Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mengapa YHWH diterjemahkan LORD dan TUHAN ?

mujizat's picture

Syalom,

Sekian tahun yang lalu saya, Mujizat, bertanya-tanya dalam hati, mengapa nama Allah diterjemahkan berbeda dari yang tertulis secara hurufiah.

Apakah nama seseorang patut diterjemahkan?

Contoh2 berikut dalam urutan: Bhs Indonesia, English, Ibrani:

Musa = Moses = Mosyeh (Mo + sye + h)

Abraham = Abraham = 'Aberaham ('A + be + ra + ha + m)

Daud = David = David (Da+vi+d)

Lalu, mengapa jadi begini:

TUHAN = LORD = YEHVAH (YE+H+VA+H)

Mengapa nama Allah diterjemahkan berbeda?

Mungkin lantaran Mujizat males jalan-jalan di SS, akhirnya saya temukan di sebuah situs Yahudi, Kitab Perjanjian Lama dengan Suara, saya temukan bahwa orang Yahudi, ketika membaca kitab suci, ketika menemukan kata Yehvah TIDAK BERANI menyebutkan kata itu sesuai hurufiah, namun menggantikannya dengan Adonai.

Oh, begitu rupanya, maka Mujizat jadi PLONG,...

Kalau begitu, ajaran2 yang oleh suhu hai-hai disebut Namais, yang getol ngajarin nyebut "Bapa Yahweh" secara tidak sadar sedang menjerumuskan jemaat ke dalam sebuah bahaya besar, yaitu sebuah kemungkinan menyebut nama Allah dengan sembarangan.

Kalau Yesus sudah memberi teladan dengan menyebut Yang Mahamulia sebagai BAPA (Universal), dan bukan Yahweh (menyebut langsung proper name Allah) mengapa ada orang-orang yang petentang-petenteng mau sok melebihi Yesus dengan mengajarkan untuk menyebut nama Bapa Yahweh?

Yuk, kita ikuti teladan Yesus saja: Bapa Kami Yang di Surga,...

Puji Tuhan.

Mujizat

__________________

 Tani Desa

PlainBread's picture

Lord Voldemort

Pembicaraan masalah nama Tuhan yang tidak boleh disebut, mengingatkan saya sama buku/film Harry Potter, di mana banyak karakter di cerita tersebut takut menyebut nama si Lord Voldemort sehingga mereka memanggilnya dengan "You know who" atau "He who must not be named".

Larangan menyebut nama Tuhan adalah tradisi Yahudi. Mainstream Yahudi menyebut Adonai setiap kali bermaksud menyebut YHWH. Bahkan kalangan fundamentalis Yahudi, juga tidak berani menyebut Adonai, tapi menyebutNya sebagai "Hashem" (The Name). Kalangan Yahudi yang berbahasa Inggris bahkan menuliskan God dengan unik, yaitu G-D atau G-d. Apakah kita harus mengikut mereka, setiap menulis kata Tuhan harus ditulis dengan "T-H-N"?

Lagipula, kata Yahweh atau YHWH itu sendiri masih diperdebatkan. Orang mengenal kata tersebut karena pertanyaan Musa, "siapakah Engkau?" Dan Tuhan menjawab "Aku adalah Aku" = "I am who I am" = "Ehyeh asher ehyeh". Akhirnya menjadi YHWH (konsonan semua, di dalam hebrew).

Tapi penyebutan nama itu bagaimana?

Yahweh? Yahua? Jehovah? Yahwih? Yahowih? Yahuwah? Yehowih? Yehowah? Gak ada yang tau pasti. Belum lagi kalo ditransliterasi ke sistem atau bahasa yang lain.

Pengagung "nama YHWH" buat saya masih kurang semangat dalam mempertahankan ide mereka. Seharusnya mereka mati2an mengajak orang untuk memakai alkitab atau taurat yang berbahasa asli, supaya kesahihan nama Tuhan terjaga. Hahahaha. Allahu Akbar.

 

The only difference between a sarcasm and a satire is the first one is usually done with anger while the later one is done with a smile - PlainBread

dedyriyadi's picture

Man Robbuka

Dulu, waktu saya masih berada di "seberang", ada satu kisah yang diceritakan turun temurun. Dan ini semacam doktrin yang wajib diingat, diyakini. Asal doktrin tersebut saya tidak tahu pasti. Setahu saya di kitab suci "kaum seberang" tidak pernah mengatakan secara tertulis tentang hal ini. Lain soal kalau di dalam ujaran Sang Pemimpin, karena ujaran Sang Pemimpin harus jelas siapa yang mencatat, mengucapkan, dan siapa yang bertemu langsung dengan Sang Pemimpin ketika dia mengucapkan itu. (Prolognya kepanjangan ya? Hehehe) Intinya, di dalam kisah itu begini : ketika si Fulan mati, dia akan mendapat pertanyaan pertama dari malaikat penjaga alam antara ( di "seberang" dipercaya ada "alam antara" yang letaknya antara kematian dan kebangkitan kedua, alam Barzah namanya)  yaitu pertanyaan yang paling krusial; "Man Robbuka" yang artinya "Siapakah Tuhanmu"?

