Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Konsep Setan dari Pemikiran Agustinus (AKHIR BAGIAN 7)

RDF's picture

 

 

Aurelius Agustinus, Agustinus Hippo ("Yang tahu banyak") (lahir 13 November 354 – meninggal 28 Agustus 430 pada umur 75 tahun) adalah seorang santo dan Doktor Gereja yang terkenal menurut Katolik Roma. Ia diakui sebagai salah satu tokoh terpenting dalam perkembangan Kekristenan Barat. Dalam Gereja Ortodoks Timur, yang tidak menerima semua ajarannya, dia biasanya dipanggil "Augustinus Terberkati". Banyak orang Protestan juga menganggap dia sebagai salah satu sumber pemikiran teologis ajaran Reformasi tentang keselamatan dan anugerah. Martin Luther, tokoh gerakan Reformasi, banyak dipengaruhi oleh Agustinus (Luther dilatih sebagai biarawan Augustinian), dan dalam fokus umum Protestanisme mengikuti Agustinus dalam dosa asal yang menuntun ke penilaian pesimis dari sebab dan aksi manusia terpisah dari Tuhan.

Agustinus merupakan anak tertua dari Santa Monika. Ia dilahirkan pada 354 di Tagaste, sebuah kota di Algeria Afrika utara yang merupakan wilayah Romawi saat itu. Ia dibesarkan dan dididik di Karthago, dan dibaptiskan di Italia. Ibunya, Monika, adalah seorang Katolik yang saleh, sementara ayahnya, Patricius seorang kafir, namun Agustinus mengikuti agama Manikean yang kontroversial.

Pada masa mudanya, Agustinus hidup dengan gaya hedonistik untuk sementara waktu. Di Karthago ia menjalin hubungan dengan seorang perempuan muda yang selama lebih dari sepuluh tahun dijadikannya sebagai istri gelapnya, yang kemudian melahirkan seorang anak laki-laki baginya. Pendidikan dan karier awalnya ditempuhnya dalam filsafat dan retorika,seni persuasi dan bicara di depan publik. Ia mengajar di Tagaste dan Karthago, namun ia ingin pergi ke Roma karena yakin bahwa di sanalah para ahli retorika yang terbaik dan paling cerdas berlatih (belakangan ia menyadari bahwa orang-orang di Roma menolak untuk membiayainya). Pemuda dari desa ini mendapatkan pekerjaan itu dan berangkat ke utara untuk menerima jabatan itu pada akhir tahun 384. Pada usia 30 tahun, Agustinus mendapatkan kedudukan akademik yang paling menonjol di dunia Latin, pada saat ketika kedudukan demikian memberikan akses ke jabatan-jabatan politik.

Monika, ibunya, mendesaknya agar ia menjadi seorang Katolik, namun uskup Milano, Ambrosiuslah, yang mempunyai pengaruh yang paling mendalam terhadap hidupnya. Ambrosius adalah seorang jagoan retorika seperti Agustinus sendiri, namun lebih tua dan lebih berpengalaman. Sebagian karena khotbah-khotbah Ambrosius, dan studi-studinya yang lain, termasuk suatu pertemuan yang mengecewakannya dengan seorang tokoh teologi Manikean, Agustinus beralih dari Manikeanisme. Namun bukannya menjadi Katolik seperti Ambrosius dan Monika, ia malah mengambil pendekatan Neoplatonis kafir terhadap kebenaran, dan mengatakan bahwa selama beberapa waktu ia merasakan bahwa ia benar- benar mengalami kemajuan di dalam pencariannya, meskipun pada akhirnya ia justru menjadi seorang skeptik.

Pada 396 ia diangkat menjadi pendamping uskup di Hippo (pembantu dengan hak untuk menggantikan apabila uskup yang menjabat meninggal dunia),hingga kematiannya pada 430. Ia meninggalkan biaranya, namun tetap menjalani kehidupan biara di kediaman resminya sebagai uskup. Ia meninggalkan sebuah Buku Aturan (bahasa Latin Regula) untuk biaranya yang membuat ia digelari sebagai "santo pelindung dari rohaniwan biasa," artinya, imam praja yang hidup dengan aturan-aturan biara.

Agustinus meninggal pada 28 Agustus 430, ketika Hippo dikepung oleh bangsa Vandal. Konon ia telah menganjurkan warga kota itu untuk melawan para penyerang, terutama berdasarkan alasan karena bangsa Vandal itu menganut ajaran sesat Arian.

PEMIKIRAN

Agustinus tetap merupakan seorang figur pusat, baik dalam Kristen maupun dalam sejarah pemikiran Barat. Dalam argumen filsafat dan teologinya, dia banyak dipengaruhi oleh Platonisme dan Neoplatonisme, terutama oleh karya Plotinus, penulis Enneads, kemungkinan melalui perantaraan Porfiri dan Victorinus (seperti dalam argumen Pierre Hadot). Pandangannya yang umumnya positif terhadap pemikiran Neoplatonik ikut menolong "dibaptiskannya" pemikiran Yunani dan masuknya ke dalam tradisi Kristen dan kemudian tradisi intelektual Eropa. Tulisan awalnya yang berpengaruh tentang kehendak manusia, sebuah topik sentral dalam etika, kelak menjadi fokus bagi para filsuf berikutnya seperti Arthur Schopenhauer dan Friedrich Nietzsche.

Berdasarkan argumen Agustinus melawan Pelagius, yang tidak percaya akan dosa asal, Kekristenan Barat telah mengembangkan doktrin tentang dosa asal tersebut. Namun, para teolog Ortodoks Timur, meskipun mereka percaya bahwa semua umat manusia telah dirusakkan oleh dosa asal Adam dan Hawa, berbeda pendapat dengan Agustinus dalam doktrin ini, dan karena itu memandang ajarannya ini sebagai salah satu penyebab perpecahan antara Timur dan Barat.

