Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

nostalgia

guestx's picture

Natal Adalah Oase

natal adalah oase
tanggal merah di kalender yang menandai libur
masa istirahat dari rutinitas yang melelahkan
masa jeda dari komunitas artifisial dan kerontang  

masa natal adalah masa pulang
ke tempat yang dalam ingatan disebut sebagai rumah
ke orang-orang yang terpisah jauh tetapi selalu ada
ke suasana yang selalu dirindu kala sendiri

ebed_adonai's picture

Kacamata.., oh.., Kacamata...

Beberapa waktu silam (ce'ile, kayak udah bertahun-tahun aja, hihi..), saya terlibat dalam sebuah obrolan dengan tiga kekasih SSers yang tampan dan ayu-ayu di FB, yang ada kaitannya dengan benda mungil berbingkai ini...

clara_anita's picture

One Day in Your LIfe....

Sandy....Seingat saya itulah namanya. Nama yang sudah lama tertinggal di pojok memori yang berdebu dan jarang saya singgahi. Nama milik seorang bocah remaja yang dulu pernah begitu memperlakukan saya dengan demikian istimewanya, meski tak pernah saya tanggapi dengan sungguh-sungguh.

Purnomo's picture

Cinta pertama terkubur tapi tak lebur.

 Kata orang, jika mencintai masa sekarang saja tidak mudah mengapa harus mencintai masa lalu? Tetapi pertemuan dengan mantan kekasih cinta pertama sering menarik kita ke masa lalu untuk menikmati kembali gairah dan getar-getar hati penuh misteri yang lama terpendam diam dalam memori. Bernostalgia adalah tindakan yang paradoks di mana kita mencoba menghadirkan kembali masa lampau yang tak mungkin kembali. Tetapi, adakah yang salah dengan nostalgia? Bukankah bernostalgia tidak berdosa dan tidak perlu berdosa untuk bernostalgia?

Inge Triastuti's picture

Nilai sebuah lambang

“Inge, bulan depan aku mau libur di Indonesia. Aku ke Jakarta dulu untuk satu urusan. Setelah itu, aku langsung naik kereta ke Jogja. Kereta kelas murah, karena aku mau dengar lagi orang-orang pakai bahasa Indonesia kelas ekonomi. Buat bingung, tapi variatif dan inovatif. Plis, temani aku ke Jogja. Aku mau nostalgia di sana. Aku mau tidur di tempat kosku dulu. Sore hari duduk di belakang rumah tunggu ayam dan anak-anaknya berbaris pulang masuk kandang. Breakfast gudeg di Plengkung. Makan jagung di alun-alun keraton. Kamu mau aku bawa satu arloji dari sini? Arloji Swiss terkenal indahnya. Atau kamu mau yang lain?,” sepotong kalimat imel dari Angela terbayang kembali ketika aku menanggalkan arlojiku sepulang dari kerja.