Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Melihat Ke Depan, Melihat Ke Belakang

teograce's picture

"Trust" dan "Believe". Dua kata dalam bahasa Inggris yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan menggunakan kata "percaya". Dua hal yang sebenarnya sangat berbeda. Belasan tahun yang lalu adalah pertama kalinya saya mengetahui perbedaan dua kata ini. Tapi sampai saat ini, kemungkinan besar iman saya terhadap Tuhan masih "Believe" belum "Trust". 

Saya tidak paham mengapa kebanyakan pengkotbah mengatakan bahwa semua janji yang ada di alkitab adalah janji Tuhan kepada seluruh orang Kristen. Contohnya saja Yeremia 29:11, digunakan sering sekali dalam banyak kotbah, padahal jelas-jelas ayat itu adalah janji Tuhan kepada orang Israel yang dihukum Tuhan, waktu mereka "berzinah" dengan allah lain, dan menyakiti hati Tuhan. Banyak orang juga sibuk meng-klaim janji Tuhan atas kesembuhan, karena katanya Alkitab berkata "oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh". Klaim ini klaim itu, yang ada ujung-ujungnya kecewa. Tuhan menjanjikan keturunan bagi Abraham, tidak berarti Tuhan menjanjikan keturunan kepada semua orang. Jadi apakah Tuhan menjanjikan hal-hal yang baik bagi orang Kristen?

I believe in Father, Son and The Holy Spirit. But do I trust in them? Apa yang dimaksud dengan trust? Apakah trust berarti percaya kepada semua janji-janji Tuhan di Alkitab? Apakah trust adalah percaya bahwa Tuhan mampu memberikan semua yang diinginkan? Apakah Tuhan layak untuk mendapatkan trust? Bagaimana cara untuk percaya (trust) kepada Tuhan? 

Sekian tahun perjalanan hidup dengan Tuhan, maka inilah kesimpulan saya tentang trust.

1. Trust bukan perasaan

Percaya kepada Tuhan adalah suatu keputusan, terlepas dari perasaan apa yang dirasakan saat itu. Mengambil keputusan berarti siap dan sanggup menerima segala konsekuensi dari keputusan tersebut. Oleh karena itu trust berarti mengambil risiko untuk melakukan yang namanya "leap of faith". Ini biasanya lebih mudah dilakukan saat emang cm Tuhan satu-satunya peluang yang tersisa, saat "there's nothing to lose".

2. Trust bukan "mengapa", "kapan", "bagaimana"

Terlalu sering, manusia terjebak dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut saat mengalami kesusahan. "Mengapa, Tuhan?", "Kapan, Tuhan?", "Bagaimana, Tuhan?". Keingintahuan adalah hal yang sangat natural. Ingin memegang kendali atas segala hal. Ingin segala kesusahan selesai dengan cepat. Bertanya tidak menambah iman, tapi menambah kekhawatiran. Daripada bertanya, gantilah pertanyaan itu dengan pernyataan "Aku percaya Tuhan baik bagiku, dulu sekarang dan selamanya. Tuhan sanggup dan akan menyelesaikan segala masalahku pada waktu Tuhan dengan cara Tuhan seturut kehendak Tuhan". 

Melihat ke belakang ada pernyataan kasih Tuhan. Kasih Tuhan dengan mati di kayu salib, kasih Tuhan lewat penyertaan sehari-hari, kasih Tuhan lewat pengalaman yang ada. Melihat ke depan ada garis finish yang dituju, mahkota yang Tuhan janjikan. 

Melihat ke belakang ada Tuhan, melihat ke depan ada Tuhan. 

Melihat hari ini ada kesusahan? Tuhan ada di masa lalu, Tuhan ada di masa depan, masakan Tuhan tidak ada di masa kini? 

 

 

__________________

-Faith is trusting God, though you see impossibility-

tilestian's picture

Like it

Sukaaa...

aku suka tulisan ini. Thanks ya.

Btw, jadi merenung nih, aku "believe" or "trust" ya..hahaha

__________________

God's will be done Smile