Meskipun doktrin Agustinus tentang predestinasi ilahi tidak sama sekali dilupakan dalam Gereja Katolik, doktrin ini diungkapkan dengan indah dalam karya Bernard dari Clairvaux, para teolog Reformasi seperti Martin Luther dan Yohanes Calvin akan menengok kembali kepada Agustinus sebagai inspirasi untuk memahami Injil Alkitab. Belakangan, di lingkungan Gereja Katolik tulisan Cornelius Jansen yang banyak sekali dipengaruhi oleh Agustinus, akan membentuk dasar dari gerakan yang disebut sebagai Jansenisme. Beberapa Jansenis bertindak sampai ke skisma dan membentuk gereja mereka sendiri.

Agustinus dikanonisasi oleh pengakuan populer dan dikenal sebagai Doktor Gereja pada 1303 oleh Paus Bonifatius VIII. Hari perayaannya adalah 28 Agustus, hari dimana diperkirakan dia meninggal. Dia dianggap sebagai santo pelindung dari pembuat bir, pencetak, teolog, mata yang bengkak, dan sejumlah kota dan keuskupan.

Bagian belakangan dari karya Agustinus Pengakuan-pengakuan terdiri dari sebuah meditasi yang panjang tentang hakikat waktu. Para teolog Katolik umumnya mengikuti keyakinan Agustinus bahwa Allah hadir di luar waktu dalam "masa kini yang kekal"; bahwa waktu hanya ada di dalam alam ciptaan.

Meditasi Agustinus tentang hakikat waktu terkait erat dengan pertimbangannya tentang daya ingat manusia. Frances Yates dalam studinya pada 1966, The Art of Memory (Seni Daya Ingat) berkata bahwa paragraf singkat dari Pengakuan-pengakuan, X.8.12, di mana Agustinus menulis tentang orang yang menaiki tangga dan memasuki suatu bidang ingatan yang sangat luas jelas menunjukkan bahwa orang-orang Romawi kuno sadar tentang bagaimana menggunakan metafora ruang dan arsitektural sebagai suatu teknik menemonik untuk mengorganisasi khazanah informasi yang besar jumlahnya. Beberapa filsuf Perancis berpendapat bahwa teknik ini dapat dilihat sebagai nenek moyang konseptual dari paradigma antarmuka pengguna tentang realitas maya.

Menurut Leo Ruickbie, argumen Agustinus melawan magi, yang membedakannya dengan mujizat, sangat penting dalam perjuangan Gereja perdana dalam melawan kekafiran dan menjadi tesis sentral dalam penolakannya terhadap para dukun dan perdukunan.

Agustinus memiliki 2 pandangan yang penting, yang pertama: manusia harus bergantung kepada kedaulatan Allah. yang kedua, manusia mempunyai tugas merefleksikan Allah didalam kehidupan sehari-hari. Jadi ada hubungan vertikal ke atas yakni Tuhan dan hubungan horizontal ke sesama manusia.

Pemikiran Agustinus terhadap Karya-karyanya

Agustinus menulis dalam Buku 18, Bab 46 dari Kota Allah (salah satu karyanya yang paling termasyhur selain Pengakuan-pengakuan Agustinus): "Orang-orang Yahudi yang membunuh Dia, dan yang tidak mau percaya kepada-Nya karena Ia harus mati dan bangkit kembali, namun mereka malah lebih hancur di tangan orang-orang Romawi, dan sama sekali tercabut dari kerajaan mereka; di sana orang asing telah berkuasa atas mereka dan kini mereka dicerai-beraikan ke berbagai negeri (sehingga memang tidak ada tempat di mana mereka tidak ada), dan dengan demikian digenapilah apa yang disaksikan oleh Kitab Suci mereka sendiri kepada kita bahwa kita tidak memalsukan nubuat tentang Kristus."

Agustinus memandang penyebaran ini penting karena ia percaya bahwa itu adalah penggenapan dari nubuat-nubuat tertentu, dan dengan demikian membuktikan bahwa Yesus memang adalah Mesias. Ini disebabkan karena Agustinus percaya bahwa orang-orang Yahudi yang tersebar itu adalah musuh-musuh Gereja Kristen. Ia juga mengutip dari nubuat yang sama yang mengatakan, "Janganlah bunuh mereka, agar mereka tidak melupakan hukum- hukum-Mu." (Mazmur 59:11) Sebagian orang telah menggunakan kata-kata Agustinus untuk menyerang orang-orang Yahudi yang dituduh anti Kristen, sementara yang lainnya menggunakannya untuk menyerang orang Kristen yang dituduh anti Yahudi.

Buku-buku

Tentang Doktrin Kristen, 397-426

Pengakuan-pengakuan Agustinus, 397-398

Kota Allah, dimulai sekitar 413, selesai tahun 426

Tentang Tritunggal, 400-416

Enchiridion

Penyangkalan: Menjelang akhir hayatnya (sekitar 426-428) Agustinus meninjau kembali karya-karyanya sebelumnya dalam urutan kronologis dan mengusulkan apa yang mungkin akan dikatakannya dengan cara lain dalam sebuah buku yang berjudul Penyangkalan; buku ini memberikan kepada pembaca sebuah gambaran yang langka tentang perkembangan seorang penulis dan pikiran-pikiran akhirnya.

