Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Ke gereja

theis's picture

Sudah 2 minggu ini aku ibadah di sebuah gereja yg ga jauh dari rumah. Sebenarnya gereja ini bukan gereja tempat aku dibaptis, tapi karena gereja tempatku dibaptis hanya ada satu kali kebaktian, jam 10 pagi, and i'm not a morning person....ya aku cari gereja lain yg punya banyak sesi kebaktiannya.

Jemaatnya yg ga banyak membuatku jadi senang kesana. Rasanya ada 'sesuatu' yg aku dapat di minggu pertama kesana. Minggu ke-2 aku kesana lagi, tapi ga tau kenapa, 'sesuatu' itu ga lagi aku dapat. Aku jadi berpikir apanya yg salah?

Rasanya aku yg salah. Otak ini ga konsen waktu ibadah, karena sibuk mikirin janji yg sudah aku buat setelah pulang dari gereja. Aku malah sempat kesel karena khotbah pendetanya rasanya lamaaaaaaaaa banget. Goblog.

 

 

Indonesia-saram's picture

Akhirnya

Akhirnya, Anda menulis lagi. Ini awal yang sangat baik.

Bicara mengenai tidak konsentrasi di gereja, saya juga pernah mengalaminya. Belum lama ini malah saya mungkin dianggap aneh karenanya. Ketika mengikuti ibadah pagi pada suatu ketika, saya harus akui, saya tidak menangkap khotbah pendetanya karena sibuk menahan kantuk. Kala itu saya malah datang terlambat. Karena itu, saya memutuskan kembali ke gereja lagi sore harinya guna mendapatkan khotbah yang lebih lengkap, tanpa iklan (rasa kantuk).

"Karena bahasa Indonesia dahulunya adalah lingua franca"

__________________

_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.

dennis santoso a.k.a nis's picture

perjuangan di gereja

halo theis, akhirnya kamu nulis lagi, welcome back ^^)

ke gereja memang perlu banyak perjuangan. kalo pagi, perjuangannya adalah melawan kantuk dan kenyamanan kita untuk bangun siang pas libur. sebaliknya kalo sore, perjuangannya biasanya adalah untuk melawan keinginan kita jalan2 dengan temans atau jadwal teve yang suka bagus. hehehe.

anyway, i think it's common nowaday. hp dimatiin kadang2 besoknya malah kena semprot bos, misal ada sesuatu yg urgent tapi kamu ga bisa dihubungi. kagak dimatiin, pendetanya yang melotot. repot deh.

ke gereja emang banyak harganya. but i do believe that our god knows it already. so be cool, perjuangan ini ada nilainya juga koq. kalem aja, jangan cemas dengan segala "perasaan" yang mungkin timbul. just stay calm. god had been here also, he knows lah ;)

Bin Nun's picture

ayo ke Gereja lagi...

Mama saya sampai bosen... kalau saya bilang Ma, aku pergi dulu ya... ke Gereja... tetangga saja sampai bilang... memangnya hari biasa ada Gereja juga toh... saya sampai cape menerangkan pada mereka... yah... terkadang ada Rapat Naposo, Rapat Sekolah Minggu, Rapat Teater, "Merapat" hehehe... hari Minggu pagi di gereja saya sungguh membosankan... karena memakai bahasa daerah yaitu Batak... bukan karena saya tidak mengerti... tapi karena Khotbahnya itu... bukankah di dalam sks Khotbah sudah ada rumusan... jangan mengkhotbahkan apa yang orang sudah tahu??? Saya sampai bertanya kepada pendeta muda kami Pdt. Sukamto Limbong, M.Th... trus dia bilang.... ssst.... itu tergantung orangnya... tapi Firman-Nya itu yang berguna bagi kita... jadi... ayo... kita ke Gereja supaya kita tahu... apa yang Tuhan Mau dari kita.... ayo ke Gereja lagi...

BIG GBU!

Josua

theis's picture

Buat bung indonesia-saran,

Buat bung indonesia-saran, dennis dan josua, makasih sudah mau kasih komen untuk tulisan saya. Mungkin yang saya alami bukan persoalan besar dan biasa dialami kaum kristiani dimanapun, tapi buat saya ke gereja besar artinya buat kekuatan iman saya. Saya merasa ke gereja sekali seminggu sebagai satu2nya tempat saya bisa berkumpul dgn saudara2 'sealiran' dan bisa jadi diri sendiri. Apalagi saya sudah terbiasa bertahun2 menjalani ritual agama 5 kali sehari. Jadi 1 hari dalam seminggu itu, yg cuma 1 1/2 jam, kadang2 rasanya kurang utk iman dan identitas saya yg baru. Thanx to you all.
dennis santoso a.k.a nis's picture

to theis

jatuh cinta sejuta rasanya ... apalagi kalo cinta itu ditentang ... makin ditentang makin berharga rasanya ... which is very good Smile

kalo bisa jangan jadikan gereja satu2nya sarana untuk menjadi diri sendiri ... ajak ngobrol si Maha Pecinta itu ... dalam hati aja, jangan diucapkan keras2, ntar kamu malah disangka gila lagi ... baca buku2 rohani ... cobain yang sedikit "kontemporer" semisal karangan2 Phillip Yancey ... judul2nya sedikit "menghujat" dan ala "lampu merah" so relatif lebih aman kalo semisal sodara2 "sepupu" kita kebetulan mergokin elo ...

and kalo bisa carilah temen kristen, ga usah banyak2, cukup 2-3 orang aja yang bisa kamu percaya untuk saling sharing ... just my opinion, kadang saya rasa perkumpulan 2-3 orang seiman yang bener2 kompak lebih berharga daripada satu atau banyak organisasi gereja Wink

terus terakhir ... ini sih cuma buat "ke-egois-an" saya aja ... sering2 nulis di blog ini ... biar saya ada "temen" buat minum kopi sore2 dari kantor Cool

hai hai's picture

Makanya hai Jarang Ke gereja

Makanya hai jarang ke gereja, sebab dia ingat perkataan nabi Tiongkok kuno, Kongzi:

Sembahyang jangan terlalu sering dilakukan. Sering itu mengakibatkan jenuh, dan jenuh berakibat tiada hormat. Sembahyang jangan terlalu jarang dilakukan. Jarang itu membuat orang lalai, dan lalai membuat orang jadi lupa. Maka seorang budiman (Junzi) harmonis mengikuti Jalan suci Tian (Tuhan). Li Ji XXI:I:1a - Ji Yi

hai cuman ke gereja semingu sekali. 

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak