Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mengajar Sekolah Minggu

Nurhana's picture

Sebelum saya dibaptis saya pernah berjanji kepada Tuhan bahwa saya
akan melayani-Nya dengan setia. Saya pun belum tahu tentang arti dan
bentuk pelayanan itu seperti apa. Saya dibaptis ketika saya duduk di
kelas 3 SMP. Pengalaman mulai mengajar anak-anak, ketika saya membantu
hamba Tuhan yang sedang merintis pelayanan di kampung saya pada waktu
itu. Entah mengapa saya rindu untuk mengajar anak-anak. Saya membantu
mengajar sekolah minggu pada hari Jum'at, sehigga sekolah minggu
tersebut dinamakan "Jum'at Gembira". Meski demikian, saya tidak pernah
meninggalkan setiap kegiatan yang diadakan oleh gereja induk.

Tanpa saya sadari, dengan membantu mengajar anak-anak sekolah minggu
yang berjumlah kurang lebih 6-7 orang tersebut mambawa saya untuk
mengenal dan mencintai anak-anak. Saya mulai mempelajari buku pedoman
mengajar sekolah minggu yang diberikan hamba Tuhan itu kepada saya.
Dan akhirnya saya mulai mengajar anak-anak kecil yang masih suka
menangis, ribut sendiri dan saya bersyukur meskipun demikian mereka
tidak pernah melawan ketika pengajaran diberikan. Pengalaman ini
menjadi pemula bagi saya dalam mengajar anak.

Singkat cerita, akhirnya saya menerima kesempatan mengurus sekolah
minggu di gereja saya sendiri. Saya mencoba terapkan metode-metode
mengajar yang pernah saya terapkan dalam pengalaman sedikit yang telah
saya dapatkan di awal. Saya mulai mengikuti seminar-seminar sekolah
minggu yang terus membuat wawasan saya dalam mengajar anak bertambah.
Bertambahnya waktu membuat saya mengerti bahwa mengajar anak itu
menyenangkan. Dari sinilah saya boleh mendapatkan arti pelayanan dan
bentuk pelayanan. Maka, timbullah kerinduan dalam hati saya untuk
lebih mendalami pelayanan, khususnya dalam menangani anak sekolah
minggu. Akhirnya, saya menjalani studi di sekolah theologia selama 5
tahun. Sehingga dalam banyak hal saya dibentuk.

Secara otomatis pembentukkan tersebut menambah kecintaan saya terhadap
anak-anak. Sampai hari ini saya dapat menikmati betapa menyenangkan
mengajar anak sekolah minggu. Sering saya mendapat penghiburan dan
kekuatan ketika mengajar mereka. Pengalaman tentang pribadi anak yang
saya dapati, yaitu mereka merupakan anak yang lucu-lucu dan
menyenangkan, namun ada juga beberapa yang menjengkelkan. Pada
dasarnya mengajar sekolah minggu itu menyenangkan dan banyak hal yang
boleh kita dapatkan dari sisi-sisi kehidupan seorang anak.

Sungguh pelayanan itu indah. Tuhan memberkati.

tilestian's picture

@Nurhana Proses itu penting

Smile aku beri smile dulu sebelum kuberi komentar ... hehe.

Saat membaca blogmu ini, jujur aku tidak membayangkan bagaimana kamu mengajar sekolah minggu tapi justru yang terlintas di pikiranku adalah "proses" yang kamu lewati ... hehe.

Tentunya tidak mudah ketika memulai dari nol, hingga sekarang kamu benar-benar mencintai anak-anak dan ingin mendalami pelayanan. Wah, salut deh dengan kegigihan dan semangat mau bertumbuh (menambah wawasan, bertumbuh secara rohani) yang kamu miliki. Semangat terus!!

Btw, tantangan yang sering kamu jumpai saat melayani anak-anak apa saja?

 

__________________

God's will be done Smile

Love's picture

@Nurhana: mencintai kejengkelan

Mencintai anak-anak bukan berarti mencintai kelucuan mereka. Mencintai mereka berarti "mencintai pula kejengkelan" yang mereka timbulkan dalam hati kita ... dengan mencintai kejengkelan itu, kamu akan semakin terdorong mengenal mereka dan berusaha melihat dari kacamata kecil mereka.

Kalau kamu jengkel sama anak-anak di SM itu hal biasa. Tapi hanya sedikit guru yang bisa belajar mencintai anak-anak dari rasa jengkel yang timbul ....

Selamat melayani Tuhan melalui anak-anak itu ....

Nurhana's picture

@santi

Terima kasih untuk respons yang telah Anda berikan.  Sejauh ini dari pengalaman yang sudah ada, tantangan yang saya hadapi saat melayani anak-anak, yaitu:

1. Menghadapi anak yang suka ribut sendiri ketika saya mengajar mereka.

2. Keterbatasan alat peraga yang digunakan untuk mengajar mereka.

3. Menghadapi beberapa anak yang tidak mau dinasehati, khususnya mereka yang masih kecil, sekitar umur 4-5 tahun.

Namun, saya bersyukur apa yang menjadi tantangan itu tidak menghambat saya untuk terus melayani anak-anak. Saya yakin semuanya karena Tuhan.

Nurhana's picture

@Love

Benar apa yang menjadi pendapat Anda. Setelah membaca respons Anda, saya sadar bahwa dengan sikap anak yang menjengkelkan membawa saya untuk semakin mengenal mereka. Dengan sikap itu, saya dipacu juga untuk menemukan solusi dalam menghadapi karakter anak yang berbeda-beda. Dan ini membuat saya yakin bahwa saya semakin dibawa untuk bertumbuh dalam pelayanan dan dalam mencintai anak-anak dengan menerima pribadi mereka apa adanya.

Terima kasih untuk respons yang sudah diberikan.