Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Sensasi Neurotransmitter---Dari Video Porno sampai Ibadah KKR

Vantillian's picture

Rakyat Indonesia sedang dihebohkan oleh adanya peredaran video porno didunia maya. Kehebohan ini terjadi bukan karena ini adalah kejadian yang pertama kali, namun karena para pelaku ( atau korban ) dalam video tersebut melibatkan artis yang cukup terkenal atau seseorang yang kebetulan mirip dengan artis tersebut. Di satu sisi, fenomena ini tentu saja harus diproses secara hukum. Tetapi di sisi lain, fenomena ini menimbulkan banyak spekulasi baik dari penyebab sampai akibatnya. Mengapa seseorang berani dan tanpa malu bisa merekam adegan hubungan seks pribadinya? Bukankah selain termasuk perilaku yang tidak lazim, juga pertimbangan tingginya resiko penyebaran hasil video di dunia maya yang telah berkembang begitu pesatnya?

Kalau kita bertanya kepada pelaku dan pembuat video porno, seandainya mereka tahu bahwa video yang dibuat PASTI akan terungkap di khalayak ramai, apakah mereka masih akan merekamnya? Saya yakin jawabannya pasti tidak. Ataupun kalau mau berpikir secara prediksi, tingkat penyebaran video ke dunia maya terlalu beresiko tinggi sehingga kita akan berpikir ribuan kali untuk memproduksi video yang sejenis ini. Namun, kita tahu, bahwa video pribadi yang terekspos ke dunia maya semakin banyak, baik sengaja maupun tidak disengaja. Jejak-jejak dunia maya dan memori digital terlalu canggih untuk hanya sekedar dihapuskan. Sekali terekspos ke internet, maka jejaknya akan menyebar bagai spider web yang susah ditentukan mana sumber dan mana yang hanya user.

Mengenai pelaku yang suka direkam ketika melakukan hubungan seks, banyak analisa sudah dilakukan. Dari sekedar coba-coba, difitnah, dijerat sampai perilaku fiksasi dan perilaku menyimpang eksibisionisme atau scopofilia. Dari analisa moral yang bobrok sampai kepada lingkungan yang semakin bebas. Dari analisa hukum UU antipornografi sampai hukum social dan nilai agama. Satu hal yang menarik untuk ditelaah adalah factor apa yang terjadi di dalam otak kita sehingga kita menjadi berani melakukan tindakan yang demikian tanpa memperhitungkan resikonya?

Otak kita merespon berdasarkan respon internal dan eksternal. Respon internal sangat dipengaruhi oleh input data dan fisiologis terjadinya simpul sel saraf. Interaksi antar sel saraf dapat dimungkinkan karena adanya zat transmitter yang kita kenal sebagai neurotransmitter. Perasaan dan kehendak kita sangat dipengaruhi oleh koneksi transmitter ini. Orang yang lagi bad mood mengalami penurunan sejumlah neurotransmitter. Orang yang lagi happy mempunyai sejumlah koneksi neurotransmitter yang meningkat. Dalam dunia medis dan biopsikologi, telah dikelompokkan beberapa neurotransmitter yang dapat mempengaruhi bukan hanya perasaan kita, namun juga bahkan sampai tindakan kita.

Contohnya adalah Dopamin yang berpengaruh besar terhadap sensasi kenikmatan dan suasana hati. Dopamin juga diteliti berpengaruh pada proses pembentukan memori sehingga penting bagi pembelajaran. Selain itu, ada juga serotonin yang menimbulkan efek mood, tidur, selera dan tingkat agresifitas. Ada juga yang disebut morfin alami tubuh, yaitu endorphin yang mereduksi rasa sakit pada tubuh. Lalu ada juga feniletilamin yang dapat menimbulkan perasaan dikasihi dan disayang. Tentu saja neurotransmitter yang terpenting adalah asetilkolin karena bersifat menimbulkan sinapsis antar saraf yang berhubungan dengan kesadaran.

