gampang untuk mengeluarkan komentar...semuanya menurut versinya benar...di semua cabang olah raga ada komentatornya...ekonomi, politik, sosial, budaya, dan lain sebagainya...di indonesia...jagonya mengomentari...tetapi tidak bisa berbuat banyak....

nah kita jgn tertular penyakit itu....komentar sana sini tanpa ada jalan keluar kepada org2 yg menurut bpk salah...  pasti bpk juga tau...apa yg alkitab ajarkan tentang mereka yg berbuat salah...

* Matius  18:15 "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali."
*YEHEZKIEL 3:16-21 "Sesudah tujuh hari datanglah firman TUHAN kepadaku: 17 "Hai anak manusia, Aku telah menetapkan engkau menjadi penjaga kaum Israel. Bilamana engkau mendengarkan sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka atas nama-Ku. 18 Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! -- dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. 19 Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu. 20 Jikalau seorang yang benar berbalik dari kebenarannya dan ia berbuat curang, dan Aku meletakkan batu sandungan di hadapannya, ia akan mati. Oleh karena engkau tidak memperingatkan dia, ia akan mati dalam dosanya dan perbuatan-perbuatan kebenaran yang dikerjakannya tidak akan diingat-ingat, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. 21 Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang yang benar itu supaya ia jangan berbuat dosa dan memang tidak berbuat dosa, ia akan tetap hidup, sebab ia mau menerima peringatan, dan engkau telah menyelamatkan nyawamu."

Sejauh ini...saya mengenal solusi yg alkitab berikan dengan sangat baik...yg selalu saya terapkan kepada jemaat.... SAYA JUSTRU PALING TIDAK SUKA DENGAN ORANG YANG SUKA MENGOMENTARI KESALAHAN ORANG DI BELAKANG2, TANPA SIKAP  YANG SPORTIF UNTUK MENEGUR !!! SAYA LEBIH SUKA, TEGURAN YANG NYATA DARI PADA KASIH YANG TERSEMBUNYI..

dari pada cuap2 cuap disini...ujung2nya berselisih paham....satu dengan yg lain & hanya membuang2 waktu untuk berpikir bagai mana membalas email orang lain yg mengkritik kita dengan geram (moga aja tidak...contohnya dengan purnomo)....bukannya lebih baik anda buktikan dengan merubah cara pandang org2 yang bapak lihat&temukan  "telah salah" didalam melayani Tuhan, berbicara secara terus terang, membagikan pengalaman hidup (seperti yg bpk katakan)
 

*) Menurut saya, pelayanan harus dilakukan, selain harus terampil dalam melakukannya, juga (yg sangat penting!) harus bisa melakukannya dengan tanpa pamrih sama sekali. Jika seseorang bisa memenuhi persyaratan itu, berarti dia memang dipanggil Tuhan untuk tugas mulia itu, tetapi kalau tidak bisa, berarti dia tidak dipanggil Tuhan untuk itu.)

saya jadi penasaran... tolong dijawab... memangnya kalau mau melayani Tuhan...harus skill full seperti bpk yah...?? seperti orang sakti yg sudah lama malang melintang, entah pernah "turun gunung" dari sekolah teologia, cakep berkotbah, pinter nulis buku kyk bpk, jago debat, dan lain sebagainya ???

jikalau tidak....tolong di jelaskan apa maksud bpk dgn kata2 ini...Jika seseorang bisa memenuhi persyaratan itu, berarti dia memang dipanggil Tuhan untuk tugas mulia itu, tetapi kalau tidak bisa, berarti dia tidak dipanggil Tuhan untuk itu....

ditempat saya....anak SD kelas 3...sudah bisa melayani Tuhan "dengan apa yg dia bisa lakukan"...

ditempat saya....yang menjadi pemain musik dengan skill pas-pas an ( bisanya kunci G C Am & D ) dia bisa saya serahkan untuk melayani musik di sekolah minggu...wow itu malah menjadi motivasi buat dia untuk lebih sungguh....

ditempat saya....."TIDAK ADA ORANG YANG TIDAK BISA MELAYANI..." karena prinsip yang saya berikan adalah " LAKUKANLAH SEGALA SESUATU....SEPERTI UNTUK TUHAN DAN BUKAN UNTUK MANUSIA "

*) di satu sisi...saya sebenarnya senang dan setuju apabila muncul orang2 yang berani kritis terhadap Kekristenan saat ini....tetapi...saya hanya tidak mau&suka kalau kita cuma memiliki penyakit  "menjadi kritikus" bagi gereja Tuhan untuk saat ini....contohnya hari ini...saya baru melayani orang yang bertobat dari dosa sex ( x pelacur )...nah dia mau melayani Tuhan...kalau harus menuntut SKILL.... bisa kasih saran....bidang pelayanan apa yg bisa anda berikan buat org2 seperti itu....yg rindu untuk melayani Tuhan dengan latar belakang PELACUR....???

