Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Pelacur dan Orang Gila

Pak Tee's picture

      Seseorang tiba-tiba saja mendekatiku. Tanpa basa-basi dia bertanya, "Kamu minta berapa?"

      "Tujuh puluh!" kataku singkat. Saat itu aku tengah ngobrol dengan temanku, sesama PSK. Lelaki itu lalu menggamit tanganku agak menjauh. Tanyanya lagi, "Kalau 'long'?"

      "Nginap maksud Bapak?" Dia mengangguk. Aku menatapnya. Sudah cukup tua... setidaknya usianya di atas 50 tahun, Sebagian rambutnya sudah tidak lagi hitam. Tapi dia cakep juga. Setidaknya gayanya seperti anak muda. Celananya jeans, dan dia pakai jaket.

      "Berapa?" tanyanya lagi.

      "Lima ratus!" jawabku singkat. Terus terang aku belum pernah diajak menginap oleh pelangganku. Aku juga belum lama jadi PSK, baru dua bulan, belum lulus trainning kata temanku sesama PSK. Jadi aku ngawur saja, asal saja menjawab.

      Dia mengangguk-angguk. Aku tidak tahu apakah dia serius atau sekedar iseng biar dikira banyak uang. Tapi kalimatnya kemudian benar-benar membuat aku terkejut, "Oke! Aku booking kamu seminggu!"

      Hah?! Mulutku sampai terbuka tanpa sadar. Orang ini gila, atau dia seorang perampok atau teroris, atau seorang buronan polisi yang sedang butuh teman buat sembunyi?

      Tiba-tiba saja aku merasa takut.

      "Aku tidak bisa!" kataku begitu saja.

      "Kenapa?" terasa emosinya, tanganku sampai ikut tertarik.

      "Itu berarti tujuh hari, bukan tujuh malam!" Aku heran, kenapa jawaban itu yang keluar dari mulutku.

      "Jadi berapa?" dia mendesak.

      "Satu juta sehari!" mulut PSKku telanjur bicara, tak bisa lagi kucegah.

      "Oke! Aku booking kamu seminggu, tujuh hari tujuh malam!"

      "Oke! Tapi aku punya syarat!"

      "Apa?"

      "Tidak dimulai dengan malam ini, tidak membawaku ke tempat yang sunyi, dan beri aku 50% di depan!"

      "Oke! Kita ketemu dua hari lagi di tempat ini, pagi jam 10, uang yang kamu minta akan aku berikan saat berangkat! Tapi pada hari H aku mau kamu bersih dan tidak mengantuk! Oke?"

      "Oke! Deal!" kataku sambil menjabat tangannya.

      "Sampai ketemu lusa!"

      Dia pergi, begitu saja.

******

      Temanku tertawa terbahak-bahak setelah dia pergi.

      "Kok kamu mau meladeni orang gila itu?"

      "Orang gila?"

      "Ya. Jelas! Kecuali dia seorang sex maniak atau seorang psikopat! Pernah dengar PSK dibunuh dan dimutilasi?"

      Aku diam saja.

      "Kita ini pelacur jalanan, tarip kita lima puluhan. Kalau tidak gila apa? Masak dia mau sejuta sehari? Paling-paling dia juga cuma omong kosong saja. Bohong saja. Sekedar ngerjain kita. Seminggu lagi! Bah! Jangan-jangan aku tidak akan pernah ketemu kamu lagi!"

       "Apanya yang salah?"

       "Apanya yang salah? Huh! Dasar bocah! Pakai otakmu! Mereka yang kesini ini semua cuma seperti orang yang mau buang hajat ke sungai. Buka celana, mengejan sebentar, selesai. Buat apa seminggu. Ngapain aja?

       "Lagi pula kau sendiri kan tahu; setelah apa yang mereka lakukan pada kita; mereka akan tergesa-gesa pergi dengan pandangan yang begitu jijik terhadap kita. Seolah kita ini sampah, hasil jongkok mereka di tepi sungai, yang terapung dan hanyut dibawa air sungai.

      "Siapa yang mau berlama-lama lekat dengan kotoran?"

      Aku diam. Memang setiap pekerjaan butuh pengalaman dan pengetahuan, bahkan untuk pekerjaanku -- kalau itu boleh disebut pekerjaan. Terus terang aku bimbang. Ada perasaan sukaku pada lelaki itu. Entah apa, tapi aku merasa dia tidak akan menyakitiku.

******

      Dan aku lebih suka mengikuti perasaanku.

*******

      Hari H. Jam sepuluh kurang sepuluh aku sampai. Ternyata lelaki itu sudah menungguku. Dia membawaku naik taksi.

      "Kalau boleh tahu, kita akan kemana?"

      "Bandara!"

      "Bandara?"

      "Ya! Adisucipto!"