Sekarang, apa hubungannya kita mengetahui zat transmitter dengan fenomena video porno sampai pada ibadah KKR? Salah satu kelemahan zat transmitter khususnya yang berhubungan erat dengan emosi dan perasaan adalah ketika jumlahnya berlebihan, maka sel saraf akan meminta pasokan yang sama secara terus menerus. Semakin berakumulasi, semakin menimbulkan sensasi, sehingga semakin menimbulkan tindakan KECANDUAN.

Hubungan antara zat transmitter dengan kecanduan opiat serta obat-obatan tertentu sudah dibuktikan melalui penelitian otak. Contohnya amfetamin akan cenderung meningkatkan pelepasan dopamine sehingga timbul rasa gembira yang berlebihan. Kokain bekerja dengan cara menghalangi proses pengambilan kembali dopamine sehingga efek yang ditimbulkan juga sama seperti ecstasy. Sedangkan golongan opiate heroin menstimulasi reseptor endorphin sehingga menimbulkan perasaan fly dan hilangnya rasa sakit. Golongan LSD menstimulasi reseptor serotonin sehingga menimbulkan perasaan halusinogenik.

Itulah mengapa sekali anda kecanduan obat-obatan tersebut, anda tidak akan bisa lepas dari sensasi yang ditimbulkan. Karena sinapsis otak anda meminta pasokan yang sudah pernah diterima. Sedangkan tubuh anda meminta sensasi yang ditimbulkan. Perasaan anda akan selalu terpengaruh oleh nikmatnya ketika terjadi koneksi dengan obat terlarang tersebut. Karena itulah, kecanduan merupakan momok yang harus diperangi SEUMUR HIDUP. Tidak ada cara instan untuk sembuh dari kecanduan narkoba.

Selain kecanduan obat, ternyata beberapa kecanduan juga dikarenakan adanya peningkatan kadar transmitter yang tinggi dalam otak. Salah satunya adalah JUDI. Judi melibatkan pelepasan dopamine sehingga orang yang berjudi sangat susah melepaskan diri dari meja judi, meskipun dia tahu, susah untuk menang judi ataupun uangnya sudah habis. Penyesalan yang datang seringkali tidak mampu menandingi nikmatnya sensasi yang ditimbulkan dari PROSES judi tersebut. Karena ketika anda menyesal, tidak ada perasaan nikmat/gembira yang menyertainya. Sensasi neurotransmitter menjadi menurun. Meskipun penyesalan menimbulkan perasaan lega dan aman, namun perasaan ini harus menghadapi tantangan kenikmatan yang akan selalu muncul dalam otak kita.

Yang mirip dengan kecanduan judi adalah kecanduan bermain game dan menonton video porno. Bermain game menimbulkan suatu perasaan gembira dan kenikmatan tersendiri. Apakah efek negative lebih besar dari positif ketika seseorang bermain game, masih didebatkan oleh para ahli. Kecanduan video porno termasuk salah satu pergumulan utama yang dihadapi oleh laki-laki. Otak laki-laki cenderung merespon tindakan seks sangat cepat dan memaknai seks berbeda dengan wanita. Mengapa pria lebih suka menonton video porno dari wanita memang melibatkan banyak factor yang kompleks dalam otak pria sendiri. Hormon laki yang androgenic memang menimbulkan suatu reaksi sel saraf yang bersifat cepat, agresif dan to the point. Sehingga ini juga berpengaruh terhadap pola orgasme pria yang berbeda dengan wanita.

Fenomena perekaman video porno juga dapat dilihat dari hubungan ini. Apapun namanya yang diberikan berkenaan dengan perilakunya, jelas tindakan itu dilakukan karena menimbulkan suatu sensasi yang sulit untuk ditolak. Ada suatu sensasi neurotransmitter yang meningkat dalam otak ketika DITANTANG untuk membuat video porno tersebut secara pribadi. Sensasi akan berlipat ganda karena bukan hanya melakukan hubungan seks secara tersembunyi, namun juga direkam secara live. Pola perilaku ini akan menuntut suatu pengulangan di dalam otak pelaku sehingga akhirnya akan menjadi suatu kebiasaan kecanduan seks. Apakah perilaku ini termasuk menyimpang atau tidak, tentu masih dapat didebatkan.