Makna Harafiah Kitab Kejadian

•Tentang Pilihan Bebas

Karya-karya yang lain:

· Dalam bahasa Latin, di "The Latin Library": buku dan surat-surat oleh Agustinus

· Di "Christian Classics Ethereal Library" Terjemahan dari sejumlah karya Agustinus, termasuk pengantar

· Di "New Advent": Sejumlah karya Agustinus dalam bahasa Inggris, termasuk pengantar

· Augustine of Hippo Gambar-gambar, pilihan kutipan

· The Enchiridion oleh Agustinus

· Teks lengkap bahasa Latin dan sumber-sumber teks bahasa Italia

Surat-surat

• Tentang Mengajarkan Iman kepada Mereka yang Tidak Berpendidikan

• Tentang Iman dan Kredo

• Mengenai Iman tentang Hal-hal yang Tidak Kelihatan

• Tentang Manfaat Percaya

• Tentang Kredo: Khotbah kepada para Calon Baptisan

• Tentang Penahanan Diri

• Tentang Pernikahan yang Baik

• Tentang Keperawanan yang Kudus

• Tentang Kebaikan Kehidupan sebagai Janda

• Tentang Berbohong

• Kepada Consentius: Menentang Dusta

• Tentang Karya para Biarawan

• Tentang Kesabaran

• Tentang Pemeliharaan yang Harus Diberikan kepada Orang yang Meninggal

• Tentang Moral Gereja Katolik

• Tentang Moral Kaum Manikhean

• Tentang Dua Jiwa, Menentang Kaum Manikhean

• Tindakan atau Bantahan terhadap Fortunatus sang Manikhean

• Melawan Surat Manikheus yang disebut Dasariah

• Jawaban kepada Faustus sang Manikhean

• Mengenai Hakikat yang Baik, Melawan Kaum Manikhean

• Tentang Baptisan, Menentang Kaum Donatis

• Jawaban kepada Surat-surat dari Petilianus, Uskup Cirta

• Koreksi Kaum Donatus

• Jasa dan Penghapusan Dosa, dan Baptisan Anak

• Tentang Roh dan Tulisan

• Tentang Alam dan Anugerah

• Tentang Kesempurnaan Manusia di dalam Kebenaran

• Tentang Proses Peradilan Pelagius

• Tentang Anugerah Kristus, dan Dosa Asal

• Tentang Pernikahan dan Concupiscence

• Tentang Jiwa dan Asal-usulnya

• Menentang Dua Surat dari kaum Pelagian

• Tentang Anugerah dan Kehendak Bebas

• Tentang Kecaman dan Anugerah

• Predestinasi orang-orang Kudus / Karunia untuk Bertahan

• Khotbah Tuhan Kita di Bukit

• Harmoni Kitab-kitab Injil

• Khotbah-khotbah berdasaran Bacaan Terpilih dari Perjanjian Baru

• Traktat-traktat tentang Injil Yohanes

• Traktat-traktat tentang Injil Yohanes

• Khotbah-khotbah berdasaran Surat Yohanes yang Pertama

• Solilokui

• Narasi, atau Eksposisi tentang Mazmur

• Tentang Keabadian Jiwa

 

Semasa hidupnya Agustinus adalah seorang pengkhotbah yang ulung. Banyak orang tak percaya kembali ke gereja Katolik sementara orang-orang Katolik semakin diperteguh imannya. Agustinus menulis surat-surat, khotbah-khotbah serta buku-buku dan mendirikan biara di Hippo untuk mendidik biarawan-biarawan agar dapat mewartakan injil ke daerah- daerah lain, bahkan ke luar negeri. Gereja Katolik di Afrika mulai tumbuh dan berkembang pesat.

KOTA ALLAH: SEBUAH MAHAKARYA SASTRA AGUSTINUS

Satu dari beberapa tulisan terkenal Agustinus adalah De Civitate Dei (The City of God) atau Kota Allah. Karyanya ini juga terkenal sebagai mahakarya di antara para jenius besar Bapa-bapa Gereja Latin (The Latin Fathers), sekaligus menjadi karya sastra yang paling terkenal dan paling banyak dibaca di antara karya-karya Agustinus lainnya di samping Pengakuan-pengakuan (The Confessions). Bukan itu saja, karyanya ini telah memberikan pengertian dan inspirasi bagi banyak teolog, sejarawan dan orang Kristen tentang sejarah dan politik dalam perspektif Kristen selama berabad-abad.

Isi Kota Allah terbagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama (IX) adalah bagian yang menceritakan jatuhnya kota Roma sebagai suatu bencana (I-III) dan pemaparan konsep-konsep serta diskusi-diskusi tentang ilah-ilah orang kafir (IV-X). Bagian kedua (XI-XXIII) menjelaskan tentang asal-usul, perkembangan dan tujuan duniawi dan sorgawi kota-kota yang ada di dunia.

Agustinus menulis buku ini sebagai refleksi atas kejatuhan kota Roma pada tahun 410 M, yang sungguh-sungguh mengguncangkan dunia Mediterania. Sebelum kejatuhan kota ini, bangsa-bangsa Barbar di bawah komando Alaric dan pasukan orang-orang Visigoth mulai menyerang daerah-daerah kekuasaan kerajaan Roma. Ketika kerajaan Roma menjadi lemah karena serangan-serangan ini, orang-orang Roma yang beragama kafir mulai mempersalahkan kekristenan sebagai penyebab malapetaka itu. Mereka percaya bahwa dewa-dewa mereka sedang mengutuk orang-orang Roma karena pengaruh kekristenan yang sangat kuat di kota itu. Agustinus memberikan sanggahan terhadap tuduhan itu dengan menuliskan Kota Allah.

Dalam Kota Allah, Agustinus merefleksikan kejatuhan kota Roma yang kemudian menjadi bahan pemahamannya, mungkin lebih tepat penafsirannya, terhadap sejarah dunia secara universal. Penafsirannya dibuat dengan jalan menelusuri sejarah melalui dua pendekatan: pendekatan teologis dan filosofis. Jadi, tepatlah jika Kota Allah disebut sebagai mahakarya Agustinus, karena karyanya ini bukan saja merupakan karya teologi sejarah pertama, tetapi juga merupakan filsafat sejarah pertama yang sangat mengagumkan sekaligus merupakan filsafat politik yang telah berhasil mempengaruhi Eropa selama berabad-abad.