      "Memangnya kita mau kemana?"

      "Medan!"

      "Medan?"

      "Ya!"

      "Sejauh itu?"

      "Ya!"

      "Bapak tidak sedang bercanda, kan?"

      "Tidak!"

      Aku terdiam. Seribu satu perasaan bergejolak dalam diriku. Aku belum pernah bepergian sejauh itu. Bahkan aku belum pernah naik pesawat terbang.

*******

      Perjalanan yang cukup melelahkan dan... mendebarkan. Menunggu jam keberangkatan pesawat; transit di Jakarta; menunggu  lagi... sampai akhirnya mendarat di Polonia, Medan.

      Di atas kota Medan pesawat sempat berputar-putar sebelum mendarat. Kabut asap dari kebakaran hutan penyebabnya. Saat itu aku sempat menyentuh tangannya.

      "Pak, tidak takut jatuh?"

      Lelaki itu memandang keluar jendela. Hanya asap putih yang tampak. Dia memegang tanganku.

      "Apa menurut pendapatmu aku belum jatuh?"

      Aku tidak mengerti apa yang dikatakannya. Menurutku dia aneh. Mungkin benar apa yang dikatakan temanku : dia gila!

******

      Aku belum pernah tidur di hotel berbintang. Tapi dia, lelaki itu, membawaku kesana. Kamarnya di lantai lima. Kunci kamarnya berupa kartu, yang setelah dipakai untuk membuka pintu, dimasukkan ke kotak di balik pintu, dan secara otomatis menghidupkan lampu dan AC kamar. Aku takjub, tapi diam-diam. Takut dia tahu.

      Aku menyumpahi diriku sendiri sebab pakai lift saja aku takut; kini aku berada di lingkungan yang begitu asing. Bath tup untuk berendam, kloset duduk, shower dengan air panas & dingin, TV Kabel, Video, Kulkas dengan isinya, lampu tidur dengan dimmer, telpon, daftar makanan yang bisa dipesan... karpet di seluruh kamar....

      Sebenarnya aku lelah, tapi rasa ingin tahuku memaksa aku memeriksa setiap sudut kamar. Lelaki itu tidak peduli dengan ulahku, dia tampak terkantuk-kantuk memejamkan mata di pembaringan.

      Pintu di ujung kamar membawaku ke teras. Ada meja kursi di situ. Jauh di bawah tampak kolam renang dengan airnya yang biru dan taman di sekelilingnya. Kabut tipis asap kebakaran hutan masih saja ada di antaranya. Aku kembali masuk ke dalam.

      Di depan meja rias aku duduk. Kupandangi wajahku di depan cermin. Masih cantikkah aku? Lewat cermin juga kulihat dia, lelaki itu, tertidur pulas. Kubayangkan diriku sebagai partner seorang agen rahasia terkenal dalam sebuah film yang pernah kutonton di TV. Dan aku tersenyum sendiri.

      Lama kunikmati keberadaanku di depan cermin sebelum akhirnya kuputuskan untuk mandi.

      Entah berapa lama aku mandi, karena ternyata tadi aku sempat tertidur di bak mandi itu. Aku keluar kamar mandi dengan berbalut handuk. Dan lelaki itu terbangun.

      "Sudah mandi?"

      "Sudah!"

      "Tidak tidur?"

      "Sudah!" Jawaban pendek; gaya lelaki itu!  Aku sudah tertular!

      "Dimana bajumu?"

      "Kugantung di kamar mandi!"

      "Maaf, aku lupa katakan ini padamu; aku tidak ingin lihat kau berpakaian tidak sopan di hadapanku...!"

      "Apa?"

      "Kembali ke kamar mandi!"

      Aku bengong. Sepanjang hari ini banyak hal yang bikin aku serasa di negeri dongeng. Terbang, tidur di air, dan ketemu lelaki aneh ini. Aku kembali ke kamar mandi dan berpakaian.

      Aku duduk di dekatnya.

      "Bapak aneh!" Aku tak bisa menyimpan perasaanku.

      Dia tersenyum.

      "Maafkan aku, sayang" katanya sembari membelai rambutku. "Aku tidak ingin kau melayaniku di atas tempat tidur; aku cuma butuh teman. Kau masih terlalu muda. Dan aku belum pernah melakukannya selain dengan istriku."

      Wajahnya tampak sedih. Aku memandangnya dan mencium pipinya. "Kenapa Bapak tidak ajak istri Bapak saja?"

       "Dia pergi...! Sudah terlalu lama. Sudahlah... aku tidak ingin memikirkannya lagi."

       "Mungkin karena Bapak jahat padanya...."

       "Entahlah! Tapi kau begitu mirip dengannya!"

       "Benar?"

       "Ya!"

       "Jadi karena aku mirip dengan istri Bapak; Bapak juga jahat padaku?"