Sensasi neurotransmitter dalam otak memang luar biasa. Ketika anda senang, susah, gembira, bête, minum kopi, teh bahkan makan coklat, anda akan mendapatkan sensasi yang berbeda dengan tingkat intensitas sesuai dengan input data yang masuk ke dalam otak. Sensasi ini bukan hanya terjadi dalam perilaku hidup yang simple, namun juga berpengaruh terhadap seluruh aspek hidup, termasuk hidup ibadah kita.

Meningkatnya hormone adrenalin dan dopamine dalam ibadah KKR missal dapat membuat kita berperilaku secara ekstrim di atas panggung. Bahkan kuasa Roh Kudus diatur sesuai dengan mood suasana hati ibadah. Ketika jemaat sedang “high” dalam peningkatan adrenalin dan dopamine, maka ibadah akan menjadi pemuas badaniah kita. Kuasa mujizat yang ditawarkan mudah DIPALSUKAN secara luar biasa. Klaim-klaim rohani diperdengarkan dengan penuh iman, sehingga jemaat merasa iman mereka dibangkitkan. Semuanya terjadi dalam suasana neurotransmitter yang semakin meningkat. Fungsi penilaian kortek frontal akhirnya dipadamkan dan jemaat menerima apapun yang disampaikan oleh pengkhotbah tanpa diuji lagi oleh Firman. Akhirnya yang benar adalah yang paling menyenangkan mood saya. Ibadah yang penuh Kuasa adalah ibadah yang mampu memanipulasi koneksi zat transmitter dalam sel saraf.

Setiap orang percaya yang bergumul di dalam dosa harus berhati-hati supaya tidak ditipu oleh sensasi transmitter dalam otak untuk hidup dalam suatu REALITAS ROHANI yang PALSU. Yang saya maksudkan adalah banyak orang Kristen yang ketika menghadapi masalah perilaku ataupun pergumulan hidup, seringkali mempunyai konsep bahwa masalah kita akan lenyap SEKETIKA oleh karena kuasa supernatural yang diberikan Tuhan. Orang yang kecanduan sering didoakan dalam pelayanan kelepasan, sehingga menimbulkan kesan sekali didoakan maka dia akan terlepas dari ikatan kecanduan tersebut. Pelayanan pelepasan tidak dibutuhkan oleh orang yang kecanduan. Tidak ada orang yang kecanduan narkoba akan sembuh seketika ketika didoakan ataupun dikhotbahi. Mereka harus berjuang seumur hidup untuk lepas dari ikatan ataupun menjauh/menggantikan dari sensasi nikmat tersebut. Hal ini berlaku untuk kecanduan judi dan video porno.

Realitas rohani yang palsu juga sering kita lakonkan di dalam ibadah di dalam persekutuan/gereja. Ketika kita memuji Tuhan dalam suatu SUASANA ibadah yang mengharukan, kita akan cenderung menyamakan perasaan kita sedang disentuh oleh HADIRAT TUHAN. Pelepasan dopamine dan peningkatan serotonin menimbulkan perasaan gembira dan nyaman  Hal ini sering membuat kita MERASA sudah dijamah Tuhan. Bahkan merasa hidup kita LANGSUNG mengalami suatu peningkatkan kualitas rohani. Ibadah yang memanipulasi hubungan neurotransmitter demikian harus dikritisi dengan TEGAS. Ibadah yang menyamakan perasaan kenikmatan dengan hadirat Tuhan harus diuji oleh Alkitab. Ibadah yang demikian hanya memainkan suatu pola pengulangan psikologis yang membuat jemaat terbuai oleh suatu realitas rohani yang palsu.

Disini saya tidak menyatakan bahwa kita harus membuang semua koneksi transmitter dalam otak untuk merasakan hadirat Tuhan. Ataupun hadirat Tuhan akan mematikan semua perasaan takut, gembira dan takjub kita. Alkitab tidak menentang ataupun mengharamkan perasaan ataupun kenikmatan cinta. Ketika Allah hadir, munculnya perasaan kagum, takut, hormat, gembira akan menyertai umat Tuhan. Namun, yang harus ditentang adalah adanya upaya MANIPULASI perasaan tersebut untuk MELEGALKAN ajaran Alkitab, khususnya berkenaan dengan hadirat Tuhan. Setiap upaya manipulasi perasaan ataupun suasana ibadah bisa berpotensi menimbulkan salah paham terhadap ajaran Alkitab.