INTERPRETASI TEOLOGIS TERHADAP SEJARAH

Setelah mengambil keputusan untuk menjadi orang Kristen, Agustinus menjadi orang yang sangat mencintai firman Allah. Dia percaya bahwa gereja seharusnya menjadi tempat di mana pesta Kitab Suci "sudah selalu tersedia." Karena itu ketika memahami sejarah dan peristiwa- peristiwa yang ada di dalamnya, ia tidak pernah menggunakan pengertiannya sendiri, tetapi ia menggunakan dan kemudian mendasari tulisannya dengan perspektif Alkitabiah dan teologis yang kuat. Pemahaman yang demikian menghasilkan konsep-konsep sejarah dunia yang bermakna teologis. J. V. L. Casserley menekankan bahwa dalam karyanya ini, Agustinus mencoba menyediakan analisa Alkitabiah dan teologis tentang sejarah dunia.

Dari hasil pemikiran tentang sejarah, didapati bahwa sejarah merupakan misteri Allah. Di satu sisi, Allah adalah Allah yang tidak terselami dan tidak terjangkau oleh pikiran dan pengetahuan manusia. Tidak terselami jalan dan pikiran-Nya. Ia tidak di dalam waktu melainkan pencipta waktu. Di sisi yang lain, manusia memiliki keterbatasan untuk memahami secara keseluruhan ruang dan waktu yang diciptakan Allah ini, termasuk peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya. Hal ini menyebabkan manusia tidak mampu memahami sejarah dengan sejelas- jelasnya. Tidak ada seorang pun yang dapat menyingkapkan sejarah, karena sejarah dunia merupakan suatu  misteri yang mengherankan. Allah hanya menyingkapkan "sebagian" dari sejarah ini di dalam Alkitab, tetapi tidak ada seorang pun yang dapat menelusuri sejarah tanpa bimbingan ilahi dari kitab suci dan tanpa Allah yang bekerja di dalam sejarah.

Sebagian dari sejarah ini dijelaskannya dalam bagian akhir Kota Allah (XI-XXIII). Dalam bagian ini Agustinus mencoba menelusuri sejarah dunia melalui sejarah suci dalam Alkitab. Pada mulanya Allah menciptakan dunia ini. Ia menciptakan ruang dan waktu sebagai elemen- elemen dasar dari sejarah. Penciptaan sejarah yang demikian berimplikasi bahwa waktu memiliki awal atau permulaan. Prinsip ini dinyatakan sebagai argumentasi terhadap pandangan yang keliru, yang muncul pada masa itu, bahwa waktu tidak memiliki permulaan (XI:4). Pemahaman waktu harus selalu ada pada kerangka "pada awalnya." Hal ini berarti bahwa dunia tidak berada di dalam waktu melainkan secara simultan berada bersama-sama dengan waktu, sesudahnya berarti masa lalu dan sebelumnya berarti masa depan (XI:6).

Pengaruh dosa di dalam ruang dan waktu sangat fatal. Dosa telah memisahkan dua kota, kota manusia dan kota Allah. Kejatuhan malaikat menjadi awal atau permulaan terbaginya kedua kota ini. Tragisnya, pola kejatuhan ini terulang lagi dalam kejatuhan manusia pertama. Kedua kejatuhan ini adalah kejatuhan bukan karena keadaan alamiah mereka tetapi karena keinginan (XIII:3). Agustinus menjelaskan bahwa kota manusia telah dibangun oleh Kain pada awal sejarah ras manusia dan ini berkembang sampai ke masa kerajaan Romawi. Sementara itu, pada sisi yang lain, Habel telah membangun kota Allah, yang kemudian diteruskan kepada Abraham dan keturunannya. Ditekankan juga bahwa orang-orang yang hidup di kota Allah telah dipredestinasikan oleh anugerah untuk berada di tempat itu (XV-XVIII).

Kota manusia dan kota Allah memiliki bentuk dan karakteristiknya sendiri-sendiri. Bentuk dan karakter ini berakar pada kondisi manusia sejak awalnya, manusia yang berdosa dan manusia yang walaupun berdosa tetapi telah memperoleh anugerah pengampunan dari Allah. Kondisi inilah yang telah membedakan keduanya. Kota manusia bercirikan kehidupan yang sangat mengasihi dan memuliakan diri sendiri, sedangkan kota Allah, di sisi lain, bercirikan hidup yang mengasihi dan memuliakan Allah. Kedua perbedaan ini terus ada dan berkembang dalam lintasan sejarah, dan semua perbedaan yang berkembang ini akan menjadi sangat jelas pada akhir zaman.

KLIMAKS SEJARAH 

Dalam bagian akhir Kota Allah (XX-XXIII), Agustinus menjelaskan keadaan akhir sejarah dunia ini. Sebelum menjelaskan bagian ini, ia telah membagi sejarah dunia menjadi tiga era: pertama, masa sebelum hukum (masa anak-anak); kedua, masa di bawah hukum (dewasa); dan ketiga, masa anugerah atau sesudah hukum (masa tua). Pembagian ini menjelaskan bagaimana sejarah berkembang dari waktu ke waktu. Ini juga berimplikasi bahwa waktu sedang dan akan bergerak menuju ke titik akhir. Sekarang ini gereja ada pada era ketiga, ketika anugerah telah datang di dalam Yesus Kristus. Setelah itu, ada waktu di mana segalanya akan berakhir. Kota manusia akan berakhir, tetapi kota Allah, di mana gereja sesungguhnya ada dan hidup di dalamnya, akan masuk ke dalam kekekalan.