       "Apa?"

       "Bapak belum memberi uang muka!"

       "Oya, kenapa kau tidak memintanya?"

       "Aku lupa!"

       "Aku apa lagi!"

       Dan kami tertawa bersama.

******

      Duniaku adalah dunia abnormal. Dunia yang sepenuhnya tak kumengerti. Kejahatan ada di sekelilingku, bahkan nyawaku sendiri sewaktu-waktu dalam ancaman. Kini aku bertemu orang aneh pula; masihkah itu aneh bagiku? Dan jika aku menikmati kebersamaan ini, anehkah aku? Aku mengikuti perasaanku saja. Aku selalu mengikuti perasaanku. Dan kini aku merasa nyaman bersamanya. Rasanya aku menemukan apa yang selama ini tidak pernah kudapatkan: kasih sayang seorang bapak. Ya, aku rindu untuk dibelai dan dicium bapak. Aku tidak pernah punya bapak. Aku merebahkan kepalaku di dadanya, dan aku menangis.

      Air mataku meleleh turun. Aku terisak. Dan dia kaget.

      "Apakah aku sudah jahat padamu?"

      Aku memeluknya erat-erat. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Air mataku tumpah.

      "Sudahlah! Aku mau mandi. Kita nanti makannya turun saja. Sekalian ambil uang di ATM!"

      Aku sudah tidak peduli dengan uang yang dijanjikannya. Tapi aku membiarkannya pergi ke kamar mandi.

******

      Malam telah jatuh ketika kami turun. Masakannya enak. Ada live music. Kami duduk berhadapan. Lama dia memperhatikan aku makan.

     "Jangan pandangi aku terus!" kataku.

     "Kenapa tadi kau menangis?"

     "Nanti di kamar aku cerita, sekarang aku mau makan!"

     "Baiklah...!" Lalu dia mulai makan. Tapi matanya masih juga memperhatikanku. Mungkin dia heran oleh selera makanku.

     "Boleh aku tahu namamu?"

     "Hem..., boleh! Di jalan namaku Srie! Srie Klaten!" kataku dengan mulut penuh makanan. Entah jelas atau tidak kedengaran di telinganya. Dia mengangguk-angguk.

      Sejurus kemudian, setelah aku selesai makan dan mencuci tanganku di washtafel, aku menghampirinya dan mengulurkan tanganku.

      "Namaku yang sebenarnya Endah Susilowati!"

      "Gideon!" Dia menyebutkan nama itu.

******

      Setelah makan dan ambil uang di ATM kami segera naik, kembali ke kamar.

      "Kau bisa gunakan dulu uang itu untuk beli pakaian dan belanja, besok aku ganti! Aku ada acara besok, jadi kau bisa jalan-jalan sendiri. Maaf aku tidak bisa mengajakmu karena ini urusan bisnis. Tidak jauh dari sini ada Mal, kau bisa kesana. Tapi satu pesanku, aku sudah beri kau cukup uang, jangan sekali-kali melayani keisengan orang disini!"

      Aku tertawa. "Iya, Bapakku yang baik hati! Bukankah kebebasanku seminggu ini sudah Bapak beli? Lagipula aku memang butuh beli pakaian, aku berangkat cuma bawa dua stel... karena aku pikir aku tidak akan terlalu membutuhkannya. Ternyata...."

      "Sekarang katakan padaku; kenapa kau menangis?"

      Aku diam saja. Dia membelai-belai rambutku. Dan lagi-lagi aku merebahkan kepalaku di dadanya. Aku selalu mengikuti perasaanku. Aku tak suka berpikir panjang. Aku tak suka logika awam: Bahwa semua laki-laki yang mengajak tidur perempuan lacur adalah laki-laki bejat; sekalipun dia tidak menidurinya. Bagiku asal perasaanku nyaman aku akan menjalaninya. Apalagi aku merasa sudah tak punya apa-apa lagi, tak ada yang perlu kupertahankan. Bahkan nyawaku sekalipun.

      "Apakah aku menyakitimu?"

      Aku menggeleng.

      "Aku ingin punya bapak! Aku ingin merasakan bagaimana rasanya punya bapak!"

      "Memangnya bapakmu dimana?"

      "Kata Ibu bapakku meninggal ketika aku masih dalam kandungan."

      "Kau mau jadi anakku?"

      "Bapak mau punya anak seorang pelacur?"

      "Ibumu tahu kau melacur?"

      Aku menggeleng.

      "Ibumu pasti cantik...!"

      Aku diam saja.

      "Kau tak ingin berhenti? Kasihan Ibumu!"

      Pertanyaan klasik! Aku tidak ingin menjawabnya. Itu pertanyaan yang selalu muncul di kepalaku berulang-ulang. Pertanyaan dari diriku sendiri.