Apakah dengan mengetahui adanya koneksi zat transmitter ini, kita sudah mampu memecahkan semua persoalan perilaku manusia? Tentu saja jawabannya adalah TIDAK. Namun setidaknya kita dapat mewaspadai beberapa perilaku yang dapat mengarah kepada kecanduan sehingga membawa kepada kerusakan diri. Selain itu, kita harus berhati-hati terhadap segala penipuan manipulasi perasaan yang dimainkan oleh pemimpin gereja. Realitas rohani memang tidak bisa terlepas dari kondisi keseluruhan tubuh, perasaan, akal budi orang percaya. Namun dengan mendasarkan hidup rohani atas perasaan semata-mata, akan membuat kita cenderung hidup dalam kepalsuan kerohanian bahkan cenderung menjadi penyesatan. Biarlah kita menjadi orang percaya yang selalu menguji segala sesuatu, menguji diri sendiri dan diuji oleh Tuhan supaya ternyata kita akan tahan uji dalam pelayanan kita.

I Yohanes  4:1 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.

II Korintus 13:5 Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.

II Korintus 9:13 Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang,

joli's picture

Selidiki dirimu

Satu lagi dari Vantilian.. (emotion jempol kok nggak ada lagi yah? setelah di upgrade)

Bulan lalu Joli belajar hipnosis, menjadi hipnotis, yaitu teknik komunikasi persuasif. Sebenarnya selama ini disadari maupun tidak sudah sering melakukan teknik2 sugesti tsb. Dan bila diperhatikan juga sadar ataupun tidak disadari teknik2 seperti ini juga sering didapati di kotbah2.

Dalam hati bertanya, apakah ini salah?? bisa jadi salah, bila pengkhotbah memang sengaja hanya senang jualan firman sebagai quote, kata-kata indah yang menyukakan, mempengaruhi, dan syukur bila bisa menyembuhkan dan memperbaiki kelakuan.. 

Dari tulisan Vantilian ini :

Apakah dengan mengetahui adanya koneksi zat transmitter ini, kita sudah mampu memecahkan semua persoalan perilaku manusia? Tentu saja jawabannya adalah TIDAK. Namun setidaknya kita dapat mewaspadai beberapa perilaku yang dapat mengarah kepada kecanduan sehingga membawa kepada kerusakan diri. Selain itu, kita harus berhati-hati terhadap segala penipuan manipulasi perasaan yang dimainkan oleh pemimpin gereja. Realitas rohani memang tidak bisa terlepas dari kondisi keseluruhan tubuh, perasaan, akal budi orang percaya. Namun dengan mendasarkan hidup rohani atas perasaan semata-mata, akan membuat kita cenderung hidup dalam kepalsuan kerohanian bahkan cenderung menjadi penyesatan. Biarlah kita menjadi orang percaya yang selalu menguji segala sesuatu, menguji diri sendiri dan diuji oleh Tuhan supaya ternyata kita akan tahan uji dalam pelayanan kita.

Ya, bila hanya mengandalkan perasaan termasuk hati nurani sekalipun memang sangat rawan tersesat. "Menguji" itulah kuncinya. Thanks Vant.

Biarlah kita menjadi orang percaya yang selalu menguji segala sesuatu, menguji diri sendiri dan diuji oleh Tuhan supaya ternyata kita akan tahan uji dalam pelayanan kita.

Ya, sejak jaman dahulu kala, Joli punya kebiasaan mengatasi semua emosi dengan menyerahkan emosi untuk diuji oleh otak, baik emosi yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, kebiasaan untuk tetap menjaga tetap berkepala dingin, baik dipuji maupun dicela ;)

Sekarang mulai belajar menguji emosi juga dengan baca firman Tuhan.