Konsep "berakhirnya kota manusia atau kota duniawi (civitate terrena)" ini sangat bertentangan dengan mitos "Roma Aeterna," kekekalan kekaisaran Romawi, khususnya kota Roma. Orang-orang Roma percaya kepada mitos bahwa kota Roma, yang dipimpin oleh seorang kaisar sebagai Dominus et Deus (Tuhan dan Allah), tidak akan dapat binasa. Kota Roma adalah kota yang kekal di mana dewa-dewa bersemayam di dalamnya dan memberi kejayaan baginya. Tetapi bagi Agustinus, kejatuhan kota Roma adalah bukti yang konkret bahwa pandangan atau mitos ini penuh dengan kesalahan. Kekekalan kekaisaran Roma adalah pandangan yang salah dan keliru, karena kota Roma adalah civitate terrena, dan dengan cukup keras disebut juga sebagai civitate diaboli, sebuah kota yang telah dikorupsikan oleh dosa asali, hawa nafsu, peperangan, haus kekuasaan dan telah terikat kuat oleh belenggu- belenggu Iblis (kejahatan).

Sejarah universal akan mencapai klimaksnya di dalam Yesus Kristus. Ia adalah konsumasi seluruh sejarah manusia. Pada klimaksnya, sejarah dunia akan dikontrol dan dikuasai oleh Yesus Kristus sendiri, apakah itu kota duniawi atau kota surgawi. Perbedaan kedua kota ini akan terlihat jelas nantinya. Walaupun demikian, tidak terlalu mudah untuk melihat dan mengerti secara nyata, sebab fakta sering membuktikan bahwa "gereja" yang mengaku sebagai bagian dari kota surgawi tidak dapat memperlihatkan kontrol dan kuasa Kristus itu atas dirinya. Di akhir zaman, kedua kota akan terus hidup dan berada dalam karakteristik mereka masing-masing, dan karena keduanya ada dan hidup berdampingan, maka keduanya akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Pada "hari terakhir" itu, ketika Yesus Kristus menyelesaikan segala pekerjaan-Nya, Ia akan membuat perbedaan antara kedua kota dengan jelas dalam hal karakter-karakter dan tujuan-tujuan mereka. P. Ricoeur mengatakan bahwa pada "hari terakhir" semua sejarah, kerajaan, peperangan, revolusi, penemuan, seni, moralitas dan filsafat, di dalam segala kebesaran dan kesalahan mereka akan bersama-sama direkapitulasikan dalam Kristus. Pada akhir sejarah dunia ini, Allah di dalam Yesus Kristus juga akan menghakimi dan menghukum yang jahat, dan sebaliknya, Ia akan membangkitkan orang-orang suci dan memberikan kebahagiaan kekal kepada mereka (XX-XXII).

Asal Usul Malaikat dan Roh Jahat Menurut Agustinus

 

Pembahasan seputar makhluk roh mendapatkan cukup banyak perhatian dari Agustinus. Ada tiga bagian utama yang terpenting di antara tulisan-tulisannya di mana beliau menguraikan hal ihwal makhluk roh. Pertama, melalui Civitate Dei (City of God) bab 11 & 12 dia mengupas penciptaan makhluk roh. Kedua, lewat De Genesi ad litteram bab 4 (On Genesis in literar) dia menyinggung pengetahuan makhluk roh. Dan ketiga, di dalam De Trinitate 2 & 3 (On Trinity) dia membahas peran makhluk roh di dalam peristiwa teophany khususnya pada masa Perjanjian Lama.

Di antara ketiga karyanya tersebut tampak dengan jelas bahwa bagian yang paling relevan dengan topik kita ini terletak pada City of God bab 11 & 12. Marilah kita meninjau lebih jauh bagaimana pandangan Agustinus mengenai kemunculan makhluk roh di dalam dunia ini! Melalui tulisan ini kita berharap bisa mengungkapkan kontribusi-kontribusi Sang Teolog mengenai asal-usul malaikat dan roh jahat.

Makhluk Roh Diciptakan: Malaikat

Bagi Agustinus, segala sesuatu di dalam alam semesta merupakan karya cipta Allah. Segala sesuatu lainnya tiada yang kekal, hanya Allah Trinitas kekal adanya. Artinya, kecuali Allah Tritunggal saja, hal-hal lain baik yang di langit dan di bumi maupun di dunia atau planet atau tatasurya mana pun adalah termasuk ciptaan Allah. Bahkan waktu pun tidak kekal. Dia menegaskan bahwa dunia tidak diciptakan “di dalam waktu melainkan bersama[-an dengan] waktu.” Beginilah Agustinus berargumentasi:

 

An event in time happens after one time and before another, after the past and before the future. But at the time of creation there could have been past, because there was nothing created to provide the change and movement which is the condition of time.

Secara tegas, mengenai penciptaan dunia dan waktu dia menyatakan: “The World was in fact made with time.” Jadi, waktu juga termasuk salah satu di antara sekian banyak ciptaan Allah lainnya.

Lantas bagaimanakah dengan firman Tuhan yang tercatat di dalam Injil Yoh 8:44? Bukanlah di situ secara eksplisit dikatakan Iblis “adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran?” Tidakkah itu berarti sejak semula dia telah diciptakan dalam keadaan jahat sehingga naturnya memang sudah jahat dari sono-nya? Agustinus menjelaskan ayat ini dalam Civitate Dei XI:15. Menurut Agustinus, beginilah kebenaran Yoh 8:44 seharusnya ditafsirkan: 

‘The Devil sins from the beginning’ will then mean, not that we are to think that he sinned from the first moment of his creation, but the from first beginning of sin, because sin first came into existance as a result of the Devil’s pride.’ 

Jadi, menurut Agustinus, Yoh 8:44 sama sekali tidak boleh ditafsirkan bahwa Iblis diciptakan jahat sejak awalnya. Maksud Yohanes sebenarnya ialah sejak pertama kali Iblis berbuat dosa, dia terus berdosa. Sejak pertama kali roh-roh jahat berbuat dosa, mereka terus berdosa. Lagipula, dosa menjadi eksis pertama kali di dalam dunia ini sebagai hasil atau akibat dari malaikat-malaikat yang memberontak kepada Allah di dalam kesombongan atau arogansi mereka.