******

      Aku membuka dompetku. Disitu ada foto Ibu. Aku memang sudah mengecewakannya. Aku sudah bohongi Ibu berkali-kali. Sedang apa ia sekarang? Tidakkah ia sedang berdoa untukku?

        "Foto siapa?"

        "Ibu!"

        "Ini foto Ibumu?"

        "Ya!"

        "Jadi... kau anaknya Bu Sagiman?"

        Aku tercekat. Jantungku berdebar begitu keras.

        "Bapak kenal Ibu?"

        Lelaki itu diam.

        "Pak...!" Aku memandangnya dengan heran, bingung dan penuh rasa takut. Lelaki itu memelukku.

        Sejenak lelaki itu melepaskan pelukannya. Dia memandangiku.

        "Bapak kenal Ibu?"

        "Ya!" Lelaki itu mengangguk. "Aku pernah kost di rumah Eyangmu di Sukabumi!"

        Terus terang aku bingung. Deg degan dan takut.

        "Sekarang kalian tinggal dimana?"

        "Klaten!"

        "Bilang Ibumu; aku ingin ketemu!"

        Bilang Ibu? Gila apa? Sekalipun lelaki ini pernah kost di rumah Eyang, tapi apa hubungannya dengan Ibu? Kalau sampai lelaki ini cerita ke Ibu tentang apa yang kulakukan selama ini... apa jadinya? Tidak! Aku tidak akan bilang Ibu>

        "Tanya juga ke Ibumu kenapa ia bohong?"

        "Bohong?"

        "Ya! Bapakmu masih hidup!"

        "Bapak masih hidup?"

        "Ya! Bapakmu masih hidup. Dan sudah lama mencari-cari kalian berdua!"

        "Dimana dia sekarang? Apakah bapak sehat?"

        "Bapakmu sehat. Berikan alamatmu, biar bapakmu bisa menemuimu dan Ibumu."

         "Tapi...?" Aku bingung.

         "Jangan kuatir! Rahasia kita berdua akan tetap menjadi rahasia kita berdua! Aku janji!" Dia mengangkat tangannya.

         Aku menuliskan alamatku.

******

        Hari masih pagi ketika aku terjaga. Lelaki itu sudah rapi. Dia tampak memperhatikanku.

        "Cepat mandi! Kita pulang!"

        "Hah....?!"

        "Jangan kuatir! Uangmu utuh untuk tujuh hari!"

        "Maksudku.... ah, aku cuma kaget saja. Kenapa mendadak mau pulang; sedangkan kita baru semalam disini. Tempat yang begitu jauh...."

         "Ada yang lebih penting di Jogja!"

         "Bapak tidak jadi urus bisnis Bapak di sini?"

         "Tidak!"

         "Jadi aku tidak jadi jalan-jalan?"

         "Nanti kuberi tambahan uang untuk jalan-jalan!"

         Aku terdiam. Aku suka mengikuti perasaanku. Tapi laki-laki ini, membuat aku bingung dengan perasaanku sendiri.

******

         Seperti sudah kuduga; Ibu kaget dengan kepulanganku.

         "Lho! Katanya seminggu; kok sudah pulang?"

         "Acaranya dibatalkan!"

         "Kok bisa? Perusahaan besar kok bisa seperti itu?"

         "Ya, tidak tahulah, Bu! Katanya mendadak akan ada audit dari pusat, jadi aku disuruh pulang dulu!"

         "Terus?"

         "Ya, tunggu saja!"

         "Tapi kau sudah sampai Surabaya?"

         "Ya sudah, Bu! Di hotel semalam, langsung besoknya pulang!"

         "Ibu hanya bisa berdoa. Terus terang Ibu kuatir. Perempuan pergi jauh, sendirian lagi! Kalau saja Bapakmu masih ada...."

          "Tadi di kereta aku duduk dekat seorang lelaki setengah tua, katanya kenal bapak. Katanya bapak masih hidup....!"

          "Ah, siapa bilang... bohong itu!'

          "Benar kok, Bu! Katanya dia pernah kost di rumah Eyang!"

          "Nah! Ketahuan kan bohongnya! Kamu percaya? Eyangmu itu tidak pernah terima kost! Rumahnya saja kecil; bagaimana mau terima kost? Hati-hati kalau dekat dengan orang yang tidak kamu kenal. Satu-satunya orang yang pernah kost di rumah Eyangmu itu, ya bapakmu itu... Kost gratis...! Ha... ha... ha...!"

          Ibu tertawa. Tapi aku mengeryitkan keningku.

          "Bu... siapa nama baptis bapak?"

          "Gideon! Memangnya kenapa?"

          Rasanya hantaman yang begitu keras memukul dadaku. Aku memegang kepalaku. Tubuhku gemetar.

         "Endah! Kau kenapa?"