 

 

Maaf apabila ada kata-kata yang salah (biar tidak dianggap marah2 lagi...) hahahaha....

Tuhan memberkati....

GODARMY's picture

Pak Godfrey sekedar share

Pak Godfrey salam kenal pak
 

Apa yang anda katakan itu benar pak, di gereja saya yang lama jemaat sangat sedikit, 80 persen orang tua-tua, sehingga saya juga harus ikut membantu, pelayanan dalam gereja mulai jadi usher, bagian ohp,  bagian bersih-bersih gereja dan kegiatan lain termasuk mengunjungi jemaat. Saya lakukan dengan sangat enggan awalnya, dibantu oleh ketua kaum muda (anak cewek dari gorontalo)dan seorang teman(jemaat awam seperti saya). Apa yang kami lakukan rasanya meles gitu, tapi lama kelamaan pelayanan kami meningkat. Saya dan 2 teman ini mulai menginjili orang-orang yg belum percaya, meskipun gak sehebat yang hafal FT tapi bondo nekat, semangat sangat membara dari yang awalnya males oleh Tuhan disertai. Saya sendiri sudah pernah jadi pengajar kaum muda selama 1 tahun tiap sabtu sore, Karena diberi kesempatan oleh teman saya(ketua kaum muda). Sampai akhirnya saya diberi kesempatan sekolah teologi tapi cuman saya tempuh dalam waktu 2 tahun, karena faktor pekerjaan dan ekonomi yang mendesak, cuman sayang bersama waktu kami berpisah ketua kami menikah dan ditugaskan di luar daerah, dan sayapun menekuni dunia usaha hingga kini. Sekarangpun saya masih ditantang oleh paman dan bibi saya untuk kembali bersekolah teologia, karena beberapa dari keluarga ada beberapa orang yang jadi Pendeta, cuman saya males pak karena sudah terjun di bidang saya ...hahaha peace pak :Dv

Terima Kasih pak Godfrey komen anda mengingatkan saya untuk kembali lagi seperti dulu. Sifat sayapun banyak diubahkan Tuhan dalam pelayanan.
Saya akan mencoba kembali melayani seperti dulu. Meskipun saya tolol FT bagi saya yang penting ada kemauan, walaupun saya gak kudus untuk melayani saya yakin Tuhan akan buka jalan.
 

Semoga Tuhan menyertai anda dimanapun anda berada :)
 
 

JESUS IS GOD

__________________

JESUS IS GOD

Godfrey's picture

@godarmy

salam...

sayapun menekuni dunia usaha hingga kini. Sekarangpun saya masih ditantang oleh paman dan bibi saya untuk kembali bersekolah teologia, karena beberapa dari keluarga ada beberapa orang yang jadi Pendeta, cuman saya males pak karena sudah terjun di bidang saya ...hahaha peace pak :Dv 

tidak ada yg salah dengan apa yg sudah anda lakukan sekarang ini....krn selama anda masih anak Tuhan.... apapun keadaannya, kondisinya, dll...lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan..."KEEP ON FIRE"...krn didalam pekerjaanmu pun...engkau masih bisa melakukan sesuatu yg berharga buat Tuhan....andapun bisa melayani disana...memangnya yg disebut pelayanan itu cuma di gereja...???

yg salah itu...kalau kita tidak melakukan apa-apa hanya karena alasan..... "Saya ungkapkan ini dari hati saya yang terdalam: Saat ini juga, saya mengimbau kepada semua teman-teman yang sudah "kadung" jadi pendeta atau menjadi "full-timer" dalam pelayanan, kalau Anda tidak begitu pasti bahwa Anda benar-benar dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi pendeta atau untuk menjalani pelayan "full-time" tersebut, lepaskan sajalah hal itu! "

terus disuruh ngapain coba...?? ngamen di lampu merah...?? kalau ada rekomendasi pekerjaan sih gpp...itu solusi bagi mereka yg fulltimer...lah yg tidak...?? orang lain sih mungkin masih bisa berhasil untuk berkarir setelah melepaskan pelayanan, kalau dia masih muda...masih panjang caritanya....lah kalau orang tua, yang sudah umuran...skil pas-pasan, cuma bisa jadi usher tiap minggu...trus di suruh berhenti...krn gak punya skill...TRUS DISURUH KEMAN TUH...??? apalagi di gereja gw....90% yg gw layani orang yg sudah umuran....kasih solusi apa...???

suruh ngarang buku...??? atau...mungkin...bisa bantu-bantu orang buat jualin buku....mungkin...