Di dalam Buku tafsiran Injil Yohanes, Agustinus juga membahas Yoh 8:44. Ayat ini dikomentari oleh Agustinus sebagai berikut:

For the devil, in his ill-will to man, assuming the guise of a serpent, spoke to the woman, and from the woman instilled his poison into the man. They died by listening to the devil, whom they would not have listened to had they but listened to the Lord; for man, having his place between Him who created and him who was fallen, ought to have obeyed the Creator, not the deceiver. 

Ayat ini harus dipahami dalam konteks mengingat kembali kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa sebagaimana yang dicatat pada Kejadian 3. Melalui pemahaman itu Agustinus sampai pada kesimpulan bahwa paling sedikit Iblis di dalam diri sang ular adalah pembunuh manusia pertama. Itulah sebabnya kita tidak perlu bingung apabila dikatakan “Ia adalah pembunuh manusia sejak semula.”

Ayat di dalam Yoh 8:44 harus dibaca dengan seksama. Pada klausa Iblis “tidak hidup dalam kebenaran,” perlu mendapatkan perhatian kita. Terjemahan LAI ini sebenarnya sudah cukup jelas. Namun, guna lebih memperjelas dan mempertegas, marilah kita membandingkannya dengan beberapa terjemahan ke dalam bahasa Inggris! Tiga versi Alkitab utama dalam terjemahan bahasa Inggris yang dinilai paling akademis, yaitu NASB, NKJV dan NRSV, sama-sama membuat terjemahan “. . . does not stand in the truth.” Secara literal LITV menerjemahkannya dengan akurat, yakni “he has not stood in the truth.”

Uraian Agustinus mengenai asal-usul dan kejatuhan malaikat ini tercantum di dalam bagian pembahasannya mengenai asal-usul dua kota: kota surgawi dan kota duniawi. Beginilah dia berkata: “And first I shall explain how the beginnings of those two cities arose from the difference between two classes of angels.” Setelah kejatuhan sebagian malaikat maka para malaikat terbagi atas dua kelas. Yang masih setia kepada Allah tetap disebut malaikat sedangkan yang memberontak menjadi roh jahat. Kedua kelas atau kelompok malaikat ini merupakan cikal bakal terbentuknya dua kota.

Itulah sebab musababnya hingga sekarang kita mengenal dua macam makhluk roh atau dua macam malaikat. Macam pertama, makhluk roh yang baik atau tetap disebut malaikat. Macam kedua, makhluk roh yang jahat atau disebut roh jahat, yang merupakan hasil “permutasian” dari para malaikat yang jatuh ke dalam dosa.

Berdasarkan landasan firman Tuhan yang kokoh, Agustinus memberitahukan kepada kita tentang asal-usul dan kejatuhan para malaikat. Pada mulanya Allah menciptakan makhluk roh atau dengan istilah teknisnya, malaikat. Para makhluk roh atau malaikat itu diberi-Nya kemuliaan yang tinggi untuk melayani di hadapan Allah.

Akan tetapi, sampai pada suatu waktu, sebagian dari malaikat itu memberontak terhadap Penciptanya. Kelompok malaikat yang memberontak itu jatuh ke dalam dosa, kemudian lazimnya mereka disebut sebagai roh jahat. Sedangkan sisa malaikat yang masih setia kepada Allah tetap disebut malaikat. Itulah sebabnya sampai sekarang kita mengenal dan membedakan adanya dua jenis makhluk roh, yakni malaikat dan roh jahat. Demikianlah asal-muasal keberadaan malaikat dan roh jahat di dunia ini.

Tiga kitab dalam Kitab Suci bercerita tentang St. Michael, yaitu: Daniel, Wahyu, dan Surat Yudas. Dalam Kitab Wahyu 12:7-9, kita membaca tentang suatu pertempuran besar yang terjadi di surga. Michael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan Satan. Michael menjadi pemenang karena setia kepada Tuhan.

Kita dapat mohon bantuan St. Michael untuk menjadikan kita teguh dalam kasih kepada Yesus dan dalam mempraktikan iman Katolik kita. Untuk menghormati Malaikat Agung ini, marilah kita mengucapkan doa syukur dan pujian kepada Tuhan Allah.

 ‘Malaikat' menunjukkan jabatan, bukan kodrat (S. Agustinus).

Malaikat adalah makhluk rohani tanpa badan, yang keberadaannya merupakan suatu kebenaran iman. Sebagai makhluk rohani murni mereka mempunyai akal budi dan kehendak; mereka adalah wujud pnbadi. Mereka melampaui segala makhluk yang kelihatan dalam kesempurnaan.

 

Sesungguhnya the great adversary atau Setan bagi umat Kristen jemaat mula-mula adalah sistem pemerintahan Roma dan Yahudi. Sistem pemerintahan Yahudi berlalu sekitar tahun 70 M dan pemerintahan oposisi Roma juga selesai setelah kekaisaran mengadopsi kekristenan di bawah Constantine. Peperangan yang nyata terhadap kekristenan selesai. Keadaaan ini mengakibatkan berpindahnya keyakinan bahwa adversary atau Setan sesungguhnya berasal dari sistem yang tidak nyata dan dipercayai dari kosmik lain. Dalam keadaan politik inilah Agustinus hadir ke panggung.

Buah pikiran yang logis dan analitik dari Agustinus inilah yang dipercayai mempunyai pengaruh yang terbesar di dalam rekam jejak pemikiran Kristen tentang Iblis/ Setan yang kemudian menjadi buah tradisi bagi generasi-generasi seterusnya. Agustinus sendiri di dalam pemikiran-pemikirannya sebenarnya menyadari kelemahan-kelemahan ‘teori’ tentang Iblis itu namun dengan pemikiran-pemikirannya tetap mengangkat ayat-ayat Alkitab yang dapat dijadikan justifikasi pendukungnya.