         "Tidak apa-apa kok, Bu. Aku pusing. Aku mau tidur!"
         

__________________

Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!

Purnomo's picture

Jadi ingat film Pretty Woman

membaca blog ini. Pelacur dibooking seminggu dgn bayaran amat tinggi hanya untuk teman bicara, naik pesawat, menginap di hotel, beli pakaian dapat ganti.  Ini pengantarnya.

Konflik yang dibangun kemudian tidak mirip dengan Pretty Woman. Hanya saja kota-kota yang jadi setting cerita ini - Surabaya, Klaten, Solo, Jakarta (transit saja kok), Medan - membuat saya senyum-senyum. Untung dari Medan ke Klaten tidak pakai kereta lewat Semarang. Ah, sukabumi.

Saya berharap ronde kedua lebih seru.

Salam.

PS: Saya senang tokoh lelakinya, "sudah tua gila lagi".

 

Pak Tee's picture

Kotanya kurang satu!

Kota yang Anda sebut kurang satu! He... he... he... mana hayo?! Kenapa senyum-senyum dengan kotanya? Ada sweet memories? Harap maklum kalau kurang seru, baru belajar...! Saya suka prettu woman and beautiful woman. Salam juga, salam hangat!

__________________

Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!

joli's picture

om Tee, pelacur mahal

jadi ingat Gomer pelacur mahal :)

Om Tee, saya suka gaya tulisannya. juga suka signature-nya. BAGUS..

"Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!"

aku bantu menanam banyak pohon ya, sudah di latih Purnawan di penghijauan merapi kemarin. Menanam pohon trembesi :)

Purnawan Kristanto's picture

Kerja Bakti

Kami (gereja-gereja di Klaten) mau kerja bakti [lagi] ke desa Ngredi membersihkan lahar dingin Merapi. Cik Joli dkk mau ikutan?

__________________

------------

Communicating good news in good ways

Pak Tee's picture

Thanks.

Teima kasih mau bantu menanam banyak pohon. Purnawan memang patut dicontoh: nggak cuma omdo. Ayok tanam lagi. Trembesi juga bisa bikin teduh dan adem di hati. Thanks commentnya.

__________________

Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!

psikologila's picture

jadi ingat eleven minute

cerita pelacur, ingat novel eleven minute yang mengisahkan kehidupan pelacur (yang juga manusia)...

Pak Tee's picture

Belum pernah baca.

Wah sayang banget aku belum pernah baca, kelihatannya asyik, bisa buat tambah pengetahuan juga tuh! Salam kenal ya....

__________________

Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!

ebed_adonai's picture

Iya....

Iya, betul kata om Purnomo, mirip dengan kisah di film "Pretty Woman" ya?

Tapi emang bener.. Nggak tahu kenapa, suka nggak suka, orang-orang dari dunia seperti itu biasanya punya kadar afeksi yang agak lebih (imho lho ya?). Bisa saja film "Pretty Woman" dibangun berdasarkan realita ini. Mereka umumnya lebih toleran. Lebih berpositif thinking. Lebih sensitif terhadap kesusahan orang lain. Lebih tidak pamrih dalam membantu. Mungkin karena perasaan direject oleh sesama yang tidak seperti mereka kali ya? Entahlah. Soal dosa nggak dosa itu urusan lain.

"...Aku tak suka logika awam: Bahwa semua laki-laki yang mengajak tidur perempuan lacur adalah laki-laki bejat; sekalipun dia tidak menidurinya..."

Tidak bisa lebih setuju lagi Pak Tee.... Smile

Salam tidur dari Magelang.....

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

Pak Tee's picture

Magelang.

Magelang... dua belas tahun aku "nglajo" kesana. Pagi berangkat, sore pulang. Sempat kost juga di Bayeman. Malam makan nasi urap di emper toko jalan Pemuda, paginya naik darling (Tidar keliling), angkutan kota yang muteri gunung tidar. Salam hangat dari Jogja.

__________________

Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!

joli's picture

Purnawan dan psikologila

@purnawan, kapan? bagaimana bersihkan lahar dingin? setiap hari saya sudah ambil lahar dingin tuk di kirim ke solo sebagai bahan bangunan.

Ajak pak Tee juga tuh Wan, bukan-kah pak Tee juga dekat dengan Merapi?
Ayok pak Tee join with us. GKI Jogja kan?? kita kopdar di Merapi sambil nyapu lahar :)

@Psikologila, wah penggemar coulho juga ya? eleven minute ku baca 2-3 tahun lalu. cara menikmati "sakit" nya lumayan menarik :)
Pelacur di tangan coulho jadi sangat manusiawi dan menyentuh

 

 

Purnawan Kristanto's picture

Cik Joli: Ambil pasir di Ngredi saja

Ambil di desa Sindumartani, Ngemplak saja cik. Lokasinya, utara candi Prambanan. Desa ini menjadi pertemuan kali Opak dan kali Gendol yang sama-sama membawa lahar dingin. Sampai sekarang warga kewalahan untuk membuang pasir yang merendam rumah-rumah mereka.