II Korintus 13:5 Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.---> (baca dg kacamata biru ya)

 

Vantillian's picture

Joli, emosi...

Cik Joli, selidiki diri sendiri adalah hal yang penting saya pelajari selama berada di dunia Sabdasapce...Meskipun tahu kebenaran ini, namun mempraktekkannya kadang susah... Blog di atas memang bisa menimbulkan banyak pertanyaan. salah satunya adalah apakah Tuhan memang tidak menghendaki umatnya merasa GEMBIRA? Apakah perasaan itu selalu salah? Ada yang pernah berkata : nafsu mesti dikendalikan emosi, emosi mesti dikendalikan akal, dan akal mesti tunduk pada Firman. Ketika kita sadar apa yang terjadi dalam otak kita, mudah-mudahan kita akan lebih mudah menata dan bergumul dalam setiap kehidupan kita. Bagi saya, memang masih banyak yang harus dipelajari, bukan hanya teori belaka...khususnya bagaimana menata emosi dan perasaan...Mungkin bisa belajar dari orang yang lebih pengalaman dalam hidup, seperti Cik Joli...hehe

Cik Joli belajar hipnosis? Haha....Teknik sugesti banyak digunakan orang tanpa sadar, namun kalau digunakan secara sistematis, maka itu menjadi dasar ilmu hipnotis...Berarti ilmu merogoh sukmanya makin sakti? Hehe

bintang seven's picture

ehm

ehm ehm....

Dalam dunia medis dan biopsikologi, telah dikelompokkan beberapa neurotransmitter yang dapat mempengaruhi bukan hanya perasaan kita, namun juga bahkan sampai tindakan kita. Contohnya adalah Dopamin yang berpengaruh besar terhadap sensasi kenikmatan dan suasana hati.

waktu petrus dan paulus berkotbah dg berapi2, dg penuh Roh KUdus, kira2 dopamine dan seretoninnya ikut naik gak? apa bedanya dg yg lain? thx.

__________________

orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.

okulasi's picture

@vantil:neuro transmitter vs hormon

  • Selain kecanduan obat, ternyata beberapa kecanduan juga dikarenakan adanya peningkatan kadar transmitter yang tinggi dalam otak. Salah satunya adalah JUDI. Judi melibatkan pelepasan dopamine sehingga orang yang berjudi sangat susah melepaskan diri dari meja judi, meskipun dia tahu, susah untuk menang judi ataupun uangnya sudah habis.................................>disini dijelaskan bahwa dopamin adalah salah satu neuro transmitter
  • Meningkatnya hormone adrenalin dan dopamine dalam ibadah KKR missal dapat membuat kita berperilaku secara ekstrim di atas panggung.........................>> disini dijelaskan bahwa dopamin adalah hormon
  1. menurut anda apakah perbedaan antara neurotransmitter dengan hormon karena saya menangkap ada kesimpang siuran pengertian yang sedang anda jelaskan   .
  2. Apakah hubungan antara hormon dengan neurotransmitter?

setahu saya hormon dihasilkan oleh system kelenjar.misalnya  kelenjar adrenal akan menghasilkan  hormon adrenalin dan noradrenalin.hormon adrenalin berkaitan dengan keberanian,kepuasan dan hal hal yang bersifat sensasional .kelenjar adrenal letaknya menempel pada masing masing ginjal.

 

PlainBread's picture

@Okul Neurohormone

Setau saya dua2nya benar, dopamine adalah neurotransmitter dan juga neurohormone. Saya yakin Vantil bisa menjelaskannya lebih detail.

smile's picture

Vantill blog surat kabar

Vantill..udah kayak dokter dan ilmuwan...blognya seperti surat kabar...cring,....

niwei,kalo kecanduan ngeblog dan komen di SS bisa dijelasin ga tuh, bro?

 

sincerely,
smile

*Penakluk sejati adalah orang yang mampu menaklukkan dirinya sendiri*

 

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

Miyabi's picture

@smile: adrenaline junkie

Kalo keseringan ngeblog atau ngomen di SS bisa kena adrenaline junkie

Hahahaha

__________________

".... ...."