Dalam hal ini, ia sangat fokus pada wahyu penglihatan secara simbolik yang tercatat pada Kitab Wahyu 12. Berikut penekanan pada ayatnya yang ke-7 sampai ke-9:

12:7 Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael  dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, 12:8 tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. 12:9 Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya. 

Selanjutnya pada Blog-Blog berikutnya, saya akan membahas pandangan AIkitab tentang penglihatan tersebut. Di sini hendak saya tegaskan bahwa apa yang Agustinus tidak perhatikan adalah mengenai konteks dasar apa yang tertulis pada Kitab Wahyu 12 bahwa penglihatan tersebut merupakan nubuatan tentang masa yang akan datang dan BUKANlah tentang deskripsi tentang apa yang telah terjadi di masa lalu tentang permulaan dari sejarah Penciptaan. Jelas bahwa TIDAK pernah ada catatan atau informasi pada kitab Kejadian yang mencatat sejarah penciptaan tentang pertempuran di Surga, sosok Setan/ Lucifer, malaikat yang jatuh, dll. Jika memang cerita epik tentang kejatuhan Setan itu pernah terjadi, mengapa harus dinyatakan pada kitab Wahyu yang merupakan penglihatan untuk masa yang akan datang (pada saat kitab itu ditulis oleh Yohanes pada masa itu)? Masakan untuk selama periode belum ditulisnya kitab Wahyu seluruh umat Allah harus hidup dalam kekosongan pengertian tentang asal usul Setan? Masakan Allah lalai akan hal ini?

Selanjutnya bahkan Agustinus pada pandangan-pandangannya menjadi begitu tertarik kepada sosok Malaikat Michael sebagai tokoh yang mengalahkan si Iblis dibandingkan sosok Kristus. Padahal pada kitab Kolose 2:18, Paulus pernah mengingatkan untuk tidak beribadah kepada malaikat. Namun, sejarah mencatat bahwa Agustinus pernah tergabung dalam The Angelici, sebuah sekte heretical sekitar abad ke-3 dengan ciri penyembahan kepada malaikat. Selanjutnya, Epiphanius meneruskan sebuah pandangan bahwa dunia diciptakan oleh para malaikat.

Lebih dari itu, jejak bukti sejarah yang dapat kita saksikan adalah peninggalan berdirinya sebuah pulau pasang yang disebut Mont Saint-Michel di pesisir utara Perancis. Pembangunan monastik yang pertama ini pada abad ke-8 yang dilakukan oleh St. Aubert, Uskup Avranches pada tahun 708 yang menurut legenda bahwa malaikat Michael menampakkan diri kepadanya dan memerintahkan dia untuk membangun sebuah gereja di pulau tersebut. Aubert beberapakali mengabaikan instruksi tersebut sampai akhirnya Michael membuat lubang di tengkorak uskup tersebut dengan jarinya.

 

Mont. St. Michel

Dari sini dan bukti-bukti sejarah, terlihat jelas jejak rekam bagaimana karya Agustinus Kota Allah dengan tendensi penyembahan malaikatnya tersebar dari generai ke generasi berikutnya yang akhirnya menjadi inspirasi bagi para pengikutnya dan akhirnya mulai memasuki babak pembangunan fisik yang tergambar dari karya-karya agung baik seni, bangunan dan kebudayaan seperti Mont Saint Michel yang disebutkan. 

 

Debu tanah's picture

@ RDF & Admin, melanggar policy

RDF, blog ini sebagian besar isinya sama dengan di sini. Beberapa blog2 yg lain sudah saya cek juga begitu.

Jika ini bukan tulisan original anda, maka jelas melanggar policy. Tetapi bila memang tulisan anda maka tetap melanggar policy Sabda.

Yang mana yang anda langgar?

Quoted:

C. Aturan Posting

Untuk memosting blog atau menulis komentar, setiap anggota dikenakan aturan sebagai berikut:

  1. ....
  2. Harus berupa tulisan orisinil. Jika mengandung kutipan (termasuk kutipan ayat Alkitab), maka harus ditandai dengan tanda kutip atau penanda yang lain; panjangnya tidak lebih dari setengah panjang tulisan; dan sumber kutipan harus dicantumkan dengan jelas.
  3. Belum pernah dipublikasikan di media lain, kecuali dari situsnya pribadi.

 

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

RDF's picture

@Debu tanah: kutip mengutip

debu tanah, terima kasih atas waktunya untuk menyimak bahkan melakukan pencarian terhadap asal-usul tulisan RDF.

Tidak saya pungkiri bahwa banyak hasil tulisan dalam Blog saya sejak dari awal adalah hasil dari kutipan sana sini. Perhatikan bahwa inti dari Blog saya adalah MERUNUT KABAR BURUNG tentang LUCIFER dan tentang inti dari tulisan ini silahkan Debu tanah cari sampai ke ujung langit bahwa BELUM ada ulasan seperti yang saya tuliskan. 

Namun tentunya dalam rangka merunut sumber sejarah, RDF TIDAK perlu lagi melakukan penulisan ulang hasil karya, sastra atau referensi yang sudah diterbitkan sebelumnya selain memverifikasi keasliannya dan mengutipnya. Apalagi jika merujuk pada hasil kutipan umum seperti wikipedia, sumber tulisan lain yang sudah menjadi daftar pustaka umum atau Alkitab. Sejak awal, beberapa pembaca SS sudah banyak memberikan masukan kepada RDF untuk menulis sumber kutipan, dan ini RDF jawab bahwa tujuan dari penulisan Blog RDF adalah berujung pada penulisan sebuah buku KABAR BURUNG LUCIFER yang pastinya pada penulisan sebuah buku akan dilengkapi dengan Daftar Pustaka. Hingga saat ini, RDF mem-posting ide-ide tulisan dan hasil runutan yang orisinil RDF lakukan terhadap sejarah dan maha karya tokoh-tokoh dunia yang sudah barang tentu dilakukannya pengutipan sana sini namun sekali lagi IDE dan TUJUAN dari Blog RDF adalah orisinil.