Gereja-gereja di Klaten (GKI dan GKJ) sudah membantu membersihkan pasir tapi kewalahan karena jumlah pasir yang melimpah. Kami sedang menggodok rencana untuk menyewa alat berat, tapi biayanya terjangkau. Mungkin kami kurang berdoa dan puasa sehingga belum ada mukjizat dalam bentuk kucuran dana.

Bagaimana kalau mengambil pasirnya di sana? Itu akan sangat membantu warga menyingkirkan pasir dari rumah mereka.

Berikut foto-foto kerja bakti oleh gereja di Klaten:

Photobucket
Pasir membenam rumah warga sampai selutut


Photobucket 
Warga gereja di Klaten ikut kerja bakti membersihkan pasir. Sungai yang di bawah itu dulunya adalah persawahan dan pemukiman penduduk. Mendadak berubah menjadi aliran sungai karena dihantam lahar dingin Merapi.


Photobucket

Orang Kristen ikut membersihkan masjid dari serbuan pasir.

__________________

------------

Communicating good news in good ways

joli's picture

wah peluang usaha tuh..

kirim alamat nya mana? nanti seluruh leverasir pasir joli kasih tahu tuk kesana.

btw, jalan-nya bagus nggak? untuk mobilisasi truk2 besar??

itu pasir beli atau ambil atau bgmn??

bisa untuk usaha DKP tuh Wan, tinggal sewa truk dan back hoe aja..

 

 

psikologila's picture

Penggemar Berat, Joli

Cara berceritanya sederhana, tapi maknanya dalem banget. Apalagi cerita yang The Alchemist, inspiring :)
Di novel ini, awalnya aku takut, curiga skaligus penasaran ma isinya, ternyata ampuh mengubah pandanganku ttg pelacur :)

 

joli's picture

@psikologila, benar-benar dalem..

Sudah baca "the witch of portobello?" sangat menarik. Saking sangat suka dengan buku ini, aku beli beberapa, dan salah satunya membuat Minmerry bingung, ketika aku kirim ke minmerry untuk kado pernikahannya. ha..ha..

disana juga diceritakan, hal tidak diperbolehkan ikut perjamuan kudus atau terima komuni hanya karena mereka sedang akan "bercerai"

indah cara mentuturkan nya, dan benar kata psikologila, makna-nya sangat daleeeem.

 

psikologila's picture

@Joli, beluuuum

Buku Coelho yang udah kubaca hanya "The Alchemist", "Veronica must die", "Eleven Minutes," dan Reflectionnya Coelho. Aku baru baca yang resensi "the witch of portobello" Joli....

Aku sempat kecewa dengan terjemahan buku "Veronica must die". Isinya kayaknya bagus tapi terjemahannya buat jungkir balik bacanya. Jadi ragu juga mau beli buku Coelho versi Indonesia.

Awalnya Coelho disangka gila ngomong2 sendiri lho, trnyata dia genius merangkai kata-kata...

 

nobietea's picture

weddeeww...

*ambilkalkulator*

harga pasir disini adalah Rp. 1.400.000/ truck

setiap satu proyek cluster aja minimal pemesanan bisa 4 truck

 

... sudah membantu membersihkan pasir tapi kewalahan karena jumlah pasir yang melimpah

*melirikkeinfoompur*

waaahhh desa itu punya banyak uang yang belum begitu disadari... ehmm

 

aaahh indonesiaku kaya raya...  *mukebangga*

tapi...... 

__________________

maaf.. bie kurang pintar

joli's picture

bila pelacur jadi juragan

ha..ha..ha..

Om Tee, harap maklum dengan SabdaSpace a.k.a pasar klewer. Bila blog pelacur jadi blog jualan pasir, yang nggak nyambung ama pelacur

Eh, bisa ding, kalau mau di sambungin. Si Sri kan dari Klaten tho??

Tuh Nobietea sudah hitungkan harga pasir per truk fuso. Purnawan sudah ada lokasi penambangan di rumah penduduk, barangkali tetangga-an dg bu Sagiman. Tinggal suruh Bapak tua yang suka melirik pelacur, untuk modal-in alat berat. Jadi dech.. untuk menolong Si Sri tidak melacur lagi. Bila beruntung bisa dapat lebih dari sejuta sehari loh...

 

 

Pak Tee's picture

Usul bagus

Usul bagus tuh kalau semua pelacur jadi penjual pasir. Aku cukup kerasan kok di sini, rasa persaudaraannya cukup kental. Terus terang aku masih harus banyak belajar karena bakul baru. Harap maklum aja. Sempat kaget juga lho dengan banyaknya komentar.

