Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

“Kesatuan” Roh dan “Kesatuan” Iman (Gali Kata Alkitab dalam Tinjauan Tulisan Ibrani Kuno)

Hery Setyo Adi's picture

Kata “kesatuan” merupakan terjemahan dari kata Ibrani yakhad (dibentuk dari susunan huruf dan tanda bunyi: Yod-Patah-Khet-Patah-Dalet). Kata yakhad tersebut diturunkan dari akar-kata induk KhD (Khet-Dalet). Dalam tulisan Ibrani kuno, huruf  Khet adalah gambar dinding tenda, sedangkan huruf  Dalet adalah gambar pintu. Gabungan dua gambar tersebut berarti dinding pintu. Dinding pintu memisahkan segala sesuatu antara yang di dalam dan di luar tenda atau rumah. Hanya melalui dinding pintu seseorang dapat masuk atau keluar mempersatukan sesuatu yang ada di dalam dengan yang di luar.

Orang luar yang masuk ke dalam rumah atau tenda melalui pintu bersatu dengan orang yang ada di dalam rumah atau tenda itu. Demikian juga orang yang ada di dalam rumah atau tenda keluar melalui pintu dan akan bersatu dengan orang yang ada di luar rumah atau tenda. Kesatuan terjadi kalau ada gerakan masuk atau keluar melalui pintu. Jika tidak ada pintu, maka kesatuan tidak terjadi.

Segala sesuatu adalah kesatuan dengan sesuatu yang lain. Seorang manusia adalah kesatuan tubuh, roh, dan jiwa. Sebuah keluarga adalah kesatuan antara bapak, ibu dan anak-anak. Sebuah pohon adalah kesatuan batang, cabang, dan daun. Hutan adalah kesatuan pepohonan.

Kesatuan Roh dan Kesatuan Iman

Paulus dengan tepat menyatakan “kesatuan” Roh yang menjadi landasan kesatuan jemaat Efesus (4:3) dan “kesatuan” iman menjadi harapan keadaan rohani jemaat itu (Efesus 4:13). Mengapa Paulus memberi arahan seperti itu?

Paulus tahu persis latar belakang mereka yang beragam. Mereka adalah orang-orang Kristen Yahudi dan non-Yahudi dengan berbagai pandangan. Ada di antara mereka yang berpandangan bahwa Allah itu mahajauh, sehingga Paulus menyebut mereka yang dulu “jauh” menjadi “dekat” oleh darah Kristus (2:13). Bahkan, anugerah dan damai dari Allah itu menyertai jemaat (1:2). Ada golongan lain yang beranggapan bahwa keselamatan itu milik orang tertentu yang diberi rahasia khusus, maka Paulus menyatakan bahwa rahasia itu telah diungkapkan secara terbuka (1:9; 3:9; 6:19). Golongan yang lain lagi beranggapan bahwa kekristenan itu menjadi sah jika mereka disunat secara lahiriah.

Paulus, tentu, tidak membiarkan pandangan ini menguasai jemaat Efesus. Karenanya, ia sampaikan bahwa orang-orang Kristen non-Yahudi termasuk kewarganegaraan Israel dan mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan karena Yesus (bdk. 2:12).

Golongan-golongan itulah yang menjadi sasaran surat Efesus ini. Paulus menyatakan bahwa jemaat Efesus tidak dibangun dari dasar pandangan-pandangan yang berbeda tersebut, tetapi mereka semua telah masuk ke dalam “kesatuan” Roh, yaitu Roh Yesus Kristus yang telah menaungi mereka.  Tuhan Yesus telah menjadi pintu yang menyatukan orang Yahudi dan non-Yahudi, dan orang-orang dalam berbagai pandangan-dunia disatukan ke dalam kesatuan iman kepadaNya.

Kata “yakhad” yang berarti “dinding pintu” telah diperankan oleh Tuhan Yesus Kristus, yang memungkinkan jemaat memiliki kesatuan Roh dan kesatuan iman.

Implikasi

Jemaat Tuhan Yesus Kristus memiliki terlalu banyak perbedaan latar belakang: warna kulit, ras, klas sosial-ekonomi, budaya, pendidikan, dan lainnya. Semua perbedaan tersebut tidak akan membawa ke arah kesatuan yang sejati, kalau tidak dilandasi kesatuan Roh. Beberapa pasangan rekan saya dapat membangun keluarga, sekalipun mereka berbeda secara fisik, antara lain: seorang gadis keturunan Tionghoa dan seorang pemuda Papua ataupunseorang wanita Ambon yang cantik dan seorang pemuda Jawa yang cacat akibat kecelakaan. Hal itu dapat mereka lakukan karena mereka telah dipersatukan secara Roh oleh Tuhan Yesus Kristus.

Kesatuan yang benar yang dibangun oleh anak-anak Tuhan tidak dilandasi oleh kesamaan-kesamaan jasmaniah dan mental, tapi dilandasi oleh Roh Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus telah menjadi pintu yang memungkinkan orang dari berbagai latar belakang menyatu.

(Artikel ini ditulis oleh Hery Setyo Adi  yang menggunakan berbagai sumber sebagai bahan rujukan)

 

Rusdy's picture

Kesatuan Klewer

Betul yah, tanpa Yesus, mana mungkin kita bisa bersatu. Ayo 'pasar klewer', jangan lupa alasan kita untuk bersatu!