Julius Tarigan's picture

@Godfrey: Salah Faham!

Dear Godfrey,

Thanks ya, untuk komentarnya!

Saya memuji semangat Anda untuk membela agar semua orang bisa terjun ke dalam pelayanan gereja/kekristenan. Tetapi, lebih jauh, Anda akan perlu untuk memilah-milah apa yg secara awam disebut (secara pukul rata) sebagai "pelayanan" itu. Tentunya, tidak semua aktivitas gerejani itu patut disebut (secara benar) sebagai pelayanan!

Lagi pula, yg saya bicarakan di tulisan saya itu adalah menyangkut pelayanan yang sangat khusus, yaitu sebagai pendeta atau pelayanan2 yg bersifat "full-time" lainnya. Perhatikanlah bahwa yg saya katakan adalah begini: kalau Anda tidak begitu pasti bahwa Anda benar-benar dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi pendeta atau untuk menjalani pelayan "full-time" tersebut, lepaskan sajalah hal itu!

Bung Godfrey, kalau Anda menanggapi suatu pernyataan, Anda harus fahami dulu apa yg dikatakan di sana (sehingga Anda tdk menggapi dari apa yg tidak dikatakan di sana). Jelasnya, saya tidak memaksa siapapun untuk meninggalkan pelayanannya. Saya hanyalah sedang berbicara "dari hati ke hati" kepada orang2 yg sebenarnya sedang merasa "terjebak" di dalam pelayanan "full-time". Yaitu, mereka yg sebenarnya menyadari (di dalam batinnya) bahwa dia nggak "cocok" di sana, tetapi mereka tidak berani utk meninggalkannya (karena takut dimurkai Tuhan, dsb.). Saya tahu mengenai hal itu, karena saya sendiri mengalaminya.
 
Tetapi, kalau Anda sendiri tdk merasakan hal yg seperti itu ya, simpel aja: pesan itu bukan untuk Anda! (Saya percaya, ada banyak orang yang akan tertolong dengan pesan itu!).
 
Jadi, singkatnya, Anda cuma salah faham saja dengan apa yang sesungguhnya saya katakan/maksudkan di dalam tulisan saya itu!
 
Demikian sajalah, semoga ke depan komunikasi kita bisa lebih baik lagi.! GBU.

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

Godfrey's picture

@ Julius okaay...

Saya hanyalah sedang berbicara "dari hati ke hati" kepada orang2 yg sebenarnya sedang merasa "terjebak" di dalam pelayanan "full-time". Yaitu, mereka yg sebenarnya menyadari (di dalam batinnya) bahwa dia nggak "cocok" di sana, tetapi mereka tidak berani utk meninggalkannya (karena takut dimurkai Tuhan, dsb.). Saya tahu mengenai hal itu, karena saya sendiri mengalaminya.

kalau memang dari awal ada pernyataan seperti apa yg anda katakan diatas...org yg membacanya jelas mengerti...jadi untuk kedepannya...alangkah baiknya setiap pesan yang menjadi isi hati saudara, tidak menimbulkan pertanyaan yg lebih dgn apa yg anda maksudkan...karena penilaian org yg membaca pastilah berbeda setiap orgnya dengan apa yg menjadi pesan dari pemikiran anda....

intinya : Biar lebih bijak saja untuk memilik kata yg lebih tepat dan jelas, kan anda pengarang buku.... kalau semua gaya penulisan di buku anda, orang yg membacanya masih harus mencerna atas pesan apa yg anda sampaikan....saya percaya...setiap yg membacanya akan selalu mengalami kesulitan....sama seperti waktu pertama kali anda membaca komentar saya, waktu itu anda berpikir seolah-olah saya sedang marah, padahal tidak....semua cuma karena gaya bahasa yg masih kurang dimengerti....

akhir dari semua...thx buat isi hatinya....semoga ada banyak hamba2 Tuhan yg benar2 mengerti panggilannya, seperti yg menjadi isi hati saudara julius....

"The Right Man In The Right Place..." saya sangat setuju dengan pepatah ini.

thx all

GBU