__________________

Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!

joli's picture

pelacur favorit

pak Tee : Sempat kaget juga lho dengan banyaknya komentar.

Pelacur memang favorit kok. klik "aku seorang pelacur"  tulisan ku di awal2 masuk SS.

ni barusan perhatikan hits nya lumayan banyak loh more than 12500, kalau di check hits itu bukan hanya dari pembaca SS, tapi sering dari google search atau yahoo search orang2 yang cari "pelacur" keblasuk ke SS :p

Jadi jangan kaget, bila banyak komentar, karena pelacur memang favorit, bukan hanya untuk pak tua, tapi.. ha..ha..ha..

 

Pak Tee's picture

Luar biasa!

Komentar untuk tulisan Joli cukup satu kata saja: luar biasa! Luar biasa untuk jumlah pembacanya, luar biasa untuk tulisannya yang memang bagus. Saya tidak sekedar memuji agar Anda senang tapi berdasarkan fakta bahwa Anda memang mampu menampilkan sosok Gomer dengan begitu wanita banget. Impian-impiannya, perasaan dan pikirannya terasa hidup. Dengan membacanya pembaca akan lebih mengerti perempuan. Hal kedua adalah karena materi tulisan pas banget dengan medianya (tokoh alkitab ditulis di blog kristiani). Jadi kalau ada orang iseng yang tersandung masuk ke blog Joli, ya saya ikut bersyukur saja, karena mereka masuk ke blog bagus dan media yang bagus juga.

__________________

Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!

Purnawan Kristanto's picture

Mudah ditebak

Cara bertuturnya baik, tapi endingnya mudah ditebak. Kurang nendang! Mohon maaf kalau sok teu.

__________________

------------

Communicating good news in good ways

Pak Tee's picture

Setuju

Setuju banget dengan pendapat Anda! Sebenarnya saya sendiri sadar akan hal itu sebelum mengunggahnya. Kenapa tetap diposting? Jawabannya adalah:

1. Saya percaya pada proses belajar. Kalau mau pintar menulis ya harus menulis, menulis dan menulis (tidak cuma baca bagaimana cara menulis yang baik dan menarik; tapi praktek: mulai menulis). Kalau mau jadi pengusaha, jangan cuma baca buku bagaimana jadi pengusaha yang sukses; tapi mulailah dengan melakukan usaha (tanpa memulai usaha, sampai matipun dia tidak akan pernah jadi pengusaha... apalagi sukses!).

2. Ini cerita pertama saya. Tanpa pernah diunggah saya tidak akan pernah  dapat umpan balik untuk perbaikan tulisan saya ke depannya. Rugi kan?

3. Di SS ini banyak penulis hebat. Salah satunya Anda (tidak sedang memuji!). Nah saya harap Anda (dan teman-teman lain yang lebih senior) tidak pelit untuk membagi ilmunya.

Kelemahan tulisan saya di atas, menurut saya, adalah:

1. Seperti pendapat Anda: Endingnya mudah ditebak.

2. Datar. Tidak mengerucut ke klimaks.

3. Terasa setiran penulisnya, cerita dipaksakan ke ending tertentu. Saya bahkan sempat berpikir: apa ada ya pelacur kayak di cerita saya...? Lugu banget! Ditanya apa pun menjawab. Nurut banget!

Kalau boleh diedit kembali; mungkin saya akan buang bagian terakhir (bagian si P ketemu Ibunya).

Selain baru belajar menulis; terus terang saya juga masih gaptek. Di rumah tidak ada komputer, jadi saya harus ke warnet. Beberapa kali coba tablet, bisa log in tapi tidak bisa balas komentar dan tidak bisa log out. Jadi... mohon maklum kalau saya lambat menjawab komentar Anda.

Saya sangat menghargai komentar Anda yang jujur.

Terima kasih.

 

__________________

Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!

iik j's picture

tarip pelacur dah naik pak tee..

ha ha ha ha ... lima puluh ribu tok?  dah naik taripnya pak tee... buat nambahin novelnya, nih ku tambah infonya yah...

<karena berteman dengan banyak manusia membuat tahu tarip mereka>

*jalanan... 80 rebuan

*ABG gaul <anak sekolah SMU> ... 100 rebuan

*pake motor matic * umur dewasa* <kliteran di jalanan diatas jam 9 malam> ... 100 rebuan

*entertaiment panggilan + pijat <wajah + penampilan kelas rame> ... 150 rebuan

*entertaiment panggilan + pijat <wajah + penampilan kelas menengah> ... 200 rebuan

*entertaiment panggilan + pijat <wajah + penampilan kelas lumayan 'lah>... 350 rebuan

*istri kontrak <status mahasiswa>.... harga sejumlah uang SPP semester+biaya kost+makan

catatan: harga tersebut didapat dari pengamatan dan perjumpaan langsung  di lapangan 

mengerikan!!