Jawaban dari pertanyaan ini sangat penting mengingat inilah dasar vonis di alam antara tersebut, apakah si Fulan bisa tidur dengan tenang atau mengalami penghukuman sepanjang waktu sebelum hari kebangkitan kedua. Untuk itulah untuk "kaum seberang" nama Tuhan begitu penting untuk disebutkan. Begitu menjadi pembeda bagi kaum itu dengan kaum yang lain.

Hal itu sangat berbeda dengan persyaratan keselamatan dalam Alkitab. Siapakah Nama Tuhan tidaklah menjadi penting. Sebab yang paling penting untuk selamat telah dikatakan oleh Kristus Yesus dalam Yohannes 11 : 25 - tentu semua sudah sangat hafal karena ini biasa disebut ayat emas. "Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,"

Kunci kehidupan di dalam kematian sekaligus kunci keselamatan walaupun kita sudah mati, bagi orang percaya ditentukan saat kita masih hidup! Bukan saat kita sudah dikuburkan. Jadi, apakah kita sudah percaya kepada Yesus?

Di dalam NamaNya ada Keselamatan Kekal!

PlainBread's picture

Nama bukan Mantra

Sejauh yang saya tahu, pengertian "Di dalam nama ...." itu bukanlah soal nama yang memiliki kekuatan magis sehingga orang yang menyebutkannya juga bisa menggunakan kekuatan tersebut.

Ketika menyebut "di dalam nama ..." itu seperti utusan dari kerajaan yang membawa nama raja bahkan membawa stempel kerajaan. Bukan soal nama si raja atau gambar dari stempel itu, tapi apakah benar orang tersebut diutus oleh raja yang bersangkutan atau cuma pura2? Ketika orang tersebut memang benar adalah utusan, tentunya seluruh kekuatan kerajaan berada di belakang orang tersebut.

Nama bukan sesuatu yang tahyul atau tafsir, karena nama terperangkap oleh alphabet alias abjad, terperangkap oleh keterbatasan cara lidah kita menyebutkannya.

Ketika kita bilang,"di dalam nama ...", pastikan dulu bahwa kita memang berada di dalam kekuasaan kerajaan tersebut dan merupakan perwakilan atau utusan kerajaan tersebut.

 

josia_sembiring's picture

@ All (OOT)

Apa yang ditakutkan manusia selama ini ketika mau mati? (Pertanyaan paling mendasar). Ada 2jawaban :

1. Takut dihukum kekal di neraka dengan kondisi seluruh panca indera berfungsi dengan baik  (Disiksa tanpa henti)

2. Takut Hilang lenyap tak berbekas (kosong, tiada, hampa seperti tidak pernah diciptakan)

3. Takut sendiri di kegelapan

Untuk orang2 yang menjawab point 1,  TUHAN merupakan kunci menghindarinya. Saya tidak tahu darimana asal muasal konsep disiksa kekal di NERAKA, karena hampir semua peradapan mengakui keberadaan NERAKA itu sebagai fakta walaupun tidak ada yang pernah kesana.

Untuk orang2 yang menjawab point 2, Mereka meng-apresiasi hidup. Hidup itu suatu yang sangat berharga. Ketika aku mati, apakah aku akan menemukan kehidupan setelah aku  mati? Merekan mungkin memilih hidup walaupun disiksa dineraka daripada hilang lenyap tak berbekas.

Untuk orang2 yang menjawab point 3, mati itu adalah kegelapan. Tidak ada yang suka dengan kegelapan. Sendiri di kegelapan adalah sesuatu yang mengerikan. Mungkin lebih baik disiksa tapi di tempat terang daripada diabaikan sendiri di kegelapan.

Jadi kita mempercayai tipikal TUHAN sesuai dengan pandangan kita tentang kematian. Hingga detik ini saya menganggap Pencipta Alam Semesta ini jauh lebih mulia dari sekedar menghukum orang2 yang sembarangan menyebur "NAMA-NYA". 

Kalau Yesus berkata : " Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup, Tidak ada seorangpun yang akan sampai kepada BAPA kalau tidak melalui Aku",

Mengapa tidak ada yang pernah berkata : " Sang Hyang Widi adalah Sumber Utama dari apa yang ada, dan meskipun Yesus mengatakan dia adalah Jalan kepada BAPA, BAPA yang ada pada-Nya jauh lebih mulia daripada sekedar menghukum kekal orang2 yang kedapatan tidak melalui jalan itu"

Umur manusia hanya 120 Tahun saja, Tolong kasih kesempatan kepada kami mengaku dengan lidah kami bahwa YESUS adalah TUHAN bagi Kemuliaan ALLAH BAPA sehingga kami tidak perlu menilai Kasih-Mu sebab ukuran Kasih-MU adalah diri-Mu. Jikalaupun kami tidak pernah mengakuinya didunia ini, Berbelas kasihanlah kepada kami untuk mengakuinya dihadapan-Mu kelak, sehingga genaplah Firman-Mu yang berkata:'

dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
 

 

kabarsukacita's picture

@JS... tanya?