Masukan dari Debu tanah akan RDF pertimbangkan secara mendalam.

 

terima kasih

Debu tanah's picture

@ RDF, bagian mana?

Oooo, ternyata kutipan sana-sini toh ? Embarassed

tentang inti dari tulisan ini silahkan Debu tanah cari sampai ke ujung langit bahwa BELUM ada ulasan seperti yang saya tuliskan.  ]

Btw, bagian mana dalam tulisan di atas yang merupakan ulasan atau kalimat kamu sendiri dan bukan kutipan ? Surprised 

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

RDF's picture

@Debu tanah: Blog Lucifer

Betul Debu tanah. Saya tampilkan kembali inti dari tulisan saya tentang mitos Lucifer dalam 1 (satu) Blog khusus yang tanpa kutipan sana sini selain dari Pustaka Alkitab untuk merujuk kepada pasal-pasal dan ayat-ayat terkait Lucifer/Iblis.

Selanjutnya saya akan tetap menulis Blog-Blog yang merupakan rangkaian dari inti Blog sebagai bagian dari rekam jejak runutan yang mendukung tulisan inti saya dengan pastinya mengutip karya agung/ karya sastra/ sumber pustaka lain terkait dengan tema tulisan dikarenakan sudah barang tentu banyak sekali pustaka di luar sana yang membahas tentang lucifer. Adapun rambu-rambu tentang menyebutkan sumber pustaka akan saya perhatikan dan bagian yang tidak disebutkan acuannya merupakan buah pikiran sendiri 

Terima Kasih

Debu tanah's picture

@ RDF & Admin, tidak lebih dari setengah

Tadinya waktu melihat blog2 mu, saya kagum sekali, ee ternyata hanya blog kusa-kusi (kutip sana - kutip sini). Embarassed

Menurut policy, selain harus menyebutkan sumber pustaka, panjang kutipan tidak boleh melebihi setengah dari panjang tulisanSaran saya perbaiki deh blog2 yang melanggar policy tsb.

NB:

Admin seharusnya menertibkan blog2 yang melanggar policy. Sayang admin nya sering molor.. Tongue out

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

RDF's picture

@Debu tanah: bukan kekaguman

mohon maaf bukan decak kagum dari pembaca SS yang merupakan tujuan penulisan Blog Lucifer saya namun pemaparan kebenaran berdasarkan bukti-bukti atau fakta sejarah yang mengacu kepada kebenaran sejati Alkitab yang menjadi tujuan utamanya. 

Jika para pembaca SS dapat memverifikasi isi atau mengkritisi isinya itu menjadi tugas saya sebagai penulis Blog. Selebihnya untuk aturan kutap-kutip, saya persilahkan Admin SS untuk menertibkan sesuai 'konstitusi' yang berlaku di sini. 

Saya akan lebih bersemangat jika Debu tanah mengkritisi isi dari Blog jika memang Debu tanah pada kapasitas tersebut dan memahami aturan bermain verifikasi. Sekali lagi, bukan nilai kekaguman yang dibidik.

Salam

jesusfreaks's picture

@RDF : setuju Deta

kemungkinan besar kamu harus menulis RIBUAN PEMIKIRAN... RIBUAN PENDAHULUAN... RIBUAN TEMA... RIBUAN PEMBAHASAN... RIBUAN KESIMPULAN weleh weleh weleh.

kalau saya boleh usul, mungkin semua yang ingin kamu tulis simpan sendiri dulu aza.

selanjutnya kamu coba saja nekat untuk membuat 1 atau beberapa blog yang mudah untuk di cerna.

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

RDF's picture

@Jesus Freaks: Blog Lucifer

untuk menyatakan bahwa sebuah mitos itu adalah sebuah mitos maka saya harus menggali mitos tersebut lalu kemudian memahami mengapa mitos itu terjadi dan kemudian memberikan penjelasan bahwa mengapa mitos itu memang hanyalah sebuah mitos. 

mitos tentang lucifer yang adalah disebutkan sebagai malaikat yang 'jatuh' sudah berkembang ribuan tahun dan didukung dari generasi ke generasi dengan (mungkin) ribuan pemikiran dan ribuan pembahasan serta turun-temurun bertambah terus sub mitos-sub mitos di sekitar lucifer. Belum lagi perbedaan budaya, kurun waktu dan tempat semakin mempersulit (memperindah) kisah mitos lucifer. Itu sebabnya memang kemungkinan besar saya harus mempersiapkan ribuan pemikiran dan pembahasan untuk menjelaskan bahwa mitos lucifer hanyalah mitos lucifer belaka yang menarik untuk dipercayai bahkan harus saya katakan cukup 'baik' untuk dipercayai namun dengan sedih hati harus saya sampaikan bahwa mitos hanyalah mitos apalagi jika mau dianggap sebagai sebuah kebenaran yang berasal dari Alkitab.

Menilik usulan Jesus Freaks yang cukup baik, saya tempatkan ulang 1 (satu) Blog khusus (saja) tentang uraian saya bahwa mitos Lucifer adalah hanya sekedar mitos dan BUKAN sebuah kebenaran yang berasal dari Alkitab. Selebihnya, saya akan tetap menulis sub blog-sub blog yang memperjelas uraian atau merunut rekam jejak bagaimana, kenapa dan mengapa mitos Lucifer ini berkembang dari generasi ke generasi dan apa kata Alkitab tentang itu. 

Mudah-mudahan setelah memverifikasi ke beberapa tempat baik itu luar dan dalam negeri terkait berkembangnya mitos Lucifer ini, BUKU tentang Lucifer yang saya impikan dapat saya terbitkan dan saya akan pastikan Jesus Freaks akan mendapatkan satu buah copy dari Buku tersebut.

Mohon doa restu.