Purnawan Kristanto's picture

Besok (Kamis) saya ke

Besok (Kamis) saya ke Semarang. Asyik, bisa minta tolong mbak I'ik nih untuk jadi guide ha..ha..ha.. just kidding!

__________________

------------

Communicating good news in good ways

Pak Tee's picture

Wah!

Wah! Mbak Iik hebat juga. Yah... tambah deh kekurangan saya! Ngak survey dulu... Ha... ha... ha.... Lain kali bisa tanya Mbak Iik dulu... Thanks, Mbak. Salam kenal.

__________________

Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!

Purnomo's picture

Pantas Iik jadi tersangka

bila ada permasalahan yang menyangkut diri pelacur karena banyaknya database yang dimilikinya di folder itu. Nama, foto, nomor hape, nomor rekeningnya pasti ada. Pak Wawan kalau boleh ngintip folder ini pasti bisa menulis buku "Semarang Undercover". Ada bagusnya Pak Wawan diantar ke folder Tawang juga.

iik j's picture

butuh folder gigolo juga pak pur?

TERSERAH ASUMSINYA! ha ha ha monggo dipersilahkan saja...

kalo mau folder Gigolo boleh juga nanti saya carikan... tapi harganya mahal

Seorang teman berkata, "Sori Ik, gue ga mau ke gereja! Yesus ga kasih gue duit! Bayaran dari tante XXX selama 2 jam aja dah lebih dari gaji lo sebulan!"

nah... mau? berani coba? 

Viesnu's picture

Kalo

Kalo member dpt discount berapa mba?

Kalo lagi musim sale tolong saya dikabari... hahahahahaha

__________________

Lovepeace..uenak..

ebed_adonai's picture

@vies: Booking...

Booking ane aja vies... Per hari sampe puasss bisaaaa.. Hasilnya mau pake CD atau DVD..? Ada nyetak 16R nggak? Kalau nambah wedding book lain lagi harganya lho? Ntar tak kasih bonus handuk + jam dinding cantik.... LaughingLaughingLaughing

(*ngelantur_mode_on*)

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

Viesnu's picture

Aku ogah

Ah klo abang Ebed mah Nobitea yang booking.. buat pesta adat... sama sekalian di bookingin model buat jadi suaminya.... hehehehehehe

__________________

Lovepeace..uenak..

nobietea's picture

setuju !

aciiikk... mau difoto *mukesenang*

*mulainyampahdehkomenkomennya*

__________________

maaf.. bie kurang pintar

Viesnu's picture

loh kok

loh kok malah seneng di fotonya aja Bie? ga suka sama ambil amplopnya juga? klo gt aku aja deh yang ambil amplopnya

__________________

Lovepeace..uenak..

iik j's picture

vies, cwok ga modal

Laki kok nyari sale... ya ga laki...

<niru iklan extra *****, laki kok rasa-rasa ya ga laki>

payah lu vies... kalo emang niat ga usah nyari sale... dah lewat... pas musim tes ama ujian kemaren tuh waktu mereka SALE... hi hi hi hi...

nobietea's picture

wew !

*ABG gaul <anak sekolah SMU> ... 100 rebuan

... mereka bilang lumayan buat isi pulsa

*pernahnanyalangsungdidaerahkemayoran*

 

* PTS (pelacur tanpa status) ... tanpa tarif

yang penting ada uang abang sayang... cuumaaaann menurut kalkulator saia lebih maha

.... hasil pengamatan sosialita diantara kejamnya ibukota

__________________

maaf.. bie kurang pintar

joli's picture

plus aid

wew..

murah amat? hanya tuk isi pulsa?

pulsa plus +++

plus aid, plus hiv, plus.. lain-lain

murah amat??

Nobie, anak kecil nggak baik ahhh, nanya-nanya pelacur.. kalau pak tua yang nanya sih, ok.. ha..ha..

nobietea's picture

selalu begitu !

aaaahhh oomaaaaaaa... selalu bilang bie anak kecil, bie itu udah beranjak dewasa taaauuuuu... *tereaksejadijadinya*

itu bie tanya juga isengiseng berhadiah, dari pada mati gaya nunggu bis sekolah eehhh bis umum mending bie ajak ngobrol mereka. seru juga lhooo dengerin curhatan, makian dan umpatan para kupukupu malam itu...

klo plus yang oma sebut itu biasane dianggep bonus, hihihi...

__________________

maaf.. bie kurang pintar

billy chien's picture

kupu2

kupu2 malam...

hmmmm....

huuufffh...

ada "barang" ada " pemakai"

itu sudah siklus...

yg "jual" tidak semua dr kalangan miskin......

 

__________________

Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...