JS, salam kenal

Dari mana anda tahu kalau umur manusia hanya 120 tahun saja, apakah dari kitab perjanjian lama ketika Tuhan menanti dengan sabar atas pekerjaan yang dilakukan oleh Nuh?

Tanya juga, apa anda tahu alasan kenapa Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup? Karena saya melihat anda menyinggung juga Sang Hyang Widi. Artinya juga anda mulai membandingkan Tuhan Yesus dengan kepercayaan lain, ini yang saya ingin belajar dari anda, mungkin anda pernah mempelajari lebih lanjut tentang hal ini.

__________________

.: "Tuhan Yesus adalah Yang Awal dan Yang Akhir.
Dia-lah Jalan, Kebenaran, Kebangkitan, dan Kehidupan." :.

josia_sembiring's picture

@ kabarsukacita --- OOT

Mengenai Yesus, saya cuma tahu Dia adalah manifestasi TUHAN yang tidak kelihatan dalam wujud manusia. Segala tindak-tanduknya adalah representasi dari TUHAN didunia nyata. TUHAN yang sebenarnya adalah tidak kelihatan. Wajar saja dia berkata dia adalah jalan, karena dia adalah manifesatasi TUHAN dalam wujud manusia (Inkarnasi). Jadi segala informasi mengenai TUHAN pastilah diketahui olehNya. Saya tahu apa yang ada dalam diri saya, demikian juga TUHAN tahu apa yang ada dalam diri TUHAN. Itulah definisi jalan yang dimaksud YESUS. YESUS tidak mendefinisikan jalan seperti TOL JAGORAWI. YESUS menekankan konsep melihat TUHAN dari diriNya. Itulah jalan dan kebenaran. Jalan karena melaui itulah satu-satunya kita mengenal TUHAN dan Apa yang disampaikannya adalah kebenaran dan membawa hidup. Pencarian manusia yang tertinggi adalah mengenal DIA yang menjadi sumber segala sesuatu a.k.a TUHAN. YESUS mengetahui benar tentang pencarian itu, makanya YESUS a.k.a TUHAN itu sendiri menyatakan kepada manusia tentang TUHAN, tentang diri-NYA sendiri. Dengan jalan itulah manusia bisa mengenal TUHAN yang sesungguhnya. Engkau mau tahu BAPA, lihatlah YESUS, engkau mau tahu TUHAN, lihatlah YESUS.

TUHAN tidak bisa terlihat oleh panca indera manusia, tetapi karakter TUHAN bisa kelihatan didiri YESUS. TUHAN itu Roh, TUHAN bukan materi yang bisa dijamah, TUHAN bukan benda atau mineral atau unsur atau senyawa yang bisa dicium, dirasa, diraba. Roh bukan materi. Roh adalah kuasa. Roh adalah sumber yang menghidupkan. Oleh sebab itu, kepuasan materi harus dipuaskan dengan materi. Kepuasan roh harus dipuaskan dengan Roh. Roh dan tubuh menyatu. Mediatornya adalah pikiran. Tubuh dan pikiran mediatornya adalah indera. Oleh sebab itu TUHAN harus bermanifestasi dalam wujud manusia (materi) sehingga manusia bisa mendengar lalu berbalik, melihat lalu berbalik, merasa lalu berbalik. Dengan demikian roh bisa dipuaskan. Sementara makanan roh adalah Firman TUHAN (Roh), karena roh bergantung kepada Roh.

Alasan Yesus menyatakan dia adalah jalan...dst adalah untuk membuka mata manusia mengenai pencarian tertinggi dari manusia. Apa yang engkau cari didunia ini? Apa pencarian tertinggimu didunia ini? Engkau tahu bahwa umurmu hanya 120 tahun saja, lalu apa yang menjadi target tertinggi-mu? Target tertinggi adalah mengetahui kebenaran dan mengetahui jalan menuju kebenaran dan mendapatkan hidup dari kebenaran. 

Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!

Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!"

 

Sang Hyang Widi adalah TUHAN yang transcenden bagi orang Hindu Indonesia. Dia tidak memilki rupa sehingga arca-nya tidak bisa dibuat kecuali tahta kosong. Pandangan mereka sama dengan pandangaan orang ROMAWI mengenai TUHAN yang tidak dikenal karena tidak ada patung-nya.

Kesimpulan : Hampir semua peradapan mengenal Manifestasi TUHAN dalam bentuk fisik manusia (Zeus, Brahma, Wisnu, Yesus dll). Namun TUHAN sebagai sumber dari segalanya (ROH) tetap tidak kelihatan dari dulu, sekarang hingga zaman yang akan datang.  Dia hanya akan terlihat dalam manifestasinya saja, karena dengan begitulah dia berinteraksi dengan manusia.